BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Organisasi
hidup dalam suatu system yang selalu saling berhubungan dan mempengaruhi.
Sehingga untuk mempertahankan eksistensinya tersebut, organisasi perlu
mengenali dan menguasai berbagai informasi lingkungan strategiknya. Untuk
mendapatkan strategi yang tepat dan valid, penyusunan rencana strategik sebagai
bentuk action plan organisasi perlu didasarkan pada suatu analisis lingkungan
strategik.
Tujuan
kegiatan telaah lingkungan adalah untuk mengenali kekuatan dan kelemahan
internal organisasi dan memahami peluang dan tantangan eksternal organisasi
sehingga organisasi dapat mengantisipasi perubahan-perubahan dimasa yang akan
datang. Disamping itu, dengan menggunakan informasi dari hasil telaah tersebut
organisasi lebih berkemampuan untuk mengambil langkah-langkah dalam jangka
panjang. LAN-RI (2004:95) menyebutkan beberapa manfaat dari telaah lingkungan
strategik antara lain:
1.
Mendeteksi
perubahan-perubahan dan peristiwa-peristiwa penting, khususnya berkaitan dengan
bidang sosial, politik, ekonomi, dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2.
Mendefinisikan
tantangan, peluang atau perubahan-perubahan yang diakibatkan oleh
peristiwa-peristiwa penting tersebut diatas, terhadap organisasi.
3.
Memberikan
informasi mengenaiorientasi masadepan kepada setiap jajaran pimpinan dan staf.
4.
Memberikan
sinyal kepada seluruh jajaran tentang apa yang harus diperbuat terhadap
organisasi, seperti: mempercepat atau memperlambat proses manajemen, melakukan
interaksi dengan instansi lain, dan lainnya.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1.
Apa yang
dimaksud dengan lingkungan?
2.
Apa yang
dimaksud dengan strategi?
3.
Bagaimaa
telaah analisis lingkungan strategi?
4.
Bagaimana
telaah lingkungan dan strategi?
1.3. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan
pembahasan makalah ini adalah :
1.
Apa yang
dimaksud dengan lingkungan?
2.
Apa yang
dimaksud dengan strategi?
3.
Bagaimaa
telaah analisis lingkungan strategi?
4.
Bagaimana
telaah lingkungan dan strategi?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Lingkungan
Salusu
mengemukakan bahwa lingkungan adalah hal-hal yang mengelilingi dan mempengaruhi
perkembangan organisasi. Sedangkan Wahyudi mengemukakan bahwa lingkungan adalah
salah satu faktor penting untuk menunjang keberhasilan organisasi dalam
persaingan.
Lingkungan
organisasi terdiri dari lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan eksternal
adalah lingkungan yang berada diluar organisasi. Menurut Chuck Williams,
lingkungan eksternal adalah semua kejadian diluar perusahaan yang memiliki
potensi untuk mempengaruhi perusahaan. Selain itu T. Hani Handoko, mengatakan
bahwa lingkungan eksternal terdiri dari unsur-unsur diluar perusahaan yang
sebagian besar tak dapat dikendalikan
dan berpengaruh dalam pembuatan keputusan oleh manajer sementara James A.F.
Stoner mendefinisikan lingkungan eksternal terdiri atas unsur-unsur yang berada
di luar suatu organisasi, yang relevan
pada kegiatan organisasi itu. Lingkungan eksternal dibagi menjadi :
1.
Lingkungan
eksternal mikro : pelanggan, pesaing, pemasok, pemerintah, lembaga keuangan.
2.
Lingkungan
eksternal makro : keadaan ekonomi, teknologi, politik hukum, sosial budaya.
Selanjutnya Chuck Williams menambahkan
lingkungan eksternal menjadi lingkungan yang berubah yaitu angka kecepatan dari
perubahan lingkungan umum dan khusus perusahaan baik perubahan yang stabil
maupun perubahan yang dinamis.
Lingkungan internal adalah kejadian
dan kecenderungan dalam suatuu organisasi yang mempengaruhi manajemen, karyawan
dan budaya organisasi.
2.2. Pengertian Trategis
Strategi
berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti “seni berperang”. Suatu strategi
mempunyai dasar-dasar atau skema untuk mencapai sasaran yang dituju. Jadi, pada
dasarnya strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan.
Menurut
Stephanie K. Marrus, seperti yang dikutip Sukristono (1995), strategi
didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang
berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara
atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat tercapai. Selain
definisi-definisi strategi yang sifatnya umum, ada juga yang lebih khusus
seperti yang dikemukakan dua orang pakar strategi, Hamel dan Prahalad (1995),
yang mengangkat kompetensi inti sebagai hal yang penting. Mereka mendefinisikan
strategi sebagai berikut: “strategi merupakan tindakan yang bersifat
incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan
berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di
masa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat
terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi
pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core
competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang
dilakukan”
Sedangkan
Miles dan Snow (1978) menggambarkan orientasi strategi sebagai suatu cara
pengelompokkan pengambilan keputusan oleh sebuah tindakan manajerial atau
proses manajerial (termasuk kapabilitas) dengan lingkungan Kemudian Ansoff
(1965) mengatakan bahwa strategi itu adalah produk/lingkup pasar, keunggulan
kompetitif, dan sinergi. Hofer dan Schendel (1978) menambahkan lagi unsur
pertimbangan geografis, “strategi mencakup ruang lingkup, yang dapat diartikan
dalam kesesuaian produk atau pasar sesuai dengan wilayah geografis.” Selain itu,
disepakati juga pentingnya keunggulan kompetitif dan sinergi.
2.3. Analisa Lingkungan Strategis
Lingkungan
strategis dianalisa untuk mengetahui pengaruh-pengaruh kunci serta pemilihan
strategi apa yang sesuai dengan tantangan yang datangnya dari lingkungan. Dalam
menerapkan teknik manajemen strategik secara baik dan berhasil, perlu dilakukan
beberapa langkah pokok yang harus dilakukan, Bryson mengetengahkan delapan
langkah pokok tersebut sebagai berikut :
1.
Memprakarsai
dan meminta persetujuan terhadap suatu proses manajemen atau perencanaan
strategik.
2.
Mengidentifikasi
mandat institusi atau organisasi.
3.
Memperjelas
misi dan nilai-nilai institusi organisasi.
4.
Menilai
lingkungan eksternal yang menyangkut peluang maupun ancaman yang ada
5.
Menilai
lingkungan internal yang berhubungan dengan kekuatan yanng dimiliki institusi
maupun kelemahan yang ada.
6.
Mengidentifikasi
isu strategis yang dihadapi organisasi menyangkut tujuan, cara, falsafah,
lokasi, keakuratan waktu dan kelompok-kelompok yang memperoleh keuntungan atau
mengalami kerugian jika strategi baru dijalankan.
7.
Merumuskan
strategi untuk mengolah atau menangani isu-isu yang ada
8.
Menciptakan
suatu visi institusi atau organisasi yang efektif bagi masa depan.
Dari delapan langkah pokok tersebut,
terlihat bahwa lingkungan eksternal dan internal merupakan langkah penting
dalam melaksanakan manajemen strategis, hal ini juga dapat diterapkan untuk
organisasi pendidikan. Manajemen pendidikan dapat menganalisa dan mengkaji
lingkungan strategisnya yang terdiri dari lingkungan eksternal dan internal
untuk mencapai tujuannya
Analisis lingkungan strategis adalah
menyusun asumsi-asumsi strategis dan mengujinya dengan visi dan misi organisasi
untuk memperoleh faktor penentu keberhasilan.
2.4.Telaah Lingkungan Strategik
Berbagai
informasi tentang masalah-masalah dalam lingkungan internal dan eksternal dari
telaah lingkungan strategik diproses dengan cara pembobotan dan dirating
menjadi suatu kesimpulan analisis. Kegiatan inilah yang disebut sebagai Telaah
Lingkungan Internal (TLI) dan Telaah Lingkungan Eksternal (TLE), Kesimpulan
Analisis Faktor Internal (KAFI), dan Kesimpulan Analisis Faktor Eksternal
(KAFE).
Bryson
(dalam LAN-RI, 2004:95-96) menyebutkan tiga langkah utama dalam telaah
lingkungan strategik yaitu:
1.
Mengidentifikasi
Sumber-sumber untuk Melakukan Scaanning
Langkah awal dalam telaah lingkunagan adalah
melakukan identifikasi berbagai sumber untuk melakukan telaah lingkungan
strategik. Sumber-sumber ini pada dasarnya dibagi menjadi tiga level, yaitu
task environment, industry/ organization environment, serta macro environment.
Lebih lanjut disebutkan bahwa task environment adalah sumber yang berkaitan
dengan tugas-tugas (tugas pokok dan fungsi).Misalnya individu dalam organisasi,
unit organisasi, kapasitas organisasi, serta struktur organisasi. Industry/
organization environment berkaitan dengan berbagai organisasi lain yang
memiliki keterkaitan satu dengan lainnya baik organisasi public mau pun privat.
Macro environment merupakan level yang paling luas. Level ini meliputi sektor
sosial, politik, ekonomi serta ilmu pengetahuan dan teknologi, yang dapat
memberikan pengaruh terhadaporganisasi baik secara langsung mau pun tidak
langsung. Dengan mengetahui keberadaan sumber-sumber tersebut akan mempermudah langkah selanjutnya
dari telaah lingkunga strategik yaitu scanning terhadap lingkungan internal dan
eksternal.
2.
Melakukan
Scanning terhadap Lingkungan Internal dan Eksternal
Sebelum suatu organisasi membuat rencana
hari depan, organisasi itu harus menentukan di mana ia sekarang berada.
Mekanisme yang digunakan untuk mengukur kondisi di dalam dan di luar
organisasi, dilakukan dengan jalan menjawab
“di mana kita sekarang berada” hal itu merupakan penilaian internal dan
eksternal organisasi. Inilah inti dari kegiatan scanning terhadap lingkungan
internal dan eksternal. Penilaian internal dan eksternal adalah suatu telaah
dan identifikasi tentang kondisi internal dan data eksternal, serta faktor yang
mempengaruhi organisasi.
Hasil dari kegiatan ini adalah identifikasi
berbagai kekuatan dan kelemahan organisasi yang merupakan hasil dari scanning
lingkungan internal dan dari lingkungan eksternal akan diperoleh identifikasi
peluang dan tantangan yang dihadapi organisasi.
3.
Melakukan
Analisis untuk Menilai Hasil Scanning
Tahap ketiga dari kegiatan telaah lingkungan
strategik adalah melakukan analisis terhadap hasil scanning. Hasi dari kegiatan
tahap ini adalah penilaian terhadap hasil scanning. Penialian biasnya
difokuskan pada sisi input yang dibutuhkan dan output yang dikelarkan oelh
instansi. Pada sisi input umumnya berupa antara lain: anggaran yang
dipergunakan oleh instansi, jumlah pegawai, dan aspek lain. Sedangkan pada sisi
output, umumnya berupa jumlah (dan jenis) produkatau jasa (barang atau
pelayanan) yang dihasikan instansi (organisasi), jumlah pelanggan (yang harus
dilayani), dan lainnya. Sementara dari lingkungan eksternal dapat dilakukan
penentuan berbagai kejadian di luar instansi yang dapat memberikan pengaruh
terhadap organisasi atau instansi. Secara umum, kejadian-kejadian tersebut dapat digolongkan ke dalam kejadina yang
berkaitan dengan aspek-aspek ekonomi, politik, sosial, perkembangan teknologi,
kebijakan pemerintah dan persaingan (LAN RI-2004: 96-97).
4.
Merumuskan
Hasil Scanning untuk Keperluan Penentuan Action Plan
Di dalam kegiatan penyusunan Telaah
Lingkungan Internal = PLI (SIE=Scanning Internal Environment) dan Telaah
Lingkungan Eksternal = PLE (SEE = Scanning Eksternal Environment) serta
Kesimpulan Analisis Faktor Internal = KAFI (IFAS = internal Factor Analysis
Summary) dan Kesimpulan Analisis Faktor Eksternal= KAFE (EFAS = Eksternal
Factor Analysis Summary) harus berpedoman pada visi, misi, dan nilai-nilai yang
telah disepakati sebelumnya dan berlaku di lingkungan organisasi yang
bersangkutan.
Kesesuaian antara hasil scanning dengan
visi, misi, dan nilai dalam organisasi merupakan dasar dalam pembuatan action
plan yang dibuat sesuai dengan keberadaan organisasi.
2.5.Telaah Lingkungan Internal Dan Eksternal
Salah
satu proses dalam manajemen strategik adalah penilaian lingkungan organisasi
melalui proses analisis lingkungan organisasi. Yang dimaksudkan di sini
meliputi kondisi, situasi, keadaan, peristiwa dan pengaruh-pengaruh di dalam
dan di sekeliling organisasi berupa kekuatan internal, kelemahan internal, peluang
eksternal dab tantangan eksternal.
1.
Lingkungan
Internal meliputi:
a.
Kekuatan
(Strength) adalah situasi dan kemampuan Internal yang bersifat positif yang
memungkinkan organisasi memenuhi keuntungan strategik dalam mencpai visi dan
misi.
b.
Kelemahan
Internal (Weakness) adalah situasi dan faktor-faktor luar organisasi yang
bersifat negatif, yang menghambat organisasi mencapai atau mampu melampaui
pencapaian visi dan misi.
c.
Lingkungan
Eksternal meliputi:
1)
Peluang
(Opportunity) adalah situasi dan faktor-faktor luar organisasi yang bersifat
positif, yang membantu organisasi mencapai atau mampu melampaui pencapaian visi
dan misi.
2)
Tantangan/Ancaman
(Threat) adalah faktor-faktor luar organisasi yang bersifat negatif, yang dapat
mengakibatkan organisasi gagal dalam mencapai visi dan misi.
Analisis Lingkungan Strategik adalah
Telaah Lingkungan Internal dan Telaah Eksternal Lingkungan yang dapat
menghasilkan kesimpulan analisis faktor Internal dan kesimpulan faktor
Eksternal.
2.
Telaah
Lingkungan Internal (PLI)
PLI ini mencermati (scanning) kekuatan dan
kelemahan di lingkungan internal organisasi sendiri yang dapat dikelola
manajemen meliputi antara lain:
a)
Struktur
organisasi termasuk susunan dan penempatan personelnya.
b)
Sistem
organisasi dalam mencapai efektivitas organisasi termasuk efektivitas
komunikasi internal.
c)
Sumber
daya manusaia , sumber daya alam, tenaga terampil (skill) dalam tingkat
pemberdayaan sumber daya, termasuk komposisi dan kualitas sumber daya
manusianya.
d)
Biaya
operasional berikut sumber dananya.
Faktor-faktor lain yang menggambarkan
dukungan terhadap proses kinerja/misi organisasi yang sudah ada, maupun yang
secara potensial dapat muncul di lingkungan intenal organisasi seperti
teknologi yang telah digunakan sampai saat ini.
3.
Telaah
Lingkungan Eksternal (PLE)
PLE mencermati (scanning) peluang dan
tantangan yang ada di lingkungan eksternal organisasi sendiri (tidak dapat
dikelola manajemen) yang meliputi berbagai faktor yang dapat dikelompokkan
dalam bidang/aspek.
a)
Task
Environment, secara langsung berinteraksi dan mempengaruhi organisasi seperti:
Klien, konsumen, stakholder, pesan pelanggan.
b)
Societal
Environment, pada umumnya terdiri dari beberapa elemen penting seperi ekonomi,
teknologi, sosial budaya, politik, hukum, lingkungan hidup, ekologi, geografi.
c)
Economic
Environment, merupakan suatu kerawanan bagi kebanyakan organisasi, dan
analisisnya paling sulit dilakukan, karena menyangkut ekonomi tingkat nasional.
Misalnya, masalah keuangan negara, tingkat inflasi, suku bunga, dan sebagainya.
d)
Techological
Environment, merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dibandingkan dengan
economic environment. Kemajuan teknologi yang sangat pesat pada saat ini
menuntut organisasi untuk selalu mengikuti perubahan teknologi ini agar dapat
berjalan dengan efektif dan efisien.
e)
Social
Environment, menjadi yang paling penting dalam kehidupan organisasi karena
menyangkut perilaku sosial dan nilai-nilai budaya (social attitude and values).
Transparasi/keterbukaan merupakan suatu tuntutan baru, terutama dalam
pemerintahan, sementara kritik masyarakat harus diperhatikan, dan adanya
tuntutan akan peningkatan “quality of life” yang semakin gencar.
f)
Ecological
Environment, merupakan hal yang sangat dianalisis,karena sangat tergantung pada
kemampuan (maturity) lingkungan, belum ada suatu pembakuan yang telah
disepakati bersama. Termasuk dalam ecologocal environment ini antara lain
masalah polusi dan pencamaran lingkungan alam (fisik).
g)
Political
Environment, merupakan kebijakan-kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan
bidang kegiatan organisasi, misalnya kebijakan perpajakan moneter, perizinan,
yang mempunyai dampak jangka panjang pada efektivitas organisasi. Hal ini akan
terasa pada organisasi yang kegiatannya telah diatur oleh pemerintah (termasuk
administrasi dan organisasi publik sebagai aparat pemerintahan), karena
organisasi ini akan tergantung pada kehidupan politik pemerintah.
h)
Security
Environment, terutama bagi Indonesia masa kini merupakan aspek yang perlu
dipertimbangkan dengan teliti. Masalah keamanan sangat berpengaruh terhadap
kehidupan dan kelangsungan suatu organisasi, terutama yang berkaitan dengan
kesejahteraan masyarakat. Demikian juga pada bidang geografi dimana organisasi
berada, serta pesaing yang memiliki kegiatan dan usaha yang sama dengan
organisasi sendiri.
Dari kedua telaah ini dapat diperoleh
gambaran menyeluruh tentang situasi dan kondisi organisasi dari berbagai aspek,
internal dan eksternal dan dengan bertolak dari hasil telaah situasi situasi
kondisi serta dikaitkan dengan visi, misi dan nilai-nilai, barulah dilakukan
pembobotan/rating dalam bentuk kesimpulan analisis, baik internal maupun
eksternal dan dikembangkan kearah suatu perencanaan strategik (Renstra) yang
tepat. Kedua kegiatan tersebut, PLI dan PLE dilaksanakan secara serentak
(simultaneously), karena keduanya merupakan “two faces of same coin” saling
interdependensi dan komplementer.
Telaah lingkungan harus diteliti
karena tantangan (ancaman) terhadap sebagian dari organisasi dapat saja
merupakan peluang bagi bagian lain dari organisasi yang sama. Lingkungan
eksternal yang dinamis sedapat mungkin direkayasa (dalam arti positif)
sedemikian rupa sehingga dapat dimanfaatkan oleh organisasi secara positif.
Secara ekteren “tantangan” direkayasa dan diubah menjadi “peluang”.
Selain Strength-Weaknesses-Opportunities-Threat
(SWOT) Analysis, Critical Strategic Issues (CSI) Analysis, Benefit and Cost
(BC) Analysis dan sebagainya, atau kombinasi dari dua atau lebih metode
analisis.
Nilai-nilai yang berkembang di
lingkungan internal organisasi yang “melekat” pada sumber-daya manusia harus
diperhatikan, dipertimbangkan, dikembangkan berdasarkan budaya kerja yang
selaras dengan rencan strategik organisasi, karena pada akhirnya sumber-daya
manusia adalah pelaku penerapan rencana strategik. Untuk pengoperasian rencana
strategik secara efektif dan efisien perlu diperhatikan dan disusun suatu
teknik pengoperasian atau prosedur tetapnya. Apabila terjadi perubahan
lingkungan internal maupun eksternal (dan perubahan ini pasti akan terjadi
mengingat situasi dan kondisi di dunia yang mengglobal ini merupakan sesuatu
yang dimanis, yang tak terelakkan), maka perlu dilakukan tinjau ulang (review)
atas data lingkungan internal dan eksternal, serta melaksanakan kesimpulan
analisis, baik internal maupun eksternal. Untuk itu rencana strategis harus
disesuaikan (di-update).
Tinjau ulang ini harus dimulai dengan
menetapkan kembali bidang usaha atau pelayanan yang akan disediakan organsasi
(dapat terjadi bahwa bidang usaha masih tetap, tetapi disesuaikan dengan hasil
tinjau ulang PLI, PLE, KAFI dan KAFE), serta wilayah pelayanan : local,
regional, nasional, atau bahkan internasional. Hal ini penting untuk menetapkan
dan mengembangkan perilaku serta strategi organisasi.
Pelaksanaan penyusunan PLI, PLE, KAFI
dan KAFE serta pelaksanaan tinjau ulangnya, sebaiknya dilakukan oleh personal,
tim atau kelompok kerja yang telah mendalami seluk beluk bidang kegiatan
organisasi, model persaingan yang akan dihadapi (kalau ada) organisasinya.
Telaah lingkungan strategik sangan
bermanfaat dalam pembuatan rencana strategik karena: Pertama, dapat mengetahui
peluang-peluang spesifik yang ada dalam lingkungan organisasi. Hal ini perlu
bagi manajemen tingkat atas (top management) untuk menetapkan keterampilan
utama serta sumber daya yang dapat diterapkan pada peluang spesifik yang ada.
Kedua, untuk mengingatkan ataupun memperingatkan organisasi akan adanya faktor
atau unsure di lingkungan organisasi yang mungkin akan membahayakan organisasi
di masa depan. Dengan “early-warning system” ini, organisasi dapat lebih
proaktif dan efektif dalam mengambil langkah-langkah untuk mengubah
kecenderungan lingkungan, internasional maupun eksternal, atau mengurangi
dampak negative erhadap organisasi.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kesimpulan
Analisis Faktor Internal (KAFI) dan Kesimpulan Analisis Faktor Eksternal (KAFE)
merupakan daftar prioritas daktor lingkungan, baik internal maupun eksternal,
serta Dampaknya terhadap masa depan organisasi yang selanjutnya akan
berpengaruh pada hubungan internal organisasi. Dalam kaitannya dengan
penyusunan perencanaan strategik organisasi, KAFI dan KAFE dapat disebut
sebagai “Inventarisasi Organisasi”
Faktor-faktor
lingkungan internal dan eksternal yang sudah diidentifikasi pada tahap
sebelumnya, kemudian masing-masing diberi bobot, rating, dan skor (nilai) untuk
mengetahui prioritasnya. Bobot adalah kemunginan (probability) dampak dari
faktor strategik organisasi terhadap keberhasilan organisasi masa kini dan masa
depan. Bobot masing-masing faktor tersebut diberi nilai tinggi untuk yang
penting (berdampak besar bagi kinerja organisasi) dan diberi nilai rendah untuk
faktor strategik yang kurang penting (dampak terhadap kinerja organiasasi
kecil). Total bobot adalah 100. Rating adalah respon manajemen organisasi
terhadap faktor-faktor strategikinternal dan eksternal. Nilai rating berkisar
antara 4,00 (paling menonjol – outstanding) sampai dengan 1,00 (paling tidak
menonjol).
Hasil
perkalian bobot dengan rating akan menghasilkan skor bobot (nilai) dari
masing-masing faktor lingkungan (PLI-PLE) yang bersangkutan. Jumlah nilai yang
didapat dari perkalian tersebut akan menentukan urutan prioritas dari
faktor-faktor tersebut. Proses pemberian bobot dan rating maupun perolehan skor
dan penentuan prioritas dari masing-masing faktor PLI dan PE hendaknya dilihat
dalam suatu bentuk daftar urutan prioritas lingkungan strategik berupa KAFI dan
KAFE.
KAFI
dan KAFE ini harus mencantumkan semua kondisi atau keadaan selengkap-lengkapnya
dan tidak dibenarkan untuk menghilangkan atau menghapuskan sekecil apapun data
tentang kondisi yang berkaitan dengan visi dan misi serta nilai-nilai
organisasi. Hal ini penting, karena hal yang kecil pada masa kini dapat saja
menjadi hal yang besar pada masa depan. Hal ini juga mencengah agar organiasasi
tidak menyususn suatu perencanaan strategik dengan dasar atau anggapan bahwa di
masa depan tidak akan terjadi suatu situasi atau keadaan yang maha sulit.
3.2. Saran
Demikianlah
pembahasan makalah mengenai analisis strategi dan lingkungan, semoga dapat
bermanfaat bagi rekan pembaca sekalian. Kritik dan saran sangat pemakalah
harapkan demi untuk perbaikan makalah kami selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Akdon, Manajemen Strateegik Untuk
Manajemen Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2011.
Bryson, John M., Strategic Planning For
Public and Nonprofit Organization, San Francisco: Jossey bass, 1998, Volt. 55.
Handoko, T. H, Manajemen. Yogyakarta:
BPFE, 1999, hlm. 62.
Salusu, J, Pengambilan Keputusan
Stratejik: untuk Organisasi Publik dan Organisasi Nonprofit. Grasindo, Jakarta, 2004, hlm. 319.
Williams, C, Manajemen (terjemahan), Jakarta: Salemba
Empat, 2001,hlm. 51.
http://ekojaya73.blogspot.com/2011/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html,
(Diakses pada : 19.31 WIB, 02/03/2015).
No comments:
Post a Comment