BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan
merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum bagi setiap manusia dimuka bumi
ini.Pendidikan tidak terlepas dari segala kegiatan manusia. Dalam kondisi
apapun, manusia tidak dapat menolak efek dari penerapan pendidikan. Menurut
wadah yang menyelenggarakan pendidikan, pendidikan dapat dibedakan menjadi
pendidikan formal, informal dan nonformal.
Pendidikan
formal adalah segala bentuk pendidikan atau pelatihan yang diberikan secara
terorganisasi dan berjenjang.Contohnya adalah pendidikan SD, SMP, SMA dan
perguruan tinggi negeri maupun swasta.Pendidikan informal adalah jenis
pendidikan atau pelatihan yang terdapat di dalam keluarga atau masyarkat yang
diselenggarakan tanpa ada organisasi tertentu.Pendidkan nonformal adalah segala
bentuk pendidikan yang diberikan secara terorganisasi tetapi diluar wadah
pendidikan formal.
Pada
dasarnya setiap kegiatan yang dilakukan akan menimbulkan dua macam dampak yang
saling bertentangan.Kedua dampak itu adalah dampak positif dan dampak
negatif.Dampak positif adalah segala sesuatu yang merupakan harapan dari pelaksanaan kegiatan tersebut, dengan
kata lain dapat disebut sebagai tujuan. Sedangkan dampak negatif adalah segala
sesuatu yang bukan merupakan harapan dalam pelaksanaan kegitan tersebut,
sehingga dapat disebut sebagai hambatan atau masalah yang ditimbulkan.
Jika
peristiwa di atas dihubungkan dengan pendidikan, maka pelaksanaan pendidikan
akan menimbulkan dampak negatif yang disebut sebagai masalah dan hambatan yang
akan dihadapi. Hal ini akan lebih tepat bila disebut sebagai Permasalahan
Pendidikan.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apa pengertian dan unsur-unsur pendidikan?
2. Bagaimana landasan dan asas-asas pendidikan
serta penerapanya?
3. Bagaimana perkiraan Dan Antisipasi Terhadap
Masyarakat Masa Depan?
C.
Tujuan
Pembahasan
Adapun tujuan pembahasan makalah ini adalah
:
1. Untuk mengetahui pengertian dan unsur-unsur
pendidikan
2. Untuk mengetahui landasan dan asas-asas
pendidikan serta penerapanya
3. Untuk mengetahui perkiraan Dan Antisipasi
Terhadap Masyarakat Masa Depan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Dan Unsur-Unsur Pendidikan
Seorang
calon pendidik hanya dapat melaksanakan tugasnya denga nbaik jika memperoleh
jawaban yang jelas dan benar tentang apa yang dimaksud pendidikan. Jawaban yang
benar tentang pendidikan diperoleh melalui pemahaman terhadap unsur-unsurnya,
konsepdasar yang melandasinya, dan wujud pendidikan sebagi sistem. Bab II ini
akan mengkaji pengertian pendidikan,unsur-unsur pendidikan, dan sistem
pendidikan.
1.
Pengertian
Pendidikan
a.
Batasan
tentang Pendidikan
Batasan
tentang pendidikan yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam, dan kandungannya
berbeda yang satu dari yang lain. Perbedaan tersebut mungkin karena
orientasinya, konsep dasar yang digunakan, aspek yang menjadi tekanan, atau
karena falsafah yang melandasinya.
1)
Pendidikan
sebagai Proses transformasi Budaya
Sebagai
proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan
budaya dari satu generasi ke generasi yang lain. Nilai-nilai budaya tersebut
mengalami proses transformasi dari generasi tua ke generasi muda. Ada tiga
bentuk transformasi yaitu nilai-nilai yang masih cocok diteruskan misalnya
nilai-nilai kejujuran, rasa tanggung jawab, dan lain-lain.
2)
Pendidikan
sebagai Proses Pembentukan Pribadi
Sebagai proses pembentukan pribadi,
pendidikan diartikan sebagi suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah
kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. Proses pembentukan pribadi
melalui 2 sasaran yaitu pembentukan pribadi bagi mereka yang belum dewasa oleh
mereka yang sudah dewasa dan bagi mereka yang sudah dewasa atas usaha sendiri.
3)
Pendidikan
sebagai Proses Penyiapan Warganegara
Pendidikan sebagai penyiapan warganegara
diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk membekali peserta didik
agar menjadi warga negara yang baik.
4)
Pendidikan
sebagai Penyiapan Tenaga Kerja
Pendidikan sebagai penyimpana tenaga kerja
diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal
dasar utuk bekerja. Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan kerja pada calon luaran. Ini menjadi misi penting dari pendidikan
karena bekerja menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia.
5)
Definisi
Pendidikan Menurut GBHN
GBHN 1988(BP 7 pusat, 1990: 105) memberikan
batasan tentang pendidikan nasional sebagai berikut: pendidikan nasiaonal yang
berakar pada kebudayaan bangsa indonesia dan berdasarkan pancasila serta
Undang-Undang Dasar 1945 diarahkan untuk memingkatkan kecerdasan serta dapat
memenuhi kebutuhan pembangunan nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan
bangsa.
b.
Tujuan dan
proses Pendidikan
1)
Tujuan
pendidikan
Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang
nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan.
Pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan
pendidikan dazn merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan
pendidikan.
2)
Proses
pendidikan
Proses pendidikan merupakan kegiatan
mobilitas segenap komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian
tujuan pendidikan, Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi, yaitu
kualitas komponen dan kualitas pengelolaannya , pengelolaan proses pendidikan
meliputi ruang lingkup makro, meso, mikro. Adapun tujuan utama pemgelolaan
proses pendidikan yaitu terjadinya proses belajar dan pengalaman belajar yang
optimal.
3)
Konsep
Pendidikan Sepanjang Hayat (PSH)
PSH bertumpu pada keyakinan bahwa pendidikan
itu tidak identik dengan persekolahan, PSH merupakan sesuatu proses
berkesinambungan yang berlangsung sepanjang hidup. Ide tentang PSH yang hampir
tenggelam, yang dicetuskan 14 abad yang lalu, kemudian dibangkitkan kembali
oleh comenius 3 abad yang lalu (di abad 16). Selanjutnya PSH didefenisikan
sebagai tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian dan penstrukturan
pengalaman pendidikan. Pengorganisasian dan penstruktursn ini diperluas
mengikuti seluruh rentangan usia, dari usia yang paling muda sampai paling
tua.(Cropley:67) Berikut ini merupakan
alasan-alasan mengapa PSH diperlukan:
a)
Rasional
b)
Alasan
keadilan
c)
Alasan
ekonomi
d)
Alasan
faktor sosial yang berhubungan dengan perubahan peranan keluarga, remaja, dan
emansipasi wanita dalam kaitannya dengan perkembangan iptek
e)
Alasan
perkembangan iptek
f)
Alasan
sifat pekerjaan
4)
Kemandirian
dalam belajar
a)
Arti dan
perinsip yang melandasi
Kemandirian dalam belajar diartikan sebagai
aktivitas belajar yang berlangsungnya lebih didorong oleh kamauan sendiri,
pilihan sendiri, dan tanggung jawab sendiri dari pembelajaran. Konsep
kemandirian dalam belajar bertumpu pada perinsip bahwa individu yang belajar
akan sampai kepada perolehan hasil belajar.
b)
Alasan
yang menopang
Conny Semiawan, dan kawan-kawan (Conny S.
1988; 14-16) mengemukakan alasan sebagai berikut:
1)
Perkembangan
iptek berlangsung semakin pesat sehingga tidak mungkin lagi para
pendidik(khususnya guru) mengajarkan semua konsep dan fakta kepada peserta
didik.
2)
Penemuan iptek
tidak mutlak benar 100%, sifatnya relatif.
3)
Para ahli
psikologi umumnya sependapat, bahwa peserta didik mudah memahami konsep-konsep
yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh konkret dan wajar
sesuai dengan situasi dan kondidi yang dihadapi dengan mengalami atau
mempraktekannya sendiri.
4)
Dalam
proses pendidikan dan pembelajaran pengembangan konsep seyogyanya tidak
dilepaskan dari pengembangan sikap dan penanaman nilai-nilai ke dalam diri
peserta didik.
2.
Unsur-Unsur
Pendidikan
Proses pendidikan melibatkan banyak hal yaitu:
a)
Subjek
yang dibimbing (peserta didik).
b)
Orang yang
membimbing (pendidik)
c)
Interaksi
antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)
d)
Ke arah
mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)
e)
Pengaruh
yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan)
f)
Cara yang
digunakan dalam bimbingan (alat dan metode)
g)
Tempat
dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan)
Penjelasan:
Peserta Didik
Peserta didik berstatus sebagai subjek
didik. Pandangan modern cenderung menyebutkan demikian oleh karena peserta
didik adalah subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya.
Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah:
a)
Individu
yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang
unik.
b)
Individu
yang sedang berkembang.
c)
Individu
yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.
d)
Individu
yang memiliki kemampuan untuk mandiri.
Orang yang membimbing (pendidik)
Yang dimaksud pendidik adalah orang yang
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik.
Peserta didik mengalami pendidikannya dalam tiga lingkunga yaitu
lingkungankeluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masayarakat. Sebab itu
yang bertanggung jawab terhadap pendidikan ialah orang tua, guru, pemimpin
program pembelajaran, latihan, dan masyarakat.
Interaksi
edukatif antara Peserta didik dengan Pendidik
Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi
timbal balik antara peserta didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan
pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses
berkomunikasi intensif dengan manipulasi isi, metode, serta alat-alat
pendidikan.
Materi / Isi Pendidikan
a.
Alat dan
Metode
Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu
yang dilakukan ataupun diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan
pendidikan. Secara khusus alat melihat jenisnya sedangkan metode melihat
efisiensi dan efektifitasnya. Alat pendidikan dibedakan atas alat yang
preventif dan yang kuratif.
b.
Tempat Peristiwa
Bimbingan Berlangsung (lingkungan pendidikan)
Lingkungan pendidikan biasanya disebut tri
pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.
3.
Pendidikan
Sebagai Sistem
a.
Pengertian
Sistem
Beberapa definisi sitem
menurut para ahli:
1)
Sistem
adalah suatu kebulatan keseluruhan yang kompleks atau terorganisir; suatu
himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu
kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau utuh. (Tatang M. Amirin, 1992:10)
2)
Sistem
meruapakan himpunan komponen yang saling berkaitan yang bersama-sama berfungsi
untuk mencapai suatu tujuan. (Tatang Amirin, 1992:10)
3)
Sistem
merupakan sehimpunan komponen atau subsistem yang terorganisasikan dan
berkaitan sesuai rencana untuk mencapai suatu tujuan tertentu. (Tatang Amirin,
1992:11)
b.
Komponen
dan Saling Hubungan antara Komponen dalam Sistem Pendidikan.
Pendidikan
sebagai sebuah sistem terdiri dari sejumlah komponen. Komponen tersebut antara
lain: raw input (sistem baru), output(tamatan), instrumentalinput(guru,
kurikulum), environmental input(budaya, kependudukan, politik dan keamanan).
c.
Hubungan
Sistem Pendidikan dengan Sitem Lain dan Perubahan Kedudukan dari Sistem
Sistem
pendidikan dapat dilihat dalam ruang lingkup makro. Sebagai subsistem, bidang
ekonomi, pendidikan,dan politik masing-masing-masing sebagai sistem. Pendidikan
formal, nonformal, dan informal merupakan subsistem dari bidang pendidikan
sebagai sistem dan seterusnya.
d.
Pemecahan
masalah pendidikan secara sistematik.
1)
Cara
memandang system
Perubahan
cara memandang suatu status dari komponen menjadi sitem ataupunsebaliknya suatu
sitem menjadi komponen dari sitem yang lebih besar, tidak lain daripada
perubahan cara memandang ruang lingkup suatu sitem atau dengan kata lain ruang
lingkup suatu permasalahan.
2)
Masalah
berjenjang
Semua
masalah tersebut satu sama lain saling berkaitan dalam hubungan sebab akibat,
alternatif maslah, dan latar belakang masalah.
3)
Analisis
sitem pendidikan
Penggunaan
analisis sistem dalam pendidikan dimaksudkan untuk memaksimalkan pencapaian
tujuan pendidikan dengan cara yang efesien dan efektif. Prinsip utama dari
penggunaan analisis sistem ialah: bahwa kita dipersyaratkan untuk berpikir
secra sistmatik, artinya harus memperhitungkan segenap komponen yang terlibat
dalam maslah pendidikan yang akan dipecahkan.
4)
Saling
hubungan antarkomponen
Komponen-komponen
yang baik menunjang terbentuknya suatu sistem yang baik. Tetapi komponen yang
baik saja belum menjamin tercapainya tujuan sistem secara optimal, manakala
komponen tersebut tidak berhibungan secra fungsional dengan komponen lain.
5)
Hubungan
sitem dengan suprasistem
Dalam
ruang lingkup besar terlihat pula sistem yang satu saling berhubungan dengan
sistem yang lain. Hal ini wajar, oleh karena pada dasarnya setiap sistem itu
hanya merupakan satu aspek dari kehidupan. Sdangkan segenap segi kehidupan itu
kita butuhkan, sehingga semuanya memerlukan pembinaandan pengembangan.
6)
Keterkaitan
antara pengajaran dan pendidikan
Kesimpulan
yang dapat ditarik dari persoalan pengajaran dan pendidikan adalah:
a)
pengajaran
dan pendidikan dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Masing-masing saling mengisis.
b)
Pembedaan
dilakukan hanya untuk kepentingan analisis agar masing-masing dapat dipahami
lebih baik.
c)
Pendidikan
modern lebih cenderung mengutamakan pendidikan, sebab pendidikan membentuk
wadah, sedangkan pengajaran mengusahakan isinya. Wadah harus menetap meskipun
isi bervariasi dan berubah.
d)
Pendidikan
prajabatan (preservice education) dan pendidikan dalam jabatan (inservice
education) sebagai sebuah sistem.
7)
Pendidikan
formal, non-formal, dan informal sebagai sebuah sistem.
Pendidikan formal yang sering disebut
pendidikan persekolahan, berupa rangkaian jenjang pedidikan yang telah baku,
misalnya SD,SMP,SMA, dan PT. Pendidikan nonformal lebih difokuskan pada
pemberian keahlian atau skill guna terjun ke masyarakat. Pendidikan informal
adalah suatu fase pendidikan yang berada di samping pendidikan formal dan nonformal.
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan formal,
nonformal, dan informal ketiganya hanya dapat dibedakan tetapi sulit
dipisah-pisahkan karena keberhasilan pendidikan dalam arti terwujudnya keluaran
pendidikan yang berupa sumberdaya manusia sangat bergantung kepada sejauh mana
ketiga sub-sistem tersebut berperanan.
B.
Landasan
Dan Asas-Asas Pendidikan
Pendidikan
sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu bertolak darisejumlah
landasan serta pengindahan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan asas tersebut
sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan
manusia dan masyarakat bangsa tertentu. Beberapa landasan pendidikan tersebut
adalah landasan filosofis, sosiologis, dan kultural, yang sangat memegang
peranan penting dalam menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah
dan teknologi akan mendorong pendidikan untuk mnjemput masa depan.
1.
Landasan
Pendidikan
a)
Landasan
Filososfis
Landasan
filosofis bersumber dari pandangan-pandanagan dalam filsafat pendidikan, meyangkut
keyakianan terhadap hakekat manusia, keyakinan tentang sumber nilai, hakekat
pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan. Aliran filsafat
yang kita kenal sampai saat ini adalah Idealisme, Realisme, Perenialisme,
Esensialisme, Pragmatisme dan Progresivisme dan Ekstensialisme
1)
Esensialisme
Esensialisme
adalah mashab pendidikan yang mengutamakan pelajaran teoretik (liberal arts)
atau bahan ajar esensial.
2)
Perenialisme
Perensialisme
adalah aliran pendidikan yang megutamakan bahan ajaran konstan (perenial) yakni
kebenaran, keindahan, cinta kepada kebaikan universal.
3)
Pragmatisme
dan Progresifme
Prakmatisme
adalah aliran filsafat yang memandang segala sesuatu dari nilai kegunaan
praktis, di bidang pendidikan, aliran ini melahirkan progresivisme yang
menentang pendidikan tradisional.
4)
Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme
adalah mazhab filsafat pendidikan yang menempatkan sekolah/lembaga pendidikan
sebagai pelopor perubahan masyarakat.
b)
Landasan
Sosiolagis
Pengertian Landasan
Sosiologis
Dasar sosiolagis
berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan dan karakteristik
masayarakat.Sosiologi pendidikan merupakan analisi ilmiah tentang proses sosial
dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang
dipelajari oleh sosiolagi pendidikan meliputi empat bidang:
1)
Hubungan
sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain.
2)
hubunan
kemanusiaan.
3)
Pengaruh
sekolah pada perilaku anggotanya.
4)
Sekolah
dalam komunitas,yang mempelajari pola interaksi antara sekolah dengan kelompok
sosial lain di dalam komunitasnya.
Masyarakat indonesia sebagai Landasan Sosiologis Sistem Pendidikan
Nasional
Perkembangan masyarakat Indonesia dari masa
ke masa telah mempengaruhi sistem pendidikan nasional. Hal tersebut sangatlah
wajar, mengingat kebutuhan akan pendidikan semakin meningkat dan komplek.
Berbagai upaya pemerintah telah dilakukan
untuk menyesuaikan pendidikan dengan perkembangan masyarakat terutama dalam hal
menumbuhkembangkan KeBhineka tunggal Ika-an, baik melalui kegiatan jalur
sekolah (umpamanya dengan pelajaran PPKn, Sejarah Perjuangan Bangsa, dan muatan
lokal), maupun jalur pendidikan luar sekolah (penataran P4, pemasyarakatan P4
nonpenataran)
c)
Landasan
Kultural
Pengertian Landasan
Kultural
Kebudayaan
dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan dapat
dilestarikan/ dikembangkan dengan jalur mewariskan kebudayaan dari generasi ke
generasi penerus dengan jalan pendidikan, baiksecara formal maupun informal.
Anggota
masyarakat berusaha melakukan perubahan-perubahan yang sesuai denga perkembangan
zaman sehingga terbentuklah pola tingkah laku, nlai-nilai, dan norma-norma baru
sesuai dengan tuntutan masyarakat. Usaha-usaha menuju pola-pola ini disebut
transformasi kebudayaan. Lembaga sosial yang lazim digunakan sebagai alat
transmisi dan transformasi kebudayaan adalah lembaga pendidikan, utamanya
sekolah dan keluarga.
Kebudayaan sebagai Landasan Sistem Pendidkan Nasional
Pelestarian dan pengembangan kekayaan yang
unik di setiap daerah itu melalui upaya pendidikan sebagai wujud dari kebineka tunggal
ikaan masyarakat dan bangsa Indonesia. Hal ini harsulah dilaksanakan dalam
kerangka pemantapan kesatuan dan persatuan bangsa dan negara indonesia sebagai
sisi ketunggal-ikaan.
d)
Landasan
Psikologis
Pengertian Landasan
Filosofis
Dasar
psikologis berkaitan dengan prinsip-prinsip belajar dan perkembangan anak.
Pemahaman etrhadap peserta didik, utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan
merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, hasil
kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam bidang
pendidikan.
Sebagai
implikasinya pendidik tidak mungkin memperlakukan sama kepada setiap peserta
didik, sekalipun mereka memiliki kesamaan. Penyusunan kurikulum perlu
berhati-hati dalam menentukan jenjang pengalaman belajar yang akan dijadikan
garis-garis besar pengajaran serta tingkat kerincian bahan belajar yang
digariskan.
Perkembangan Peserta Didik sebagai Landasan Psikologis
Pemahaman tumbuh kembang manusia sangat
penting sebagai bekal dasar untuk memahami peserta didik dan menemukan
keputusan dan atau tindakan yang tepat dalam membantu proses tumbuh kembang itu
secara efektif dan efisien.
e)
Landasan
Ilmiah dan Teknologis
Pengertian Landasan IPTEK
Iptek merupakan salah satu hasil pemikiran
manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, yang dimualai pada permulaan
kehidupan manusia. Lembaga pendidikan, utamanya pendidikan jalur sekolah harus
mampu mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan iptek. Bahan ajar
sejogjanya hasil perkembangan iptek mutahir, baik yang berkaitan dengan hasil
perolehan informasi maupun cara memproleh informasi itu dan manfaatnya bagi
masyarakat
2.
Asas-Asas
Pokok Pendidikan
Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi
dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan
pendidikan. Khusu s di Indonesia, terdapat beberapa asas pendidikan yang
memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Diantara asas
tersebut adalah Asas Tut Wuri Handayani, Asas Belajar Sepanjang Hayat, dan asas
Kemandirian dalam belajar.
a)
Asas Tut
Wuri Handayani
Sebagai
asas pertama, tut wuri handayani merupakan inti dari sitem Among perguruan.
Asas yang dikumandangkan oleh Ki Hajar Dwantara ini kemudian dikembangkan oleh
Drs. R.M.P. Sostrokartono dengan menambahkan dua semboyan lagi, yaitu Ing
Ngarso Sung Sung Tulodo dan Ing Madyo Mangun Karso.
Kini
ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas yaitu:
1)
Ing Ngarso
Sung Tulodo ( jika di depan memberi contoh)
2)
Ing Madyo
Mangun Karso (jika ditengah-tengah memberi dukungan dan semangat)
3)
Tut Wuri
Handayani (jika di belakang memberi dorongan)
b)
Asas
Belajar Sepanjang Hayat
Asas
belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari sisi
lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long education). Kurikulum yang
dapat meracang dan diimplementasikan dengan memperhatikan dua dimensi yaitu
dimensi vertikal dan horisontal.
Dimensi
vertikal dari kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan kesinambungan antar
tingkatan persekolahan dan keterkaitan dengan kehidupan peserta didik di masa
depan.
Dimensi
horisontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara pengalaman belajar
di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.
c)
Asas
Kemandirian dalam Belajar
Dalam
kegiatan belajar mengajar, sedini mungkin dikembangkan kemandirian dalam
belajar itu dengan menghindari campur tangan guru, namun guru selalu suiap
untuk ulur tangan bila diperlukan.
Perwujudan
asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalamperan utama sebagai
fasilitator dan motifator. Salah satu pendekatan yang memberikan peluang dalam
melatih kemandirian belajar peserta didik adalah sitem CBSA (Cara Belajar Siwa
Aktif).
C.
Perkiraan
Dan Antisipasi Terhadap Masyarakat Masa Depan
Pendidikan
akan menyiapkan peserta didik memasuki masyarakat di masa depan. Oleh karena
itu, keputusan dan tindakan dalam bidang pendidikan seharusnya berorientasi ke
masyarakat masa depan tersebut. Bab IV ini akan memaparkan perkiraan masyarakat
masa depan, dan dilanjutkan dengan upaya pendidikan untuk mengantisipasinya.
1.
Perkiraan
Masyarakat Masa Depan
Pemahaman tentang keadaan masyarakat masa depan tersebut
aka sangat penting sebagai latar depan segala kebiakan dan upaya pendidikan
masa kini dan masa yang akan datang. Kajian masyarakat masa depan itu semakin
penting jika diingat bahwa pendidikan selalu merupakan penyiapan peserta didik
bagi peranannya di masa yang akan datang. Dengan demikian, pendidikan
seharusnya selalu mengantisipasi keadaan masyarakat masa depan.
a)
Kecenderungan
Globalisasi
Gelombang
globalisasi sedang menerpa seluruh aspek kehidupan dan penghidupan manusia,
menyusup ke dalam seluruh unsur kebudayaan dengan dampak yang berbeda-beda.
Menurut Emil Salim terdapat empat bidang kekuatan gelombang globalisasi yang
paling kuat dan menonjol daya dobraknya, yakni bidang IPTEK, ekonomi,
lingkungan hidup, dan pendidikan.
1)
Bidang
Iptek yang mengalami perkembangan semakin dipercepat, utamanya penggunaan
berbagai teknologi canggih seperti komputer dan satelit.
2)
Bidang
ekonomi yang mengarah ke ekonomi regional dan atau ekonomi global tanpa
mengenal batas-batas negara.
3)
Bidang
lingkungan hidup telah menjadi bahan pembicaraan dalam berbagai peremuan
tingkat Internasional.
4)
Bidang
pendidikan dalam kaitannya dengan identirtas bangsa termasuk budaya nasional
dan budaya-budaya nusantara.
b)
Perkembangan
IPTEK
Perkembangan
iptek yang semakin cepat dalam era globalisasi merupakan salah satu ciri utama
dari masyarakat masa depan. Percepatan perkembangan iptek tersebut terkait
dengan landasan ontologis, epistemologis, dan aksiologis.
2.
Perkembangan
Arus Komunikasi yang Semakin Padat dan Cepat
Kemajuan teknologi telah mendorong perubahan masyarakat
dari masyarakat industri ke masyarakat informasi. Dan di indonesia terjadi
perubahan yang serentak dari masyarakat pertanian ke masyarakat industri dan
masyarakat informasi.
Perkembangan komunikasi dengan arus informasi yang
semakin padat dan akan dipercepat di masa depan, mencakup keseluruhan
unsur-unsur dalam proses komunikasi tersebut. Sumber pesan mencakup keseluruhan
unsur-unsur kebudayaan, mulai dari sistem dan upacara keagamaan sampai dengan,
bahkan terutama sistem teknologi dan peralatan.
a.
Peningkatan
Layanan Profesional
Salah satu ciri penting masyarakat masa depan adalah
meningkatnya kebutuhan layanan profesional dalam bidang kehidupan manusia.
Karena perkembangan iptek yang makin cepat serta perkembangan arus informasi
yang semakin padat dan cepat, maka anggota masyarakat masa depan semakin luas
wawasan dan pengetahuannya serta daya kritis yang semakin tinggi.
Oleh karena itu, manusia masa depan tersebut makin
menuntut suatu kualitas hidup yang lebih baik, termasuk berbagai layanan yang
dibutuhkannya. Layanan diberikan oleh pemangku profesi tertentu, atau layanan profesional,
akan semakin penting untuk kebutuhan masyarakat tertentu.
b.
Upaya
Pendidikan Dalam Menagantisipasikan Masa Depan
Pengembangan pendidikan dalam masyarakat
dalam masyarakat yang sedang berubah dengan cepat haruslah dilakukan secara
menyeluruh dengan pendekatan sistematik-sistematis. Pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya merupakan kunci keberhasilan bangsa dan negara dalam masa
yang akan datang. Oleh karena itu kajian selanjutnya akan membahas tentang
tuntutan manusia masa depan, dan upaya mengantisipasi masa depan.
1)
Tuntutan
bagi Manusia Masa Depan (Manusia Modern)
Untuk
jenjang pendidikan dasar hal itu berarti bahwa kemampuan dasar sebagai manusia
Pancasila yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar akan siap untuk:
a)
Memasuki
lapangan kerja sebagai manusia pembangunan setelah melalui orientasi dan atau
pelatihan tambahan sesuai dengan kebutuhan.
b)
Melanjutkan
ke pendidikan menengah.
Tuntutan manusia indonesia di masa depan,
setelah kemampuan dasar tersebut, terutama diarahkan kepada pembekalan
kemampuan yang sangat diperlukan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan di masa
depan tersebut. Beberapa di antaranya seperti:
a)
Ketanggapan
terhadap pelbagai masalah sosial, politik, kultural, danĂ˜ lingkungan.
b)
Kretifitas
di dalam menemukan alternatif pemecahannya.
c)
Efisiensi
dan etos kerja yang tinggi
2)
Upaya
Mengantisipasikan Masa Depan
Sesuai
dengan penjelasan UU RI No. 2 Tahun 1989,fungsi pendidikan diarahkan bukan
hanya untuk pembangunan manusia saja tetapi juga ikut serta dalam pembangunan
masyarakat.
a)
Perubahan
Nilai dan Sikap
Perubahan
nilai dan sikap dalam rangka mengantisipasi masa depan haruslah diupayakan
sedemikian rupa sehingga dapat diwujudkan keseimbangan dan keserasian antara
aspek pelestarian dan aspek pembaruan. Pendidikan harus selalu menjaga secara
seimbang pembentukan kemampuan mempertanyakan, disamping kemampuan menerima dan
mempertahankan. Kesrasian dan keselarasan antara pelestarian dan pembaruan
nilai dan sikap akan memeberi peluang keberhasilan menjemput masa depan itu.
b)
Pengembangan
Kebudayaan
Salah
satu upaya penting dalam mengantisipasi masa depan adalah upaya yang berkaitan
dengan pengembangan kebudayaan dalam arti luas, termasuk hal-hal yang berkaitan
dengan sarana kehidupan manusia. Dewasa ini, kita tidak mungkin menutup diri terhadap
pengaruh kebudayaan lain. Oleh karena itu, yang dibutuhhkan adlah memperkuat
ketahanan budaya, sehingga dapat memanfaatkan pengaruh positif serta
menghindari pengaru negatif dari kebudayaan tersebut. Peranan pendidikan
merupakan faktor menentukan dalam membangun danmemperkuat ketahanan budaya
tersebut.
c)
Pengembangan
Sarana Pendidikan
Khusus
untuk menyongsong era globalisasi yang makin tidak terbendung, terdapat
beberapa hal yang secara khusus memerlukan perhatian dalam bidang pendidikan.
Santoso S. Hamijoyo mengemukakan lima strategi dasar dalam era globalisasi
tersebut yaitu:
1)
Pendidikan
untuk pengembangan iptek dipilih terutama dalam bidang yang vital. Seperti
manufakturing pertanian.
2)
Pendidikan
untuk pengembangan keterampilan manajemen, termasuk penguasaan bahasa asing.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesimpulan-kesimpulan
yang dapat ditarik dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Dalam
usaha pemerataan pendidikan, diperlukan pengawasan yang serius oleh pemerintah.
Pengawasan tidak hanya dalam bidang anggaran pendidikan, tetapi juga dalam
bidang mutu, sarana dan prasarana pendidikan. Selain itu, perluasan kesempatan
belajar pada jenjang pendidikan tinggi merupakan kebijaksanaan yang penting
dalam usaha pemerataan pendidikan.
2.
Sistem
pendidikan Indonesia dapat berjalan dengan lancar jika kerja sama antara
unsur-unsur pendidikan berlangsung secara harmonis. Pengawasan yang dilakukan
pemerintah dan pihak-pihak pendidikan terhadap masalah anggaran pendidikan akan
dapat menekan jumlah korupsi dana di dalam dunia pendidikan.
3.
Peningkatan
mutu pendidikan akan dapat terlaksana jika kemampuan dan profesionalisme
pendidik dapat ditingkatkan.
B.
Saran
Adapun
saran-saran dalam makalah permasalahan pendidikan ini adalah sebagai berikut.
1.
Perlunya
ditingkatkan kualitas pendidik dalam usaha Peningkatan mutu pendidikan. Hal ini
dapat dilakukan dengan meggunakan metoda baru dalam pelaksanaan pembelajaran.
2.
Masyarakat
luas selalu mengikuti kebijakan-kebijakan pemerintah yang baru, jangan sampai
masyarakat tidak tahu menahu tentang apa program yang dicanangkan pemerintah,
ini tentunya akan menghambat proses menuju keberhasilan pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Tirtaraharja, Umar dan Sulo, La. 2005. Pengantar
Pendidikan. Jakarta:Depdiknas,PT Rineka Cipta.
Munib,Achmad,dkk. 2011.Pengantar Ilmu
Pendidikan. Semarang:Universitas Negeri Semarang Press.
No comments:
Post a Comment