BAB 1
PENDAHULUAN
1. Pengertian
Sejarah
Pengertian sejarah secara etimologi berasal
dari kata Arab s y ajar ah artinya "pohon". Dalam bahasa Inggeris peristilahan
sejarah disebut history yang berarti pengetahuan tentang gejala-gejala aLam,
khususnya manusia yang bersifat kronologis. Sementara itu, pengetahuan serupa
yang tidak kronologis diistilahkan dengan science. Oleh karenaitu dapat dipahami
bahwa sejarah itu adalah aktivitas manusia yang berhubungan dengan
kejadian-kejadian tertentu yang tersusun secara kronologis. Pengertian sejarah
juga berarti ilmu pengetahuan yang berikhtiar untuk melukiskan atau menjelaskan
fenomena kehidupan sepanjang terjadinya perubahan karena adanya hubungan antara
manusia terhadap masyarakatnya.
Pengertian sejarah lainnya adalah yang tersusun
dari serangkaian peristiwa masa lampau keseluruhan pengalaman manusia. Dari
beberapa pengertian sejarah di atas dapat diketahui bahwa sejarah itu adalah
ilmu pengetahuan yang berusaha melukiskan tentang peristiwa masa lampau umat manusia
yang disusun secara kronologis untuk menjadi pelajaran bagi manusia yang hidup
sekarang maupun yang akan datang. Itulah sebabnya, dikatakan orangbahwa sejarah
adalah guru yang paling bijaksana.
2. Pengertian
Kebudayaan
Kata "Kebudayaan" dalam bahasa Arab
adalah al- Tsaqafah. Tetapi di Indonesia masih banyak orang yang mensinonimkan
dua kata "Kebudayaan" (Arab, al-Tsaqafah; Inggris, Culture) dan
"Peradaban" (Arab, al-Hadharah ; Inggris, Civilization). Dalam ilmu
Antropologi sekarang, kedua istilah itu dibedakan. Menurut Koentjaraningrat,
kebudayaan paling tidak mempunyai tiga wujud, (1) wujud ideal, yaitu wujud kebudayaan
sebagai suatu kompleks, ide-ide, gagasan, nilai- nilai, norma-norma, peraturan
dan sebagainya, (2) wujud kelakuan, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu
kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat, dan (3)
wujud benda, yaitu wujud kebudayaan sebagai benda- benda hasil karya.
BAB 2
SEJARAH BANGSA ARAB SEBELUM ISLAM
1. Geografi
Simenanjung Arabia
Bangsa Arab bertempat tinggal dan mendiami simenanjung
terbesar di dunia, yaitu Simenanjung Arabia. Terletak di Asia Barat Daya,
luasnya 1.027.000 mil persegi, sebagian besar ditutupi padang pasir dan
merupakan salah satu tempat terpanas di dunia. Tidak terdapat sungai yang dapat
dilayari atau aimya yang terus menerus mengalir ke laut, yang ada hanya lembah-
lembah yang digenangi air di waktu musim hujan. Simenanjung Arabia terdiri atas
dua bagian. Pertama, daerah pedalaman, merupakan daerah padang pasir yang kering
karena kurang dituruni hujan dan sedikit penduduk karena daerahnya tandus.
Kedua, daerah pantai di pinggir laut, di bagian tengah dan selatan, hujan turun
teratur sehingga subur ditanami, yaitu daerah Hijaz, Yaman, Hadramaut, Oman dan
Bahrain. Di antara daerah itu Yaman yang paling subur, sehingga disebut negeri
barkah.
2. Asal Usui
Bangsa Arab
Bangsa Arab berasal dari ras Samiyah dan
terbagi kepada dua suku. Pertama, suku Arab al-Baidah, yaitu bangsa Arab yang
sudah punah seperti kaum Ad dan Tsamud. Kedua, suku Arab al-Baqiyah, yaitu
bangsa Arab yang masih hidup sampai sekarang, terdiri dari keturunan Qahthan
dan Adnan. Allah mengutus Nabi Hud kepada kaum Ad tetapi mereka mendustakan-Nya
maka Allah menyiksa mereka dengan meniupkan angin selama tujuh malam delapan
hari secara terus menerus. Mereka mati bergelimpangan karena kedinginan
kelaparan dan ditimpa berbagai penyakit sehingga mereka punah dan tidak ada
yang tersisa.
a. Flora
Hasil utama Jazirah Arab
adalah kopi, korma,sayur- sayuran dan buah-buahan. Yang paling penting di antaranya
adalah korma. Tidak dapat dibayangkan bagaimana kehidupan di padang pasir,
tanpa korma. Buahnya menjadi bahan makanan pokok, bijinya ditumbuk untuk
makanan unta, dan batangnya dapat dijadikan bahan kayu bakar. Di Hijaz dan
sekitarnya, Yatsrib adalah penghasil korma yang banyak, sampai sekarang masih
seperti itu, sebaliknya Makkah karena daerahnya bukit-bukit berbatu tidak
terdapat banyak korma. Daerah-daerah pantai, seperti Yaman, Hadramaut
menghasilkan buah-buahan dan sayur- sayuran, juga gandum dan kopi dalam jumlah
besar.
Daerah peranian yang
paling subur adalah Yaman dan Syam (Siria). Maka tidak mengherankan bila kedua
kota itu menjadi pusat perjalanan dagang orang-orang Quraisy dari Makkah di
masa Jahiliyah. Mereka pergi ke Yaman di musim dingin dan pergi ke Syam di
musim panas.
b. Fauna
Hewan utama di Jazirah
Arab adalah unta, kuda, domba, dan kambing, tetapi yang paling penting di
antaranya adalah unta. Karena unta, selain berfungsi sebagai alat transportasi
juga dijadikan alat tukar: mas kawin, harga tebusan, hasil perjudian bahkan
kekayaan, semuanya dihitung dalam jumlah unta.
BAB 3
SEJARAH HIDUP NABI MUHAMMAD S.A.W.
A. Periode
Makkah
1. Sebelum
Diangkat Menjadi Rasul
Nabi Muhammad s.a.w
lahir pada hari Senin tanggal 20 April 571 M tahun Gajah di suatu tempat yang
tidak jauh dari Ka'bah, iaberasal dari kalanganbangsawan Quraisy dari Bani
Hasyim, sementara masih ada bangsawan Quraisy yang lain, yaitu Bani Umaiyah.
Tapi Bani Hasyim lebih mulia dari Bani Umaiyah. Ayahnya Abdullah bin Abdul
Muththalib dan ibunya Aminah binti Wahab. Garis nasab ayah dan ibunya bertemu
pada Kilab bin Murrah. Apabila ditarik ke atas, silsilah keturunan beliau baik
dari ayah maupun ibunya sampai kepada Nabi Isma'il AS dan Nabi Ibrahim AS.
Tujuh hari dari
kelahirannya, kakeknya Abdul Muththalib mengundang semua orang Quraisy dalam
suatu selamatan jamuan makan, ketika itu Abdul Muththalib memberi nama Muhammad
kepada cucunya itu. Nama tersebut terasa aneh bagi mereka yang hadir dan mempertanyakannya
kepada Abdul Muththalib dan mereka berkata;
"Sungguh di luar kebiasaan, kenapa diberi nama Muhammad", dijawab
oleh kakeknya; "Agar menjadi orang terpuji di langit dan terpuji di
bumi".
Sudah menjadi kebiasaan
orang Arab, anak-anak yang baru lahir diasuh dan disusui oleh wanita kampung
dengan maksud agar mendapatkan udara desa yang masih bersih dan pergaulan
masyarakat yang baik bagi pertumbuhan anak- anak. Ketika Muhammad lahir
wanita-wanita dari desa Sa'ad lebih, kurang 60 km dari Makkah, datang ke Makkah
menghubungi keluarga-keluarga yang akan menyusukan anak mereka dengan
mengharapkan upah. Karena kondisi ekonomi Aminah yang lemah tidak ada di antara
wanita-wanita tersebut yang mau mengasuh Muhammad kecuali Halimah setelah minta
izin sama suaminya Haris, mau mengasuhnya sambil berharap mudah- mudahan Tuhan
memberkati kehidupan mereka. Aminah dan Abdul Muththalib pun melepaskannya
dengan penuh senang hati
Deceritakan lebih lanjut
bahwa kehadiran Muhammad dalam keluarga miskin tersebut sungguh membawa berkah.
Rumput yang digunakan mengembala kambing tumbuh subur, kambing yang mereka
pelihara menjadi gemuk-gemuk, air susunya menj adi banyak sehingga kehidupan
mereka yang suram dan susah berubah menjadi penuh bahagia dan kedamaian, mereka
percaya anak yatim itulah yang membawa berkah dalam kehidupan mereka, sengsara
membawa nikmat. Ketika ia masih tiga bulan dalam kandungan Ayahnya meninggal
dunia pada saat pergi berniaga ke Yatsrib,
Demikianlah dilakukan
Muhammad setiap tahun. Ketika usianya 40 tahun, pada tanggal 17 Ramadhan 611 M,
malaikat Jibril mendatanginya menyampaikan wahyu Allah yang pertama surat
al-Alaq (ayat 1-5). Berarti secara simbolis Muhammad telah dilantik sebagai
Nabi akhir zaman. Nabi Muhammad s.a.w. menceritakan peristiwa yang dialaminya
itu kepada istrinya Khadijah. Rasulullah dibawa Khadijah menghadap seorang
pendeta Nasrani yang berpengetahuan luas, bernama Waraqah bin Naufal. Setelah Nabi
menceritakan pengalamannya itu, Waraqah berkata: "Inilah malaikat yang
diturunkan Allah Swt. pada Nabi-nabi s ebelummu..."
Setelah wahyu pertama
itu datang, terputuslah wahyu selama lebih kurang dua tahun, kemudian Jibril
datang lagi untuk membawa wahyu yang kedua, Surah al-Mudatsir (ayat 1-7).
Dengan turunnya wahyu kedua itu, maka berarti Nabi sudah mulai wajib
menyampaikan dakwah.
2. Tahap-Tahap
Dakwah
Rasulullah berdakwah
melalui beberapa tahap. Pertama, secara diam-diam di lingkungan keluarga dan sahabat
dekatnya. Diterima oleh istrinya Khadijah, anak pamannya Ali, anak angkatnya
Zaid bin Haritsah, serta sahabat dekatnya Abu Bakar. Melalui Abu Bakar, masuk
Islam pula Utsman bin Affan, Zubeir bin Awwam, Saad bin Abi Waqqas, Abdurrahman
bin Auf, Talhah bin Ubaidillah, Abu Ubaidah bin Jarrah, dan beberapa budak dan
fakir miskin.
Dakwah ini berlangsung
selama tiga tahun. Kedua, dakwah kepada keturunan Abdul Muthalib. Hal ini
dilakukan setelah turunnya wahyu ketiga, surah Al- Syu'ara' (ayat 214). Nabi
mengumpulkan dan mengajak mereka supaya beriman. Akan tetapi Abu Lahab beserta Ketiga,
Takut kehilangan mata pencaharian karena pemahat dan penjual patung memandang
Islam sebagai penghalang rezeki mereka. Keempat, Nabi Muhammad s.a.w.
menyerukan persamaan hak antara hamba sahaya dan bangsawan. Hal ini tidak
disetujui oleh kelas bangsawan Quraisy. Kelima, Taklid kepada nenek moyang adalahkebiasaan
yang berurat berakar pada bangsa Arab.
3. Tantangan Kaum
Quraisy
Dengan demikian, kaum
Quraisy menentang dakwah Nabi dengan bertahap. Pertama, membujuk, karena
kekuatan Nabi terletak pada perlindungan Abu Thalib yang amat disegani itu.
mereka meminta Abu Thalib memilih satu di antara dua: yaitu memerintahkan
Muhammad agar berhenti dari dakwahnya atau menyerahkannya kepada mereka untuk dibunuh.
Abu Thalib mengharapkan Muhammad agar menghentikan dakwahnya. Namun Nabi
menolak dengan mengatakan "Demi Allah saya tidak akan berhenti memperjuangkan
amanat Allah ini. Walaupun seluruh anggota keluarga dan sanak saudara
mengucilkan saya". Abu Thalib sangat terharu mendengarkan jawaban
keponakannya itu, kemudian ia berkata "Teruskanlah, demi Allah aku akan terus
membelamu".
Merasa gagal dengan cara
ini, kaum Quraisy kemudian mengutus Walid bin Mughirah dengan membawa Umarah
bin Walid, seorang pemuda yang gagah dan tampan untuk dipertukarkan dengan Nabi
Muhammad s.a.w. Walid bin Mughirah berkata kepada Abu Thalib "Ambillah dia
menjadi anak saudara, tetapi serahkan Muhammad kepada kami untuk kami
bunuh". Usui ini langsung ditolak keras oleh Abu Thalib.
Ketiga, memboikot
seluruh keluarga Bani Hasyim. Untuk melumpuhkan kekuatan kaum muslimin,
pemimpin Quraisy melakukan pemboikotan terhadap seluruh keluarga Bani Hasyim.
Karena menurut mereka kekuatan Nabi terletak pada keluarganya yang
melindunginya, baik yang belum maupun yang sudah masuk Islam. Mereka memutuskan
segala bentuk hubungan dengan suku ini. Tidak seorang pun penduduk Makkah
diperkenankan melakukan hubungan jual beli dengan Bani Hasyim. Akibatnya banyak
di antara keluarga Bani Hasyim yang menderita kelaparan. Hanya karena kasihan
beberapa pemimpin Quraisy, pemboikotan ini dihentikan. Tindakan pemboikotan ini
dimulai pada tahun ke-7 dari kanabian hingga tahun ke-10 menjelang Abu Thalib
dan Khadijah meninggal, hal itu berlangsung selama 3 tahun.
4. Abu Thalib dan
Khadijah Wafat
Tidak lama setelah
pembaikotan itu dihentikan, pada tahun ke-10 dari kenabian, Nabi Muhammad
s.a.w. berganti menghadapi tiga peristiwa yang menyedihkan pula sehingga tahun
itu disebut dengan tahun duka cita. Bararti selesai dari tahun pembaikotan
memasuki tahun kesedihan dan kepedihan atau yang lebih dikenal dengan tahun
duka dta. Adapun tiga peristiwa tersebut; Pertama, pamannya, Abu Thalib,
pelindung utamanya, meninggal dunia dalam usia 87 tahun.
Kedua, tiga hari setelah
itu, meninggal dunia pula istrinya, Khadijah, dalam usia 65 tahun. Sepeninggal
dua pendukung utamanya itu, kafir Quraisy tidak segan-segan lagi melampiaskan
nafsu amarah mereka terhadap Nabi. Melihat reaksi penduduk Makkah yang semakin
brutal itu, terutama pamannya Abu Lahab dan istrinya. Nabi kemudian
5. Tahun Duka Cita
dan Isra' Mi'raj
Dalam situasi berduka
dta di tahun duka cita yang dialami Nabi secara beruntun tahun ke-10 dari
kenabian tersebut di atas Allah mengisra' mi'rajkan Nabi Muhammad s.a.w., pada
tahun ke-10 itu juga, antara lain, tujuannya adalah untuk menghibur hati Nabi
yang sedang berduka cita tersebut.
Berita Isra' Mi'raj itu
menggemparkan masyarakat Makkah. Nabi yang kesulitan mengumpulkan orang Makkah untuk
menyampaikan berita isra' mi'raj ini dapat dibantu Abu Jahal dengan harapan
kaumnya mendustakan Nabi, sedang bagi orang beriman, peristiwa ini merupakan
ujian keimanan. Melalui isra' mi'raj itu, kewajiban sholat lima kali sehari semalam
mulai dilaksanakan. Kaitan antara tahun duka cita dengan isra' mi'raj Nabi adalah
untuk menghibur hati Nabi yang sedang berduka dta ketika itu dengan
memperlihatkan beberapa Rasul yang juga mendapat tantangan dari kaumnya
sekaligus memohon pertolongan Allah Swt. menghadapi tantangan orang-orang kafir
itu.
Setelah kaum Quraisy
mengetahui adanya perjanjian antara Nabi dan orang-orang Yatsrib itu, mereka semakin
gila melancarkan intimidasi terhadap kaum muslimin. Hal ini membuat Nabi segera
memerintahkan para sahabatnya untuk hijrah ke Yatsrib. Dalam waktu dua bulan,
lebih kurang 150 orang kaum muslimin telah meninggalkan kota Makkah. Hanya Ali
dan Abu Bakar yang tinggal bersama Nabi di Makkah. Keduanya menemani dan
membela Nabi sampai Nabi hijrah ke Yatsrib karena kafir Quraisy sudah
merencanakan akan membunuhnya.
Dalam musyawarah kafir
Quraisy yang berencana hendak membunuh Nabi, Abdul Jahal mengusulkan agar pembunuhan
dilakukan oleh seluruh kabilah Arab melalui wakil masing-masing. Dengan car a
begini, keluarga Nabi tidak akan mampu menuntut balas atas kematiannya. Berita tentang
rencana pembunuhan Nabi itu diberitahukan Allah Swt. kepada Nabi dan
diperintahkan agar segera meninggalkan kota Makkah.
B. Periode
Madinah
1. Hijrah ke
Yatsrib
Segera setelah mendapat
perintah hijrah dari Allah Swt. Rasulullah menemui sahabatnya Abu Bakar agar mempersiapkan
segala sesuatu yang diperlukan dalam perjalanan. Nabi juga menemui Ali dan meminta
kepad nya agar tidur di kamarnya guna mengelabui musuh yang berencana
membunuhnya. Senin malam Selasa itu, Nabi ditemani Abu Bakar dalam perjalanan
menuju Yatsrib. melaksanakan shalat Jum'at, Nabi melanjutkan perjalanan menuju
Yatsrib dan disambut oleh Bani Najjar.
Sementara itu, penduduk
Yatsrib telah lama menunggu-nunggu kedatangan Nabi. Begitu Rasulullah tiba di
kota Yatsrib ini beliau melepaskan tali kekang untanya dan membiarkannya
berjalan sekehendaknya. Unta itu berhenti di sebidang kebun korma milik dua
anak yatimbernama Sahl dan Suhail yang diasuh oleh Abu Ayyub. Kebun itu dijual dan
di atasnya dibangun masjid atas perintah Rasulullah. Sejak itu nama kota
Yatsrib ditukar menjadi "Madinatun Nabi", tetapi dalam kehidupan
sehari-hari biasa disebut "Madinah" saja.
Berbeda dengan periode
Makkah di mana umat Islam merupakan kelompok minoritas, pada periode Madinah mereka
menjadi kelompok mayoritas. Di Makkah Rasulullah hanya berfungsi sebagai
seorang Rasul, tetapi di Madinah beliau selain sebagai seorang Rasul dia juga
sebagai Kepala Negara.
2. Membangun
Masyarakat Islam
Guna membina masyarakat yang baru
itu, Nabi meletakkan dasar-dasar kehidupan bermasyarakat di kalangan internal
umat Islam. Pertama, pembangunan mesjid. Setiap kabilah sebelum Islam datang,
mereka memiliki tempat pertemuan sendiri-sendiri. Nabi menginginkan agar
seluruh umat Islam hanya memiliki satu tempat pertemuan. Maka beliau membangun
sebuah masjid yang diberi nama "Baitullah". Di masjid ini, selain
dijadikan tempat
3. Mengadakan Perjanjian
Dengan Non-Muslim/Konstitusi Madinah.
Penduduk Madinah di awal
kedatangan Rasulullah terdiri dari tiga kelompok, yaitu bangsa Arab muslim,
bangsa Arab non-muslim dan orang Yahudi. Untuk menyelaraskan hubungan antara
tiga kelompok itu, Nabi mengadakan perjanjian dalam piagam yang disebut
"Konstitusi Madinah", yang isinya antara lain: Pertama, Semua
kelompok yang menandatangani piagam merupakan suatu bangsa. Kedua, Bila salah
satu kelompok diserang musuh, maka kelompok lain wajib untuk membelanya. Ketiga,
Masing-masing kelompok tidak dibenarkan membuat perjanjian dalam bentuk apapun
dengan orang Quraisy.
Keempat, Masing-masing
kelompok bebas menjalankan ajaran agamanya tanpa campur tangan kelompok lain. Kelima,
Kewajiban penduduk Madinah, baik kaum Muslimin, non-Muslim, ataupunbangsa
Yahudi, saling bantu membantu moril dan materiil.
4. Permusuhan
Kafir Quraisy dengan Nabi
Meskipun Nabi dan umat
Islam telah meninggalkan Makkah, tetapi kafir Quraisy tidak menghentikan permusuhannya
karena jika Islam berkembang di Madinah bukan hanya mengancam kepercayaan
mereka tetapi juga ekonomi. Sebab letak Madinah berada di jalur dagang mereka ke
Syam.
Maka tidak mengherankan
jika terjadi peperangan antara umat Islam dengan kafir Quraisy selama 8 tahun
dalam puluhan kali pertempuran. Yang terpenting di antaranya adalah:
a. Perang Badar
Perang Badar, terjadi pada bulan Ramadhan 2 H
(624 M), di dekat sebuah sumur milik Badr. Sebab utamanya adalah untuk memenuhi
tekad kafir Quraisy membunuh Nabi yang berhasil meloloskan diri ke Madinah dan
menghukum orang yang melindunginya.
b. Perang Uhud
Perang Uhud, terjadi pada tahun 3 H (625 M). Penyebabnya
karena kekalahan kaum Quraisy dalam perang Badr merupakan pukulan berat. Mereka
bersumpah akan melakukan pembalasan. Untuk itu pemimpin Abu Sofyan memobilisasi
3000 prajurit. Beberapa orang pembesar disertai istrinya berperang termasuk
istri Abu Sofyan sendiri, Hindun. Mereka berangkat menuju Madinah.
c. Perang
Ahzab/Khandaq
Perang Ahzab, terjadi pada bulan Syawal 5 H
(627 M). di pihak musuh membentuk pasukan gabungan yang terdiri dari
orang-orang Quraisy, suku Yahudi yang mengungsi ke Khaibar, dan beberapa suku
Arab lainnya. Mereka berjumlah 10.000 tentara di bawah pimpinan Abu Sofyan.
d. Perjanjian
Hudaibiyah
Perjanjian Hudaibiyah, pada tahun 6 H, ketika
ibadah haji sudah disyariatkan. Nabi memimpin 1000 kaummuslimin
e. Masa Genjatan
Senjata.
Setahun kemudian ibadah haji ditunaikan sesuai dengan
rencana. Banyak orang Quraisy yang masuk Islam setelah melihat
kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh masyarakat Islam Madinah. Di antaranya
Khalid bin Walid dan Amr bin Ash. Masa gencatan senjata telah memberi
kesempatan kepada Nabi; pertama, mengirim utusan dan surat kepada
f.
Penaklukan Kota Makkah
Dua tahun setelah terjadi Perjanjian
Hudaibiyah, ternyata dilanggar oleh kaum Quraisy. Pada tahun 8 Hijrah mereka
membantu sekutunya Bani Bakr yang berperang dengan Bani Khuza'ah sekutu umat
Islam. Nabi menegur Abu Sofyan tentang bantuan yang mereka berikan kepada Bani Bakr.
Dijawab Abu Sofyan bahwa perjanjian Hudaibiyah telah mereka batalkan.
g. Permusuhan
Yahudi dengan Nabi
Seperti telah disebutkan bahwa pada mulanya orang
Yahudi termasuk di antara orang yang menanti- nantikan kedatangan Nabi Muhammad
s.a.w., tetapi karena Nabi berasal dari bangsa Arab, mereka menolaknya. Sewaktu
Rasulullah mengadakan konstitusi Madinah mereka termasuk yang ikut serta
menandatangani perjanjian tersebut, tetapi tidak dengan hati yang jujur dan melanggarnya.
Kedengkian mereka semakin bertambah kepada umat Islam setelah mereka menyaksikan
pesatnya perkembangan Islam di Madinah.
Mereka memusuhi Islam dengan bertahap.
Mula-mula bergabung dengan orang Quraisy, dengan tipu muslihat agar orang Arab
sendiri yang menghancurkan orang Arab dengan pedang mereka. Kemudian mereka
dengan terang-terangan memusuhi Islam.
h. Bani Nadhir
Di antara isi "Perjanjian Madinah"
adalah kewajiban penduduk Madinah saling bantu membantu bidang moril dan materiil,
termasuk orang Yahudi, sewaktu diperlukan. Maka karena kaum Muslimin Makkah
menderita kemiskinan sebab harta mereka di tinggal di Makkah sewaktu hijrah,
sementara ada kaum Muslimin dengan tidak sengaja membunuh dua orang laki-laki
yang menyebabkan mereka harus membayar diyat, maka Nabi pergi ke perkampungan
orang Yahudi Bani Nadhir meminta mereka ikut membayar diyat, sesuai perjanjian.
i.
Bani Quraizhah
Bani Quraizhah berkhianat di saat yang sangat genting,
karena kaum Muslimin tercepit di antara musuh- musuhnya, yaitu musuh yang
datang dari muka belakang dari luar dan dalam di saat adanya perang Ahzab.
j.
Perang Khaibar
Seperti yang telah diterangkan bahwa kaum
Yahudi sangat memusuhi dan mengkhianati kaum Muslimin, meskipun kaum Muslimin
sudah berbuat baik kepada mereka. Karena itu, Rasulullah berpendapat bahwa
mereka tidak dapat dipercayai lagi. Tidak mustahil mereka akan mengadakan
kompolotan lagi setelah gagal dalam perang Ahzhab.
k.
Permusuhan Orang Arab Lainnya dengan NabiSekalipun
Makkah sudah dap at dikalahkan masih ada lagi dua suku Arab yang masih
menentang Nabi, yaitu Bani Tsaqif di Thaif dan Bani Hawazin di antara Thaif dan
Makkah. Kedua suku ini bergabung membentuk pasukan untuk memerangi Islam.
Mereka menuntut bela atas berhala-berhala mereka yang dihancurkan Nabi dan umat
Islam di Ka'bah. Nabi mengerahkan 24.000 pasukan menuju Hunain untuk menghadapi
mereka. Pasukan ini dipimpin langsung oleh Nabi, sehingga umat Islam
memenangkan pertempuran dalam waktu yang tidak terlalu lama. Dengan
ditaklukkannya Bani Tsaqif dan Bani Hawazin pada tahun 8 H, seluruh Jazirah Arab
telah berada di bawah kekuasaan Rasulullah. Pada tahun 9 H, Nabi ingin membalas
kekalahan Islam dalam perang Mu'tah dengan mengerahkan pasukan besar sebanyak
70.000 orang. Melihat besarnya pasukan Islam yang dipimpin Nabi, tentara Romawi
terpaksa menarik mundur pasukannya. Nabi tidak ingin menyerang pasukan yang mundur
itu.
l.
Tahun Perutusan/Tahun Delegasi
Pada tahun 9 dan 10 H (630 - 632 M) disebut
tahun delegasi karena berbagai suku dari pelosok-pelosok Arab mengutus
delegasinya kepada Nabi menyatakan diri tunduk
m. Haji Wada'
Pada tahun 10 H Nabi menunaikan ibadah Haji
yang dikenal dengan Haji Wada'. Didepan kurang lebih 100.000 orang kaum
muslimin Nabi berkhutbah yang isinya antara lain:
Pertama, janganmenumpahkandarahkecuali
denganhak. Kedua, janganmengambil harta orang lain dengan bathil. Ketiga,
jangan riba dan menganiaya. Keempat, jangan balas dendam dengan tebusan dosa. Kelima,
memperlalukuan para istri dengan baik dan lemah lembut. Keenam, perintah
menjauhi dosa. Ketujuh, perintah saling memaafkan atas semua pertengkaran
antara mereka di zaman jahiliyah, Kedelapan, tegakkan persaudaraan dan
persamaan antara manusia. Kesembilan, perintah memperlakukan hamba sahaya dengan
baik. Kesepuluh, perintah harus berpegang teguh kepada dua sumber yang
ditinggalkan Nabi, yaitu al-Qur'an dan Sunnah.
n. Nabi Wafat
Tiga bulan setelah Nabi kembali ke Madinah,
beliau menderita sakit. Abu Bakar disuruh Nabi mengimami kaum muslimin dalam
sholat sebanyak tiga kali, bila beliau tidak sanggup melakukannya. Sakit Nabi
itu berlangsung selama 14 hari. Akhirnya beliau menghembuskannafas terakhir
pada hari Senin, 12 Rabiul Awwal 11 H, dalam usia 63 tahun di rumah istrinya
Aisyah.
Kaum muslimin yang diberitahukan atas wafatnya Nabi
itu dicekam kebingungan, tetapi Abu Bakar tampil membacakan ayat al-Qur'an
Surat Ali 'Imran ayat 144, dan berpidato: "wahai manusia, barang siapa
memuja Nabi Muhammad, maka Nabi Muhammad telah wafat. Tetapi barang siapa
memuja Allah Swt. maka Allah Swt. Hidup selama-lamanya.
Dari perjalanan sejarah Rasulullah di atas,
dapat disimpulkan bahwa Nabi Muhammad s.a.w. di Makkah hanya sebagai seorang
Rasul. Sedang di Madinah selain sebagai Rasul pemimpin agama, Nabi juga seorang
Kepala Negara, komandan perang, pemimpin politik dan adminstrator yang cakap,
sehingga dalam waktu 10 tahun beliau berhasil mewujudkan penduduk sahara itu ke
dalam kekuasaannya. Wa Allah A'lam
BAB 4
KHULAFA' RASYIDUN
Pendahuluan
Sepeninggal Rasulullah, muncul beda pendapat di antara orang Anshar dan
orang Muhajirin tentang siapa sebenarnya yang berhak menjadi khalifah pengganti
Nabi, karena Nabi tidak meninggalkan wasiat tentang penunjukan seseorang menjadi
khalifah sepeninggalnya. Lain halnya dengan Ahl al-Bait yang berpendapat bahwa
Nabi telah menunjuk Ali sebagai khalifah pengganti Rasul berdasarkan wasiat
Nabi. Hal itu, dibantah pihak orang Anshar dan orang Muhajirin. Kalau Nabi
pernah berwasiat menunjuk Ali sebagai khalifah pengganti beliau, tidak mungkin
orang Anshar dan Muhajirin bermusyawarah mencari khalifah pengganti Nabi.
Abu Bakar yang ditunjuk menjadi khalifah pengganti Nabi berdasarkan
musyawarah yang diadakan di Tsaqifah bani Sa'idah antara orang Anshar dengan
orang Muhajirin mendapat bai'at dari mayoritas umat Islam, tetapi tidak dari Ali
bin Abi Thalib kecuali enam bulan kemudian. Penunjukan Abu Bakar sebagai
khalifah dapat menyelamatkan umat Islam dari krisis yang sangat genting
1. Abu Bakar
Siddiq (11-13 H / 632 - 634 M)
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Utsman bin Amir
bin Amr bin Ka'ab bin Sa'id bin Taim bin Murrah al- Tamimi, yang lebih dikenal
dengan Abd al-Ka'bah di masa Jahiliyah. Dia dilahirkan di Makkah dua tahun
beberapa bulan setelah tahun gajah, berarti beliau lebih muda dua tahun dari Rasulullah
s.a.w. Dia terkenal sebagai seorang yang berprilaku terpuji, tidak pernah minum
khamar dan selalu menjaga kehormatan diri.
Abu Bakar pada masa mudanya adalah seorang saudagar
kaya, dia yang pertama kali masuk Islam dari kalangan lelaki dewasa dan setelah
menjadi seorang muslim dia lebih memusatkan diri dalam kegiatan dakwah
Islamiyah bersama Rasulullah. Banyak orang Arab masuk Islam melalui Abu Bakar,
di antaranya Utsman bin Affan, Zubeir bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa'ad bin
Abi Waqqash, dan Thalhah bin Ubaidillah.
2. Umar bin
Khaththab (13 - 23 H / 634 - 644 M)
Nama lengkapnya adalah Umar bin Khaththab bin Nafil
bin Abd al-Uzza bin Rabah bin Ka'ab bin Luay al-Quraisy. Silsilah Umar bertemu
dengan Rasulullah pada kakek ketujuh, sedangkan dari pihak ibunya pada kakek keenam.
Umar dilahirkan di Makkah empat tahun sebelum perang Fijar, tetapi menurut Ibn
Atsir dia dilahirkan tigabelas tahun sesudah kelahiran Rasulullah s.a. w. Hal
ini berarti beliau lebih muda tiga belas tahun dari Nabi Muhammad s.a.w. Dia fasih
berbicara, tegas dalam menyatakan pendapat dan membela yang hak.
Semasa kecil dia mengembala kambing ayahnya dan
berdagang ke negeri Syam. Jika terjadi perang antara suku, dia selalu diutus
sebagai penengah. Umar masuk Islam pada tahun kelima dari kerasulah Nabi
Muhammad s.a.w. Setelah masuk Islam dia menolak menyembunyikan ke-Islamannya.
Dalam sebuah hadits Rasulullah pernah berdo'a: Ya
Allah muliakanlah Islam dengan salah seorang dua lelaki ini,yaitu ‘Amr bin
Hisyam dan Umar bin Khaththab. Doa Nabi Muhammad s.a.w. dikabulkan Allah dengan
Islamnya Umar. Bersamaan dengan Islamnya Umar, masuk Islam pula paman Nabi
Hamzah ibn Abdul Muththalib. Sebelum masuk Islam Umar dikenal paling gigih menantang
dakwah Nabi ketika disampaikan kepadanya adiknya Fatimah beserta suarrrinya
telah masuk Islam dia sangat marah dan pergi ke tempat adiknya dengan emosi
yang meluap-luap dia menampar adiknya yang sedang belajar al-Qur'an dan membacapangkal
surah Taha, tetapi diakemudianterharu dengan bacaan ayat al-Qur'an tersebut,
karenanya dia menemui Nabi untuk menyatakan diri masuk Islam.
Sewaktu hendak meninggalkan Makkah berhijrah ke
Madinah dia melewati Ka'bah sedangkan saat itu pembesar Quraisy berada di
pelataran Ka'bah. Dengan tenang dan khusu' dia melakukan thawaf tujuh putaran,
kemudian menuju maqam Ibrahim untuk melaksanakan shalat. Setelah selesai dia
berdiri menghampiri satu persatu pembesar orang Quraisy itu dan berkata:
"Sungguh buruk muka kalian, siapa yang menginginkan ibunya menderita,
isterinya menjadi janda, anaknya menjadi anak yatim, hendaklah dia menemui saya
di lembah ini". Tidak seorang pun yang berkutik di antara mereka.
3. Utsman bin
Affan (23 - 35 H / 644 - 656 M)
Nama lengkapnya Utsman bin Affan bin Abu al-Ash
bin Umayah bin Abd al-Syams bin Abd al-Manaf bin Qushai. Lahir pada tahun
kelima dari kelahiran Rasulullah s.a.w. Tapi ada yang mengatakan dia lahir pada
tahun keenam sesudah tahun gajah. Utsman masuk Islam melalui Abu Bakar dan dinikahkan
Nabi dengan puterinya Rukaiyah bin Muhammad s.a.w. Utsman tercatat sebagai
orang yang pertama memimpin hijrah bersama isterinya ke Habsyi untuk kemudian
hijrah pula ke Madinah.
Perlu dicatat bahwa Utsman selalu ikut dalam
berbagai perang, kecuali perang Badar, karena dia sibuk menemani dan merawat
isterinya Rukaiyah yang sedang sakit sampai wafat dan dimakamkan pada hari
kemengan kaum muslimin. Kemudian Utsman dinikahkan Rasulullah dengan puterinya
Ummu Kalsum, itulah sebabnya dia digelari Dzunnurain.
4. Ali bin Abi
Thalib (35 - 40 H / 656 - 661 M)
Nama lengkapnya adalah Ali bin Abi Thalib bin
Abd al-Muththalib bin Hasyim bin Abd al-Manaf bin Luay bin Rilab bin Qushai.
Dia dilahirkan di Makkah sepuluh tahun sebelum kerasulan Nabi Muhammad s.a.w.
Ibunya bernama Fathimah binti Asad bin Hasyim bin Abd al-Manaf. Abu Thalib
dikenal mempunyai banyak anak. Ketika Makkah dilanda paceklik, Rasulullah
mengajak pamannya Abbas untuk bersama-sama meringankan beban Abu Thalib dengan
mengasuh sebagian di antara anaknya. Mereka berdua mendatangi Abu Thalib untuk
menawarkan bantuan kepadanya, tawaran tersebut diterima Abu Thalib. Abbas mengambil
Ja'far dan Rasulullah mengambil Ali.100 Ali adalah orang pertama yang masuk
Islam dari kalangan anak-anak, pada saat itu umurnya belum genap berusia tiga
belas tahun. Ali adalah orang yang tidur di tempat Nabi, waktu malambeliau
hijrah dari Makkah ke Yatsrib dan menyusul Nabi ke Yatsrib setelah menunaikan
segala amanah yang dipercayakan Nabi kepadanya. Ali dinikahkan Nabi dengan
puterinya Fathimah binti Muhammad s.a.w. pada tahun ketiga hijrah, saat itu
usia Ali dua puluh enam tahun. Dari hasil pernikahan itu, mereka dikurnia Allah
s.w.t. dua orang patera, yaitu Hasan dan Husein. Ali bersama Rasulullah turut
dalam semua perang tidak seorang pun di
antara sahabat terkemuka yang sanggup menerima jabatan khalifah dalam
menghadapi suasana pancaroba seperti itu. tetapi juga mereka tidak mau memberikan
bai'at kepada Ali seperti sa'ad bin Abi Waqqash, Abdullah bin Umar, Zaid bin
Tsabit, dan Abu Sa'id al-Khudri.
Dari fakta di atas membuktikan bahwa Ali tidak mendapat
pengakuan dari beberapa sahabat penting di Madinah, ditambah lagi dari penduduk
wilayah Syam. Maka tidak mengherankan kalau dikatakan bahwa pemerintahan Ali
inilah yang paling tidak stabil. Dia dihadapkan pada konflik berkepanjangan
dari awal sampai akhir pemerintahan beliau. Konflik dengan Aisyah, Muawiyah,
dan dengan bekas anak buahnya Khawarij. Menurut al-Khudri Bek, yang menjadi
penyebab utama tidak stabilnya keadaan di masa pemerintahan Ali karena Ali terlalu
percaya diri dan memandang hanya pendapatnya saja yang benar. Hampir tidak ada
(jarang) dia bermusyawarah dengan orang-orang besar Quraisy dalam urusan
penting sekalipun. Malahan ia terlalu keras terhadap orang-orang besar Quraisy
itu. Selanjutnya maha guru itu berkata membandingkan Umar yang keras dengan Ali
yang juga keras "Umar dahulu keras, tetapi dia didukung rakyat, Ali
bertindak keras tetapi rakyat menentangnya", karena Umar selalu
bermusyawarah sedang Ali tidak.
BAB 5
SEJARAH DAULAH UMAIYAH I DISYRIA
1. Pembentukan
Pemerintahan
Setelah khalif ah Ali meninggal dunia bulan
Ramadhan 40 H, penduduk Kufah mengangkat putranya, Hasan menjadi khalifah
mereka walaupun sebenarnya dia tidak berbakat menjadi khalifah karena lebih
suka hidup bersenang-senang dankawin dengan banyak wanita. Pernah juga dia
menantang Muawiyah dengan mengirim 12.000 orang pasukan untuk menyerang
Muawiyah. Akan tetapi pasukannya kalah dan dia mengajak Muawiyah berdamai.
Sementara itu, penduduk Syam pun telah
mengangkat Muawiyah menjadi khalifah mereka semenjak peristiwa tahkim. Berbeda
dengan Hasan, dia didukung oleh tentara- tentara militan yang keperluan
finansial mereka ditanggung Muawiyah, apalagi tanah Syam yang kaya raya
mendukung Muawiyah untuk hal itu. Nama lengkapnya Muawiyah bin Abi Sofyan bin
Harb bin Umayah bin Abd al-Syams bin Abd Manaf bin Qushai. Ibunya Hindun binti
Utbah bin Rabiah bin Abd al-Syams. Muawiyah dilahirkan di Makkah lima tahun
sebelum Tantangan keras datang dari Abdurrahman bin Abi Bakar, dengan tegas dia
berkata "...kamu hendak menjadikan khalifah itu sebagai 'Heracliusisme',
bila seorang Heraclius meninggal dunia maka digantikan oleh Heraclius yang
lain..." Sikap Abdurrahman itu mendapat sokongan dari pemimpin- pemimpin
lainnya di Madinah seperti Husein bin Ali, Abdullah bin Umar, Abdullah bin
Abbas, Abdullah bin Zubeir, dan lain-lainnya.
Tantangan dari Bani Hasyim dan sahabat-sahabat
yang tinggal di Madinah dihadapi Muawiyah dengan tangan besi. Dia datang ke
sana dan mengumpulkan rakyat dan sahabat-sahabat tersebut di masjid. Muawiyah
mngancam, siapa yang berani memotong pembicaraannya, algojo telah siap memenggal
lehernya. Dalam pidatonya disebutkan bahwa tokoh-tokoh kalian telah setuju
mengangkat Yazid sebagai khalifah sepeninggalku, apakah kalian setuju? Disambut
rakyat dengan suara bulat, setuju.
Dengan demikian Muawiyah yang sudah berkuasa selama
dua puluh tahun telah mendapat persetujuan dari seluruh wilayah untuk
mengangkat putranya Yazid sebagai khalifah sepeninggalnya. Hal itu berarti
telah merubah wajah pemerintahan Islam dari system demokrasi menjadi monarchi dengan
mendudukkan Bani Umaiyah di semua jabatan- jabatan penting Negara.
Khalifah Usman pun telah melakukan hal tersebut
sebelumnya, bedanya, pada masa khalifah Usman penuh dengan protes dari
masyarakat, sementara di masa khalifah Muawiyah tidak seorang pun yang berani
memprotes walaupun rakyat tidak sepenuhnya setuju dengan tindakan Muawiyah
tersebut.
BAB 6
SEJARAH DAULAH UMAYYAH II DI SPANYOL
1. Penduduk
Spanyol Sebelum Islam Masuk
Dulu, Spanyol sebelum Islam masuk, berada di
bawah kerajaan Romawi. Bangsa Romawi dapat menguasai simenanjung itu pada tahun
133 M. Di masa pemerintahan mereka ini, masuk pula sejumlahbesar orang-orang
Yahudi.159 Suku-suku Vandal pada abad kelima M. dapat menyerang bangsa Romawi.
Sejak itu nama Spanyol berubah menjadi Vandalusia, yaitu negeri bangsa Vandal.
Bangsa Arab kemudian menamainya dengan al-Andalusia, yang lebih dikenal dengan
nama Andalusia.160 Pada awal abad keenam (507 M) suku-suku Ghathia Barat telah
dapat pula menyerang Spanyol dan mereka menyusir bangsa Vandal ke Afrika.
Bangsa Ghathia kemudian dapat berhasil
mendirikan pemerintahan yang kuat di Andalusia. Sampai berubah menjadi bangsa
yang lemah disebabkan merjalelanya perbudakan, kepincangan ekonomi karena
petani dan pedagang diharuskan menanggung pajak yang memberatkan dan pemaksaan
agama Kristen kepada penduduk.
Para budak dipaksa harus bekerja di lahan
pertanian milik para penguasa, lapisan menengah masyarakat Spanyol dipaksa
menanggung beban sebagai sumber pendapatan dan belanja Negara dengan berbagai
jenis pajak dan pihak yang menghimpun kekayaan untuk diserahkan kepada para penguasa.
Pararahib Kristen berhasil mengeluarkan berbagai perintah dan sangsi yang
sangat keras kepada setiap orang yang enggan menerima dan menjadi pemeluk agama
Masehi. Akibatnya rakyat menjadi menderita, sengsara dan tertekan. Orang-orang
Yahudi, karena tidak tahan menerima pemaksaan-pemaksaan seperti itu, berulang
kali melakukan pemberontakan. Tetapi upaya mereka gagal, dan hanya menyebabkan
rumah-rumah mereka hancur berantakan dan banyak di antara mereka terpaksa
menjadi pemeluk agama Masehi.
Itulah kondisi penduduk Andalusia sebelum ditaklukkan
Islam, sementara kondisi penduduk Afrika Utara hidup dalam keadaan sejahtera
sewaktu berada di bawah kekuasaan Islam yaitu Daulah Umaiyah yang memerintah dengan
adil. Maka tidaklah mengherankan bila penduduk Spanyol berharap agar mereka
dapat membebabaskan diri dari kekejaman bangsa Ghathia tersebut.
BAB 7
SEJARAH DAULAH ABBASIYAH DI BAGHDAD
1. Pembentukan
Pemerintahan
Sejak Umar bin Abd. Aziz (717-720 M / 99-101 H)
- khalifah ke-8 dari Daulah Umayyah - naik tahta telah muncul gerakan oposisi
yang hendak menumbangkan Daulah tersebut yang dipimpin oleh Ali bin Abdullah,
cucu Abbas bin Abdul Muthalib, paman Nabi dari kelompok Sunni. Kelompok Sunni ini
berhasil menjalin kerja sama dengan kelompok Syi'ah, karena mereka sama-sama
keturunan Bani Hasyim. Kedua kelompok di atas juga menjalin kerja sama dengan
orang-orang Persia, karena orang-orang Persia dianaktirikan oleh Daulah
Umayyah, baik secara politik, ekonomi maupun sosial. Padahal mereka sudah lebih
dahulu memiliki peradaban maju.
Tujuan aliansi adalah menegakkan kepemimpinan Bani
Hasyim dengan merebutnya dari tangan Bani Umayyah. Untuk mencapai tujuan itu
berbagai kelemahan Daulah Umayyah, mereka manfa'atkan sebaik-baiknya. Mereka
melantik dan menyebar para propagandis terutama untuk daerah-daerah yang
penduduknya mayoritas bukan orang Arab. Tema propagandis ada dua. Pertama,
al-Musawah (persamaan kedudukan), dan kedua, al-Ishlah (perbaikan) artinya
kembali kepada ajaran al-Qur'an dan Hadits. Tema pertama amat menarik di
kalangan muslim non- Arab. Karena mereka selama ini dianaktirikan oleh Daulah Umayyah,
baik secara politik, sosial dan ekonomi. Sedangkan tema kedua menarik di
kalangan banyak ulama Sunni karena mereka melihat para khalifah Daulah Umayyah
telah menyimpang dari al-Qur'an dan Sunnah Nabi.
Pada mulanya mereka melakukan gerakan rahasia. Akan
tetapi ketika aliansi dipimpin oleh Ibrahim bin Muhammad, gerakan itu berubah
menjadi terang-terangan. Perubahan itu terjadi setelah mereka mendapat sambutan
luas, terutama di wilayah Khurasan yang mayoritas penduduknya muslim non Arab,
dan setelah masuknya seorang Jenderal cekatan ke dalam gerakan ini, yaitu Abu
Muslim al-Khurasany. Dia adalah seorang budak yang dibeli oleh Muhammad, ayah
Ibrahim. Dia adalah kader yang dididik oleh Muhammad dan tinggal bersama
anaknya Ibrahim. Dia dikirim Ibrahim sebagai propagandis ke tanah kelahirannya dan
mendapat sambutan yang baik dari penduduk. Dia membentuk pasukan militer yang
terdiri dari 2.200 orang infantri dan 57 pasukan berkuda. Pemimpin Daulah
Umayyah berhasil menangkap Ibrahim dan mereka membunuhnya. Pimpinan aliansi dilanjutkan
oleh saudaranya Abdul Abbas yang kelak menjadi khalifah pertama Daulah
Abbasiyah.
Abul Abbas memindahkan markasnya ke Kufah dan bersembunyi
di situ. Dalam pada itu Abu Muslim memerintahkan panglimanya, Quthaibah bin
Syahib untuk merebut Kufah. Dalam gerakannya menuju Kufah, dia dihadang oleh
pasukan Daulah Umayyah di Karbela.
BAB 8
SEJARAH DAULAH FATIMIYAH DI MESIR
1. Pendahuluan
Islam masuk Mesir pada masa pemerintahan Umar ibn
Khattab ketika itu Amr ibn Ash disuruh Khalifah membawa tentara Islam untuk
mendudukinya karena dari segi geografis Palestina yang berbatasan langsung
dengan Mesir tidak akan aman tanpa menduduki Mesir, sementara Palestina ketika
itu sudah dapat ditaklukkan tentara Islam. Setelah menduduki daerah Mesir, Amr
ibn Ash langsung diangkat menjadi gubernurnya (632-550) dan menjadikan Fustah
(dekat Cairo) sebagai ibu kotanya. Selanjutnya, Daulah Islamiyah silih berganti
menduduki Mesir, antara lain, Daulah Umayyah, Daulah Abbasiyah, Daulah
Fatimiyah (909-1171), yang ditandai dengan berhasilnya Jauhar al-Katib
(Panglima Besar) Khalifah Muiz Lidinillah mendirikan Universitas tertua di
dunia Al-Azhar pada tahun 972 M, Daulah Ayubiyah (1174-1250) yang ditandai
dengan datangnya serangan tentara Perang Salib (1096-1273) ke Mesir, Daulah
Mamluk (1250-1517) yang ditandai dengan berhasilnya Daulah Mamluk di bawah pimpinan
Khalifah Baybas (1260) membendung serangan Mongol yang hendak menguasai Mesir.
Pada masa selanjutnya Mesir menjadi bagian dari Kerajaan Turki Usmani.
Abad Modern, Mesir berada di bawah penjajahan Barat,
pada tahun 1798 tentara Napoleon mendarat di Mesir, tanpa mendapat perlawanan
yang berarti dari Umat Islam. Inggris mulai campur tangan dalam pemerintahan
Mesir pada tahunl882 dan Mesir merdeka dari Inggris pada tahun 1922.308
2. Pembentukan
Pemerintahan
Menejelang akhir abad ke-10 kondisi Daulah Abbasiyah
di Baghdad mulai melemah karena daerah kekuasaannya yang luas sudah tidak dapat
terkonsolidasikan lagi atau tepatnya memasuki masa disintegrasi. Kondisi seperti
ini membuka peluang bagi munculnya Daulah-Daulah kecil di daerah-daerah yang
membebaskan diri dari pemerintahan pusat, terutamabagi gubernur dan Khalifahnya
yang sudah memiliki tentara sendiri. Di antaranya adalah Daulah Fatimiyah. Selain
itu, hubungan antara Daulah Abbasiyah dengan orang-orang Syi'ah selalu dalam
keadaan konflik karena Daulah Abbasiyah pernah mengkhianati orang-orang Syi'ah
maka sekte Syi'ah bersikap oposisi bagi pemerintahan Daulah Abbasiyah.
Akibatnya, orang-orang Syi'ah selalu dikejar-kejar penguasa Daulah Abbasiyah. Sewaktu
terjadi pengejaran besar-besaran terhadap orang-orang Syi'ah pada masa Khalifah
al-Hadi, Imam Idris
BAB 9
SEJARAH DAULAH MAMALIK DI MESIR
Di atas kehancuran Daulah Fatimiyah
di Mesir naiklah Daulah Ayyubiyah, saat itu Nuruddin Zanki (Penguasa Syam dan
Aleppo) mendesak SalahuddinAl-Ayyubi untuk mengakhiri kekuasaan Daulah
Fatimiyah di Mesir dan sekaligus mengusir tentara Salib sehingga tentara Salib melarikan
diri ke Syam dan diumumkan berdirinya Daulah Ayyubiyah di Mesir. Usaha merekrut
budak-budak untuk dimanfa'atkan dalam kegiatan pemerintahan di bidang Militer
sudah menj adi tradisi saat itu terutama bagi Daulah-Daulah yang pernah berkuasa
di Mesir sebelum Daulah Ayyubiyah maupun Daulah Ayyubiyah sendiri.335 Hal itu
dapat diketahui dari apa yang dilakukan oleh Daulah Tulun (254-292 H / 868-905
M), Daulah Ikhsit (323-358 H / 935-969 M), Daulah Fitiniah (909-1171 M) dan
Daulah Ayyubiyah mereka mendatangkan budak-budak ke Mesir untuk diangkat
menjadi tentara pemerintahan. Dalam perkembangan selanjutnya, para budak itu
bukan hanya berpengaruh dalam tubuh militer tapi juga dalam pemerintahan pada umumnya.
Daulah Mamalik di Mesir muncul pada
saat dunia Islam mengalami desentralisasi dan desintegrasi politik. Wilayah
kekuasaannya meliputi Mesir, Hijaz, Yaman dan daerah sungai Furat. Kaum Mamalik
ini berhasil membersihkan sisa-sisa tentara Salib dari Mesir dan Suriah serta
membendung desakan gerombolan-gerombolan bangsa Mongol di bawah pimpinan
Khulaqu Khan dan Timurlenk. Kaum Mamalik yang memerintah di Mesir mereka dibedakan
menjadi dua suku. Pertama Mamalik Bahri (648- 792 H /1250-1390 M). kedua Mamalik
Burji (784-922 H / 1382- 1517 M). Mamalik Bahri adalah budak-budak Turki yang didatangkan
Malik Al-Saleh ke Mesir dalam jumlah besar setelah ia berhasil menduduki
jabatan Sultan (1240-1249). Di Mesir mereka ditempatkan di barak-barak militer
dekat sungai Nil, itulah sebabnya mereka disebut dengan Mamalik Bahri artinya
budak laut. Adapun Mamalik Burji adalah budak- budak yang didatangkan dari
Syirkas (Turki) oleh Sultan Qalawun (1279-1290) karena ia curiga terhadap
beberapa tokoh militer dari Mamalik Bahri yang dianggapnya dapat mengancam
kelangsungan kekuasaannya. Mereka ditempatkan di menara-menara benteng (Burji).
Itulah sebabnya mereka disebut dengan Mamalik Burji. Baik
BAB 10
PERANG SALIB
1. Timbulnya
Perang Salib
Perang Salib adalah perang keagamaan yang berlangsung
selama hampir dua abad (1096-1291 M) yang terjadi sebagai reaksi orang-orang
Kristen di Eropa terhadap umat Islam di Asia yang dianggap sebagai pihak
penyerang karena sejak tahun 632 M.351 (Masa Pemerintahan Abu Bakar) sampai
meletusnya Perang Salib sejumlah kota-kota penting di tempat suci umat Kristen
telah diduduki oleh umat Islam, seperti Palestina, Syiria, Asia Kedl, Mesir,
Sidlia dan Spanyol. Disebut Perang Salib karena ekspedisi militer Kristen sewaktu
melakukan perang mempergunakan Salib sebagai simbol pemersatu untuk menunjukkan
bahwa perang yang mereka lakukan adalah perang sud dan bertujuan untuk membebasakan
Baitul Maqdis (Yerussalem) dari tangan umat Islam.
Tahapan Perang Salib apabila disederhanakan berlangsung
dalam tiga tahap. Tahap pertama, disebut sebagai periode serangan orang-orang
Kristen (1096-1144 M) yang terjadi dalam dua gerakan. Gerakan pertama disebut
sebagai gerakan gerombolan rakyat jelata, mereka tidak disiplin dan tidak
mempunyai pengalaman perang. Gerakan kedua merupakan ekspedisi militer,
disiplin dan mempunyai pengalaman perang sehingga mereka dapat mengalahkan umat
Islam dan berhasil mendirikan beberapa kerajaan Latin Kriten di dunia Timur.352
Tahap kedua, (1144-1193 M) disebut periode reaksi umat Islam karena jatuhkan
wilayah kekuasaan Islam ke tangan kaum Salib sehingga Imaduddin Zanki, Nuruddin
Zanki dan Salahuddin al-Ayyubi bangkit melakukan perlawanan untuk merebut
kembali wilayah-wilayah yang dikuasai orang Kristen. Tahap ketiga, (1193-1291
M) yang dikenal dengan periode kehancuran di dalam pasukan perang Salib.
2. Penyebab Perang
Salib
Penyebab utama terjadinya perang Salib adalah factor
agama, politik dan sosial ekonomi. Faktor agama, semenjak Dinasti Saljuk
merebut Baitul Maqdis dari tangan Dinasti Fatimiyah pada tahun 1070 M, pihak
Kristen merasa tidak bebas lagi menunaikan ibadah kesana. Hal ini disebabkan
para penguasa Saljuk menetapkan sejumlah peraturan yang
BAB 11
SEJARAH TURKIUSMANI
1. Pendahuluan
Belum lengkap rasanya membaca sejarah peradaban
Islam, sebelum membaca sejarah Daulah Turki Usmani karena Daulah inilah
satu-satunya di antara sekian banyak Daulah yang ada dalam Islam yang berhasil
menaklukkan Konstantinopel walaupun sudah banyak Daulah yang berusaha
menaklukkannya sebelumnya. Memang setiap Daulah Islam mempunyai peranan yang
berbeda-beda dalam sumbangan yang mereka berikan kepada dunia Islam, Jika
Daulah Umayyah Siria berhasil memberikan wilayah territorial yang sangat luas
kepada dunia Islam, mulai dari Persia, Indus di bangian timur sampai ke Afrika,
Eropa Barat di bagian barat sehingga mereka disebut negara Adi Kuasa ketika
itu. Maka Daulah Abbaisyah di Baghdad, Daulah Umayyah II di Cordova, Daulah
Fatimiyah dan Daulah Mamalik di Mesir mereka berlomba untuk memajukan ilmu pengetahuan
dan peradaban sehingga mereka berhasil memberikan sumbangan kepada dunia Islam
dalam bidang kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban. Selanjutnya Turki Usmani
kembali menyumbangkan wilayah yang cukup luas bagi dunia Islam, mereka berhasil
melakukan ekspansi Islam ke Eropa Timur. Bahkan mereka adalah satu-satunya yang
berhasil menaklukkan Konstantinopel yang menjadi ibu kota Kerajaan Romawi itu oleh
Sultan Muhammad Al-Fatih (Sang Penakluk) pada tahun 1453 M. Maka dengan
dikuasainya Konstantinopel itu pintu ekspansi ke Eropa semakin menjadi sukses
dan terbuka.
Puncak kejayaan Turki Usmani dalam memperluas wilayah
ekspansi adalah di tangan Sultan Sulaiman I (1520- 1566) yang terkenal dengan
sebutan Sulaiman Agung dan Sulaiman Al-Qanun. Di bawah pemerintahannya wilayah kekuasaan
Turki Usmani meliputi; Afrika Utara, Mesir, HIjaz, Irak, Armenia, Asia Kecil,
Balkan, Yunani, Bosnia, Bulgaria, Hongaria, Rumania sampai ke batas sungai
Danube; dengan tiga lautan, yaitu Laut Merah, Laut Tengah dan Laut Hitam.374 Itulah
gambaran luasnya wilayah kekuasaan Turki Usmani yang dimulai dari Asia, Afrika
sampai ke Eropa Timur berbatasan dengan tiga lautan yang telah mereka
sumbangkan ke dunia Islam, sehingga Turki Usmani adalah Daulah yang paling
besar dan yang paling lama berdiri dibanding Daulah- Daulah Islam lainnya.
2. Pembentukan
Pemerintahan
Pendiri Daulah ini adalah bangsa Turki dari
suku Oghuz yang mendiami wilayah Mongol. Mereka masuk Islam sekitar abad
kesembilan atau kesepuluh. Ketika mereka
BAB 12
SEJARAH DAULAH SAFAWIYAH DI PERSIA
Daulah safawiyah (1501-1736 M)
berasal dari sebuah gerakan tarekat yang bwrdiri di Ardabil, sebuah kota di Azerbaijan,
Iran.391 Oleh sebab itu, Daulah ini dapat dianggap sebagai peletak pertama
dasar terbentuknya negara Iran sekarang. Tarekat ini diberi nama tarekat
Safawiyah didirikan pada waktu yang hampir bersamaan dengan Daulah Turki Usmani
di Asia Kedl. Nama Safawiyah diambil dari nama pendirinya Safi al-Din
(1252-1334 M), nama tersebut tetap dipertahankan sampai tarekat ini berubah
menjadi gerakan politik, bahkan menjadi nama bagi Daulah yang mereka dirikan,
yaitu Daulah Safawiyah. Safi al-Din adalah seorang yang kaya dan memilih sufi sebagai
jalan hidupnya. Ia keturunan Imam Syi'ah yang keenam
Musa Al-Kazhim. Gurunya bernama Syekh Taju al-Din Ibrahim Zahiri (1216-1301 M)
yang dikenal dengan panggilan Zahid al-Gilani. Karena prestasi dan ketekunannya
dalam kehidupan tasawuf diambil menantu oleh gurunya tersebut.393 Setelah guru
sekaligus mertuanya wafat 1301 M ia mendirikan tarekat Safawiyah, pengikut
tarekat ini sangat teguh memegang ajar an agama. Pada mulanya gerakan tarekat Safawiyah
ini bertujuan memerangi orang yang ingkar dan orang yang mereka sebut ahlul
bid'ah. Keberadaan tarekat ini semakin penting setelah berubah dari tarekat
kecil yang bersifat lokal menjadi gerakan keagamaan yang besar artinya di
Persia, Syria dan Anatolia. Di daerah di luar Ardabil, Saf al-Din menempatkan
wakilnya yang memimpin murid- muridnya yang diberi gelar "kalifah".
Dalam rentang waktu yang tidak
terlalu lama murid- murid tarekat ini berubah menjadi tentara-tentara yang
teratur, fanatik dalam kepercayaan mazhab Syi'ah dan menentang setiap orang
yang tidak bermazhab Syi'ah. Gerakan Safawiyah selanjutnya bertambah luas dan
berkembang sehingga yang pada mulanya hanya gerakan keagamaan sajaberkembang
dan bertambah menjadi gerakan politik. Gerakan kepemimpinan Safawiyah
selanjutnya berada di tangan Ismail yang saat itu masih berusia tujuh tahun.
Dia bersama pasukannya bermarkas di Gillan selama lima tahun mempersiapkan kekuatan
dan mengadakan hubungan dengan pengikutnya yang berada di Azerbaijan, Syria dan
Anatolia. Pasukan yang dipersiapkan itu
diberi nama "pasukan Qizilbash".
BAB 13
SEJARAH DAULAH MUGHAL DI INDIA
Membaca sejarah peradaban Islm belum lengkap sebelum membaca sejarah
Daulah Mugahl di India karena ekspansi Islam masuk ke India yang beragama Hindu
tersebut sudah terjadi pada masa Daulah Umayyah berkuasa di Syria di bawah
pimpinan Muhammad ibn Qasim dan Qutaibah ibn Muslim bersama 6.000 tentara. Kemudian
dilanjutkan oleh Daulah Ghaznawiyah di bawah pimpinan Mahmud Al-Ghaznawi pada
masa ini Islam sudah tersebar di seluruh wilayah benua India karena ekspansi yang
dilakukannya ke India pernah tujuh kali berturut-turut dalam masa tujuh tahun
dan menghancurkan berhala-berhala yang ditemukannya sehingga dia dipanggil
"Sang Penghancur Berhala". Di belakang hari Daulah Mughal didirikan Zahiruddin
Babur sebagaimana dapat dibaca berikut ini.
Pembentukan
Pemerintahan
Daulah Mughal (1526-1858 M) ini berdiri di anak benua India, seperempat
abad setelah berdirinya Daulah Safawiyah (1501- M) di Iran, sementara Daulah
Turki Usmani sudah dua abad sebelumnya (1300-1918 M). Oleh karena itu, di
antara tiga kerajaan besar pada periode pertengahan, Daulah Mughal inilah yang
paling muda. Tetapi jauh sebelum ini, ekspansi Islam ke India sudah dilakukan
pada masa Daulah Umayyah di Syria. Ketika itu Hajjaj ibn Yusuf panglima perang
Daulah Umayyah mengirim pasukan ekspansi ke India di bawah pimpinan Muhammad ibn
Qasim dan Qutaibah ibn Muslim bersama 6.000 tentara. Mereka telah berhasil
menguasai India bagian barat, yaitu (kini Pakistan), Bukhara, Kandahar,
Samarkhan, dan Sind. Akan tetapi seluruh India belum dapat dikuasai dalam
ekspansi yang pertama ini. Ekspansi kedua dilakukan Daulah Ghaznawiyah - suatu
Daulah - yang didirikan oleh Alp Takim pada tahun 962 M, ia bersama pengikutnya
berbangsa Turki pergi ke Gahaznah (Kabul) sekarang, dalam wilayah Afganistan, mendirikan
Kerajaan Gahznah dan menjadikan Ghaznah sebagai ibu kota kerajaan mereka. Puncak
kejayaannya ada pada Sultan Mahmud Al-Ghaznawi yang memimpin penaklukan ke
India pada penghujung abad ke-9 yang berhasil menguasai seluruh India danberkuasa
disana sampai tahun 1186 M. Peperangan yang dilakukan Mahmud Al-Ghaznawi menaklukkan
India dilengkapi dengan 12.000 tentara berkuda, 30.000 tentara berjalan kaki,
300 tentara bergajah. Dalam sejarah tercatat bahwa ia menaklukkan India
sebanyak 7 kali peperangan. Dia lah orang yang pertama kali mencapai wilayah India yang begitu luas sepanjang
sejarah Islam dan telah meninggalkan jejak yang paling kokoh di India. Missi
Mahmud Al-Ghaznawi menaklukkan India adalah untuk menghancurkan berhala-berjala
yang ada disana.
No comments:
Post a Comment