BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Belajar
merupakan suatu kewajiban bagi seorang siswa. Namun, belajar tak selamanya
wajar, kadang-kadang lancar, kadang-kadang juga tidak, kadang bisa dengan cepat
menangkap materi yang disampaikan guru, tapi kadang juga susah untuk menangkap
materi, semuanya itu juga berhubungan dengan semangat belajar siswa. Bimbingan
belajar lebih menekankan dalam membina siswa dalam perkembangan pribadi, sosial
psikologi, yang didasarkan pada kenyataan yang dihadapi siswa sehingga memerlukan
bantuan tenaga profesional yaitu guru pembimbing.
Dengan
adanya perkembangan zaman menuntut kurikulum mata pelajaran bertambah banyak
namun, hal tersebut tidak diikuti dengan adanya tambahan jam belajar. Hal ini
menyebabkan banyak siswa yang merasa bahwa ia tidak dapat mengikuti setiap
pembelajaran yang ada. Karena materi pembelajaran yang luas, sehingga siswa
mengharapkan adanya tambahan jam belajar. Karena adanya beberapa kendala, tidak
setiap sekolah terdapat jam tambahan pelajaran. Oleh karena itu, siswa memilih
untuk mengikuti jam tambahan belajar yang diadakan oleh sekolah . Selain itu,
ada juga bimbingan belajar yang bisa didapat di luar sehingga banyak
bermunculan lembaga bimbingan belajar. Bimbingan belajar dapat dikatakan
sebagai tambahan belajar, dimana siswa mendapatkan intensitas belajar yang
lebih. Sebab tidak hanya disekolah saja siswa mendapatkan pembelajaran namun di
tempat bimbingan belajar siswa juga mendapatkan pembelajaran pula.
Dalam
rangka menjawab tantangan masa depan yang lebih komfektif dan komplek,
tenaga-tenaga profesional kependidikan mampu memberikan pelayanan yang terbaik
pula bagi perkembangan anak didik sesuai dengan tujuan pendidikan nasional,
yaitu : ”Terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan
kemampuan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri,
serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.
B.
Rumusan
Masalah
Dari
latar belakang berarti kita dapat mengetahui apa yang di maksud ya,dengan
demikian dari makalah ini dapat kita berikan rumusan masalahnya yaitu :
1.
Apa yang
dimaksud dengan bimbingan belajar?
2.
Apa yang
dimaksud dengan bimbingan social peserta didik di MI/SD?
3.
Apa saja
fungsi BK dalam Bimbingan Sosial MI/SD?
4.
Apa saja
manfaat bimbingan belajar pserta didik?
C.
Tujuan
Masalah
Adapun tujuan pembahasan
makalah ini adalah :
1.
Untuk
mengetahui yang dimaksud dengan bimbingan belajar
2.
Untuk
mengetahui yang dimaksud dengan bimbingan social peserta didik di MI/SD
3.
Untuk
mengetahui fungsi BK dalam Bimbingan Sosial MI/SD
4.
Untuk
mengetahui manfaat bimbingan belajar pserta didik
`BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Bimbingan Belajar
Menurut
Undang-undang sistem pendidikan Nasional tahun 1989, pendidikan dilaksanakan
dalam bentuk bimbingan, pengajaran, dan latihan. Bimbingan atau membimbing
memiliki dua makna yaitu bimbingan secara umum yang mempunyai arti sama dengan
mendidik atau menanamkan nilai-nilai, membina moral, mengarahkan siswa supaya menjadi
orang baik. Sedangkan makna bimbingan yang secara khusus yaitu sebagai suatu
upaya atau program membantu mengoptimalkan perkembangan siswa. Bimbingan ini
diberikan melalui bantuan pemecahan masalah yang dihadapi, serta dorongan bagi
pengembangan potensi-potensi yang dimiliki siswa.[1]
Bimbingan
adalah proses bantuan terhadap individu mendapat pemahaman dan pengarahan diri
yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum kepada
sekolah, keluarga serta masyarakat. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan
kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan
merencanakan masa depan.
Dari
kedua definisi yang dikemukakan dapat disimpulkan mengenai pengertian bimbingan
sebagai berikut :
1.
Bimbingan
adalah proses bantuan yang diberikan kepada individu yang membutuhkannya,
bantuan yang diberikan tidak adanya unsur paksaan serta diberikan secara
berencana dan sistematis.
2.
Bimbingan
diberikan kepada individu dengan maksud agar ia dapat memahami dirinya,
kemudian mengarahkan dirinya sehingga
tercapai kebahagiaan hidup pribadi.
Bimbingan belajar atau bimbingan akademik
adalah suatu bantuan dari pembimbing kepada individu (siswa) dalam hal
menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai, dan
dalam mengatasi kesukaran-kesukaran yang timbul berkaitan dengan
tuntutan-tuntutan belajar di institusi pendidikan. Berdasarkan pengertian di
atas, bimbingan belajar bisa bermakna suatu bantuan dari pembimbing kepada
terbimbing dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah belajar.
Bagaimana cara belajar yang baik dan elevan dengan makna di atas, bimbingan
belajar merupakan jenis bimbingan belajar merupakan jenis bimbingan yang
membantu para siswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah pendidikan.
Berdasarkan pengrtian yang dikemukakan oleh Surya (1988) di atas, bimbingan
belajar bisa bermakna bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada siswa dalam
menghadapi dan memecahkan masalah pendidikan (dalam arti luas) dan masalah
belajar (dalam arti sempit).[2]
Fungsi utama dari bimbingan adalah membantu
siswa dalam masalah-masalah pribadi dan sosial yang berhubungan dengan
pendidikan dan pengajaran atau penempatan dan juga menjadi perantara dari siswa
dalam hubungannya dengan guru.
Bimbingan belajar dapat diartikan sebagai
proses pemberian bantuan dari guru atau guru pembimbing kepada siswa agar
terhindar dari kesulitan belajar, yang mungkin muncul selama proses
pembelajaran, Sehingga siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Optimal
dalam kontek belajar dapat dimaknai sebagai siswa yang efektif, produktif dan
prestatif.
Dalam bimbingan belajar diharapkan
siswa-siswa bisa melakukan penyesuaian yang baik dalam situasi belajar
seoptimal mungkin sesuai dengan potensi-potensi, bakat, dan kemampuan yang ada
padanya. Bimbingan belajar membantu
untuk membentuk murid-murid yang mengalami masalah di dalam memasuki
proses belajar dan situasi belajar yang dihadapinya.
Pengertian prestasi belajar menurut KBBI
adalah “penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata
pelajaran, lazimnya dilanjutkan dengan nilai tes atau angka nilai yang
diberikan oleh guru.
Menurut Winkel (1996), Winkel berpendapat
bahwa prestasi belajar merupakan salah satu bukti yang menunjukkan kemampuan
atau keberhasilan seseorang yang melakukan proses belajar sesuai dengan bobot
atau nilai yang berhasil diraihnya.
Prestasi belajar merupakan ukuran
keberhasilan siswa di dalam melakukan kegiatan belajar. Prestasi belajar dapat
diperoleh dengan perangkat tes dan hasil tes yang akan memberikan
informasi-informasi tentang apa yang dikuasai oleh siswa. Prestasi belajar
dapat dilihat pada hasil evaluasi,
evaluasi yang dimaksud yaitu untuk
mengetahui sejauh mana siswa menguasai berbagai hal yang pernah
diajarkan sehingga dapat diperoleh gambaran tentang pencapaian program
pendidikan secara menyeluruh.
B.
Pengertian
Bimbingan SOsial Peserta Didik
Pengertian
Bimbingan Pribadi-Sosial - Bimbingan merupakan upaya untuk membantu
individu berkembang sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya secara bertahap dalam proses yang matang. Rochman
Natawidjaja mengartikan bimbingan sebagai proses pemberian bantuan kepada
individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat
memahami dirinya, sehingga sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak
wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat.[3]
W.S.
Winkel mendefinisikan bimbingan sebagai pemberian bantuan kepada seseorang atau
kepada sekelompok orang dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana dan
dalam mengadakan penyesuaian diri terhadap tuntutan hidup.[4]
Bimbingan
ialah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis dari
pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri
dan perwujudan diri, dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan
penyesuaian diri dengan lingkungannya.
Bimbingan
adalah bantuan yang diberikan kepada seseorang (individu) atau sekelompok orang
agar mereka itu dapat berkembang menjadi pribadi-pribadi yang mandiri.
Kemandirian ini mencakup 5 fungsi pokok yang hendaknya dijalankan oleh pribadi
yang mandiri yaitu
1. Mengenal diri sendiri dan lingkungan,
2. Menerima diri sendiri dan lingkungan secara
positif dan dinamis,
3. Mengambil keputusan,
4. Mengarahkan diri,
5. Mewujudkan diri.
Berdasarkan
definisi-definisi bimbingan yang telah
dipaparkan, dapat disimpulkan yaitu :
1. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan
kepada individu secara kontinyu dan sistematis,
2. Bertujuan untuk membantu proses pengembangan
potensi diri melalui pola-pola sosial yang dilakukannya sehari-hari di
lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Pola-pola sosial yang dimaksudkan
adalah pola-pola dimana individu tersebut dapat melakukan penyesuaian diri
dengan lingkungannya.[5]
Bimbingan pribadi merupakan upaya untuk
membantu individu dalam menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mantap dam mandiri serta sehat jasmani dan
rohani. Sementara bimbingan sosial merupakan upaya untuk membantu individu
dalam mengenal dan berhubungan dengan lingkungan sosial yang dilandasi budi
pekerti luhur dan tanggung jawab. Bimbingan pribadi-sosial berarti upaya untuk
membantu individu dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi
konflik-konflik dalam diri dalam upaya mengatur dirinya sendiri di bidang
kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual
dan sebagainya, serta upaya membantu individu dalam membina hubungan sosial
di berbagai lingkungan (pergaulan
sosial).
Pada dasarnya bimbingan tidak hanya
berfungsi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi individu (kuratif),
melainkan memiliki fungsi lain yaitu sebagai upaya pencegahan (preventif) dan pengembangan (developmental). Lynn Bullard mengungkapkan
untuk melakukan reformasi (pembaharuan) program bimbingan dan konseling secara
tepat, maka layanan-layanannya harus diintegrasikan ke dalam program-program
yang berorientasi pengembangan, yang membantu para siswa mengembangkan dan
mempraktekkan kompetensi-kompetensinya.
Bimbingan dan konseling yang berorientasi
pengembangan tidak hanya berfungsi untuk membantu individu ketika permasalahan
muncul, melainkan lebih kepada sebelum permasalahan terjadi dan upaya membantu
individu mencapai self developmental dan
self realization. Individu dapat memelihara dan mengembangkan berbagai potensi
dan kondisi positif dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan
berkelanjutan.
Bimbingan pribadi-sosial sebagai suatu upaya
membantu individu dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan keadaan
psikologis dan sosial klien, sehingga individu memantapkan kepribadian dan
mengembangkan kemampuan individu dalam menangani masalah-masalah dirinnya. [6]
Bimbingan pribadi-sosial juga sebagai upaya
pengembangan kemampuan peserta didik untuk menghadapi dan mengatasi
masalah-masalah pribadi-sosial dengan cara menciptakan lingkungan interaksi pendidikan
yang kondusif, mengembangkan sistem pemahaman diri dan sikap-sikap positif,
serta dengan mengembangkan kemampuan pribadi-sosial.
Berdasarkan berbagai pengertian yang telah
dikemukakan, dapat dirumuskan bimbingan pribadi-sosial merupakan upaya layanan
yang diberikan kepada siswa agar mampu mengatasi permasalahan-permasalahan yang
dialaminya, baik yang bersifat pribadi maupun sosial, sehingga mampu membina
hubungan sosial yang harmonis di lingkungannya. Bimbingan pribadi-sosial
diberikan dengan cara menciptakan lingkungan yang kondusif, interaksi
pendidikan yang akrab, mengembangkan system pemahaman diri, dan sikap-sikap
yang positif, serta kemampuan-kemampuan pribadi sosial yang tepat.
C.
Manfaat
Bimbingan Belajar
Belajar
merupakan bagian terpenting bagi siswa, ini dikarenakan siswa dituntun untuk
berkompetisi untuk mendapatkan nilai yang maksimal. Untuk mendapatkan nilai
yang maksimal itu tidak mudah, butuh usaha dan perjuangan. Usaha yang sering
ditempuh siswa yaitu dengan bergabung pada lembaga bimbingan belajar, sehingga
siswa dapat bersaing dengan tuntutan zaman pada saat sekarang ini. Namun, jika
tidak didasari dengan niat, usaha itu pun juga akan sia-sia.[7]
Banyak
manfaat yang bisa diperoleh siswa dengan mengikuti bimbingan belajar. Siswa
terbantu untuk memahami pelajaran yang belum dikuasai atau dipahami. Pada
sekolah formal waktu pelajaran setiap mata pelajaran dibatasi, sehingga guru
sering tidak tuntas dalam menyampaikan materi dan tidak bisa menjelaskan
panjang lebar. Ini yang menjadi penyebab siswa mengikuti bimbingan belajar di
luar jam sekolah formal. Materi yang seharusnya dapat tersampaikan dalam waktu
satu minggu menjadi sebulan.Jadi dengan mengikuti bimbingan belajar siswa dapat
bertanya dan berdiskusi tentang segala sesuatu yang dirasa masih
membingungkannya. Mereka juga akan mendapatkan jawaban-jawaban yang praktis.
Praktis maksudnya adalah cara sederhana yang lebih menyingkat waktu untuk
menjawab soal-soal tersebut.
Dengan
adanya kepercayaan bahwa bimbingan belajar mampu membantu siswa dalam
menyelesaiakan masalah akademiknya dan banyak siswa yang bergabung dengan
lembaga bimbingan belajar, maka banyak lembaga bimbingan belajar yang mendapat
keuntungan dari bisnis ini. Selain mendapat keuntungan dari berbisnis, lembaga
bimbingan belajar juga memiliki fungsi yang strategis untuk menjaga dan
meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah. Dengan alasan bahwa orang tua
sibuk dengan pekerjaan masing-masing atau belum adanya fasilitas yang mendukung
seperti tidak adanya teman belajar, maka orang tua memfasilitasi anak untuk
mendapatkan bimbingan belajar dari pihak luar atau lembaga terkait.
Selain
membantu siswa dalam memahami pelajaran yang belum dikuasai dan meningkatkan
prestasi belajar siswa, menurut Dewintaprasti (2012) bimbingan belajar juga
memberikan manfaat yang lain, yang meliputi :
1.
Membantu
guru dalam mendidik dan mengajari siswa.
2.
Memudahkan
siswa dalam belajar (memecahkan PR
sekolah, mendapat kisi-kisi yang akan di UAS kan, dll) dan meningkatkan
prestasi belajar.
3.
Menambah
pengetahuan baru yang belum dimilki oleh siswa,
4.
Menambah
teman baru,
5.
Mengembangkan
atau menambah metode belajar yang baru untuk siswa.
Bimbingan belajar sangat membantu siswa dan
guru. Bagi siswa, bimbingan belajar membantu dalam memecahkan masalah yang berkaitan
dengan akademiknya. Bagi guru bimbingan belajar membawa pengaruh yang positif,
yaitu dengan adanya bimbingan belajar memudahkan guru dalam menjelaskan materi
dan tidak banyak siswa yang bertanya, karena materi tersebut sudah diajarkan di
bimbingan belajar.
Menurut Devi Prasetyaningrum (2013) bahwa
keberadaan bimbingan belajar tidak akan mengancam sekolah formal, karena Bimbingan Belajar dan Sekolah Formal
ibarat kapal dengan sekocinya. Bila sebuah kapal mengalami gangguan yang
mengakibatkan tidak dapat berlayar ditengah lautan maka sekoci mampu
menyelamatkam penumpangnya untuk sampai ketujuan. Seperti halnya bila Sekolah
Formal lemah dalam meningkatkan kemampuan siswanya maka Bimbingan Belajar dapat
memberikan bantuan untuk menyempurnakan kemampuan siswanya. tersebut . Jadi
keberadaan Bimbingan Belajar tidaklah mengancam Sekolah Formal, tetapi justru
membantu.
Menurut Ki Hajar Dewantara dalam buku yang
berjudul Pengantar Pendidikan,Zahara Idris dan Lisma Jamal (1992:29)
mengemukakan bahwa tujuan pendidikan agar anak sebagai manusia dan anggota
masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya
Dalam buku yang berjudul Pengantar
Pendidikan, Zahara Idris dan Lisma Jamal (1992:30) dalam UU RI No. 2 Tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional bab II pasal 4 dicantumkan tujuan Pendidikan
Nasional. Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatn dan kebangsaan.
Kegiatan belajar di sekolah merupakan bagian
integral dari keseluruhan program sekolah, yang berarti tujuan yang ingin
dicapai sekolah merupakan tujuan yang ingin dicapai bimbingan. Tujuan bimbingan
belajar adalah sebagai berikut :
1.
Mencarikan
cara-cara belajar yang efisien dan efektif bagi seorang anak atau kelompok
anak.
2.
Menunjukkan
cara-cara mempelajari sesuai dan menggunakan buku pelajaran.
3.
Memberikan
informasi (saran dan petunjuk) bagi yang memanfaatkan perpustakaan.
4.
Membuat
tugas sekolah dan mempersiapkan diri dalam ulangan dan ujian.
5.
Memilih
suatu bidang studi sesuai dengan bakat, minat, kecerdasan, cita-cita dan
kondisi fisik atau kesehatan.
6.
Menunjukkan
cara-cara menghadapi kesulitan dalam bidang studi tertentu.
7.
Menentukan
pembagian waktu dan perencanaan jadwal belajarnya.
8.
Memilih
pelajaran tambahan baik yang berhubungan dengan pelajaran di sekolah maupun
untuk pengembangan bakat dan karir di masa depan
Usaha yang dilakukan yang dilakukan
bimbingan belajar untuk meningkatkan prestasi belajar siswa yaitu usaha untuk mengurangi faktor
yang dapat menghambat prestasi belajar. Upaya-upaya yang dilakukan bimbingan
belajar untuk meningkatkan prestasi belajar siswa yaitu dengan memberikan
rumus-rumus praktis yang digunakan dalam memecahkan soal. Selain itu, pihak
bimbel juga memberikan buku-buku (modul) pelajaran yang tidak ada pada sekolah
formal, sehingga dapat menambah pengetahuan siswa. Pihak bimbingan belajar juga
menerapkan beberapa teknik, yaitu bimbingan secara kelompok dan secara
individu. Bimbingan secara kelompok yaitu suatu bimbingan yang diberikan kepada
individu secara kelompok, maksudnya terdapat sejumlah individu yang mempunyai
permasalahan yang sama. Bimbingan ini bersifat informatif dan adjustif.
Bimbingan yang bersifat informatif seperti ceramah, nasihat, penggunaan media
tulis dan media elektronik secara berkelompok. Sedangkan bimbingan yang
bersifat adjustif adalah bantuan kepada individu dalam membina hubungan dan
menyesuaikan diri denngan orang lain seperti belajar kelompok.
Sedangkan bimbingan secara individu yaitu
suatu bimbingan yang diberikan siswa dalam situasi individual. Seperti pada
bimbingan kelompok, pada bimbingan individu juga bersifat informatif tetapi,
tidak bersifat adjustif. Dengan adanya program bimbingan belajar setiap
masalah yang dihadapi siswa yang dapat mengganggu kegiatan belajar akan
terselesaikan dan usaha untuk mencapai tujuan kedepanpun akan lebih mudah.
Bimbingan belajar merupakan bagian
terpenting bagi peserta didik, mengingat pada saat ini peserta didik dituntut
untuk bisa berkompetensi. Oleh karena itu siswa diharapkan mengikuti bimbingan
belajar sebagai alat untuk menghadapi tantangan di masa depan. Selain itu,
manfaat dari bimbingan belajar adalah dapat membuat siswa semakin kreatif pada
kegiatan belajar mengajar, dan dapat meningkatkan prestasi pada sekolahnya.
Maka sangat penting bagi peserta didik untuk mengikuti bimbingan belajar, agar
mereka mampu bersaing dengan tuntutan zaman pada saat ini. Manfaat Bimbingan
Belajar bagi siswa adalah tersedianya kondisi belajar yang nyaman,
terperhatikannya karakteristik pribadi siswa, dan siswa dapat mereduksi
kemungkinan kesulitan belajar.
D.
Fungsi
BK dalam BK
1.
Fungsi
Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar memiliki
pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan,
pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, konseli diharapkan
mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya
dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.
2.
Fungsi
Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa
mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk
mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini, konselor
memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara menghindarkan diri dari
perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya.[8]
3.
Fungsi
Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif
dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli. Konselor
dan personel Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi sebagai teamwork
berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan melaksanakan program bimbingan
secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu konseli mencapai
tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini
adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat
(brain storming),home room, dan karyawisata.
4.
Fungsi
Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi
ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah
mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun
karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching.
5.
Fungsi
Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih
kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan
penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan
ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu
bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga
pendidikan.
6.
Fungsi
Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala
Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan
terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli.
Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai konseli, pembimbing/konselor
dapat membantu para guru dalam memperlakukan konseli secara tepat, baik dalam
memilih dan menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses
pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan
kecepatan konseli.
7.
Fungsi
Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar
dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan
konstruktif.
8.
Fungsi
Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga
dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak
(berkehendak). Konselor melakukan intervensi (memberikan perlakuan) terhadap
konseli supaya memiliki pola berfikir yang sehat, rasional dan memiliki
perasaan yang tepat sehingga dapat mengantarkan mereka kepada tindakan atau
kehendak yang produktif dan normatif.
9.
Fungsi
Fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek dalam
diri konseli.
10.
Fungsi
Pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli
supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah
tercipta dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari
kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktivitas diri. Pelaksanaan
fungsi ini diwujudkan melalui program-program yang menarik, rekreatif dan
fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat konseli.
E.
Kelebihan
dan kelemahan bimbingan belajar
Setiap
manusia pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan. Dengan adanya kekurangan itu
maka kita berupaya untuk memperbaiki. Seperti halnya bimbingan belajar juga
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pada bimbingan belajar kekurangan tersebut
digunakan untuk memperbaiki, baik dalam wujud pelayanannya ataupun
materi-materi yang diajarkan. Ada beberapa kelemahan dari bimbingan belajar
antara lain :
1.
Siswa yang
mengikuti program bimbingan belajar biasanya tidak langsung pulang ke rumah
tetapi mampir bermain ke rumah teman tanpa pamit.
2.
Kebanyakan
orang tua menambahkan uang saku untk anaknya untuk jajan dan untuk transport
atau alasan lain sehingga anak menjadi boros dan manja.
3.
Jika anak
sudah terlalu lelah maka apa yang diajarkan di bimbingan belajar tidak dapat
dicerna dengan baik sehingga dapat membuang-buang uang dan waktu
4.
Biasanya
siswa akan bergantung pada tempat bimbel, sehingga siswa sulit untuk belajar
sendiri.
Selain mempunyai kelemahan bimbingan belajar
juga mempunyai kelebihan. Menurut Rizal Nurhidayat (2013) yang termasuk
kelebihan dari program bimbingan belajar antara lain:
1.
Memberi
pemahaman yang lebih kepada kita yang belum mengerti benar materi yang sedang
anda ikuti di tempat les atau bimbel anda.
2.
Mendapat
informasi-informasi lain tentang soal-soal yang memugkinkan keluar dalam ujian
tertentu misalnya Ujian Sekolah ataupun Ujian Nasional.
3.
Mendapat
materi-materi baru dan cara-cara baru dalam menyelesaikan berbagai soal-soal,
misalnya anda akan mendapat cara praktis dalam mengerjakan soal-soal
matematika.
4.
Kadang
juga anda akan mendapat teman baru yang mungkin belum anda kenal sebelumnya.
Kelemahan dan kelebihan tersebut menjadi
tolok ukur bagi siswa apakah mau bergabung dengan lembaga bimbingan belajar
ataupun tidak.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Tingginya
minat siswa-siswi sekolah formal mengikuti bimbingan belajar merupakan simbol
ketidakpercayaan siswa dan orangtua siswa terhadap proses pembelajaran di
sekolah formal. Bimbingan belajar dapat dijadikan sebagai pendidikan tambahan
untuk mendapatkan kesempurnaan ilmu pengetahuan siswa. Bimbingan belajar juga
membantu tugas Sekolah Formal untuk memberikan ilmu pengetahuan kepada siswa.
Sedangkan untuk dunia bisnis, bimbingan belajar mampu membuka lapangan
pekerjaan dan keuntungan secara materiil pada banyak orang yang menjalankan
bisnis ini
Bimbingan
belajar membuat siswa dapat mengenal,
memahami, menerima, mengalahkan dan mengaktualisasikan potensi secara optimal,
megembangkan berbagai keterampilan belajar, dan mengembangkan suasana yang
kondusif, sehingga siswa semakin kreatif pada kegiatan belajar dan dapat
menigkatkan prestasi belajar siswa. Dengan demikian siswa mampu bersaing dengan
tuntunan zaman pada saat ini.
B.
Saran
Setiap
pengarang atau penyusun menginginkan apa yang menjadin karyanya sempurnah,
namun apa boleh buat kesempurnaan hanya milik Allah SWT., maka dari kami
mengharapkan kritik maupun saran dari pembaca semua. Semoga dengan addanya
makalah ini para pembaca bisa menambah wawasan, semoga kita semua mmendapatkan
keberkahan ilnu dari Allah SWT.
DAFTAR
PUSTAKA
Sukmadinata,
Nana Syaodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2005)
Idris, Zahara
dan Lisma Jamal. Pengantar Pendidikan. (Jakarta:PT Gramedia Widiasarana
Indonesia. 1992)
Yusuf, S. Psikologi
Perkembangan Anak dan Remaja. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2007)
Winkel, W. S. Bimbingan
dan Konseling di Institusi Pendidikan.
(Jakarta: Gramedia., 1991)
Yusuf, S. Psikologi
Perkembangan Anak dan Remaja. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2007)
Ketut, D dan
Made, D. Pedoman Praktis Bimbingan Penyuluhan di Sekolah. (Jakarta:
Rineka Cipta. 1990)
Prayitno dan
Erman Amti. Dasar – Dasar Bimbingan dan Konseling. (Rineka Cipta:Jakarta, 1994)
[1] Sukmadinata, Nana Syaodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2005),
h. 232
[2] Idris, Zahara dan Lisma Jamal. Pengantar Pendidikan. (Jakarta:PT
Gramedia Widiasarana Indonesia. 1992), h. 34
[3] Yusuf, S. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya. 2007), h. 53
[4] Winkel, W. S. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.
(Jakarta: Gramedia., 1991), h. 124
[5] Winkel, W. S. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.
(Jakarta: Gramedia., 1991), h. 127
[6] Yusuf, S. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya. 2007), h. 55
[7] Ketut, D dan Made, D. Pedoman Praktis Bimbingan Penyuluhan di
Sekolah. (Jakarta: Rineka Cipta. 1990), h. 133
[8] Prayitno dan Erman Amti. Dasar – Dasar Bimbingan dan Konseling.
(Rineka Cipta:Jakarta, 1994), 165
No comments:
Post a Comment