BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pembelajaran adalah
suatu proses yang dinamis, berkembang secara terus-menerus sesuai dengan
pengalaman siswa. Semakin banyak pengalaman yang dilakukan siswa, maka akan
semakin kaya, luas, dan sempurna pengetahuan mereka.
Pengalaman yang
diperoleh siswa dari hasil pemberitahuan orang lain seperti hasil dari
penuturan guru, hanya akan mampir sesaat untuk diingat dan setelah itu
dilupakan. Oleh sebab itu membelajarkan siswa tidak cukup hanya dengan
memberitahukan akan tetapi mendorong siswa untuk melakukan suatu proses melalui
berbagai aktivitas yang dapat mendukung terhadap pencapaian kompetensi.
Setiap aktivitas
termasuk berbagai karya yang dihasilkan siswa dari suatu proses pembelajaran,
perlu dimonitor, diberi komentar, dikritik dan diberi catatan perbaikan oleh
setiap guru secara terus-menerus. Melalui proses monitoring yang terus-menerus
itulah pengalaman belajar siswa akan terus disempurnakan hingga pada akhirnya
akan menghasilkan sesuatu yang lebih baik dan sempurna.
Sebelum membicarakan
tentang penilaian akan ditinjau terlebih dahulu beberapa istilah yang banyak ditemui dan sering
ditanyakan perbedaannya, yaitu pengujian, pengukuran, penilaian dan evaluasi.
Jika pengujian adalah kegiatan memberikan sejumlah pertanyaan. Sedangkan
pengukuran adalah kegiatan yang sistematik untuk memberikan angka pada objek
atau gejala. Lain lagi dengan penilaian (assessment) dan evaluasi, kalau
penilaian adalah penafsiran hasil
pengukuran dan penentuan pencapaian hasil belajar. Sedangkan evaluasi adalah
penentuan mutu dan penentuan pencapaian tujuan suatu program.
Sesuai dengan
pengertiannya, dapat dikatakan bahwa penilaian adalah suatu kegiatan
pengukuran, kuantifikasi dan penetapan mutu pengetahuan siswa secara
menyeluruh. Dalam pengertian ini diisyaratkan bahwa penilaian harus
terintegrasi dalam proses pembelajaran dan menggunakan beragam bentuk. Tes dan
teknik-teknik penilaian hanya diperlukan untuk menunjukkan bagaimana siswa
mengerjakan tugas-tugas yang sebenar-benarnya. Bila kita menginginkan siswa
menjadi seorang yang dapat memecahkan masalah dengan baik, maka tes tentang
kompetensi pemecahan masalah harus secara logis menilai unjuk kerja siswa dalam
tugas pemecahan masalah.
Ketika siswa dinilai
berdasarkan unjuk kerjanya, tes menjadi bagian dalam pengajaran. Misalnya
seorang pelatih akan bekerja secara teratur dengan pemain-pemainnya untuk
menyusun tujuan-tujuan guna meningkatkan unjuk kerjanya. Dari pembahasan diatas
maka makalah ini akan membahas tentang bagaimana penilaian portofolio dan unjuk
kerja.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1.
Apakah yang di maksud
dengan penilaian portofolio dan
penilaian unjuk kerja?
2.
Apa saja kelebihan dan
kelemahan penilaian portofolio dan unjuk kerja?
3.
Bagaimana contoh
penilaian portofolio dan penilaian unjuk kerja?
4.
Bagaimana pemilihan
isi penilaian portofolio dan penilaian unjuk kerja?
C.
Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan pembahasan makalah ini adalah :
1.
Untuk mengetahui yang
di maksud dengan penilaian portofolio
dan penilaian unjuk kerja
2.
Untuk mengetahui kelebihan
dan kelemahan penilaian portofolio dan unjuk kerja
3.
Untuk mengetahui contoh
penilaian portofolio dan penilaian unjuk kerja
4.
Untuk mengetahui
pemilihan isi penilaian portofolio dan penilaian unjuk kerja
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Penilaian Portofolio
1.
Pengertian Penilaian Portofolio
Penilaian dalam bahasa ingggris sering disebut assessment, yang berarti
penaksiran atau menaksir. Menurut Sumarmo, Utari dan Hasan, Hamid asesmen
(penilaian hasil belajar) sebagai “proses sistematik untuk menentukan
pencapaian hasil belajar peserta didik” sedangkan Rustaman Y. Nuryani
mengemukakan bahwa “asesmen berada pada pihak yang diases dan digunakan untuk
mengungkap kemajuan perorangan. Dalam bidang pendidikan asesmen sering
dikaitkan dengan pencapaian kurikulum dan digunakan untuk mengumpulkan
informasi berkenaan dengan proses pembelajaran dan hasilnya”.[1]
Sedangkan Portofolio berasal dari bahasa inggris ”portofolio” yang
artinya dokumen atau surat-surat. Pendapat lain menyatakan portofolio berasal
dari kata kerja “potare” berarti membawa dan kata benda bahasa latin “foglio”,
yang berarti lembaran atau “kata kerja”. Portofolio tempat berisikan benda
pekerjaan, lembaran, nilai dan profesional. Dalam konteks ini portofolio adalah
koleksi berharga dan berguna berisikan benda pekerjaan peserta didik yang
menceritakan atau menerangkan sejarah prestasi atau pertumbuhan peserta didik.
Menurut beberapa ahli portofolio memilki beberapa pengertian. Ada yang
memandang sebagai benda/alat, dan ada pula yang memandang sebagai metode/
teknik/ cara. Portofolio sebagai suatu wujud benda fisik, atau kumpulan suatu
hasil (bukti) dari suatu kegiatan, atau bundelan, yakni kumpulan dokumentasi
atau hasil pekerjaan peserta didik yang disimpan dalam suatu bundel.[2]
Misalnya, bundelan hasil kerja peserta didik mulai dari tes awal,
tugas-tugas, catatan anekdot, piagam penghargaan, sampai pada tes akhir. Shaklee
menyatakan bahwa porofolio merupakan sesuatu yang berharga dan merupakan
inovasi pendidikan. Sedangkan Rustaman, Nuryani mengartikan portofolio sebagai
kumpulan upaya, kemajuan atau prestasi peserta didik yang terencana (bertujuan)
pada area tertentu. Portofolio juga dapat diartikan sebagai suatu koleksi yang
dikhususkan dari pekerjaan peserta didik yang menglami perkembangan yang
memungkinkan peserta didik dan pendidik menentukan kemajuan yang sudah dicapai
oleh peserta didik.[3]
Penilaian portofolio memmpunyai tujuan untuk memberikan informasi kepada
orang tua tentang perkembangan peserta didik secara lengkap dengan dukungan
data dan dokumen yang akurat. Rapor merupakan bentuk laporan prestasi peserta
didik dalam kurun waktu tertentu. Portofolio merupakan lampiran dari rapor.
Secara kontinum portofolio bertujuan sebagai berikut;
a)
Untuk penilaian formatif
dan diagnostik, untuk memonitor perkembangan peserta didik .
b)
Untuk memberi
evidence (bukti penilaian) formal.
c)
Untuk mengikuti
pekembangan peserta didik, berfokus pada proses dan hasil.
d)
Untuk mengoleksi
hasil pekerjaan yang telah selesai, berfokus pada penilaian sumatif.[4]
Jadi secara sederhana portofolio dapat diartikan sebagai suatu kegiatan
untuk menunjukkan sekumpulan evidence (kumpulan hasil kerja peserta didik).
2.
Perbedaan Penilaian
Portofolio dengan Penilaian lainnya
Beberapa perbedaan
pokok antara tes sebagai suatu teknik atau alat penilaian yang selama ini
digunakan guru dengan penilaian portofolio sebagai salah satu inovasi dalam
pelaksanaan penilaian, diantaranya yaitu
NO
|
TES
|
NO
|
PENILAIAN PORTOFOLIO
|
1
|
Tes biasanya dilakukan untuk menilai kemampuan intelektual siswa
melalui penguasaan materi pembelajaran
|
1.
|
Penilaian portofolio menilai seluruh aspek perkembangan siswa baik
intelektual, minat sikap, dan keterampilan.
|
2.
|
Guru berperan sangat dominan dalam proses penilaian sedangkan siswa berperan
sebagai orang yang dinilai.
|
2.
|
Peserta didik terlibat dalam proses penilaian dengan menilai dirinya
sendiri mengenai kemampuan beserta dalam perkembangannya.
|
3.
|
Kriteria penilaian ditentukan satu untuk semua.
|
3.
|
Kriteria penilaian ditentukan sesuai dengan kriteria siswa.
|
4.
|
Keputusan berdasarkan penilaian ditentukan sendiri oleh guru.
|
4.
|
Proses penilaian beserta pengambilan keputusan dilakukan dengan cara
kolaboratif antara guru, siswa, dan orang tua.
|
5.
|
Penilaian dilakukan dengan berorientasi pada pencapaian hasil belajar.
|
5.
|
Penilaian berorientasi pada kemajuan, usaha yang dilakukan siswa
termasuk pencapaian hasil belajar.
|
6.
|
Penilaian merupakan kegiatan yang terpisah dari proses pembelajaran.
|
6.
|
Penilaian merupakan bagian integral dari proses pembelajaran.
|
7.
|
Penilaian melalui tes biasanya dilakukan pada akhir program
pembelajaran.
|
7.
|
Penilaian portofolio dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.
|
3.
Mendemonstrasikan
Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio
terdiri atas beberapa tahapan yaitu:
a.
Penentuan Tujuan
Portofolio
Penentuan tujuan
penggunaan portofolio sangat penting, mengingat tanpa adanya tujuan guru maupun
peserta didik tidak akan terarah dan cenderung untuk mengerjakan portofolio
seadanya.
Hal ini dapat
dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1)
Mengapa portofolio
itu dilakukan?
2)
Tujuan pembelajaran
dan tujuan kurikulum ( dalam hal ini kompetensi dasar) apa yang ingin dicapai?
3)
Alat penilaian yang
bagaimana yang tepat untuk menilai tujuan tersebut?
4)
Apakah portofolio
akan difokuskan pada hasil kerja yang baik, pertumbuhan dan kemajuan belajar
atau keduanya?
5)
Apakah portofolio itu
akan digunakan untuk formatif, sumatif, diagnostik, atau semuanya?
Tujuan utama dilakukannya portofolio adalah untuk menentukan evidence
peserta didik dan proses bagaimana evidence tersebut diperoleh sebagai salah
satu bukti yang dapat menunjukkan pencapaian belajar peserta didik, yaitu telah
mencapai kompetensi dasar, dan indikator sesuai dengan yang telah ditelah
ditetapkan dalam kurikulum.
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok Aspek
Alquran Pendidikan Islam kelas 1 SD
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Indikator
|
Materi Pokok
|
Hafal Alquran surat-surat pendek pilihan
|
Hafal surat Alfatihah, Al ikhlas dan Al kautsar
|
Melafalkan Surat Al fatihah, Al Ikhlas, dan Al kautsar.
Menunjukkan Hafal surat Al fatihah, Al Ikhlas, dan Al kautsar.
Mendemonstrasikan surat Al fatihah, Al Ikhlas, dan Al kautsar.
|
Surat Al fatihah
Surat Al Ikhlas
Surat Al kautsar
|
Tugas portofolio aspek Alquran mata pelajaran Agama Islam seperti nampak
di atas dirancang untuk menilai kemampuan menghafal surat Alfatihah, Al ikhlas
dan Al kautsar, tentunya tidak akan menyangkut penilaian kemampuan menyebutka
Serta hafal rukun iman ataupun kemampuan melafalkan syahadat tauhid dan
syahadat Rasul.
b.
Penentuan Isi
Portofolio
Isi portofolio
haruslah menunjukan kemampuan peserta didik yang sesuai dengan apa yang
diharapkan pada standar kompetensi, kompetensi dasar atau indikator pencapaian
hasil belajar yang terdapat dalam kurikulum. Untuk melakukan ini semua kegiatan
yang sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator
pencapaian hasil belajar tentunya harus diamati dan dinilai.[5]
4.
Kelebihan dan
Kelemahan Penilaian Portofolio
Setiap konsep atau model penilaian tentu ada kelebihan dan
kekurangannya, begitu juga dengan penilaian portofolio. Kelebihan model
penilaian portofolio, antara lain sebagai berikut:
a)
Dapat melihat
pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta didik dari waktu ke waktu
berdasarkan feed-back dan refleksi diri.
b)
Membantu guru
melakukan penilaian secara adil, objektif dan dapat dipertanggungjawabkan tanpa
mengurangi kreatifitas peserta didik.
c)
Mengajak peserta
didik untuk belajar bertanggungjawab terhadap apa yang telah mereka kerjakan,
baik dikelas maupun diluar kelas dalam rangka implementasi program
pembelajaran.
d)
Meningkatkan peran
serta peserta didik secara aktif dalam kegiatan pembelajaran dan penilaian.
e)
Memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk meningkatkan kemampuan mereka.
Adapun kekurangan
penilaian portofolio, antara lain sebagai berikut:
a)
Membutuhkan waktu dan
kerja ekstra.
b)
Penilaian portofolio
dianggap kurang reliable dibandingkan dengan bentuk penilaian yang lain.
c)
Ada kecenderungan
guru hanya memperhatikan pencapaian akhir sehingga proses penilaian kurang
mendapat perhatian.
d)
Tidak tersedianya
kriteria penilaian yang jelas.
e)
Penilaian portofolio
masih relatif baru sehingga banyak guru, orang tua dan pesesrta didik yang
belum mengetahui dan memahaminya.
5.
Mengembangkan
kriteria penilaian
Kriteria penilaian
harus dirumuskan dengan jelas baik yang berhubungan dengan proses pembelajaran
maupun hasil belajar yang diharapkan. Kriteria penilaian yang digunakan dalam
penilaian portofolio bahasa indonesia misalnya yang berkaitan dengan pembuatan
sinopsis atau ringkasan cerita antara lain:
No
|
Kriteria
|
Skor
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Sistematika
Kesesuaian isi cerita dengan judul buku
Alur
EYD
Bentuk dan kerapian tulisan
|
0-20
0-35
0-15
0-20
0-10
|
Beberapa kriteria penilaian yang
dapat digunakan antara lain:
1)
Kurang baik, 2) Baik,
3) Baik sekali
2)
Atau
1)
Jelek sekali, 2)
Jelek, 3) Sedang, 4) Baik, 5) Baik sekali
6.
Menyusun format
penilaian
Semua kriteria
penilaian dituangkan dalam format penilaian.
Contoh format penilaian portofolio Agama Islam kelas 1SD
Kompetensi Dasar
Hafal surat
Alfatihah, Al ikhlas dan Al kautsar.
|
Nama peserta didik : wawan
Tanggal
: 21 maret 2012
|
||
Indikator
|
PENILAIAN
|
||
Melafalkan Surat
Al fatihah, Al Ikhlas, dan Al kautsar.
Menunjukkan
Hafal surat Al fatihah, Al Ikhlas, dan Al kautsar.
Mendemonstrasikan
surat Al fatihah, Al Ikhlas, dan Al Kautsar.
|
Kurang baik
|
Baik
|
Baik sekali
|
Dicapai melalui
:
|
Komentar guru
Wawan sudah sangat baik menghafal surat Alfatihah, Al ikhlas dan Al
kautsar. Pertahankan prestasimu wawan.
|
||
v Pertolongan guru
|
|||
v Seluruh kelas
|
|||
v Kelompok kecil
|
|||
v Sendiri
|
|||
Komentar orang tua
|
B.
Penilaian Unjuk
Kerja
1.
Pengertian
Penilaian Unjuk Kerja
Penilaian unjuk
kerja sendiri adalah penilaian yang dapat mengungkapkan kemampuan siswa dalam
pemahaman konsep, pemecahan masalah dan komunikasi. Penilaian perbuatan atau
unjuk kerja adalah penilaian tindakan atau tes praktik yang secara efektif
dapat digunakan untuk kepentingan pengumpulan berbagai informasi tentang
bentuk-bentuk perilaku atau keterampilan yang diharapkan muncul dalam diri
peserta didik.[6]
Penilaian unjuk
kerja juga merupakan penilaian yang meminta peserta didik untuk
mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam konteks yang sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan. Penialain kinerja (Performance Asesment),
merupakan bagian dari asesmen alternative, asesmen ini muncul sekitar tahun
1980-an, sebagai kritikan terhadap kelemahan tes baku yang menggunakan tes
objektif, tes baku banyak mendominasi di persekolahan dan merupakan bagian yang
terisolir dari proses Pembelajaran secara keseluruhan.
Penilaian unjuk
kerja dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan
sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi
yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti; praktik
dilaboratorium, praktik sholat, presentasi, diskusi, bermain peran, memainkan
alat musik, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi, mengcangkok, berpidato, dan
lai-lain.
Dalam hubungan
dengan penilaian unjuk kerja aspek - aspek yang dapat dinilai atau diukur
adalah:
a.
Kualitas penyelesaian pekerjaan, yakni bagaimana kualitas dari pekrjaan
dari peserta didik ketika mengerjakan tugas tertentu, seperti harus sesuai
dengan kaidah – kaidah kerja yang telah ditentukan.
b.
Keterampilan menggunakan alat – alat, yakni bagaimana peserta didik
mampu menggunakan alat-alat yang digunakan dalam unjuk kerja untuk
menyelesaikan tugas tertentu secara baik dan sesuai dengan Prosedur Operasional
Standar (POS).
c.
Kemampuan menganalisis dan merencanakan prosedur kerja sampai selesai,
yakni bagaimana peserta didik mampu melakukan analisis dan merencanakan
prosedur kerja dari awal sampai selesai secara baik.
d.
Kemampuan mengambil keputusan berdasarkan aplikasi informasi yang diberikan.
e.
Kemampuan membaca, menggunakan diagram, gambar-gambar, dan
simbol-simbol.
2.
Kelemahan dan
Kekurangan Penilain Unjuk Kerja
Beberapa kelebihan
dari penilaian unjuk kerja adalah: [7]
a.
Dapat menilai kompetensi yang berupa keterampilan (skill)
b.
Dapat digunakan untuk mencocokan kesesuaian antara pengetahuan mengenai
teori dan keterampilan didalam praktik, sehingga informasi penilaian menjadi
lengkap.
c.
Dalam pelaksanaan tidak asa peluan peserta didik untuk menyontek.
d.
Guru dapat mengenal lebih dalam lagi masing-masing karakteristik peserta
didk.
e.
Memotivasi peserta didik untuk aktif.
f.
Mempermudah peserta didik untuk memahami sebuah konsep yang abstrak ke
konkret.
g.
Kemampuan peserta didik dapat dioptimalkan.
h.
Melatih keberanian peserta didik dalam mempermudah penggalian ide-ide.
i.
Mampu menilai kemampuan dan keterampilan kinerja siswa dalam menggunakan
alat dan sebagainya.
j.
Hasil penilaian langsung dapat diketahui oleh peserta didik.
Sedangkan
kelemahan dari penilaian unjuk kerja adalah:
a.
Tidak semua materi pelajaran dapat dilakukan materi penilaian ini.
b.
Nilai bergantung dengan hasil kerja.
c.
Jika jumlah peserta didiknya banyak guru kesuliatan untuk melakukan
penilaian ini.
d.
Waktu terbatas untuk melakukan penilaian seluruh peserta didik.
e.
Peserta didik yang kurang mampu akan merasa minder.
f.
Karena peserta didik terlalu banyak sehingga sulit untuk melakukan
pengawasan.
g.
Memerlukan sarana dan prasarana yang lengkap.
h.
Memakan waktu yang lama, biaya yang besar, membosankan.
3.
Instrumen
Penilaian Unjuk Kerja
Untuk mengamati
penilaian unjuk kerja peserta didik dapat menggunakan alat atau instrumen
lembar pengamatan atau observasi dengan daftar cek (check list) dan skala
penilaian (rating scale). Berikut penjelasan kedua alat sebagai penilaian unjuk
kerja tersebut .
a. Daftar Cek (Check List)
Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek
(baik atau tidak baik, bisa atau tidak bisa). Dengan menggunakan daftar cek,
peserta didik mendapat nilai baik atau mampu apabila yang ditampilkan sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh guru. Sedangkan apabila peserta
didik tidak mampu menampilkan sesuatu sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan, maka peserta didik dinyatakan belum mampu untuk kriteria tersebut.
Kelemahan cara ini adalah penilaian hanya mempunyai dua cara mutlak, misalnya
benar-salah, mampu-tidak mampu, terampil-tidak terampil dan kategori
sejenisnya. Dengan demikian, skor yang diperoleh peserta didik bersifat rigit
atau kaku dan tidak terdapat nilai tengah. Namun daftar cek lebih praktis
digunakan mengamati subjek dalam jumlah besar dan hasilnya kontras.
b.
Skala Penilaian (rating scale)
Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan
penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena
pemberian nilai secara kontinum dimana pilihan kategori nilai lebih dari dua.
Skala penilaian terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya:
1 = kurang kompeten, 2 = cukup kompeten, 3 = kompeten dan 4 = sangat kompeten.
Untuk memperkecil faktor subjektivitas, perlu dilakukan penilaian oleh lebih
dari satu orang, agar hasil lebih akurat.
4.
Kriteria Instrumen
Unjuk Kerja yang Baik
Instrumen unjuk
kerja yang baik memuat hal-hal berikut:
a. Autentik dan menarik
Hal yang penting bagi suatu instrumen unjuk kerja adalah menarik dan
melibatkan siswa dalam situasi yang akrab dengan mereka sehingga siswa berusaha
untuk menyelesaikan tugas itu dengan sebaik-baiknya. Siswa cenderung lebih
tertarik terhadap situasi tugas yang menyerupai kehidupan sehari-hari. Tugas
ini akan membuat siswa menggunakan pengetahuan dan ketrampilan yang dikuasainya
untuk menyelesaikan tugas tersebut.. Berdasarkan pengalaman dan pemahaman
tentang karakteristik siswa, seorang guru dapat memperkirakan apakah aktivitas
dalam tugas unjuk kerja yang dibuat akan berhasil atau tidak.
b.
Memungkinkan penilaian individual
Banyak instrumen unjuk kerja yang dimaksudkan untuk dikerjakan siswa
secara berkelompok. Namun perlu diingat bahwa penilaian ini sebenarnya lebih
dititik beratkan untuk penilaian individu. Karena itu disain penilaian unjuk
kerja sebaiknya bisa ditujukan untuk
kelompok dan individu. Sebagai contoh sekelompok siswa diberi data dan diminta
untuk menganalisanya. Untuk penilaian individunya masing-masing siswa diminta untuk memberi
rangkuman dan penafsiran apa yang ditunjukkan oleh data tersebut.[8]
c.
Memuat petunjuk yang jelas
Instrumen unjuk kerja yang baik harus memuat petunjuk yang jelas,
lengkap, tidak ambigu dan tidak membingungkan. Petunjuk juga harus memuat apa
yang dikerjakan siswa yang nanti akan dinilai. Sebagai contoh, jika salah satu
kriteria penilaian meliputi organisasi informasi, maka siswa harus diminta
untuk menampilkan informasi yang diperoleh dalam bentuk yang teratur. Setelah instrumen penilaian unjuk kerja jadi,
teman-teman sejawat bisa diminta pendapatnya untuk menganalisa. Mereka mungkin
dapat melihat kekurang jelasan petunjuk siswa atau keambiguan kata-kata yang
digunakan. Di samping itu mereka juga dapat melihat bila ada informasi yang
disajikan tidak lengkap sehingga ada kemungkinan siswa tidak dapat
menyelesaikan tugas. Setelah mempertimbangkan masukan dan saran-saran yang
diberikan, instrumen dapat diperbaiki dan kemudian bisa diujikan kepada siswa.
5.
Langkah – Langkah
Penilaian Unjuk Kerja
Langkah – langkah
yang harus dilakukan dalam penilaian unjuk kerja adalah
a.
Tetapkan KD yang akan dinilai dengan teknik penilaian unjuk kerja
beserta indikator – indikatornya.
b.
Identifikasi semua langkah-langkah penting yang diperlukan atau yang
akan mempengaruhi hasil akhir (out put) yang terbaik.
c.
Tulislah perilaku kemampuan-kemampuan spesifik yang penting diperlukan
untuk menyelesaikan tugas dan menghasilkan hasil akhir yang terbaik
d.
Rumuskan kriteria kemampuan yang akan diukur (tidak terlalu banyak
sehingga semua kriteria tersebut dapat diobservasi selama peserta didik
mengerjakan tugas).
e.
Definisikan dengan jelas kriteria kemampuan-kemampuan yang akan diukur,
atau karakteristik produk yang dihasilkan (harus dapat diamati).
f.
Urutkan kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan
yang akan diamati.
g.
Kalau ada periksa kembali dan bandingkan dengan kriteria-kriteria
kemampuan yang sudah dibuat sebelumnya oleh orang lain dilapangan.
6.
Contoh Istrumen
Penilaian Unjuk Kerja
Berikut ini contoh
alat atau instrumen penilaian unjuk kerja beserta penskorannya:
a. Contoh instrumen penilaian dengan menggunakan skala penilaian (rating
scale) dalam materi tentang al Qomariah dan al Syamsiah.
Lakukan percobaan melalui tanah yang telah kamu persiapkan! Amatilah
perbedaan teksturnya: liat, debu/endapan, atau pasir!. Dalam melakukan
percobaan perhatikan persiapan, pelaksanaan dan hasil. Contoh rubrik penskoran
unjuk kerja:
No.
|
Kriteria Jawaban
|
Skor Mak
|
Skor Perolehan
|
1
|
Tahap Persiapan
a. Memilih
kualitas bahan (tepat=3, cukup=2, kurang=1)
b. Kualitas
bahan (baik=3, cukup=2, kurang=1)
c. Kelengkapan
alat (lengkap=3, cukup=2, kurang=1) (sampel tanah, skop kecil, kantong
plastik, cangkir, air setengah cangkir)
|
3
3
3
|
3
3
3
|
2
|
Tahap Pelaksananaan
a. Mengambil
tanah dengan skop kecil
b. Menyemprotkan
tanah hingga lembab, jika kering
c. Jika
terlalu basah tambahkan tanah kering didalamnya
d. Menentukan
teksturnya, halus, kasar, berbutir atau lunak
e. Menekan
tanah dengan ibu jari dan jari telunjuk. Apakah menyatu dengan air?
f. Membuat
bulatan bola, apakah dapat dibentuk? Atau jatuh berantakkan? Berapa lama jika
bisa dibentuk?
g. Membuat
tanah memanjang seperti pita, apakah panjangnya sampai 5 cm tanpa patah?
h. Menuangkan
air kedalam sampel tanah, apakah tanah dapat menyerap air atau
lolos/mengalir?
|
1
1
1
1
1
1
1
1
1
|
1
0
1
0
1
0
1
1
1
|
3
|
Tahap hasil pengamatan
a. Warna
tanah (ada atau tidak):_
b. Tekstur
tanah (ada atau tidak):_
c. Tanah
(terpisah/bersatu) dengan air
d. Dapat
dibentuk atau tidak
e. Daya
serap dan porositas
Kesimpulan/hipotesis
percobaan adalah:
|
1
1
1
1
1
|
1
0
1
1
0
|
Skor Perolehan
|
16
|
||
Skor Maksimal
|
22
|
Skor Perolehan
Nilai = x 100
Skor Maksimal
16
Nilai = x 100 = 72,72
22
Keterangan Penilaian :
1.
Sangat kompeten bila
mendapatkan nilai 91 sampai dengan 100
2.
Kompeten bila
mendapatkan nilai 71 sampai dengan 90
3.
Cukup Kompeten bila
mendapatkan nilai 61 sampai dengan 70
4.
Kompeten bila
mendapatkan nilai kurang dari 61
Dari perolehan nilai unjuk kerja diatas dapat disimpulkan bahwa
kemampuan atau kompetensi peserta didik tersebut dalam percobaan adalah
kompeten.
b.
Contoh instrumen
penilaian dengan menggunakan daftar cek (check list).
Berilah tanda (√) centang pada kolom :
Sekolah : MAN 2 Palembang Tahun Pelajaran : 2018/2019
Nama siswa : Yusmeri
kelas/semester : VIII/I
No
|
Aspek yang
Dinilai
|
Ya
|
Tidak
|
1
|
Beridir tegak
|
√
|
|
2
|
Mamandang kearah
hadirin
|
√
|
|
3
|
Pengucapan baik
|
√
|
|
4
|
Intonasi baik
|
√
|
|
5
|
Mimik baik
|
√
|
|
6
|
Penyampaian
gagasan jelas
|
√
|
|
Skor yang
dicapai
|
5
|
||
Skor maksimum
|
6
|
Skor Perolehan
Nilai = x 100
Skor Maksimal
5
Nilai = x 100 = 83,33
6
Keterangan Penilaian
:
1. Apabila banyak terdapa dominan tanda
centang (√) pada kolom “Ya” maka peserta didik tersebut terampil dalam
berpidato
2. Tetapi sebaliknya jika terdapa dominan
tanda centang (√) pada kolom “Tidak” maka peserta didik tersebut tidak terampil
dalam berpidato.
Keterangan Penilaian
:
1) Sangat kompeten bila mendapatkan nilai 91
sampai dengan 100
2) Kompeten bila mendapatkan nilai 71 sampai
dengan 90
3) Cukup Kompeten bila mendapatkan nilai 61
sampai dengan 70
4) Kompeten bila mendapatkan nilai kurang
dari 61
Dari perolehan nilai
unjuk kerja diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan atau kompetensi peserta
didik tersebut dalam percobaan adalah kompeten.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Penilaian portofolio
ini adalah suatu pendekatan atau model penilaian yang bertujuan untuk mengukur
kemampuan peserta didik dalam membangun dan merefleksi suatu pekerjaan atau
tugas atau karya melalui pengumpulan (collection) bahan-bahan yang relevan
dengan tujuan dan keinginan yang dibangun oleh peserta didik, sehingga hasil
pekerjaan tersebut dapat dinilai dan dikomentari oleh guru dalam periode
tertentu.
Penilaian unjuk kerja
sendiri adalah penilaian yang dapat mengungkapkan kemampuan siswa dalam
pemahaman konsep, pemecahan masalah dan komunikasi. Penilaian perbuatan atau
unjuk kerja adalah penilaian tindakan atau tes praktik yang secara efektif
dapat digunakan untuk kepentingan pengumpulan berbagai informasi tentang
bentuk-bentuk perilaku atau keterampilan yang diharapkan muncul dalam diri
peserta didik. Penilaian unjuk kerja juga merupakan penilaian yang meminta
peserta didik untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam
konteks yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.
B.
Saran
Demikianlah pembahasan makalah mengenai
penilaian portofolio dan unjuk kerja, semoga dapat bermanfaat bagi rekan
sekalian. Kritik dan saran sangat pemakalah harapkan demi untuk perbaikan
makalah kami selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arnie fajar, Portofolio
dalam Pelajaran IPS (Bandung: Remaja Rosdakarya,2004)
Zainal, Arifin, Evaluasi
Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2011)
Sumarna Surapranata, Penilaian
Portofolio Implementasi Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2004)
H. Djaali dan Mulyono, Pudji . Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan.
(Jakarta: PT Grasindo. 2008)
Kusnandar . Penilaian Autentik, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013),
Rosnita .2007. Evaluasi Pendidikan. Bandung: Cita Pustaka Media
[1] Arnie fajar, Portofolio
dalam Pelajaran IPS (Bandung: Remaja Rosdakarya,2004) h. 89.
[2] Zainal, Arifin, Evaluasi
Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2011), h.197
[3] Zainal, Arifin, Evaluasi
Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2011), h.198
[4] Arnie fajar, Portofolio
dalam Pelajaran IPS (Bandung: Remaja Rosdakarya,2004) h. 91
[5] Sumarna Surapranata, Penilaian
Portofolio Implementasi Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2004), h. 30
[6] H. Djaali dan Mulyono, Pudji . Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. (Jakarta:
PT Grasindo. 2008), h. 16
No comments:
Post a Comment