Wednesday, June 27, 2018

Makalah Psikologi Sosial tentang Anxiety (Cemas)


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya “anxiety” berasal dari Bahasa Latin “angustus” yang berarti kaku, dan “ango, anci” yang berarti mencekik. Menurut Freud (dalam Alwisol, 2005:28) mengatakan bahwa kecemasan adalah fungsi ego untuk memperingatkan individu tentang kemungkinan datangnya suatu bahaya sehingga dapat disiapkan reaksi adaptif yang sesuai.. Kecemasan berfungsi sebagai mekanisme yang melindungi ego karena kecemasan memberi sinyal kepada kita bahwa ada bahaya dan kalau tidak dilakukan tindakan yang tepat maka bahaya itu akan meningkat sampai ego dikalahkan. Taylor (1995) mengatakan bahwa kecemasan ialah suatu pengalaman subjektif mengenai ketegangan mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dan ketidakmampuan menghadapi masalah atau adanya rasa aman. Perasaan yang tidak menyenangkan ini umumnya menimbulkan gejala-gejala fisiologis (seperti gemetar, berkeringat, detak jantung meningkat, dan lain-lain) dan gejala-gejala psikologis (seperti panik, tegang, bingung, tak dapat berkonsentrasi, dan sebagainya). Perbedaan intensitas kecemasan tergantung pada keseriusan ancaman dan efekivitas dari operasi-operasi keamanan yang dimiliki seseorang. Mulai munculnya perasaan-perasaan tertekan, tidak berdaya akan muncul apabila orang tidak siap menghadapi ancaman.

B.     Rumusan Masalah
Dalam makalah ini masalah yang akan dikaji adalah sebagai berikut :
1.      Apakah Cemas itu ?
2.      Apa saja factor-faktor penyebab Cemas ?
3.      Apa saja jenis-jenis Cemas ?
4.      Apa saja cirri-ciri Cemas ?
5.      Apa saja ganguan Cemas ?
6.      Apa saja penyebab Cemas ?
7.      Bagaimana cara mengatasi Cemas ?

C.    Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini meliputi beberapa aspek berikut :
1.      Untuk mengetahui pengertian Cemas
2.      Untuk mengetahui factor-faktor penyebab Cemas
3.      Untuk mengetahui jenis-jenis Cemas
4.      Untuk mengetahui cirri-ciri Cemas
5.      Untuk megetahui ganguan Cemas
6.      Untuk mengetahui penyebab Cemas
7.      Untuk mengetahui cara mengatasi Cemas




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Cemas
Pada dasarnya, kecemasan merupakan hal wajar yang pernah dialami oleh setiap manusia. Kecemasan sudah dianggap sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Kecemasan adalah suatu perasaan yang sifatnya umum, dimana seseorang merasa ketakutan atau kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun wujudnya (Sutardjo Wiramihardja, 2005:66). Kecemasan adalah sesuatu yang menimpa hampir setiap orang pada waktu tertentu dalam kehidupannya. Kecemasan merupakan reaksi normal terhadap situasi yang sangat menekan kehidupan seseorang. Kecemasan bisa muncul sendiri atau bergabung dengan gejala-gejala lain dari berbagai gangguan emosi.[1]
Menurut Kaplan, Sadock, dan Grebb kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau yang belum pernah dilakukan, serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup. Kecemasan adalah reaksi yang dapat dialami siapapun. Namun cemas yang berlebihan, apalagi yang sudah menjadi gangguan akanmenghambat fungsi seseorang dalam kehidupannya.[2]
Kecemasan merupakan suatu perasaan subjektif mengenai ketegangan mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan mengatasi suatu masalah atau tidak adanya rasa aman. Perasaan yang tidak menentu tersebut pada umumnya tidak menyenangkan yang nantinya akan menimbulkan atau disertai perubahan fisiologis dan psikologis.[3]
Namora Lumongga Lubis (2009:14) menjelaskan bahwa kecemasan adalah tanggapan dari sebuah ancaman nyata ataupun khayal. Individu mengalami kecemasan karena adanya ketidakpastian dimasa mendatang. Kecemasan dialami ketika berfikir tentang sesuatu tidak menyenangkan yang akan terjadi. Sedangkan Siti Sundari (2004:62) memahami kecemasan sebagai suatu keadaan yang menggoncangkan karena adanya ancaman terhadap kesehatan.
Nevid Jeffrey S, Rathus Spencer A, & Greene Beverly (2005:163) memberikan pengertian tentang kecemasan sebagai suatu keadaan emosional yang mempunyai ciri keterangsangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak menyenangkan, dan kekhawatiran bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.
Kecemasan adalah rasa khawatir , takut yang tidak jelas sebabnya. Kecemasan juga merupakan kekuatan yang besar dalam menggerakkan tingkah laku, baik tingkah laku yang menyimpang ataupun yang terganggu. Keduaduanya merupakan pernyataan, penampilan, penjelmaan dari pertahanan terhadap kecemasan tersebut.[4]
Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa pendapat diatas bahwa kecemasan adalah rasa takut atau khawatir pada situasi tertentu yang sangat mengancam yang dapat menyebabkan kegelisahan karena adanya ketidakpastian dimasa mendatang serta ketakutan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.

B.     Faktor-Faktor Penyebab Cemas
Kecemasan sering kali berkembang selama jangka waktu dan sebagian besar tergantunga pada seluruh pengalaman hidup seseorang. Peristiwaperistiwa atau situasi khusus dapat mempercepat munculnya serangan kecemasan. Menurut Savitri Ramaiah ada beberapa faktor yang menunujukkan reaksi kecemasan, diantaranya yaitu :[5]
1.      Lingkungan
Lingkungan atau sekitar tempat tinggal mempengaruhi cara berfikir individu tentang diri sendiri maupun orang lain. Hal ini disebabkan karena adanya pengalaman yang tidak menyenangkan pada individu dengan keluarga, sahabat, ataupun dengan rekan kerja. Sehingga individu tersebut merasa tidak aman terhadap lingkungannya.
2.      Emosi yang ditekan
Kecemasan bisa terjadi jika individu tidak mampu menemukan jalan keluar untuk perasaannya sendiri dalam hubungan personal ini, terutama jika dirinya menekan rasa marah atau frustasi dalam jangka waktu yang sangat lama.
3.      Sebab-sebab fisik
Pikiran dan tubuh senantiasa saling berinteraksi dan dapat menyebabkan timbulnya kecemasan. Hal ini terlihat dalam kondisi seperti misalnya kehamilan, semasa remaja dan sewaktu pulih dari suatu penyakit. Selama ditimpa kondisi-kondisi ini, perubahan-perubahan perasaan lazim muncul, dan ini dapat menyebabkan timbulnya kecemasan. Beberapa penyebab dari kecemasan yaitu :[6]
1.       Rasa cemas yang timbul akibat melihat adanya bahaya yang mengancam dirinya. Kecemasan ini lebih dekat dengan rasa takut, karena sumbernya terlihat jelas didalam pikiran
2.       Cemas karena merasa berdosa atau bersalah, karena melakukan hal-hal yang berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani. Kecemasan ini sering pula menyertai gejala-gejala gangguan mental, yang kadang-kadang terlihat dalam bentuk yang umum.
3.       Kecemasan yang berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa bentuk. Kecemasan ini disebabkan oleh hal yang tidak jelas dan tidak berhubungan dengan apapun yang terkadang disertai dengan perasaan takut yang mempngaruhi keseluruhan kepribadian penderitanya.
Kecemasan hadir karena adanya suatu emosi yang berlebihan. Selain itu, keduanya mampu hadir karena lingkungan yang menyertainya, baik lingkungan keluarga, sekolah, maupun penyebabnya. menyebutkan faktor yang memepengaruhi adanya kecemasan yaitu :[7]
1.      Lingkungan keluarga
Keadaan rumah dengan kondisi yang penuh dengan pertengkaran atau penuh  dengan kesalahpahaman serta adanya ketidakpedulian orangtua terhadap anak-anaknya, dapat menyebabkan ketidaknyamanan serta kecemasan pada anak saat berada didalam rumah
2.      Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kecemasan individu. Jika individu tersebut berada pada lingkungan yang tidak baik, dan individu tersebut menimbulkan suatu perilaku yang buruk, maka akan menimbulkan adanya berbagai penilaian buruk dimata masyarakat. Sehingga dapat menyebabkan munculnya kecemasan.
Kecemasan timbul karena adanya ancaman atau bahaya yang tidak nyata dan sewaktu-waktu terjadi pada diri individu serta adanya penolakan dari masyarakat menyebabkan kecemasan berada di lingkungan yang baru dihadapi. Sedangkan Page menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan adalah :
a)      Faktor fisik
Kelemahan fisik dapat melemahkan kondisi mental individu sehingga memudahkan timbulnya kecemasan.
b)      Trauma atau konflik
Munculnya gejala kecemasan sangat bergantung pada kondisi individu, dalam arti bahwa pengalaman-pengalaman emosional atau konflik mental yang terjadi pada individu akan memudahkan timbulnya gejala-gejala kecemasan.
c)      Lingkungan awal yang tidak baik.
Lingkungan adalah faktor-faktor utama yang dapat mempengaruhi kecemasan individu, jika faktor tersebut kurang baik maka akan menghalangi pembentukan kepribadian sehingga muncul gejala-gejala kecemasan.
Ada faktor-faktor yang dapat menyebabkan individu mengalami kecemasan. Faktor-faktor tersebut adalah keadaan biologis, kemampuan beradaptasi/ mempertahankan diri terhadap lingkungan yang diperoleh dari perkembangan dan pengalaman, serta adaptasi terhadap rangsangan, situasi atau stressor yang dihadapi. Sumber stressor/situasi yang dapat menyebabkan kecemasan didapatkan dari lingkungan sosial. Lingkungan sosial mempunyai aturan-aturan, kebiasaan, hukum-hukum yang berlaku di daerah tertentu. Hal inilah yang menyebabkan individu harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang ada. Individu yang tidak dapat menyesuikan diri dengan norma/aturan dalam masyarakat akan menyebabkan ketidakseimbangan dalam diri dan sosialnya, sehingga dapat menimbulkan kecemasn.
Freud, membagi kecemasan berdasarkan sumbernya:[8]
1.      Kecemasan neurotis yang timbul karena id (rangsangan insting yang menuntut pemuasan segera) muncul sebagai suatu rangsangan yang mendorong ego untuk melakukan hel-hal yang tidak dapat diterima oleh lingkungan. Ciri kecemasan neurotic yang dapat dilihat dengan jelas adalah ketakutan yang tegang dan tidak rasional phobia).
2.      kecemasan moral, individu yang superego berkembang baik cenderung untuk merasa berdosa apabila ia melakukan atau bahkan berpikir untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan norma-norma moral. Kecemasan moral ini juga mempunyai dasar dalam realitas karena dimasa yang lampau orang telah mendapatkan hukuman sebagai akibat dari perbuatan yang melanggar kode moral dan mungkin akan mendapatkan hukuman lagi.
3.      kecemasan realistis, kecemasan yang timbul karena adanya ancaman dari dunia luar. Kecemasan ini sering kali di interpretasikan sebagai rasa takut. Kecemasan realistis ini adalah kecemasan yang paling pokok sedangkan dua kecemasan yang lain (neurotik dan moral) berasal dari kecemasan ini.

C.    Jenis-Jenis Cemas
Kecemasan merupakan suatu perubahan suasana hati, perubahan didalam dirinya sendiri yang timbul dari dalam tanpa adanya rangsangan dari luar. Kecemasan menjadi tiga jenis kecemasan yaitu :
1.      Kecemasan Rasional Merupakan suatu ketakutan akibat adanya objek yang memang mengancam, misalnya ketika menunggu hasil ujian.Ketakutan ini dianggap sebagai suatu unsur pokok normal dari mekanisme pertahanan dasariah kita.
2.      Kecemasan Irrasional Yang berarti bahwa mereka mengalami emosi ini dibawah keadaan keadaan spesifik yang biasanya tidak dipandang mengancam.
3.      Kecemasan Fundamental Kecemasan fundamental merupakan suatu pertanyaan tentang siapa dirinya, untuk apa hidupnya, dan akan kemanakah kelak hidupnya berlanjut. Kecemasan ini disebut sebagai kecemasan eksistensial yang mempunyai peran fundamental bagi kehidupan manusia.
Sedangkan Kartono Kartini membagi kecemasan menjadi dua jenis kecemasan, yaitu :[9]
a.       Kecemasan Ringan
Kecemasan ringan dibagi menjadi dua kategori yaitu ringan sebentar dan ringan lama. Kecemasan ini sangat bermanfaat bagi perkembangan kepribadian seseorang, karenakecemasan ini dapat menjadi suatu tantangan bagi seorang individu untuk mengatasinya. Kecemasan ringan yang muncul sebentar adalah suatu kecemasan yang wajar terjadi pada individu akibat situasi-situasi yang mengancam dan individu tersebut tidak dapat mengatasinya, sehingga timbul kecemasan. Kecemasan ini akan bermanfaat bagi individu untuk lebihberhati-hati dalam menghadapi situasi-situasi yang sama di kemudian hari.Kecemasan ringan yang lama adalah kecemasan yang dapat diatasi tetapi karena individu tersebut tidak segera mengatasi penyebab munculnya kecemasan, maka kecemasan tersebutakan mengendap lama dalam diri individu.
b.      Kecemasan Berat
Kecemasan berat adalah kecemasan yang terlalu berat dan berakar secara mendalam dalam diriseseorang. Apabila seseorang mengalami kecemasan semacam ini maka biasanya ia tidakdapat mengatasinya. Kecemasan ini mempunyai akibat menghambat atau merugikanperkembangan kepribadian seseorang. Kecemasan ini dibagi menjadi dua yaitu kecemasanberat yang sebentar dan lama.Kecemasan yang berat tetapi munculnya sebentar dapat menimbulkan traumatis padaindividu jika menghadapi situasi yang sama dengan situasi penyebab munculnya kecemasan.Sedangakan kecemasan yang berat tetapi munculnya lama akan merusak kepribadian individu. Halini akan berlangsung terus menerus bertahun-tahun dan dapat meruak proses kognisiindividu. Kecemasan yang berat dan lama akan menimbulkan berbagai macam penyakitseperti darah tinggi, tachycardia (percepatan darah), excited (heboh, gempar).

D.    Ciri-Ciri Kecemasan
Ciri-ciri kecemasan adalah berupa:[10]
1.      Secara fisik meliputi kegelisahan, kegugupan, tangan dan anggota tubuh yang bergetar atau gemetar, banyak berkeringat, mulut atau kerongkongan terasa kering, sulit berbicara, sulit bernafas, jantung berdebar keras atau bertak kencang, pusing ,merasa lemas atau mati rasa,sering buang air kecil, merasa sensitif, atau mudah marah.
2.      Cara behavioral meliputi perilaku menghindar, perilaku melekat dan dependent, perilaku terguncang.
3.      Secara kognitif meliputi khawatir tentang sesuatu, perasaan terganggu atau ketakutanatau aphensi terhadap sesuatu yang terjadi dimasa depan, keyakinan bahwa sesuatu yang mengerikan akan segera terjadi tanpa penjelasan yang jelas, ketakutan akan kehilangan control, ketakutan akan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah, berpikir bahwa semuanya tidak bisa lagi dikendalikan, merasa sulit memfokuskan pikiran dan berkonsentrasi.
Menurut Heber dan Runyon (1984), kecemasan dimanifestasikan dalam beberapa hal:
1.      Kognitif (dalam pikiran individu)
2.      Afektif (dalam emosi individu)
3.      Psikomotorik (dalam tindakan)
Definisi Kognitfi,afektif,psikomotorik,psikomotorik ;
1.      Kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif.  Ranah kognitif  memiliki enam jenjang atau aspek, yaitu:
a)      Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)
b)      Pemahaman (comprehension)
c)      Penerapan (application)
d)     Analisis (analysis)
e)      Sintesis (syntesis)
f)       Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation)
Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungakan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian aspek kognitif adalah subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi.
2.      Afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku.
Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu:.
a)      Receiving atau attending ( menerima atua memperhatikan)
b)      Responding (menanggapi) mengandung arti “adanya partisipasi aktif”
c)      Valuing (menilai atau menghargai)
d)     Organization (mengatur atau mengorganisasikan)
e)      Characterization by evalue or calue complex (karakterisasi dengan  suatu nilai atau komplek nilai)
3.      Psikomotorik
Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) tau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan berperilaku). Ranah psikomotor adalah berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya.
Hasil belajar keterampilan (psikomotor) dapat diukur melalui: (1) pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran praktik berlangsung, (2) sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap, (3) beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya.
Kecemasan (anxiety) sangat berkaitan dengan perasaan yang tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang jelas. Terkadang, seseorang menghadapi kecemasan sebagai sebuah tantangan sehingga mempersiapkan sesuatu untuk menghadapinya. Hal ini yang akan memberikan hasil yang positif. Tetapi terkadang pula, kecemasan membuat seseorang tidak berdaya, dan merasa tidak mampu menghadapi kecemasan itu sehingga ingin lari dari masalahnya dengan mengembangkan defend mechanism (mechanism pertahanan diri/ego).

E.     Ganguan Kecemasan
Gangguan kecemasan merupakan suatu gangguan yang memiliki cirri kecemasan atau ketakutan yang tidak realistik, juga irrasional, dan tidak dapat secara intensif ditampilkan dalam cara-cara yang jelas. Fitri Fauziah & Julianty Widuri (2007:77) membagi gangguan kecemasan dalam beberapa jenis, yaitu :[11]
1.      Fobia Spesifik Yaitu suatu ketakutan yang tidak diinginkan karena kehadiran atau antisipasi terhadap obyek atau situasi yang spesifik.
2.      Fobia Sosial Merupakan suatu ketakutan yang tidak rasional dan menetap, biasanya berhubungan dengan kehadiran orang lain. Individu menghindari situasi dimana dirinya dievaluasi atau dikritik, yang membuatnya merasa terhina atau dipermalukan, dan menunjukkan tanda-tanda kecemasan atau menampilkan perilaku lain yang memalukan.
3.      Gangguan Panik Gangguan panik memiliki karakteristik terjadinya serangan panik yang spontan dan tidak terduga. Beberapa simtom yang dapat muncul pada gangguan panik antara lain ; sulit bernafas, jantung berdetak kencang, mual, rasa sakit didada, berkeringat dingin, dan gemetar. Hal lain yang penting dalam diagnosa gangguan panik adalah bahwa individu merasa setia serangan panik merupakan pertanda datangnya kematian atau kecacatan.
4.      Gangguan Cemas Menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder) Generalized Anxiety Disorder (GAD) adalah kekhawatiran yang berlebihan dan bersifat pervasif, disertai dengan berbagai simtom somatik, yang menyebabkan gangguan signifikan dalam kehidupan sosial atau pekerjaan pada penderita, atau menimbulkan stres yang nyata.
Sedangkan Sutardjo Wiramihardja membagi gangguan kecemasan yang terdiri dari :
1.      Panic Disorder
Panic Disorder ditandai dengan munculnya satu atau dua serangan panic yang tidak diharapkan, yang tidak dipicu oleh hal-hal yang bagi orang lain bukan merupakan masalah luar biasa. Ada beberapa simtom yang menandakan kondisi panik tersebut, yaitu nafas yang pendek, palpilasi (mulut yang kering) atau justru kerongkongan tidak bisa menelan, ketakutan akan mati, atau bahkan takut gila.
2.      Agrophobia
Yaitu suatu ketakutan berada dalam suatu tempat atau situasi dimana ia merasa bahwa ia tidak dapat atau sukar menjadi baik secara fisik maupun psikologis untuk melepaskan diri. Orang-orang yang memiliki agrophobia takut pada kerumunan dan tempat-tempat ramai.

F.     Penyebab  Cemas
Rasa takut dan cemas dapat menetap bahkan meningkat meskipun situasi yang betul-betul mengancam tidak ada, dan ketika emosi-emosi ini tumbuh berlebihan dibandingkan dengan bahaya yang sesungguhnya, emosi ini menjadi tidak adaptif. Kecemasan yang berlebihan dapat mempunyai dampak yang merugikan pada pikiran serta tubuh bahkan dapat menimbulkan penyakitpenyakit fisik. Yustinus Semiun membagi beberapa dampak dari kecemasan kedalam beberapa simtom, antara lain :[12]
1.      Simtom suasana hati
Individu yang mengalami kecemasan memiliki perasaan akan adanya hukuman dan bencana yang mengancam dari suatu sumber tertentu yang tidak diketahui. Orang yang mengalami kecemasan tidak bisa tidur, dan dengan demikian dapat menyebabkan sifat mudah marah.
2.      Simtom kognitif
Kecemasan dapat menyebabkan kekhawatiran dan keprihatinan pada individu mengenai hal-hal yang tidak menyenangkan yang mungkin terjadi. Individu tersebut tidak memperhatikan masalah-masalah real yang ada, sehingga individu sering tidak bekerja atau belajar secara efektif, dan akhirnya dia akan menjadi lebih merasa cemas.
3.      Simtom motor
Orang-orang yang mengalami kecemasan sering merasa tidak tenang, gugup, kegiatan motor menjadi tanpa arti dan tujuan, misalnya jari-jari kaki mengetuk-ngetuk, dan sangat kaget terhadap suara yang terjadi secara tiba-tiba. Simtom motor merupakan gambaran rangsangan kognitif yang tinggi pada individu dan merupakan usaha untuk melindungi dirinya dari apa saja yang dirasanya mengancam.
Kecemasan akan dirasakan oleh semua orang, terutama jika ada tekanan perasaan ataupun tekanan jiwa. Menurut Savitri Ramaiah  kecemasan biasanya dapat menyebabkan dua akibat, yaitu :[13]
a)      Kepanikan yang amat sangat dan karena itu gagal berfungsi secara normal atau menyesuaikan diri pada situasi.
b)      Gagal mengetahui terlebih dahulu bahayanya dan mengambil tindakan pencegahan yang mencukupi.
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kecemasan adalah rasa takut atau khawatir pada situasi yang sangat mengancam karena adanya ketidakpastian dimasa mendatang serta ketakutan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. Kecemasan tersebut ditandai dengan adanya beberapa gejala yang muncul seperti kegelisahan, ketakutan terhadap sesuatu yang terjadi dimasa depan, merasa tidak tenteram, sulit untuk berkonsentrasi, dan merasa tidak mampu untuk mengatasi masalah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah, kecemasan timbul karena individu melihat adanya bahaya yang mengancam dirinya, kecemasan juga terjadi karena individu merasa berdosa atau bersalah karena melakukan hal-hal yang berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani. Dari beberapa gejala, faktor, dan definisi diatas, kecemasan ini termasuk dalam jenis kecemasan rasional, karena kecemasan rasional merupakan suatu ketakutan akibat adanya objek yang memang mengancam. Adanya berbagai macam kecemasan yang dialami individu dapat menyebabkan adanya gangguan-gangguan kecemasan seperti gangguan kecemasan spesifik yaitu suatu ketakutan yang tidak diinginkan karena kehadiran atau antisipasi terhadap objek atau situasi yang spesifik. Sehingga dapat menyebabkan adanya dampak dari kecemasan yang berupa simtom kognitif, yaitu kecemasan dapat menyebabkan kekhawatiran dan keprihatinan pada individu mengenai hal-hal yang tidak menyenangkan yang mungkin terjadi. Individu tersebut tidak memperhatikan masalah-masalah real yang ada, sehingga individu sering tidak bekerja atau belajar secara efektif, dan akhirnya dia akan menjadi lebih merasa cemas.

G.    Cara mengatasai  cemas.
1.      Meredakan stress
Saat bernapas dalam anda mengirimkan sinyal ke otak untuk tenang, selanjutnya otak akan mengirim sinyal ke tubuh agar tenang juga.
2.      Mengurangi kecemasan
Bernapas dalam akan membantu membersihkan sumbatan dalam pikiran, sehingga anda menjadi lebih fokus, dan mengusir kecemasan
3.      Memperbaiki sirkulasi darah
Tariklah napas dalam menggunakan pernapasan perut untuk meningkatkan suplai oksigen ke seluruh organ tubuh dan membantu membantu memperbaiki keseluruhan sistem tubuh, termasuk sirkulasi darah.
4.      Menurunkan tekanan darah tinggi
Bernapas pendek (12-14 tarikan napas per menit) justru membuat tingkat oksigen di tubuh lebih rendah. Hal ini bisa merusak otot skeletal dan fungsi metabolik. Idealnya, menurut hasil suatu studi yang dirilis dalam jurnal Lancet, bernapas itu enam tarikan napas per menit. Bernapas dalam secara teratur akan menurunkan tekanan darah tinggi.
5.      Mengurangi nyeri
Bernapas dalam membuat hormon endorfin dilepaskan, sehingga tubuh merasa nyaman. Endorfin merupakan pereda nyeri alami, sehingga otot pun lebih rileks
6.      Memperbaiki kesehatan fisik dan mental.
7.      Bernapas dalam akan meningkatkan kadar oksigen di dalam tubuh, sehingga membantu banyak sistem tubuh menjadi lebih baik. Tingkat energi dan performa mental pun lebih baik.
8.      Rileksasi
Perut Gerakan sistem pencernaan menjadi lebih baik. Jika perut mual misalnya, dengan bernapas dalam akan terasa lebih baik.
9.      Detoksifikasi
Bernapas dalam bisa menjadi cara rutin bagi organ melakukan detoksifikasi atau pembersihan diri. Saat kita mengisap napas dalam, sistem tubuh akan terbantu dalam proses detoksifika.








BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kecemasan adalah rasa khawatir , takut yang tidak jelas sebabnya. Kecemasan juga merupakan kekuatan yang besar dalam menggerakkan tingkah laku, baik tingkah laku yang menyimpang ataupun yang terganggu. Keduaduanya merupakan pernyataan, penampilan, penjelmaan dari pertahanan terhadap kecemasan tersebut (Singgih D. Gunarsa, 2008:27). Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa pendapat diatas bahwa kecemasan adalah rasa takut atau khawatir pada situasi tertentu yang sangat mengancam yang dapat menyebabkan kegelisahan karena adanya ketidakpastian dimasa mendatang serta ketakutan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. Kecemasan merupakan hal yang normal terjadi pada setiap individu, reaksi umum terhadap stress kadang dengan disertai kemunculan kecemasan. Namun kecemasan itu dikatakan menyimpang bila individu tidak dapat meredam (merepresikan) rasa cemas tersebut dalam situasi dimana kebanyakan orang mampu menanganinya tanpa adanya kesulitan yang berarti.
Kecemasan dapat muncul pada situasi tertentu seperti berbicara didepan umum, tekanan pekerjaan yang tinggi, menghadapi ujian. Situasi-situasi tersebut dapat memicu munculnya kecemasan bahkan rasa takut. Namun, gangguan kecemasan muncul bila rasa cemas tersebut terus berlangsung lama, terjadi perubahan perilaku, atau terjadinya perubahan metabolisme tubuh.
Gangguan kecemasan diperkirakan diidap 1 dari 10 orang. Menurut data National Institute of Mental Health (2005) di Amerika Serikat terdapat 40 juta orang mengalami gangguan kecemasan pada usia 18 tahun sampai pada usia lanjut. Ahli psikoanalisa beranggapan bahwa penyebab kecemasan neurotik dengan memasukan persepsi diri sendiri, dimana individu beranggapan bahwa dirinya dalam ketidakberdayaan, tidak mampu mengatasi masalah, rasa takut akan perpisahan, terabaikan dan sebagai bentuk penolakan dari orang yang dicintainya. Perasaan-perasaam tersebut terletak dalam pikiran bawah sadar yang tidak disadari oleh individu.
Pendekatan-pendekatan psikologis berbeda satu sama lain dalam tekhnik dan tujuan penanganan kecemasan. Tetapi pada dasarnya berbagai tekhnik tersebut sama-sama mendorong klien untuk menghadapi dan tidak menghindari sumber-sumber kecemasan mereka.
Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya “anxiety” berasal dari Bahasa Latin “angustus” yang berarti kaku, dan “ango, anci” yang berarti mencekik. Menurut Freud (dalam Alwisol, 2005:28) mengatakan bahwa kecemasan adalah fungsi ego untuk memperingatkan individu tentang kemungkinan datangnya suatu bahaya sehingga dapat disiapkan reaksi adaptif yang sesuai.. Kecemasan berfungsi sebagai mekanisme yang melindungi ego karena kecemasan memberi sinyal kepada kita bahwa ada bahaya dan kalau tidak dilakukan tindakan yang tepat maka bahaya itu akan meningkat sampai ego dikalahkan.

B.     Saran
Jangan terlalu menganggap hal- hal sepele menjadi hal- hal yang berat, karena akan menambah beban pikiran bagi kita.  Jagalah kesehatan dengan rajin berolahraga agar tubuh tetap sehat dan bugar. Apabila anda merasa cemas, hindari aktivitas yang dapat menyebabkan kejenuhan dalam berfikir, dan sebaiknya anda harus melakukan liburan bersama orang- orang terdekat anda. Hindari mengkonsumsi obat- obatan yang dapat mempengaruhi system kerja saraf otak yang akan menimbulkan cemas.  Anda harus memiliki dukungan yang bagus terhadap karir atau pekerjaan anda.
Dengan kerendahan hati, penulis merasa makalah ini sangat sederhana dan jauh dari kesempuraan. Saran kritik yang konstuktif sangat diperlukan demi kesempurnaan makalah sehingga akan lebih bernanfaat kontibusinya bagi hazanah keilmuan. Wallahu a’lam.


DAFTAR PUSTAKA

Ramaiah. Savitri. Kecemasan Bagaimana Mengatasi Penyebabnya. (Jakarta,Pustaka. 2003)

Fitri Fauziah & Julianty Widuri. Psikologi Abnormal Klinis Dewasa.  (Universitas. Indonesia (UI-Press): Jakarta. Gunarsa, 2007)

Kholil Lur Rochman. Kesehatan Mental.  (Purwokerto: Fajar Media. Pres,2010)

Gunarsa, Singgih D. Psikologi Anak: Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.  (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia. 2007

Musfir Az-Zahrani. Konseling Terapi. (Jakarta: Gema Insani. Mustamir Pedak. 2005)

Suryabrata Sumadi, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rajawali, 1984)

Kartono, Kartini. Peran Keluarga Memandu Anak.  (Jakarta: CV. Rajawali. 2006)

Julianty Widuri. Psikologi Abnormal Klinis Dewasa.  (Universitas. Indonesia (UI-Press): Jakarta. Gunarsa, 2007)


[1] Ramaiah. Savitri. Kecemasan Bagaimana Mengatasi Penyebabnya. (Jakarta,Pustaka. 2003), h. 10
[2] Fitri Fauziah & Julianty Widuri. Psikologi Abnormal Klinis Dewasa.  (Universitas. Indonesia (UI-Press): Jakarta. Gunarsa, 2007),h. 73
[3] Kholil Lur Rochman. Kesehatan Mental.  (Purwokerto: Fajar Media. Pres,2010), h. 104
[4] Gunarsa, Singgih D. Psikologi Anak: Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.  (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia. 2007), h. 27
[5] Ramaiah. Savitri. Kecemasan Bagaimana Mengatasi Penyebabnya. (Jakarta,Pustaka. 2003), h. 11
[6] Kholil Lur Rochman. Kesehatan Mental.  (Purwokerto: Fajar Media. Pres,2010), h. 107
[7] Musfir Az-Zahrani. Konseling Terapi. (Jakarta: Gema Insani. Mustamir Pedak. 2005),h. 215
[8] Suryabrata Sumadi, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rajawali, 1984),h. 112
[9] Kartono, Kartini. Peran Keluarga Memandu Anak.  (Jakarta: CV. Rajawali. 2006), h.45
[10] Kartono, Kartini. Peran Keluarga Memandu Anak.   … h.47
[11] Julianty Widuri. Psikologi Abnormal Klinis Dewasa.  (Universitas. Indonesia (UI-Press): Jakarta. Gunarsa, 2007), h. 70
[12] Julianty Widuri. Psikologi Abnormal Klinis Dewasa.  (Universitas. Indonesia (UI-Press): Jakarta. Gunarsa, 2007), h. 71
[13] Ramaiah. Savitri. Kecemasan Bagaimana Mengatasi Penyebabnya. (Jakarta,Pustaka. 2003), h. 09

No comments:

Post a Comment