Friday, July 13, 2018

Makalah Tafsir Al Qur'an Surat Luqman ayat 19


BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang masalah
Al-Qur’an ialah firman Allah berupa wahyu yang disampaiakan oleh Jibril kepada Nabi Muhammmad saw. Di dalamnya terkandung ajaran pokok yang dapat dikembangkan untuk keperluan seluruh aspek kehidupan melalui uapaya para pemeluknya denagan cara ijtihad. Ajaran yang terkandung dalam Al-Qur’an itu terdiri darai dua prinsip besar, yaitu dengan masalah yang berhubungan dengan keiamanan yang disebut akidah, dan dengan yang berhubungan dengan amal yaitu syari’ah.
Ajaran-ajaran yang berkenaan dengan iman, dibicarakan di dalam Al-Qur’an tidak sebanyak ajaran yang berkenaan dengan amal perbuatan. Hal ini menunjukkan bahwa amal itulah yang paling banyak dilaksanakan. Sebab semua amal perbuatan manusia dalam hubungannya dengan Allah, dengan dirinya sendiri, dengan manusia sesamanya, dengan alam dan lingkungannya, dengan makhluk lainnya, termasuk dalam ruang lingkup amal shaleh (Syari’ah). Istilah-istilah yang biasa digunakan untuk membicarakan ilmuu tentang syari’ah ialah: a) ibadah, untuk perbuatan yang langsung berhubungan dengan Allah, b) mu’amalah, untuk perbuatan yang berrhubungan dengan selain Allah, dan c) akhlaq, untuk tindakan yang menyangkut etika dan budi pekerti dalam pergaulanOleh karena pendidikan merupakan suatu upaya membentuk manusia seutuhnya/ memanusikan manusia, maka pendidikaan tergolong kegiatan mu’amalah. Pendidikan sangat penting karena ia ikut menentukan corak dan bentuk amal dan kehidupan manusia, baik pribadi maupun masyrrakat.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang masalah diatas, rumusan masalahnya adalah:
1.      Bagaimana Ayat dan terjemahan?
2.      Bagaimana asbabun nuzul Q.S. Al Luqman ayat 19?
3.      Bagaimana tafsir Q.S. Ayat 19 ?
4.      Bagaimana aspek-aspek pendidikan dalam Q.S. ayat 19?

C.     Tujuan Makalah
Adapun tujuan penulisan makalah adalah penulis ingin :
1.      Untuk mengetahui Ayat dan terjemahan
2.      Untuk mengetahui asbabun nuzul Q.S. Al Luqman ayat 19
3.      Untuk mengetahui tafsir Q.S. Ayat 19
4.      Untuk mengetahui aspek-aspek pendidikan dalam Q.S. ayat 19





















BAB II
PENDAHULUAN

A.     Surah Q.S. Luqman ayat 19

ôÅÁø%$#ur Îû šÍô±tB ôÙàÒøî$#ur `ÏB y7Ï?öq|¹ 4 ¨bÎ) ts3Rr& ÏNºuqô¹F{$# ßNöq|Ás9 ÎŽÏJptø:$#  
19. dan sederhanalah kamu dalam berjalan[1] dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.[2]

Kosakata pada Q.S. Luqman Ayat 19
وَاغْضُضْ
dan Rendahkanlah
مَشْيِكَ
jalanmu
فِي
dalam
وَاقْصِد
Dan sederhanakanlah
أَنكَرَ
Seburuk-buruk
إِنَّ
sesungguhnya
صَوتِكَ
suaramu
مِن
Dari



الحَمِيرِ
    keledai
لَصَوتُ
Sungguh suara
الأَصْوَاتِ
Suara-suara


B.     Asbabun Nuzul Q.S. Luqman ayat 19
Secara etimologi, kata asbab al-nuzul berarti turunnya ayat-ayat Al-Qur’an diturunkan Allah SWT kepada Muhammad SAW secara berangsur - angsur bertujuan untuk memperbaiki aqidah, ibadah, akhlak dan pergaulan manusia yang sudah menyimpang dari kebenaran. [3]Karena itu dapat dikatakan bahwa terjadinya penyimpangan dan kerusakan dalam tatanan manusia merupakan sebab turunnya Al-Qur‟an. Asbab al-nuzul (sebab turun ayat) di sini dimaksudkan sebab-sebab yang secara khusus berkaitan dengan turunnya ayat-ayat tertentu. Sedangkan menurut Subhi al-Salih, asbab an-nuzul adalah sesuatu yang dengan sebabnya turun ayat atau beberapa ayat yang mengandung sebab itu, atau memberi jawaban terhadap sebab itu atau menerangkan hukumnya pada masa terjadinya sebab tersebut.
Adapun sebab turunnya ayat 12-19 dari surat Luqman sejauh penulusuran yang penulis lakukan tidak ditemukan adanya sebab yang melatarbelakangi turunnya ayat tersebut, hanya saja dalam ayat 13 dalam tafsir Al-Misbah, diriwayatkan bahwa Suwayd ibn ash-Shamit suatu ketika datang ke mekah. Ia adalah seorang yang cukup terhormat di kalangan masyarakatnya. Lalu Rasulullah mengajaknya untuk memeluk agama Islam. Suwayd berkata kepada Rasulullah, “Mungkin apa yang ada padamu itu sama dengan yang ada padaku.” Rasulullah berkata, “Apa yang ada padamu?” Ia menjawab, “Kumpulan hikmah Lukman.” Kemudian Rasulullah berkata,“Sungguh perkataan yang amat baik ! Tetapi apa yang ada padaku lebih baik dari itu. Itulah al-Qur’an yang diturunkan Allah kepadaku untuk menjadi petunjuk dan cahaya.” Rasulullah lalu membacakan al-Qur’an kepadanya dan mengajaknya memeluk Islam.[4]

C.     Tafsir Q.S. AlLuqman Ayat 19
Ayat 19 dari surat luqman menjelaskan, pertama tentang cara berjalan dengan langkah yang sederhana, yakni tidak terlalu lambat dan juga tidak terlalu cepat, akan tetapi berjalanlah dengan wajar tanpa dibuat-buat dan juga tanpa pamer menonjolkan sikap rendah hati atau sikap tawadu’. Kedua, tentang cara berbicara yakni dengan mengurangi tingkat kekerasan suara, jangan mengangkat suara jika tidak diperlukan sekali. Karena sesungguhnya sikap yang demikian itu lebih berwibawa bagi yang melakukannya, dan mudah diterima oleh jiwa pendengarnya serta lebih gampang untuk dimengerti. Ketiga, tentang ilat atau alasan yang melarang hal diatas yakni sesungguhnya suara yang paling buruk dan paling jelek, karena ia dikeraskan lebih daripada apa yang diperlukan tanpa penyebab adalah suara keledai. Dengan kata lain, bahwa orang yang mengeraskan suaranya itu berarti suaranya mirip suara keledai. Dalam hal ini ketinggian nada dan kekerasan suara, dan suara yang seperti itu sangat dibenci oleh Allah SWT.
Di dalam ungkapan ini jelas menunjukan nada celaka dan kecaman terhadap orang yang mengeraskan suaranya, serta anjuran untuk membenci perbuatan tersebut. Di dalam ungkapan ini yaitu menjadikan orang yang mengeraskan suaranya diserupakan dengan suara keledai, terkandung pengertian mubalagah untuk menanamkan rasa antipati dari perbuatan tersebut. Hal ini merupakan pendidikan dari Allah untuk hamba-hambanya supaya mereka tidak mengeraskan suaranya di hadapan orang-orang karena meremehkan mereka, atau yang dimaksud ialah agar mereka meninggalkan perbuatan ini secara menyeluruh (dalam kondisi apapun).[5]

D.    Aspek-Aspek pendidikan
1.      Pentingnya menjaga Tauhid dan kejinya dosa Syirik
2.      Menjelaskan arti hikmah, yaitu bersyukur kepada Allah Swt dengan cara taat dan selalu ingat kepadaNya. Dan orang yang bersyukur itu pasti orang memiliki akal sehat
3.      Pentingnya memberi nasehat yang baik, sekaligus memberi solusi (irsyad) kepada siapa saja
4.      Buruknya dosa musyrik dan jeleknya orang yang memusyrikan Allah Swt
5.      Keharusan taat kepada orang tua dan mempelakukan mereka dengan lembut dan sayang
6.      Pengukuhan pedoman, “ Tidak boleh patuh kepada seseorang jika menyuruh berbuat dosa kepada Allah Swt.” Dan ini berlaku kepada orang tua untuk tidak taat atas kemauan mereka ketika diperintah melakukan keburukan.
7.      Wajib mengikuti jalan yang benar sesuai Al-Qur’an dan Sunnah dan haramnya mengikuti jalan yang tidak berdasar kepada kedua pusaka itu


BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
 Berangkat dari beberapa rincian diatas, materi pendidikan yang terdapat dalam Al-Qur’an Surat Lukman yang telah dissampaikan oleh Lukman al-Hakim kepada anaknya, dapat dikategorisasikan sebagai berikut:
Pertama, ‘aqaaid (Akidah), yang menyangkut masalah keimanan kepada Allah, hal ini sudah tercakup iman kepada malaikat, kitab-kitab_Nya, para nabi, hari kiamat, dan qadha dan qadar.
Kedua, syari’at, yakni satu sistem norma Ilahi yang mengatur hubungan manusia denagn tuhan, hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan alam. Kaidah syari’ah ini terbagi menjadi dua:pertama, ibadah, seperti shalat, thaharah, zakat, puasa dan haji. Kedua, mu’amalah yakni tata aturan Ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan harta benda. Aspek syari’ah ini termaktub pada ayat 14,15, dan 17
Ketiga, Akhlaq. Secara etimologis, akhlaq adalah perbuatan yang mempunyai sangkut paut dengan khaliq (pencipta). Akhlaq ini mencakup akhlaq manusia terhadap khaliqnya, dan akhlaq manusia terhadap makhluk. Aspek ini terdapat pada ayat 14,15, 18, dan 19. Baik ibadah, muamalah, dan akhlak pada hakikatnya bertitik tolak dari akidah.

B.     Saran
Demikianlah pembahasan makalah mengenai tafsir Q.S. Luqman ayat 19, semoga dapat bermanfaat bagi kita sekalian. Kritik dan saran sangat pemakalah harapkan demi untuk perbaikan makalah kami selanjutnyta.



DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Musthafa Al-maraghi, Tafsir al-Maraghi, Terj. Bahrun Abubakar, (Semarang : Toha Putra, 1992), Juz XXI

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, Vol. 10, (Jakarta: Lentera Hati, 2002)

Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Terj. As’ad Yasin dan Abdul Aziz Salim basyarahil, Di Bawah Naungan Al-Qur‟an, (Jakarta : Gema Insani Press, 2002), Jilid XXI

Ahsin Sakho Muhammad, et.,all., Al-Qur’an dan Tafsirnya, (Jakarta: Lentera Abadi,2010)


[1] Maksudnya: ketika kamu berjalan, janganlah terlampau cepat dan jangan pula terlalu lambat.
[2] Ahsin Sakho Muhammad, et.,all., Al-Qur’an dan Tafsirnya, (Jakarta: Lentera Abadi,2010), hlm. 553
[3] Ahmad Musthafa Al-maraghi, Tafsir al-Maraghi, Terj. Bahrun Abubakar, (Semarang : Toha Putra, 1992), Juz XXI, hlm. 152
[4] M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, Vol. 10, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm. 125
[5] M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, Vol. 10, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm. 130

No comments:

Post a Comment