Tuesday, July 3, 2018

Makalah Kawasan Desain Teknologi Pembelajaran


BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Kasawan desain mempunyai asal-usul dari gerakan psikologi pembelajaran. Beberapa faktor pemicunya adalah 1) Artikel tahun 1954 dari B.F. Skinner “The Science of Learning and theArt of Teachig” disertai teorinya tentang pembelajaran berprogram : 2) buku tahun 1969 dari Herbert Simon “The Science of Artificial” yag membahas karakteristik umum dari pengetahuan perskriptif tentang desain: dab 3) pendirian pusat-pusat desain bahan pembelajaran dan terprogram, sepert : “Learning Resauce and Development Center” dalam kurun waktu tahun 1960;an dan Rebert, direktur dari pusat tersebut, mnulis dan membicarakan tentang desain pembelajaran sebagai inti dari teknologi pendidikan (Glaser 1976). Banyak landasan psikologi pembelajaran dari kawasan desain berkembang dari asosiasi dengan pittsburgh ini. Hal ini bukan hanya karena pittsburgh, tetapi juga karena makalah skinner yang berpengaruh tersebut di atas dipresentasikan pertama kali di pittsburgh sebelum kemudian dipublikasikan pada tahun tersebut (Spencer 1988).
Melengkasi dari psikologi pembelajaran tersebut ialah pengaplokasian teori sistem dalam pembelajaran. Melalui Jim Finn and Loenard Silvern. Pendekatan sistem pembelajaran secara bertahap mulai berkembang menjadi suatu metodologi dan mulai memasukkan gagasan dari psikologi pembelajaran. Pendekatan sitem telah memicu timbulnya gerakan desain sistem pembelajaran seperti yang dicontohkan dalam penggunaan proses pengembngan pembelajaran di pendidikan tinggitahun 1970’an (Gustafson dan Dratton 1984). Perhatian terhadap desain pesan juga berkembang selama akhir tahun 1960’an pada awal tahun 1970’an Kolaborasi antara Rebort Gagne dan Leskie Briggs pada American Institutes for Research di tahun 1960’an (juga di pittsburgh) dan di Frifrida State University dalam tahun 1970’an telah menggabungkan keahlian psikologi pengembangan dengan bakat dalam desain sistem. Secara bersama meraka telah membuat konsep desain pembelajaran menjadi hidup (Briggs 1968, Brigg 1977, Briggss, Campeau, Gegne dan May 1967, Gagne 1965, Gagne 1989, Gagne dan Briggs 1974).
Kawasan desain pembelajaran kadang-kadang dikaburkan dengan pengembangan, atau bahkan dengan konsep yang lebih luas dari pebelajaran itu sendiri. Akan tetapi definisi ini membatasi desain pada fungsi perencanaan, baik pada tingkat micro maupun pada tingkat macro. Sebagai konsekuensinya, dasar pengetahuan kawasan tersebut menjadi rumit serta memerlukan sederetan model-model prosedural, model konseptual, dan teori. Walaupun demikian landasan pengetahuan dari bidang apapun tidaklah bersifat statik. Demikian pula halnya dengan desain pembelajaran sekalipun berlandasan pada kerangka pengetahuan tradisional yang kokoh. Lebih-lebih  karena hubungannya yang erat antara desain pembelajaran dan kawasan lain dari teknologi pembelajaran, landasan pengetahuan desain juga berubah untuk menjaga konsistensi dengan kawasan pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian.
Teori desain jauh lebih maju dibandingkan dengan bidang lain yang mempunyai hubungan erat dengan tradisi praktek dalam membangun landasan pengetahuan. Namun dalam hal pengetahuan teknologi, penelitian dan teori dasain hampir selalu mengikuti eksplorasi kaum praktisi mengenai kemuskilan dan kemampuan perangkat keras atau perangkat lunak yang baru. Terutama pada masa sekarang ini. Tantangan untuk para akademisi dan para praktisi keduanya sama, yaitu melanjutkan untuk merumuskan dasar pengetahuan disamping menanggapi tekanan dari tempat kerja.
Pada makalah ini akan di jelaskan mengenai kawasan desain teknologi pendidikan dan penerapannya yang mencakup desain system pembelajaran, desain pesan, desain strategi instruksional dan karakteristik pembelajaran.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1.      Apa yang dimaksud dengan kawasan desain?
2.      Bagaimana pengertian desain sistem pembelajaran?
3.      Bagaimana desain teori belajar?
4.      Bagaimana desain pesan?
5.      Bagaimana karakteristik peserta didik?
6.      Bagaimana desain strategi pembelajaran?

C.     Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan pembahasan makalah ini adalah :
1.      Untuk mengetahui yang dimaksud dengan kawasan desain
2.      Untuk mengetahui pengertian desain sistem pembelajaran
3.      Untuk mengetahui desain teori belajar
4.      Untuk mengetahui desain pesan
5.      Untuk mengetahui karakteristik peserta didik
6.      Untuk mengetahui desain strategi pembelajaran


BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Kawasan Desain
Secara etimologis, domain atau kawasan berarti wilayah daerah kekuasaan atau bidang kajian, kegiatan, garapan yang lebih kecil, terperinci dan spesifik dari lahan lapangan cakupan suatu ilmu. Adapun Teknologi pendidikan sebagai teori dan praktik secara faktual yang telah menjadi bagian integral dari upaya pengembangan sumber daya manusia khususnya pada sistem pendidikan dan pelatihan.
Idealnya setiap teknologi pendidikan, pembelajaran terutama yang memperoleh pendidikan akademik perlu menguasai beberapa kawasan teknologi pendidikan. Teknologi pendidikan sebagai Suatu proses kompleks yang terintegrasi meliputi manusia, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisa masalah yang menyangkut semua aspek belajar, serta merancang, melaksanakan, menilai, dan mengelola pemecahan masalah itu.[1]
Kawasan desain yaitu prosedur yang terorganisasi dan sistematis untuk penganalisisan ( proses perumusan yang akan dipelajari ); perancangan ( proses penjabaran bagaimana cara mempelajarinya ); pengembangan ( proses penulisan atau pembuatan produksi bahan-bahan belajar ); pelaksanaan atau aplikasi ( pemanfaatan bahan dan strategi ); dan penilaian ( proses penentuan ketepatan pembelajaran ).[2]
Kata Desain mempunyai dua makna yaitu tingkat makro dan tingkat mikro  yang keduanya menunjukkan pendekatan sistem dan langkah pada pendekatan sistem. Desain sistem pembelajaran secara umum merupakan prosedur linier dan berulang-ulang dimana permintaan seksama dan konsisten. Karakter proses pada semua langkah harus di lengkapi dalam hal untuk melayani sebagai pemeriksaaan dan keseimbangan satu sama lain. Pada desain sistem pembelajaran proses sangat penting sama seperti produk karena kepercayaan produk berlandasakan pada proses

B.     Pengertian Desain Teknologi Pendidikan
Desain adalah proses untuk menentukan kondisi belajar. Tujuan desain ini ialah untuk menciptakan strategi dan produk pada tingkat macro, seperti program dan kurikulum, dan pada tingkat micro, seperti pada pelajaran dan modul. Definisi ini sesuai dengan defisini dasain sekarang yang mengacu pada penentuan spesifikasi (Ellington dan Harris 1986, Reigeluth 1983, Richey 1986). Berbeda dengan defisini terdahulu definisi inilebih menekankan pada kondisi belajar bukannya pada komponen-komponen dalam suatu sistem pembelajaran. Jadi ruang lingkup desain pembelajaran telah diperluas dari sumber belajar atau komponen individual sistem ke pertimbangan maupun faktor-faktor, pertanyaan-pertannyaan serta alat-alat yang digunakan untuk mendesain lingkungan.[3]
Teknologi adalah penerapan secara sistemik dan sistematik konsep-konsep ilmu perilaku dan ilmu yang bersifat fisik serta pengetahuan lain untuk keperluan pemecahan masalah. Teknologi pembelajaran adalah penerapan secara sistemik dan sistematik strategi dan teknik yang di ambil dari konsep ilmu perilaku dan ilmu yang bersifat fisik serta pengetahuan lain untuk keperluan pemecahan masalah pembelajaran.[4]
Teknologi pendidikan merupakan penggabungan antara teknologi pembelajaran , teknologi belajar, teknologi perkembangan, teknologi pengelolaan dan teknologi lain seperti yang diterapkan untuk keperluan pemecahan masalah pendidikan.
Mengacu pada kategori yang dibuat AECT, definisi diatas mungkin baru menggambarkan teknologi pendidikan sebagai suatu kontruksi teoritis, yaitu suatu abstraksi yang mencakup serangkaian ide dan prinsip tentang bagaimana pendidikan dan pembelajaran harus dilaksanakan dengan menggunakan teknologi.
Dapat dikatakan bahwa desain teknologi pendidikan merupakan proses untuk menentukan kondisi belajar dengan menggunakan teknologi yang diterapkan dalam memecahkan masalah pendidikan atau pembelajaran.

C.     Kawasan Desain Teknologi Pendidikan
Kawasan desain paling tidak meliputi empat cakupan utama dari teori dan praktek. Cakupan ini dapat didentifikasi karena masuk dalam lingkup pengembangan penelitian dan teori. Kawasan desain meliputi studi mengenai desain sistem pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran dan karakteristik pelajaran. Definis dan deskripsi dari masing-masing daerah liputan tersebut adalah sebagai berikut.[5]
1.      Desain sistem pembelajaran.
Desain sistem pembelajaran (DSI) adalah prosedur yang terorganisasiyang meliputi langkah-langkah penganalisisan, perancangan, pengembangan, pengaplikasian dan pnilaian pembelajaran. Kata desain mempunyai pengertian tingkat macro maupun micro karena merujuk pada pendekatan sistem maupun langkah-langkah dalam pendekatan sistem. Setiap langkah dalam proses mempunyai landasan teori dan praktek sendiri seperti halnya pada semua proses DSI. Dalam istilah yang sederhana, penganalisisan adalah proses perumusan apayang akan dipelajari, perencanaan adalah proses penjabaran bagaimana caranya hal tersebut akan dipelajari, pengembangan adalah proses penulisan dan pembuatan atau produksi bahan-bahan pembelajaran, pelaksanaan adalah pemanfataan bahan dan strategi yang bersangkutan, dan penilaian adalah proses penentuan ketepatan pembelajaran. DSI biasanya merupakan suatu proedur linier dan interaktif yang menuntut kecermatan dan kemantapan. Karakteristik dari proses ini yaitu bahwa semua langkah harus tuntas agar dapat berfungsi sebagai alat untuk saling mengontrol. Dalam DSI, proses sama pentingnya dengan produk sebab kepercayaan atas produk berlandaskan pada proses.
2.      Desain Pesan
Pesan adalah informasi yang akan disampaikan oleh komponen lain, dapat berupa ide, fakta, makna dan data. Pandangan lain dikemukakan bahwa message atau pesan pada dasarnya adalah hasil output dan encording. Atau dengan kata lain pesan bentuknya bias berupa kalimat pembicaraan lisan, tulisan, gambar, peta, ataupun tanda/impulse/sinyal dan sebagainya.[6]
Desain pesan meliputi “ perencanaan untuk merkayasa bentuk fisik dari pesan” (Grabowski 1991 : 206). Hal tersebut mencakup prinsip-prinsip perhatian, persepsi dan daya serap yang mengatur penjabaran bentuk fisik dari pesan agar terjadi komunikasi antara pengirim dan penerima. Fleming and Levie (1993) membatasi pesan pada pola-pola isyarat atau symbol yang memodifikasi perilaku kognitif, afektif dan psikomotor. Desain pesan berurusan dengan tingkat paling mikro melalui unit-unit kecil seperti bahan visual, urutan, halaman dan layar secara terpisah. Karakteristik lain dari desain pesan ini adalah bahwa desain harus bersifat spesifik baik terhadap medianya maupun tugas belajarnya. Hal ini mengandung arti bahwa prinsip-prinsip desain pesan akan berbeda tergantung pada apakah medianya bersifat statis, dinamis atau kombinasi dari keduanya (misalanya, suatu potret, film, atau grafik computer). Juga apakah tugas tersebut meliputi pembentukan konsep atau sikap, pengembangan keterampilan atau strategi belajar, atau hafalan.(Fleming, 1987; Fleming dan Levie, 1993).
Fisher (1986: 365) mengingatkan bahwa pesan dalam model mekanistis ditransformasikan pada titik-titik (saat-saat) penyandian dan pengalihan sandi sehingga pesan itu sendiri berupa pikiran atau ide berada pada suatu tempat dalam system jaringan syaraf (neurophysiological), dan sumber atau penerima dan setelah penyandian terjadi dalam suatu situasi tatap muka, ditransformasikan fenomena energy fisik itu kembali kedalam kata petunjuk paralinguistic, isyarat dan pikiran. Namun dalam bentuk energy fisik antara sumber atau penerima, pesan itu bukanlah merupakan pikiran, bukan pula berupa kata-kata. Akan tetapi, ia merupakan seperangkat isyarat (signal) fisik.
Pesan adalah sesuatu yang dikirimmkan dan atau diterima sewaktu tindakan komunikasi berlangsung.Pesan dapat dikirimkan baik melalui bahasa verbal maupun nonverbal.Pesan juga merupakan suatu wujud informasi. Akan tetapi perlu disadari bahwa suatu pesan bias mempunyai makna yang berbeda bagi satu individu ke individu lain, karena pesan berkaitan erat dengan masalah penafsiran bagi penerimanya.
a)      Karakteristik Pesan
Pesan dalam media massa diupayakan agar khalayak akan tertarik apabila pesan mengandung unsur-unsur sebagai berikut.
1)      Novelty (sesuatu yang baru), dalam penerima pesan melalui audio visual seperti video, pendengar atau pemirsa akan tertarik apabila yang disajikan sesuatu yang baru, misalnya masalah proses reformasi yang baru saja berlangsung.
2)      Kedekatan atau proximity, dalam penerimaan pesan audio visual seperti televise, pendengar atau pemirsa akan lebih tertarik apabila disajikan suatu peristiwa yang dekat secara fisik dengan pengalamannya.[7]
3)      Popularitas, pemberitaan seorang tokoh yang popular akan mempunyai daya tarik tersendiri bagi pendengar.
4)      Pertentangan (conflict), sesuatu yang mengungkapkan pertentangan, baik dalam bentuk kekerasan ataupun menyangkut perbedaan pendapat atau nila, biasanya disukai pendengar.
5)      Komedi (humor), hal-hal yang lucu dan menyenangkan akan lebih menarik untuk didengar sehingga tidak membosankan.
6)      Keindahan, menyenangi keindahan dan kecantikan adalah salah satu sifat manusia, sehingga siaran yang mengandung keindahan atau sangat disenangi.
7)      Emosi, sesuatu yang membangkitkan emosi dan menyentuh perasaan yang merupakan daya tarik tersendiri dalam pengemasan pesan.
8)      Nostalgia, nostalgia disini adalah hal-hal yang mengungkapkan pengalaman dimasa lalu, seperti nyanyian lama akan membangkitkan kenangan masa lalu, atau peristiwa bersejarah.
9)      Human interest, pada dasarnya orang akan menyukai tentang cerita-cerita yang menyangkut kehidupan orang lain
Terdapat lima unsur yang mempengaruhi pesan, yaitu origin, mode, physical character, organization, dan novelty. Memperhatikan tentang karakteristik isi pesan di atas, apakah isi pesan pendidikan (pembelajaran) dapat diramu berdasarkan hal-hal di atas? Sebuah pertanyaan yang sulit dijawab, namun dapat disimpulkan pada dasarnya pesan pendidikan melalui radio atau televise dapat dikemas berdasarkan unsur-unsur tersebut. Khusus untuk program pendidikan yang bersifat pembelajaran (instructional) tidak semua unsur dapat digunakan, dan apabila akan memasukan unsur-unsur tersebut, kemasannya harus indah dan tidak vulgar.[8]
Selain unsur-unsur isi pesan, struktur dan teknik penyajiannya sangat sangat menentukan keberhasilan pesan untuk diterima pendengar.Selanjutnya Sendjaja(1993) menyimpulkan bahwa bentuk dan teknik penyajian merupakan factor yang mempengaruhi keberhasilan upaya persuasi.Secara umum ada dua yang perlu diperhatikan, yaitu struktur pesan dan daya tarik pesan sendiri.
b)      Struktur Pesan
Struktur pesan mengacu kepada bagaimana mengorganisasi elemen-elemen pokok dalam sebuah pesan, yaitu sisi pesan (message sidedness), urutan penyajian (order of presentation), dan penarikan kesimpulan (drawing a conclusion).
1)      Sisi pesan terdiri atas dua bentuk penyusunan, yaitu satu sisi (one sided) dan dua sisi (two sided). Penyusunan pesan lebih banyak menitiberatkan pada kepentingan pihak pengirim saja, biasanya pesan yang ditonjolkan adalah aspek-aspek positif. Adapun dua sisi pesan disampaikan dengan segala kelemahan dan kekuatannya.
2)      Urutan penyajian berbentu climax versus anticlimax order dan recency and primacy model. Hal ini berkaitan dengan pesan satu sisi. Disebut climax order, bila dalam penyusunan pesan argument terpenting diletakan pada bagian akhir. Jika dicantumkan pada bagian awal disebut anticlimax order, dan bila ditempatkan ditengah-tengah disebut pyramidal order. Primacy, yaitu model bila dalam menyusun suatu pesan aspek positif dan negative ditempatkan pada bagian awal. Adapun recency bila aspek positif dan negative ditempatkan pada bagian akhir.
3)      Penarikan kesimpulan. Membuat suatu kesimpulan dapat secara merata langsung dan jelas (explisit) atau secara tidak langsung (implisit).[9]
c)      Daya Tarik Pesan
Daya tarik pesan berkaitan dengan teknik penampilan dalam penyusunan suatu pesan, ide yang meliputi fear (threat) appeals, emotional appeals, rational appeals dan humor appeals. Fear (threat) appeals bila dalam menyajikan suatu pesan yang ditonjolkan unsur-unsur ancaman bahaya sehingga menimbulkan rasa takut, dan bila penekanan pesan pada hal-hal yang bersifat emosional seperti keindahan, kesedihan, kesengsaraan, cinta dan kasih saying. Rational appeals bila pesan tersebut menekankan pada hal-hal yang logis, rasional, dan factual. Humor appeals bila penyajian pesan dikemas dalam bentuk humor, bias saja dalam bentuk kata, kalimat, gambar, symbol, atau yang lainnyayang bias menimbulkan kesan lucu.
3.      Desain Peserta Didik
Menurut Sutari Imam Barnadib; Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pendidikan. Sosok peserta didik umumnya merupakan sosok anak yang membutuhkan bantuan orang lain untuk bisa tumbuh dan berkembang ke arah kedewasaan. Ia adalah sosok yang selalu mengalami perkembangan sejak lahir sampai meninggal dangan perubahan yang terjadi secara wajar.
Siswa atau peserta didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan pendidikan.
Anak didik adalah unsur penting dalam kegiatan interaksi edukatif karena sebagai pokok persoalan dalam semua aktifitas pembelajaran. Istilah peserta didik pada pendidikan formal disekolah jenjang dasar dan menengah misalnya, dikenal dengan nama anak didik atau siswa; pendidikan di pondok pesantren menyebut peserta didik dengan istilah santri,dan pendidikan di dalam keluarga disebut dengan istilah anak. Namun pendidikan pada lembaga nonformal tertentu seperti kelompok belajat paket, atau kursus, peserta didik bisa terdiri dari para orang tua.[10]
Manusia memiliki potensi kodrati,peserta didik memungkinkan untuk bisa tumbuh dan berkembang menjadi sosok mahluk yang sempurna.Istilah pertumbuhan pada diri peserta didik lebih diartikan sebagai bertambahnya tinggi badan,berat badan,semakin efektifnya fungsi otot-otot tubuh dan organ fisik,organ panca indera,kekekaran tubuh dan lain-lain menyangkut kemajuan asfek fisik. Sedangkan istilah perkembangan diartikan sebagai semakin oftimalnya kemajuan aspek psikis peserta didik seperti kemampuan cipta,rasa,karsa,karya kematangan pribadi,pengendalian emosi, kepekaan spritualitas,keimanan dan ketaqwaan.
Menurut Hurllock (1992) perkembangan adalah serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman
4.      Desain Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan pembelajaran dalam suatu pelajaran.Penelitian dalam strategi pembelajaran telah memberikan kontribusi terhadap pengetahuan tentang komponen pembelajaran.Seorang desainer menggunakan teori atau komponen strategi pembelajaran sebagai prinsip pembelajaran.
Secara khas, strategi pembelajaran berinteraksi dengan situasi belajar.Situasi-situasi belajar ini sering dinyatakan dalam model-model pembelajaran.Model pembelajaran maupun strategi pembelajaran yang diperlukan untuk mengaplikasikannya berbeda-beda tergantung pada situasi belajar.Situasi-situasi belajar situasi-situasi belajar ini sering dinyatakan dalam model-model pembelajaran.
Model pembelajaran maupun strategi pembelajaran yang diperlukan untuk mengaplikasikannya berbeda-beda tergantung pada situasi belajar, sifat materi dan jenis belajar yang diinginkan (Joyce dan Weil, 1972; Merrill, Tennyson, dan Posey, 1992; Reigelith, 1978a). Teori tentang strategi pembelajaran meliputi situasi belajar, seperti belajar induktif, serta komponen dari proses belajar atau mengajar, seperti motivasi dan elaborasi (Reigeluth, 1978b). Reigeluth (1983a) membedakan antara strategi mikro dan makro:
a)      Variable strategi mikro adalah metode dasar untuk mengorganisasikan pembelajaran dalam suatu gagasan tunggal (yaitu sebuah konsep, prinsip yang tunggal dan sebagainya). Hal tersebut mencakup komponen strategi seperti definisi, contoh, latihan dan bentuk sajian lainnya.
b)      Variable strategi makro adalah metode dasar untuk mengorganisasikan aspek-aspek pembelajaran yang berhubungan dengan gagasan lebih dari satu, seperti mengurutkan, membuat sintesa, dan membuat ringkasan (memporeview dan mereview) gagasan-gagasan yang diajarkan.[11]
5.      Karakteristik Pembelajaran
Karakteristik pembelajaran adalah segi-segi latar belakang pengalaman belajar yang berpengaruh terhadap efektifitas proses belajarnya. Penelitian mengenai karakteristik pembelajaran sering tumpang tindih dengan penelitian strategi belajar, akan tetapi hal itu dilakukan dengan tujuan yang berbeda yaitu untuk menjelaskan segi-segi latar belakang pembelajaran yang perlu diperhatikan dalam desain. Lingkup karakteristik pembelajaran menggunakan penelitian tentang motivasi untuk mengidentifikasi varuabel-variabel yang diperhitungkan dan untuk menentukan bagaimana caranya hal-hal tersebut harus diperhitungkan.Oleh sebab itu karakteristik pembelajaran mempengaruhi komponen pembelajaran yang diteliti dalam ruang lingkup strategi pembelajaran.









BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa kawasan desain teknologi pendidikan merupakan proses untuk menentukan kondisi belajar dengan menggunakan teknologi yang diterapkan dalam memecahkan masalah pendidikan atau pembelajaran dengan memperhatikan dan mengemas pembelajaran secara apik dengan mendesain pesan, strategi pembelajaran yang akan dilaksanakan serta mengetahuahi karakteristik pembelajaran setiap siswa baik dalam pelajaran umum ataupun agama.
Desain adalah proses untuk menentukan kondisi belajar. Tujuan desain ini ialah untuk menciptakan strategi dan produk pada tingkat macro, seperti program dan kurikulum, dan pada tingkat micro, seperti pada pelajaran dan modul. Definisi ini sesuai dengan defisini dasain sekarang yang mengacu pada penentuan spesifikasi (Ellington dan Harris 1986, Reigeluth 1983, Richey 1986). Berbeda dengan defisini terdahulu definisi inilebih menekankan pada kondisi belajar bukannya pada komponen-komponen dalam suatu sistem pembelajaran.

B.     Saran
Demikianlah pembahasan makalah mengenai kawasan desain dalam teknologi pembelajaran. Semoga dapat bermanfaat bagi rekan pembaca sekalian. Kritik dan saran sangat pemakalah harapkan demi untuk perbaikan makalah kami selanjutnya.


DAFTAR PUSTAKA

Barbara Rita, Teknologi Pembelajaran, (Jakarta: Unit percetakan Universitas Negeri Jakarta, 1994)

Hamzah B Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011)

Harjali, Teknologi Pendidikan, (Jakarta:PT Rineka Cipta, 2000)

Dewi Salma Prawiradilaga, Wawasan Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012)

Warsita Bambang, Teknologi Pembelajaran dan Landasan Aplikasinya, (Jakarta:Rieneka Cipta, 2008)


[1] Harjali, Teknologi Pendidikan, (Jakarta:PT Rineka Cipta, 2000), hal. 45
[2] Barbara Rita, Teknologi Pembelajaran, (Jakarta: Unit percetakan Universitas Negeri Jakarta, 1994), hlm. 30
[3] Barbara Rita, Teknologi Pembelajaran, (Jakarta: Unit percetakan Universitas Negeri Jakarta, 1994), hlm. 32
[4] Hamzah B Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011), hlm. 51
[5] Harjali, Teknologi Pendidikan, (Jakarta:PT Rineka Cipta, 2000), hal. 45
[6] Barbara Rita, Teknologi Pembelajaran, (Jakarta: Unit percetakan Universitas Negeri Jakarta, 1994), hlm. 35
[7] Dewi Salma Prawiradilaga, Wawasan Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), hal. 49
[8] Dewi Salma Prawiradilaga, Wawasan Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), hal. 51
[9] Dewi Salma Prawiradilaga, Wawasan Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), hal. 53
[10] Warsita Bambang, Teknologi Pembelajaran dan Landasan Aplikasinya, (Jakarta:Rieneka Cipta, 2008), hal.25
[11] Warsita Bambang, Teknologi Pembelajaran dan Landasan Aplikasinya, (Jakarta:Rieneka Cipta, 2008), hal.27

No comments:

Post a Comment