Sunday, December 2, 2018

Makalah Penilaian Portofolio dan Unjuk Kerja


BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Pembelajaran adalah suatu proses yang dinamis, berkembang secara terus-menerus sesuai dengan pengalaman siswa. Semakin banyak pengalaman yang dilakukan siswa, maka akan semakin kaya, luas, dan sempurna pengetahuan mereka.
Pengalaman yang diperoleh siswa dari hasil pemberitahuan orang lain seperti hasil dari penuturan guru, hanya akan mampir sesaat untuk diingat dan setelah itu dilupakan. Oleh sebab itu membelajarkan siswa tidak cukup hanya dengan memberitahukan akan tetapi mendorong siswa untuk melakukan suatu proses melalui berbagai aktivitas yang dapat mendukung terhadap pencapaian kompetensi.
Setiap aktivitas termasuk berbagai karya yang dihasilkan siswa dari suatu proses pembelajaran, perlu dimonitor, diberi komentar, dikritik dan diberi catatan perbaikan oleh setiap guru secara terus-menerus. Melalui proses monitoring yang terus-menerus itulah pengalaman belajar siswa akan terus disempurnakan hingga pada akhirnya akan menghasilkan sesuatu yang lebih baik dan sempurna.
Sebelum membicarakan tentang penilaian akan ditinjau terlebih dahulu beberapa  istilah yang banyak ditemui dan sering ditanyakan perbedaannya, yaitu pengujian, pengukuran, penilaian dan evaluasi. Jika pengujian adalah kegiatan memberikan sejumlah pertanyaan. Sedangkan pengukuran adalah kegiatan yang sistematik untuk memberikan angka pada objek atau gejala. Lain lagi dengan penilaian (assessment) dan evaluasi, kalau penilaian  adalah penafsiran hasil pengukuran dan penentuan pencapaian hasil belajar. Sedangkan evaluasi adalah penentuan mutu dan penentuan pencapaian tujuan suatu program.
Sesuai dengan pengertiannya, dapat dikatakan bahwa penilaian adalah suatu kegiatan pengukuran, kuantifikasi dan penetapan mutu pengetahuan siswa secara menyeluruh. Dalam pengertian ini diisyaratkan bahwa penilaian harus terintegrasi dalam proses pembelajaran dan menggunakan beragam bentuk. Tes dan teknik-teknik penilaian hanya diperlukan untuk menunjukkan bagaimana siswa mengerjakan tugas-tugas yang sebenar-benarnya. Bila kita menginginkan siswa menjadi seorang yang dapat memecahkan masalah dengan baik, maka tes tentang kompetensi pemecahan masalah harus secara logis menilai unjuk kerja siswa dalam tugas pemecahan masalah.
Ketika siswa dinilai berdasarkan unjuk kerjanya, tes menjadi bagian dalam pengajaran. Misalnya seorang pelatih akan bekerja secara teratur dengan pemain-pemainnya untuk menyusun tujuan-tujuan guna meningkatkan unjuk kerjanya. Dari pembahasan diatas maka makalah ini akan membahas tentang bagaimana penilaian portofolio dan unjuk kerja.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1.      Apakah yang di maksud dengan penilaian portofolio  dan penilaian unjuk kerja?
2.      Apa saja kelebihan dan kelemahan penilaian portofolio dan unjuk kerja?
3.      Bagaimana contoh penilaian portofolio dan penilaian unjuk kerja?
4.      Bagaimana pemilihan isi penilaian portofolio dan penilaian unjuk kerja?

C.     Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan pembahasan makalah ini adalah :
1.      Untuk mengetahui yang di maksud dengan penilaian portofolio  dan penilaian unjuk kerja
2.      Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan penilaian portofolio dan unjuk kerja
3.      Untuk mengetahui contoh penilaian portofolio dan penilaian unjuk kerja
4.      Untuk mengetahui pemilihan isi penilaian portofolio dan penilaian unjuk kerja




BAB II
PEMBAHASAN

A.     Penilaian Portofolio
1.      Pengertian  Penilaian Portofolio
Penilaian dalam bahasa ingggris sering disebut assessment, yang berarti penaksiran atau menaksir. Menurut Sumarmo, Utari dan Hasan, Hamid asesmen (penilaian hasil belajar) sebagai “proses sistematik untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik” sedangkan Rustaman Y. Nuryani mengemukakan bahwa “asesmen berada pada pihak yang diases dan digunakan untuk mengungkap kemajuan perorangan. Dalam bidang pendidikan asesmen sering dikaitkan dengan pencapaian kurikulum dan digunakan untuk mengumpulkan informasi berkenaan dengan proses pembelajaran dan hasilnya”.[1]
Sedangkan Portofolio berasal dari bahasa inggris ”portofolio” yang artinya dokumen atau surat-surat. Pendapat lain menyatakan portofolio berasal dari kata kerja “potare” berarti membawa dan kata benda bahasa latin “foglio”, yang berarti lembaran atau “kata kerja”. Portofolio tempat berisikan benda pekerjaan, lembaran, nilai dan profesional. Dalam konteks ini portofolio adalah koleksi berharga dan berguna berisikan benda pekerjaan peserta didik yang menceritakan atau menerangkan sejarah prestasi atau pertumbuhan peserta didik.
Menurut beberapa ahli portofolio memilki beberapa pengertian. Ada yang memandang sebagai benda/alat, dan ada pula yang memandang sebagai metode/ teknik/ cara. Portofolio sebagai suatu wujud benda fisik, atau kumpulan suatu hasil (bukti) dari suatu kegiatan, atau bundelan, yakni kumpulan dokumentasi atau hasil pekerjaan peserta didik yang disimpan dalam suatu bundel.[2]
Misalnya, bundelan hasil kerja peserta didik mulai dari tes awal, tugas-tugas, catatan anekdot, piagam penghargaan, sampai pada tes akhir. Shaklee menyatakan bahwa porofolio merupakan sesuatu yang berharga dan merupakan inovasi pendidikan. Sedangkan Rustaman, Nuryani mengartikan portofolio sebagai kumpulan upaya, kemajuan atau prestasi peserta didik yang terencana (bertujuan) pada area tertentu. Portofolio juga dapat diartikan sebagai suatu koleksi yang dikhususkan dari pekerjaan peserta didik yang menglami perkembangan yang memungkinkan peserta didik dan pendidik menentukan kemajuan yang sudah dicapai oleh peserta didik.[3]
Penilaian portofolio memmpunyai tujuan untuk memberikan informasi kepada orang tua tentang perkembangan peserta didik secara lengkap dengan dukungan data dan dokumen yang akurat. Rapor merupakan bentuk laporan prestasi peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Portofolio merupakan lampiran dari rapor.
Secara kontinum portofolio bertujuan sebagai berikut;
a)           Untuk penilaian formatif dan diagnostik, untuk memonitor perkembangan peserta didik .
b)           Untuk memberi evidence (bukti penilaian) formal.
c)           Untuk mengikuti pekembangan peserta didik, berfokus pada proses dan hasil.
d)           Untuk mengoleksi hasil pekerjaan yang telah selesai, berfokus pada penilaian sumatif.[4]
Jadi secara sederhana portofolio dapat diartikan sebagai suatu kegiatan untuk menunjukkan sekumpulan evidence (kumpulan hasil kerja peserta didik).
2.      Perbedaan Penilaian Portofolio dengan Penilaian lainnya
Beberapa perbedaan pokok antara tes sebagai suatu teknik atau alat penilaian yang selama ini digunakan guru dengan penilaian portofolio sebagai salah satu inovasi dalam pelaksanaan penilaian, diantaranya yaitu
NO
TES
NO
PENILAIAN PORTOFOLIO
1
Tes biasanya dilakukan untuk menilai kemampuan intelektual siswa melalui penguasaan materi pembelajaran
1.
Penilaian portofolio menilai seluruh aspek perkembangan siswa baik intelektual, minat sikap, dan keterampilan.
2.
Guru berperan sangat dominan dalam proses penilaian sedangkan siswa berperan sebagai orang yang dinilai.
2.
Peserta didik terlibat dalam proses penilaian dengan menilai dirinya sendiri mengenai kemampuan beserta dalam perkembangannya.
3.
Kriteria penilaian ditentukan satu untuk semua.
3.
Kriteria penilaian ditentukan sesuai dengan kriteria siswa.
4.
Keputusan berdasarkan penilaian ditentukan sendiri oleh guru.
4.
Proses penilaian beserta pengambilan keputusan dilakukan dengan cara kolaboratif antara guru, siswa, dan orang tua.
5.
Penilaian dilakukan dengan berorientasi pada pencapaian hasil belajar.
5.
Penilaian berorientasi pada kemajuan, usaha yang dilakukan siswa termasuk pencapaian hasil belajar.
6.
Penilaian merupakan kegiatan yang terpisah dari proses pembelajaran.
6.
Penilaian merupakan bagian integral dari proses pembelajaran.
7.
Penilaian melalui tes biasanya dilakukan pada akhir program pembelajaran.
7.
Penilaian portofolio dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.
3.      Mendemonstrasikan Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio terdiri atas beberapa tahapan yaitu:
a.       Penentuan Tujuan Portofolio
Penentuan tujuan penggunaan portofolio sangat penting, mengingat tanpa adanya tujuan guru maupun peserta didik tidak akan terarah dan cenderung untuk mengerjakan portofolio seadanya.
Hal ini dapat dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1)      Mengapa portofolio itu dilakukan?
2)      Tujuan pembelajaran dan tujuan kurikulum ( dalam hal ini kompetensi dasar) apa yang ingin dicapai?
3)      Alat penilaian yang bagaimana yang tepat untuk menilai tujuan tersebut?
4)      Apakah portofolio akan difokuskan pada hasil kerja yang baik, pertumbuhan dan kemajuan belajar atau keduanya?
5)      Apakah portofolio itu akan digunakan untuk formatif, sumatif, diagnostik, atau semuanya?
Tujuan utama dilakukannya portofolio adalah untuk menentukan evidence peserta didik dan proses bagaimana evidence tersebut diperoleh sebagai salah satu bukti yang dapat menunjukkan pencapaian belajar peserta didik, yaitu telah mencapai kompetensi dasar, dan indikator sesuai dengan yang telah ditelah ditetapkan dalam kurikulum.
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok Aspek Alquran Pendidikan Islam kelas 1 SD
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Materi Pokok
Hafal Alquran surat-surat pendek pilihan
Hafal surat Alfatihah, Al ikhlas dan Al kautsar
Melafalkan Surat Al fatihah, Al Ikhlas, dan Al kautsar.

Menunjukkan Hafal surat Al fatihah, Al Ikhlas, dan Al kautsar.
Mendemonstrasikan surat Al fatihah, Al Ikhlas, dan Al kautsar.
Surat Al fatihah

Surat Al Ikhlas

Surat Al kautsar

Tugas portofolio aspek Alquran mata pelajaran Agama Islam seperti nampak di atas dirancang untuk menilai kemampuan menghafal surat Alfatihah, Al ikhlas dan Al kautsar, tentunya tidak akan menyangkut penilaian kemampuan menyebutka Serta hafal rukun iman ataupun kemampuan melafalkan syahadat tauhid dan syahadat Rasul.
b.      Penentuan Isi Portofolio
Isi portofolio haruslah menunjukan kemampuan peserta didik yang sesuai dengan apa yang diharapkan pada standar kompetensi, kompetensi dasar atau indikator pencapaian hasil belajar yang terdapat dalam kurikulum. Untuk melakukan ini semua kegiatan yang sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian hasil belajar tentunya harus diamati dan dinilai.[5]
4.      Kelebihan dan Kelemahan Penilaian Portofolio
Setiap konsep atau model penilaian tentu ada kelebihan dan kekurangannya, begitu juga dengan penilaian portofolio. Kelebihan model penilaian portofolio, antara lain sebagai berikut:
a)      Dapat melihat pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta didik dari waktu ke waktu berdasarkan feed-back dan refleksi diri.
b)      Membantu guru melakukan penilaian secara adil, objektif dan dapat dipertanggungjawabkan tanpa mengurangi kreatifitas peserta didik.
c)      Mengajak peserta didik untuk belajar bertanggungjawab terhadap apa yang telah mereka kerjakan, baik dikelas maupun diluar kelas dalam rangka implementasi program pembelajaran.
d)      Meningkatkan peran serta peserta didik secara aktif dalam kegiatan pembelajaran dan penilaian.
e)      Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk meningkatkan kemampuan mereka.
Adapun kekurangan penilaian portofolio, antara lain sebagai berikut:
a)      Membutuhkan waktu dan kerja ekstra.
b)      Penilaian portofolio dianggap kurang reliable dibandingkan dengan bentuk penilaian yang lain.
c)      Ada kecenderungan guru hanya memperhatikan pencapaian akhir sehingga proses penilaian kurang mendapat perhatian.
d)      Tidak tersedianya kriteria penilaian yang jelas.
e)      Penilaian portofolio masih relatif baru sehingga banyak guru, orang tua dan pesesrta didik yang belum mengetahui dan memahaminya.
5.      Mengembangkan kriteria penilaian
Kriteria penilaian harus dirumuskan dengan jelas baik yang berhubungan dengan proses pembelajaran maupun hasil belajar yang diharapkan. Kriteria penilaian yang digunakan dalam penilaian portofolio bahasa indonesia misalnya yang berkaitan dengan pembuatan sinopsis atau ringkasan cerita antara lain:
No
Kriteria
Skor
1.
2.
3.
4.
5.  
Sistematika
Kesesuaian isi cerita dengan judul buku
Alur
EYD
Bentuk dan kerapian tulisan
0-20
0-35
0-15
0-20
0-10

Beberapa kriteria penilaian yang  dapat digunakan antara lain:
1)      Kurang baik,  2) Baik,  3) Baik sekali
2)      Atau
1)      Jelek sekali, 2) Jelek,  3) Sedang,  4) Baik, 5) Baik sekali
6.      Menyusun format penilaian
Semua kriteria penilaian dituangkan dalam format penilaian.
Contoh format penilaian portofolio Agama Islam kelas 1SD
Kompetensi Dasar
Hafal surat Alfatihah, Al ikhlas dan Al kautsar.
Nama peserta didik : wawan
Tanggal               : 21 maret 2012
Indikator
PENILAIAN
Melafalkan Surat Al fatihah, Al Ikhlas, dan Al kautsar.

Menunjukkan Hafal surat Al fatihah, Al Ikhlas, dan Al kautsar.

Mendemonstrasikan surat Al fatihah, Al Ikhlas, dan Al Kautsar.
Kurang baik
Baik
Baik sekali

  







Dicapai melalui :
Komentar guru
Wawan sudah sangat baik menghafal surat Alfatihah, Al ikhlas dan Al kautsar. Pertahankan prestasimu wawan.
Pertolongan guru
Seluruh kelas
Kelompok kecil
Sendiri
Komentar orang tua
B.     Penilaian Unjuk Kerja
1.      Pengertian Penilaian Unjuk Kerja
Penilaian unjuk kerja sendiri adalah penilaian yang dapat mengungkapkan kemampuan siswa dalam pemahaman konsep, pemecahan masalah dan komunikasi. Penilaian perbuatan atau unjuk kerja adalah penilaian tindakan atau tes praktik yang secara efektif dapat digunakan untuk kepentingan pengumpulan berbagai informasi tentang bentuk-bentuk perilaku atau keterampilan yang diharapkan muncul dalam diri peserta didik.[6]
Penilaian unjuk kerja juga merupakan penilaian yang meminta peserta didik untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam konteks yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Penialain kinerja (Performance Asesment), merupakan bagian dari asesmen alternative, asesmen ini muncul sekitar tahun 1980-an, sebagai kritikan terhadap kelemahan tes baku yang menggunakan tes objektif, tes baku banyak mendominasi di persekolahan dan merupakan bagian yang terisolir dari proses Pembelajaran secara keseluruhan.
Penilaian unjuk kerja dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti; praktik dilaboratorium, praktik sholat, presentasi, diskusi, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi, mengcangkok, berpidato, dan lai-lain.
Dalam hubungan dengan penilaian unjuk kerja aspek - aspek yang dapat dinilai atau diukur adalah:
a.       Kualitas penyelesaian pekerjaan, yakni bagaimana kualitas dari pekrjaan dari peserta didik ketika mengerjakan tugas tertentu, seperti harus sesuai dengan kaidah – kaidah kerja yang telah ditentukan.
b.      Keterampilan menggunakan alat – alat, yakni bagaimana peserta didik mampu menggunakan alat-alat yang digunakan dalam unjuk kerja untuk menyelesaikan tugas tertentu secara baik dan sesuai dengan Prosedur Operasional Standar (POS).
c.       Kemampuan menganalisis dan merencanakan prosedur kerja sampai selesai, yakni bagaimana peserta didik mampu melakukan analisis dan merencanakan prosedur kerja dari awal sampai selesai secara baik.
d.      Kemampuan mengambil keputusan berdasarkan aplikasi informasi yang diberikan.
e.       Kemampuan membaca, menggunakan diagram, gambar-gambar, dan simbol-simbol.
2.      Kelemahan dan Kekurangan Penilain Unjuk Kerja
Beberapa kelebihan dari penilaian unjuk kerja adalah: [7]
a.       Dapat menilai kompetensi yang berupa keterampilan (skill)
b.      Dapat digunakan untuk mencocokan kesesuaian antara pengetahuan mengenai teori dan keterampilan didalam praktik, sehingga informasi penilaian menjadi lengkap.
c.       Dalam pelaksanaan tidak asa peluan peserta didik untuk menyontek.
d.      Guru dapat mengenal lebih dalam lagi masing-masing karakteristik peserta didk.
e.       Memotivasi peserta didik untuk aktif.
f.        Mempermudah peserta didik untuk memahami sebuah konsep yang abstrak ke konkret.
g.       Kemampuan peserta didik dapat dioptimalkan.
h.       Melatih keberanian peserta didik dalam mempermudah penggalian ide-ide.
i.         Mampu menilai kemampuan dan keterampilan kinerja siswa dalam menggunakan alat dan sebagainya.
j.        Hasil penilaian langsung dapat diketahui oleh peserta didik.
Sedangkan kelemahan dari penilaian unjuk kerja adalah:
a.       Tidak semua materi pelajaran dapat dilakukan materi penilaian ini.
b.      Nilai bergantung dengan hasil kerja.
c.       Jika jumlah peserta didiknya banyak guru kesuliatan untuk melakukan penilaian ini.
d.      Waktu terbatas untuk melakukan penilaian seluruh peserta didik.
e.       Peserta didik yang kurang mampu akan merasa minder.
f.        Karena peserta didik terlalu banyak sehingga sulit untuk melakukan pengawasan.
g.       Memerlukan sarana dan prasarana yang lengkap.
h.       Memakan waktu yang lama, biaya yang besar, membosankan.
3.      Instrumen Penilaian Unjuk Kerja
Untuk mengamati penilaian unjuk kerja peserta didik dapat menggunakan alat atau instrumen lembar pengamatan atau observasi dengan daftar cek (check list) dan skala penilaian (rating scale). Berikut penjelasan kedua alat sebagai penilaian unjuk kerja tersebut .
a.       Daftar Cek (Check List)
Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (baik atau tidak baik, bisa atau tidak bisa). Dengan menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai baik atau mampu apabila yang ditampilkan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh guru. Sedangkan apabila peserta didik tidak mampu menampilkan sesuatu sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, maka peserta didik dinyatakan belum mampu untuk kriteria tersebut. Kelemahan cara ini adalah penilaian hanya mempunyai dua cara mutlak, misalnya benar-salah, mampu-tidak mampu, terampil-tidak terampil dan kategori sejenisnya. Dengan demikian, skor yang diperoleh peserta didik bersifat rigit atau kaku dan tidak terdapat nilai tengah. Namun daftar cek lebih praktis digunakan mengamati subjek dalam jumlah besar dan hasilnya kontras.
b.      Skala Penilaian (rating scale)
Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara kontinum dimana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya: 1 = kurang kompeten, 2 = cukup kompeten, 3 = kompeten dan 4 = sangat kompeten. Untuk memperkecil faktor subjektivitas, perlu dilakukan penilaian oleh lebih dari satu orang, agar hasil lebih akurat.
4.      Kriteria Instrumen Unjuk Kerja yang Baik 
Instrumen unjuk kerja yang  baik memuat hal-hal berikut:
a.       Autentik dan menarik
Hal yang penting bagi suatu instrumen unjuk kerja adalah menarik dan melibatkan siswa dalam situasi yang akrab dengan mereka sehingga siswa berusaha untuk menyelesaikan tugas itu dengan sebaik-baiknya. Siswa cenderung lebih tertarik terhadap situasi tugas yang menyerupai kehidupan sehari-hari. Tugas ini akan membuat siswa menggunakan pengetahuan dan ketrampilan yang dikuasainya untuk menyelesaikan tugas tersebut.. Berdasarkan pengalaman dan pemahaman tentang karakteristik siswa, seorang guru dapat memperkirakan apakah aktivitas dalam tugas unjuk kerja yang dibuat akan berhasil atau tidak.
b.      Memungkinkan penilaian individual
Banyak instrumen unjuk kerja yang dimaksudkan untuk dikerjakan siswa secara berkelompok. Namun perlu diingat bahwa penilaian ini sebenarnya lebih dititik beratkan untuk penilaian individu. Karena itu disain penilaian unjuk kerja sebaiknya  bisa ditujukan untuk kelompok dan individu. Sebagai contoh sekelompok siswa diberi data dan diminta untuk menganalisanya. Untuk penilaian individunya  masing-masing siswa diminta untuk memberi rangkuman dan penafsiran apa yang ditunjukkan oleh data tersebut.[8]
c.       Memuat petunjuk yang jelas
Instrumen unjuk kerja yang baik harus memuat petunjuk yang jelas, lengkap, tidak ambigu dan tidak membingungkan. Petunjuk juga harus memuat apa yang dikerjakan siswa yang nanti akan dinilai. Sebagai contoh, jika salah satu kriteria penilaian meliputi organisasi informasi, maka siswa harus diminta untuk menampilkan informasi yang diperoleh dalam bentuk yang teratur.  Setelah instrumen penilaian unjuk kerja jadi, teman-teman sejawat bisa diminta pendapatnya untuk menganalisa. Mereka mungkin dapat melihat kekurang jelasan petunjuk siswa atau keambiguan kata-kata yang digunakan. Di samping itu mereka juga dapat melihat bila ada informasi yang disajikan tidak lengkap sehingga ada kemungkinan siswa tidak dapat menyelesaikan tugas. Setelah mempertimbangkan masukan dan saran-saran yang diberikan, instrumen dapat diperbaiki dan kemudian bisa diujikan kepada siswa.
5.      Langkah – Langkah Penilaian Unjuk Kerja
Langkah – langkah yang harus dilakukan dalam penilaian unjuk kerja adalah
a.       Tetapkan KD yang akan dinilai dengan teknik penilaian unjuk kerja beserta indikator – indikatornya.
b.      Identifikasi semua langkah-langkah penting yang diperlukan atau yang akan mempengaruhi hasil akhir (out put) yang terbaik.
c.       Tulislah perilaku kemampuan-kemampuan spesifik yang penting diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan menghasilkan hasil akhir yang terbaik
d.      Rumuskan kriteria kemampuan yang akan diukur (tidak terlalu banyak sehingga semua kriteria tersebut dapat diobservasi selama peserta didik mengerjakan tugas).
e.       Definisikan dengan jelas kriteria kemampuan-kemampuan yang akan diukur, atau karakteristik produk yang dihasilkan (harus dapat diamati).
f.        Urutkan kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang akan diamati.
g.       Kalau ada periksa kembali dan bandingkan dengan kriteria-kriteria kemampuan yang sudah dibuat sebelumnya oleh orang lain dilapangan.

6.      Contoh Istrumen Penilaian Unjuk Kerja
Berikut ini contoh alat atau instrumen penilaian unjuk kerja beserta penskorannya:
a.       Contoh instrumen penilaian dengan menggunakan skala penilaian (rating scale) dalam materi tentang al Qomariah dan al Syamsiah.
Lakukan percobaan melalui tanah yang telah kamu persiapkan! Amatilah perbedaan teksturnya: liat, debu/endapan, atau pasir!. Dalam melakukan percobaan perhatikan persiapan, pelaksanaan dan hasil. Contoh rubrik penskoran unjuk kerja:
No.
Kriteria Jawaban
Skor Mak
Skor Perolehan
1
Tahap Persiapan
a.     Memilih kualitas bahan (tepat=3, cukup=2, kurang=1)
b.     Kualitas bahan (baik=3, cukup=2, kurang=1)
c.     Kelengkapan alat (lengkap=3, cukup=2, kurang=1) (sampel tanah, skop kecil, kantong plastik, cangkir, air setengah cangkir)

3

3

3

3

3

3
2
Tahap Pelaksananaan
a.    Mengambil tanah dengan skop kecil
b.    Menyemprotkan tanah hingga lembab, jika kering
c.    Jika terlalu basah tambahkan tanah kering didalamnya
d.    Menentukan teksturnya, halus, kasar, berbutir atau lunak
e.    Menekan tanah dengan ibu jari dan jari telunjuk. Apakah menyatu dengan air?
f.     Membuat bulatan bola, apakah dapat dibentuk? Atau jatuh berantakkan? Berapa lama jika bisa dibentuk?
g.    Membuat tanah memanjang seperti pita, apakah panjangnya sampai 5 cm tanpa patah?
h.    Menuangkan air kedalam sampel tanah, apakah tanah dapat menyerap air atau lolos/mengalir?

1
1

1

1

1

1

1

1

1

1
0

1

0

1

0

1

1

1
3
Tahap hasil pengamatan
a.    Warna tanah (ada atau tidak):_
b.    Tekstur tanah (ada atau tidak):_
c.    Tanah (terpisah/bersatu) dengan air
d.    Dapat dibentuk atau tidak
e.    Daya serap dan porositas
Kesimpulan/hipotesis percobaan adalah:

1
1
1
1
1

1
0
1
1
0
Skor Perolehan
16
Skor Maksimal
22
   
Skor Perolehan
Nilai     =                                              x 100
Skor Maksimal
16
Nilai     =                    x 100  = 72,72
22

Keterangan Penilaian :
1.      Sangat kompeten bila mendapatkan nilai 91 sampai dengan 100
2.      Kompeten bila mendapatkan nilai 71 sampai dengan 90
3.      Cukup Kompeten bila mendapatkan nilai 61 sampai dengan 70
4.      Kompeten bila mendapatkan nilai kurang dari 61
Dari perolehan nilai unjuk kerja diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan atau kompetensi peserta didik tersebut dalam percobaan adalah kompeten.
b.      Contoh instrumen penilaian dengan menggunakan daftar cek (check list).
Berilah tanda (√) centang pada kolom :
Sekolah           : MAN 2 Palembang                           Tahun Pelajaran : 2018/2019
Nama siswa     : Yusmeri                                             kelas/semester    : VIII/I
No
Aspek yang Dinilai
Ya
Tidak
1
Beridir tegak
2
Mamandang kearah hadirin
3
Pengucapan baik
4
Intonasi baik
5
Mimik baik
6
Penyampaian gagasan jelas
Skor yang dicapai
5
Skor maksimum
6

Skor Perolehan
Nilai     =                                              x 100
Skor Maksimal

5
Nilai     =                    x 100  =  83,33
6

Keterangan Penilaian :
1.      Apabila banyak terdapa dominan tanda centang (√) pada kolom “Ya” maka peserta didik tersebut terampil dalam berpidato
2.      Tetapi sebaliknya jika terdapa dominan tanda centang (√) pada kolom “Tidak” maka peserta didik tersebut tidak terampil dalam berpidato.
Keterangan Penilaian :
1)      Sangat kompeten bila mendapatkan nilai 91 sampai dengan 100
2)      Kompeten bila mendapatkan nilai 71 sampai dengan 90
3)      Cukup Kompeten bila mendapatkan nilai 61 sampai dengan 70
4)      Kompeten bila mendapatkan nilai kurang dari 61
Dari perolehan nilai unjuk kerja diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan atau kompetensi peserta didik tersebut dalam percobaan adalah kompeten.



BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Penilaian portofolio ini adalah suatu pendekatan atau model penilaian yang bertujuan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam membangun dan merefleksi suatu pekerjaan atau tugas atau karya melalui pengumpulan (collection) bahan-bahan yang relevan dengan tujuan dan keinginan yang dibangun oleh peserta didik, sehingga hasil pekerjaan tersebut dapat dinilai dan dikomentari oleh guru dalam periode tertentu.
Penilaian unjuk kerja sendiri adalah penilaian yang dapat mengungkapkan kemampuan siswa dalam pemahaman konsep, pemecahan masalah dan komunikasi. Penilaian perbuatan atau unjuk kerja adalah penilaian tindakan atau tes praktik yang secara efektif dapat digunakan untuk kepentingan pengumpulan berbagai informasi tentang bentuk-bentuk perilaku atau keterampilan yang diharapkan muncul dalam diri peserta didik. Penilaian unjuk kerja juga merupakan penilaian yang meminta peserta didik untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam konteks yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.

B.     Saran
        Demikianlah pembahasan makalah mengenai penilaian portofolio dan unjuk kerja, semoga dapat bermanfaat bagi rekan sekalian. Kritik dan saran sangat pemakalah harapkan demi untuk perbaikan makalah kami selanjutnya.  




DAFTAR PUSTAKA

Arnie fajar, Portofolio dalam Pelajaran IPS (Bandung: Remaja Rosdakarya,2004)

Zainal, Arifin, Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011)

Sumarna Surapranata, Penilaian Portofolio Implementasi Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2004)

H. Djaali dan  Mulyono, Pudji .  Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. (Jakarta: PT Grasindo. 2008)

Kusnandar .  Penilaian Autentik,  (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013),

Rosnita .2007. Evaluasi Pendidikan. Bandung: Cita Pustaka Media



[1] Arnie fajar, Portofolio dalam Pelajaran IPS (Bandung: Remaja Rosdakarya,2004) h. 89.
[2] Zainal, Arifin, Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h.197
[3] Zainal, Arifin, Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h.198
[4] Arnie fajar, Portofolio dalam Pelajaran IPS (Bandung: Remaja Rosdakarya,2004) h. 91
[5] Sumarna Surapranata, Penilaian Portofolio Implementasi Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2004), h. 30
[6] H. Djaali dan  Mulyono, Pudji .  Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. (Jakarta: PT Grasindo. 2008), h. 16
[7] Kusnandar .  Penilaian Autentik,  (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013),  h. 173
[8] Kusnandar .  Penilaian Autentik,  (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013),  h. 175

No comments:

Post a Comment