BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kecemasan atau dalam
Bahasa Inggrisnya “anxiety” berasal dari Bahasa Latin “angustus” yang berarti
kaku, dan “ango, anci” yang berarti mencekik. Menurut Freud (dalam Alwisol,
2005:28) mengatakan bahwa kecemasan adalah fungsi ego untuk memperingatkan individu
tentang kemungkinan datangnya suatu bahaya sehingga dapat disiapkan reaksi
adaptif yang sesuai.. Kecemasan berfungsi sebagai mekanisme yang melindungi ego
karena kecemasan memberi sinyal kepada kita bahwa ada bahaya dan kalau tidak
dilakukan tindakan yang tepat maka bahaya itu akan meningkat sampai ego
dikalahkan. Taylor (1995) mengatakan bahwa kecemasan ialah suatu pengalaman
subjektif mengenai ketegangan mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum
dan ketidakmampuan menghadapi masalah atau adanya rasa aman. Perasaan yang
tidak menyenangkan ini umumnya menimbulkan gejala-gejala fisiologis (seperti
gemetar, berkeringat, detak jantung meningkat, dan lain-lain) dan gejala-gejala
psikologis (seperti panik, tegang, bingung, tak dapat berkonsentrasi, dan sebagainya).
Perbedaan intensitas kecemasan tergantung pada keseriusan ancaman dan
efekivitas dari operasi-operasi keamanan yang dimiliki seseorang. Mulai
munculnya perasaan-perasaan tertekan, tidak berdaya akan muncul apabila orang
tidak siap menghadapi ancaman.
B.
Rumusan
Masalah
Dalam makalah ini
masalah yang akan dikaji adalah sebagai berikut :
1. Apakah Cemas itu ?
2. Apa saja factor-faktor penyebab Cemas ?
3. Apa saja jenis-jenis Cemas ?
4. Apa saja cirri-ciri Cemas ?
5. Apa saja ganguan Cemas ?
6. Apa saja penyebab Cemas ?
7. Bagaimana cara mengatasi Cemas ?
C.
Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini meliputi
beberapa aspek berikut :
1.
Untuk
mengetahui pengertian Cemas
2.
Untuk
mengetahui factor-faktor penyebab Cemas
3.
Untuk
mengetahui jenis-jenis Cemas
4.
Untuk
mengetahui cirri-ciri Cemas
5.
Untuk
megetahui ganguan Cemas
6.
Untuk
mengetahui penyebab Cemas
7.
Untuk
mengetahui cara mengatasi Cemas
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Cemas
Pada dasarnya,
kecemasan merupakan hal wajar yang pernah dialami oleh setiap manusia.
Kecemasan sudah dianggap sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Kecemasan
adalah suatu perasaan yang sifatnya umum, dimana seseorang merasa ketakutan
atau kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun wujudnya
(Sutardjo Wiramihardja, 2005:66). Kecemasan adalah sesuatu yang menimpa hampir
setiap orang pada waktu tertentu dalam kehidupannya. Kecemasan merupakan reaksi
normal terhadap situasi yang sangat menekan kehidupan seseorang. Kecemasan bisa
muncul sendiri atau bergabung dengan gejala-gejala lain dari berbagai gangguan
emosi.[1]
Menurut Kaplan,
Sadock, dan Grebb kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang
mengancam, dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai perkembangan,
perubahan, pengalaman baru atau yang belum pernah dilakukan, serta dalam
menemukan identitas diri dan arti hidup. Kecemasan adalah reaksi yang dapat
dialami siapapun. Namun cemas yang berlebihan, apalagi yang sudah menjadi
gangguan akanmenghambat fungsi seseorang dalam kehidupannya.[2]
Kecemasan merupakan
suatu perasaan subjektif mengenai ketegangan mental yang menggelisahkan sebagai
reaksi umum dari ketidakmampuan mengatasi suatu masalah atau tidak adanya rasa
aman. Perasaan yang tidak menentu tersebut pada umumnya tidak menyenangkan yang
nantinya akan menimbulkan atau disertai perubahan fisiologis dan psikologis.[3]
Namora Lumongga Lubis
(2009:14) menjelaskan bahwa kecemasan adalah tanggapan dari sebuah ancaman
nyata ataupun khayal. Individu mengalami kecemasan karena adanya ketidakpastian
dimasa mendatang. Kecemasan dialami ketika berfikir tentang sesuatu tidak
menyenangkan yang akan terjadi. Sedangkan Siti Sundari (2004:62) memahami
kecemasan sebagai suatu keadaan yang menggoncangkan karena adanya ancaman
terhadap kesehatan.
Nevid Jeffrey S,
Rathus Spencer A, & Greene Beverly (2005:163) memberikan pengertian tentang
kecemasan sebagai suatu keadaan emosional yang mempunyai ciri keterangsangan
fisiologis, perasaan tegang yang tidak menyenangkan, dan kekhawatiran bahwa
sesuatu yang buruk akan terjadi.
Kecemasan adalah rasa
khawatir , takut yang tidak jelas sebabnya. Kecemasan juga merupakan kekuatan
yang besar dalam menggerakkan tingkah laku, baik tingkah laku yang menyimpang
ataupun yang terganggu. Keduaduanya merupakan pernyataan, penampilan,
penjelmaan dari pertahanan terhadap kecemasan tersebut.[4]
Kesimpulan yang dapat
diambil dari beberapa pendapat diatas bahwa kecemasan adalah rasa takut atau
khawatir pada situasi tertentu yang sangat mengancam yang dapat menyebabkan
kegelisahan karena adanya ketidakpastian dimasa mendatang serta ketakutan bahwa
sesuatu yang buruk akan terjadi.
B.
Faktor-Faktor
Penyebab Cemas
Kecemasan sering kali
berkembang selama jangka waktu dan sebagian besar tergantunga pada seluruh
pengalaman hidup seseorang. Peristiwaperistiwa atau situasi khusus dapat
mempercepat munculnya serangan kecemasan. Menurut Savitri Ramaiah ada beberapa
faktor yang menunujukkan reaksi kecemasan, diantaranya yaitu :[5]
1. Lingkungan
Lingkungan atau
sekitar tempat tinggal mempengaruhi cara berfikir individu tentang diri sendiri
maupun orang lain. Hal ini disebabkan karena adanya pengalaman yang tidak
menyenangkan pada individu dengan keluarga, sahabat, ataupun dengan rekan
kerja. Sehingga individu tersebut merasa tidak aman terhadap lingkungannya.
2.
Emosi yang
ditekan
Kecemasan bisa
terjadi jika individu tidak mampu menemukan jalan keluar untuk perasaannya
sendiri dalam hubungan personal ini, terutama jika dirinya menekan rasa marah
atau frustasi dalam jangka waktu yang sangat lama.
3.
Sebab-sebab
fisik
Pikiran dan tubuh senantiasa
saling berinteraksi dan dapat menyebabkan timbulnya kecemasan. Hal ini terlihat
dalam kondisi seperti misalnya kehamilan, semasa remaja dan sewaktu pulih dari
suatu penyakit. Selama ditimpa kondisi-kondisi ini, perubahan-perubahan
perasaan lazim muncul, dan ini dapat menyebabkan timbulnya kecemasan. Beberapa penyebab
dari kecemasan yaitu :[6]
1.
Rasa cemas
yang timbul akibat melihat adanya bahaya yang mengancam dirinya. Kecemasan ini
lebih dekat dengan rasa takut, karena sumbernya terlihat jelas didalam pikiran
2.
Cemas
karena merasa berdosa atau bersalah, karena melakukan hal-hal yang berlawanan
dengan keyakinan atau hati nurani. Kecemasan ini sering pula menyertai
gejala-gejala gangguan mental, yang kadang-kadang terlihat dalam bentuk yang
umum.
3.
Kecemasan
yang berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa bentuk. Kecemasan ini
disebabkan oleh hal yang tidak jelas dan tidak berhubungan dengan apapun yang
terkadang disertai dengan perasaan takut yang mempngaruhi keseluruhan
kepribadian penderitanya.
Kecemasan hadir karena adanya suatu emosi yang
berlebihan. Selain itu, keduanya mampu hadir karena lingkungan yang
menyertainya, baik lingkungan keluarga, sekolah, maupun penyebabnya.
menyebutkan faktor yang memepengaruhi adanya kecemasan yaitu :[7]
1.
Lingkungan
keluarga
Keadaan rumah dengan
kondisi yang penuh dengan pertengkaran atau penuh dengan kesalahpahaman serta adanya
ketidakpedulian orangtua terhadap anak-anaknya, dapat menyebabkan
ketidaknyamanan serta kecemasan pada anak saat berada didalam rumah
2.
Lingkungan
Sosial
Lingkungan sosial
adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kecemasan individu. Jika
individu tersebut berada pada lingkungan yang tidak baik, dan individu tersebut
menimbulkan suatu perilaku yang buruk, maka akan menimbulkan adanya berbagai
penilaian buruk dimata masyarakat. Sehingga dapat menyebabkan munculnya
kecemasan.
Kecemasan timbul
karena adanya ancaman atau bahaya yang tidak nyata dan sewaktu-waktu terjadi
pada diri individu serta adanya penolakan dari masyarakat menyebabkan kecemasan
berada di lingkungan yang baru dihadapi. Sedangkan Page menyatakan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan adalah :
a)
Faktor
fisik
Kelemahan fisik dapat
melemahkan kondisi mental individu sehingga memudahkan timbulnya kecemasan.
b)
Trauma
atau konflik
Munculnya gejala
kecemasan sangat bergantung pada kondisi individu, dalam arti bahwa
pengalaman-pengalaman emosional atau konflik mental yang terjadi pada individu
akan memudahkan timbulnya gejala-gejala kecemasan.
c)
Lingkungan
awal yang tidak baik.
Lingkungan adalah
faktor-faktor utama yang dapat mempengaruhi kecemasan individu, jika faktor
tersebut kurang baik maka akan menghalangi pembentukan kepribadian sehingga
muncul gejala-gejala kecemasan.
Ada faktor-faktor
yang dapat menyebabkan individu mengalami kecemasan. Faktor-faktor tersebut
adalah keadaan biologis, kemampuan beradaptasi/ mempertahankan diri terhadap
lingkungan yang diperoleh dari perkembangan dan pengalaman, serta adaptasi
terhadap rangsangan, situasi atau stressor yang dihadapi. Sumber
stressor/situasi yang dapat menyebabkan kecemasan didapatkan dari lingkungan
sosial. Lingkungan sosial mempunyai aturan-aturan, kebiasaan, hukum-hukum yang
berlaku di daerah tertentu. Hal inilah yang menyebabkan individu harus dapat menyesuaikan
diri dengan lingkungan sosial yang ada. Individu yang tidak dapat menyesuikan
diri dengan norma/aturan dalam masyarakat akan menyebabkan ketidakseimbangan
dalam diri dan sosialnya, sehingga dapat menimbulkan kecemasn.
Freud, membagi
kecemasan berdasarkan sumbernya:[8]
1.
Kecemasan neurotis
yang timbul karena id (rangsangan insting yang menuntut pemuasan segera) muncul
sebagai suatu rangsangan yang mendorong ego untuk melakukan hel-hal yang tidak
dapat diterima oleh lingkungan. Ciri kecemasan neurotic yang dapat dilihat
dengan jelas adalah ketakutan yang tegang dan tidak rasional phobia).
2.
kecemasan
moral, individu yang superego berkembang baik cenderung untuk merasa berdosa
apabila ia melakukan atau bahkan berpikir untuk melakukan sesuatu yang bertentangan
dengan norma-norma moral. Kecemasan moral ini juga mempunyai dasar dalam
realitas karena dimasa yang lampau orang telah mendapatkan hukuman sebagai
akibat dari perbuatan yang melanggar kode moral dan mungkin akan mendapatkan
hukuman lagi.
3.
kecemasan
realistis, kecemasan yang timbul karena adanya ancaman dari dunia luar.
Kecemasan ini sering kali di interpretasikan sebagai rasa takut. Kecemasan
realistis ini adalah kecemasan yang paling pokok sedangkan dua kecemasan yang
lain (neurotik dan moral) berasal dari kecemasan ini.
C.
Jenis-Jenis
Cemas
Kecemasan merupakan
suatu perubahan suasana hati, perubahan didalam dirinya sendiri yang timbul
dari dalam tanpa adanya rangsangan dari luar. Kecemasan menjadi tiga jenis
kecemasan yaitu :
1.
Kecemasan
Rasional Merupakan suatu ketakutan akibat adanya objek yang memang mengancam,
misalnya ketika menunggu hasil ujian.Ketakutan ini dianggap sebagai suatu unsur
pokok normal dari mekanisme pertahanan dasariah kita.
2.
Kecemasan
Irrasional Yang berarti bahwa mereka mengalami emosi ini dibawah keadaan
keadaan spesifik yang biasanya tidak dipandang mengancam.
3.
Kecemasan
Fundamental Kecemasan fundamental merupakan suatu pertanyaan tentang siapa
dirinya, untuk apa hidupnya, dan akan kemanakah kelak hidupnya berlanjut.
Kecemasan ini disebut sebagai kecemasan eksistensial yang mempunyai peran
fundamental bagi kehidupan manusia.
Sedangkan
Kartono Kartini membagi kecemasan menjadi dua jenis kecemasan, yaitu :[9]
a. Kecemasan Ringan
Kecemasan ringan dibagi menjadi dua kategori yaitu ringan sebentar
dan ringan lama. Kecemasan ini sangat bermanfaat bagi perkembangan kepribadian
seseorang, karenakecemasan ini dapat menjadi suatu tantangan bagi seorang
individu untuk mengatasinya. Kecemasan ringan yang muncul sebentar adalah suatu
kecemasan yang wajar terjadi pada individu akibat situasi-situasi yang
mengancam dan individu tersebut tidak dapat mengatasinya, sehingga timbul
kecemasan. Kecemasan ini akan bermanfaat bagi individu untuk lebihberhati-hati
dalam menghadapi situasi-situasi yang sama di kemudian hari.Kecemasan ringan
yang lama adalah kecemasan yang dapat diatasi tetapi karena individu tersebut
tidak segera mengatasi penyebab munculnya kecemasan, maka kecemasan
tersebutakan mengendap lama dalam diri individu.
b.
Kecemasan
Berat
Kecemasan berat adalah kecemasan yang terlalu berat dan berakar
secara mendalam dalam diriseseorang. Apabila seseorang mengalami kecemasan
semacam ini maka biasanya ia tidakdapat mengatasinya. Kecemasan ini mempunyai
akibat menghambat atau merugikanperkembangan kepribadian seseorang. Kecemasan
ini dibagi menjadi dua yaitu kecemasanberat yang sebentar dan lama.Kecemasan
yang berat tetapi munculnya sebentar dapat menimbulkan traumatis padaindividu
jika menghadapi situasi yang sama dengan situasi penyebab munculnya kecemasan.Sedangakan
kecemasan yang berat tetapi munculnya lama akan merusak kepribadian individu.
Halini akan berlangsung terus menerus bertahun-tahun dan dapat meruak proses
kognisiindividu. Kecemasan yang berat dan lama akan menimbulkan berbagai macam
penyakitseperti darah tinggi, tachycardia (percepatan darah), excited (heboh,
gempar).
D.
Ciri-Ciri
Kecemasan
Ciri-ciri kecemasan adalah berupa:[10]
1.
Secara
fisik meliputi kegelisahan, kegugupan, tangan dan anggota tubuh yang bergetar
atau gemetar, banyak berkeringat, mulut atau kerongkongan terasa kering, sulit
berbicara, sulit bernafas, jantung berdebar keras atau bertak kencang, pusing
,merasa lemas atau mati rasa,sering buang air kecil, merasa sensitif, atau
mudah marah.
2.
Cara
behavioral meliputi perilaku menghindar, perilaku melekat dan dependent,
perilaku terguncang.
3.
Secara
kognitif meliputi khawatir tentang sesuatu, perasaan terganggu atau
ketakutanatau aphensi terhadap sesuatu yang terjadi dimasa depan, keyakinan
bahwa sesuatu yang mengerikan akan segera terjadi tanpa penjelasan yang jelas,
ketakutan akan kehilangan control, ketakutan akan ketidakmampuan untuk
mengatasi masalah, berpikir bahwa semuanya tidak bisa lagi dikendalikan, merasa
sulit memfokuskan pikiran dan berkonsentrasi.
Menurut
Heber dan Runyon (1984), kecemasan dimanifestasikan dalam beberapa hal:
1.
Kognitif
(dalam pikiran individu)
2.
Afektif
(dalam emosi individu)
3.
Psikomotorik
(dalam tindakan)
Definisi
Kognitfi,afektif,psikomotorik,psikomotorik ;
1.
Kognitif
Ranah kognitif adalah
ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Segala upaya yang menyangkut
aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif memiliki enam jenjang atau aspek, yaitu:
a) Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)
b) Pemahaman (comprehension)
c) Penerapan (application)
d) Analisis (analysis)
e) Sintesis (syntesis)
f) Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation)
Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan
berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu
mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk
menghubungakan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur
yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian aspek
kognitif adalah subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang
sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi
yaitu evaluasi.
2.
Afektif
Ranah afektif adalah
ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak
perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar
mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang
telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar
afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku.
Ranah afektif menjadi
lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu:.
a)
Receiving
atau attending ( menerima atua memperhatikan)
b)
Responding
(menanggapi) mengandung arti “adanya partisipasi aktif”
c)
Valuing
(menilai atau menghargai)
d)
Organization
(mengatur atau mengorganisasikan)
e)
Characterization
by evalue or calue complex (karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai)
3.
Psikomotorik
Ranah psikomotor
merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) tau kemampuan
bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar
psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif
(memahami sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk
kecenderungan-kecenderungan berperilaku). Ranah psikomotor adalah berhubungan
dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan
sebagainya.
Hasil belajar
keterampilan (psikomotor) dapat diukur melalui: (1) pengamatan langsung dan
penilaian tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran praktik
berlangsung, (2) sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan
tes kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap,
(3) beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan
kerjanya.
Kecemasan (anxiety) sangat
berkaitan dengan perasaan yang tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini
tidak memiliki objek yang jelas. Terkadang, seseorang menghadapi kecemasan
sebagai sebuah tantangan sehingga mempersiapkan sesuatu untuk menghadapinya. Hal
ini yang akan memberikan hasil yang positif. Tetapi terkadang pula, kecemasan
membuat seseorang tidak berdaya, dan merasa tidak mampu menghadapi kecemasan
itu sehingga ingin lari dari masalahnya dengan mengembangkan defend mechanism
(mechanism pertahanan diri/ego).
E.
Ganguan
Kecemasan
Gangguan kecemasan
merupakan suatu gangguan yang memiliki cirri kecemasan atau ketakutan yang
tidak realistik, juga irrasional, dan tidak dapat secara intensif ditampilkan
dalam cara-cara yang jelas. Fitri Fauziah & Julianty Widuri (2007:77)
membagi gangguan kecemasan dalam beberapa jenis, yaitu :[11]
1.
Fobia
Spesifik Yaitu suatu ketakutan yang tidak diinginkan karena kehadiran atau
antisipasi terhadap obyek atau situasi yang spesifik.
2.
Fobia
Sosial Merupakan suatu ketakutan yang tidak rasional dan menetap, biasanya
berhubungan dengan kehadiran orang lain. Individu menghindari situasi dimana
dirinya dievaluasi atau dikritik, yang membuatnya merasa terhina atau
dipermalukan, dan menunjukkan tanda-tanda kecemasan atau menampilkan perilaku
lain yang memalukan.
3.
Gangguan
Panik Gangguan panik memiliki karakteristik terjadinya serangan panik yang
spontan dan tidak terduga. Beberapa simtom yang dapat muncul pada gangguan
panik antara lain ; sulit bernafas, jantung berdetak kencang, mual, rasa sakit
didada, berkeringat dingin, dan gemetar. Hal lain yang penting dalam diagnosa
gangguan panik adalah bahwa individu merasa setia serangan panik merupakan
pertanda datangnya kematian atau kecacatan.
4.
Gangguan
Cemas Menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder) Generalized Anxiety Disorder
(GAD) adalah kekhawatiran yang berlebihan dan bersifat pervasif, disertai
dengan berbagai simtom somatik, yang menyebabkan gangguan signifikan dalam
kehidupan sosial atau pekerjaan pada penderita, atau menimbulkan stres yang
nyata.
Sedangkan
Sutardjo Wiramihardja membagi gangguan kecemasan yang terdiri dari :
1.
Panic
Disorder
Panic Disorder
ditandai dengan munculnya satu atau dua serangan panic yang tidak diharapkan,
yang tidak dipicu oleh hal-hal yang bagi orang lain bukan merupakan masalah
luar biasa. Ada beberapa simtom yang menandakan kondisi panik tersebut, yaitu
nafas yang pendek, palpilasi (mulut yang kering) atau justru kerongkongan tidak
bisa menelan, ketakutan akan mati, atau bahkan takut gila.
2.
Agrophobia
Yaitu suatu ketakutan
berada dalam suatu tempat atau situasi dimana ia merasa bahwa ia tidak dapat
atau sukar menjadi baik secara fisik maupun psikologis untuk melepaskan diri.
Orang-orang yang memiliki agrophobia takut pada kerumunan dan tempat-tempat ramai.
F.
Penyebab Cemas
Rasa takut dan cemas
dapat menetap bahkan meningkat meskipun situasi yang betul-betul mengancam
tidak ada, dan ketika emosi-emosi ini tumbuh berlebihan dibandingkan dengan
bahaya yang sesungguhnya, emosi ini menjadi tidak adaptif. Kecemasan yang
berlebihan dapat mempunyai dampak yang merugikan pada pikiran serta tubuh
bahkan dapat menimbulkan penyakitpenyakit fisik. Yustinus Semiun membagi
beberapa dampak dari kecemasan kedalam beberapa simtom, antara lain :[12]
1. Simtom suasana hati
Individu yang
mengalami kecemasan memiliki perasaan akan adanya hukuman dan bencana yang
mengancam dari suatu sumber tertentu yang tidak diketahui. Orang yang mengalami
kecemasan tidak bisa tidur, dan dengan demikian dapat menyebabkan sifat mudah
marah.
2.
Simtom
kognitif
Kecemasan dapat
menyebabkan kekhawatiran dan keprihatinan pada individu mengenai hal-hal yang
tidak menyenangkan yang mungkin terjadi. Individu tersebut tidak memperhatikan
masalah-masalah real yang ada, sehingga individu sering tidak bekerja atau
belajar secara efektif, dan akhirnya dia akan menjadi lebih merasa cemas.
3.
Simtom
motor
Orang-orang yang
mengalami kecemasan sering merasa tidak tenang, gugup, kegiatan motor menjadi
tanpa arti dan tujuan, misalnya jari-jari kaki mengetuk-ngetuk, dan sangat
kaget terhadap suara yang terjadi secara tiba-tiba. Simtom motor merupakan
gambaran rangsangan kognitif yang tinggi pada individu dan merupakan usaha
untuk melindungi dirinya dari apa saja yang dirasanya mengancam.
Kecemasan akan
dirasakan oleh semua orang, terutama jika ada tekanan perasaan ataupun tekanan
jiwa. Menurut Savitri Ramaiah kecemasan
biasanya dapat menyebabkan dua akibat, yaitu :[13]
a)
Kepanikan
yang amat sangat dan karena itu gagal berfungsi secara normal atau menyesuaikan
diri pada situasi.
b)
Gagal
mengetahui terlebih dahulu bahayanya dan mengambil tindakan pencegahan yang
mencukupi.
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa
kecemasan adalah rasa takut atau khawatir pada situasi yang sangat mengancam
karena adanya ketidakpastian dimasa mendatang serta ketakutan bahwa sesuatu
yang buruk akan terjadi. Kecemasan tersebut ditandai dengan adanya beberapa gejala
yang muncul seperti kegelisahan, ketakutan terhadap sesuatu yang terjadi dimasa
depan, merasa tidak tenteram, sulit untuk berkonsentrasi, dan merasa tidak
mampu untuk mengatasi masalah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya adalah, kecemasan timbul karena individu melihat adanya bahaya yang
mengancam dirinya, kecemasan juga terjadi karena individu merasa berdosa atau
bersalah karena melakukan hal-hal yang berlawanan dengan keyakinan atau hati
nurani. Dari beberapa gejala, faktor, dan definisi diatas, kecemasan ini
termasuk dalam jenis kecemasan rasional, karena kecemasan rasional merupakan
suatu ketakutan akibat adanya objek yang memang mengancam. Adanya berbagai
macam kecemasan yang dialami individu dapat menyebabkan adanya gangguan-gangguan
kecemasan seperti gangguan kecemasan spesifik yaitu suatu ketakutan yang tidak
diinginkan karena kehadiran atau antisipasi terhadap objek atau situasi yang
spesifik. Sehingga dapat menyebabkan adanya dampak dari kecemasan yang berupa
simtom kognitif, yaitu kecemasan dapat menyebabkan kekhawatiran dan
keprihatinan pada individu mengenai hal-hal yang tidak menyenangkan yang
mungkin terjadi. Individu tersebut tidak memperhatikan masalah-masalah real
yang ada, sehingga individu sering tidak bekerja atau belajar secara efektif,
dan akhirnya dia akan menjadi lebih merasa cemas.
G.
Cara
mengatasai cemas.
1.
Meredakan stress
Saat bernapas dalam anda mengirimkan sinyal ke otak untuk tenang,
selanjutnya otak akan mengirim sinyal ke tubuh agar tenang juga.
2.
Mengurangi
kecemasan
Bernapas dalam akan membantu membersihkan sumbatan dalam pikiran,
sehingga anda menjadi lebih fokus, dan mengusir kecemasan
3.
Memperbaiki
sirkulasi darah
Tariklah napas dalam menggunakan pernapasan perut untuk meningkatkan
suplai oksigen ke seluruh organ tubuh dan membantu membantu memperbaiki
keseluruhan sistem tubuh, termasuk sirkulasi darah.
4.
Menurunkan
tekanan darah tinggi
Bernapas pendek (12-14 tarikan napas per menit) justru membuat
tingkat oksigen di tubuh lebih rendah. Hal ini bisa merusak otot skeletal dan
fungsi metabolik. Idealnya, menurut hasil suatu studi yang dirilis dalam jurnal
Lancet, bernapas itu enam tarikan napas per menit. Bernapas dalam secara
teratur akan menurunkan tekanan darah tinggi.
5.
Mengurangi
nyeri
Bernapas dalam membuat hormon endorfin dilepaskan, sehingga tubuh
merasa nyaman. Endorfin merupakan pereda nyeri alami, sehingga otot pun lebih
rileks
6.
Memperbaiki
kesehatan fisik dan mental.
7.
Bernapas
dalam akan meningkatkan kadar oksigen di dalam tubuh, sehingga membantu banyak
sistem tubuh menjadi lebih baik. Tingkat energi dan performa mental pun lebih
baik.
8.
Rileksasi
Perut Gerakan sistem pencernaan menjadi lebih baik. Jika perut mual
misalnya, dengan bernapas dalam akan terasa lebih baik.
9.
Detoksifikasi
Bernapas dalam bisa menjadi cara rutin bagi organ melakukan
detoksifikasi atau pembersihan diri. Saat kita mengisap napas dalam, sistem
tubuh akan terbantu dalam proses detoksifika.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kecemasan adalah rasa
khawatir , takut yang tidak jelas sebabnya. Kecemasan juga merupakan kekuatan
yang besar dalam menggerakkan tingkah laku, baik tingkah laku yang menyimpang
ataupun yang terganggu. Keduaduanya merupakan pernyataan, penampilan,
penjelmaan dari pertahanan terhadap kecemasan tersebut (Singgih D. Gunarsa,
2008:27). Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa pendapat diatas bahwa
kecemasan adalah rasa takut atau khawatir pada situasi tertentu yang sangat
mengancam yang dapat menyebabkan kegelisahan karena adanya ketidakpastian
dimasa mendatang serta ketakutan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.
Kecemasan merupakan hal yang normal terjadi pada setiap individu, reaksi umum
terhadap stress kadang dengan disertai kemunculan kecemasan. Namun kecemasan
itu dikatakan menyimpang bila individu tidak dapat meredam (merepresikan) rasa
cemas tersebut dalam situasi dimana kebanyakan orang mampu menanganinya tanpa
adanya kesulitan yang berarti.
Kecemasan dapat
muncul pada situasi tertentu seperti berbicara didepan umum, tekanan pekerjaan
yang tinggi, menghadapi ujian. Situasi-situasi tersebut dapat memicu munculnya
kecemasan bahkan rasa takut. Namun, gangguan kecemasan muncul bila rasa cemas
tersebut terus berlangsung lama, terjadi perubahan perilaku, atau terjadinya
perubahan metabolisme tubuh.
Gangguan kecemasan
diperkirakan diidap 1 dari 10 orang. Menurut data National Institute of Mental
Health (2005) di Amerika Serikat terdapat 40 juta orang mengalami gangguan
kecemasan pada usia 18 tahun sampai pada usia lanjut. Ahli psikoanalisa beranggapan
bahwa penyebab kecemasan neurotik dengan memasukan persepsi diri sendiri,
dimana individu beranggapan bahwa dirinya dalam ketidakberdayaan, tidak mampu
mengatasi masalah, rasa takut akan perpisahan, terabaikan dan sebagai bentuk
penolakan dari orang yang dicintainya. Perasaan-perasaam tersebut terletak
dalam pikiran bawah sadar yang tidak disadari oleh individu.
Pendekatan-pendekatan
psikologis berbeda satu sama lain dalam tekhnik dan tujuan penanganan
kecemasan. Tetapi pada dasarnya berbagai tekhnik tersebut sama-sama mendorong
klien untuk menghadapi dan tidak menghindari sumber-sumber kecemasan mereka.
Kecemasan atau dalam
Bahasa Inggrisnya “anxiety” berasal dari Bahasa Latin “angustus” yang berarti
kaku, dan “ango, anci” yang berarti mencekik. Menurut Freud (dalam Alwisol,
2005:28) mengatakan bahwa kecemasan adalah fungsi ego untuk memperingatkan
individu tentang kemungkinan datangnya suatu bahaya sehingga dapat disiapkan
reaksi adaptif yang sesuai.. Kecemasan berfungsi sebagai mekanisme yang melindungi
ego karena kecemasan memberi sinyal kepada kita bahwa ada bahaya dan kalau
tidak dilakukan tindakan yang tepat maka bahaya itu akan meningkat sampai ego
dikalahkan.
B.
Saran
Jangan terlalu
menganggap hal- hal sepele menjadi hal- hal yang berat, karena akan menambah
beban pikiran bagi kita. Jagalah
kesehatan dengan rajin berolahraga agar tubuh tetap sehat dan bugar. Apabila
anda merasa cemas, hindari aktivitas yang dapat menyebabkan kejenuhan dalam
berfikir, dan sebaiknya anda harus melakukan liburan bersama orang- orang
terdekat anda. Hindari mengkonsumsi obat- obatan yang dapat mempengaruhi system
kerja saraf otak yang akan menimbulkan cemas.
Anda harus memiliki dukungan yang bagus terhadap karir atau pekerjaan
anda.
Dengan kerendahan
hati, penulis merasa makalah ini sangat sederhana dan jauh dari kesempuraan.
Saran kritik yang konstuktif sangat diperlukan demi kesempurnaan makalah
sehingga akan lebih bernanfaat kontibusinya bagi hazanah keilmuan. Wallahu
a’lam.
DAFTAR PUSTAKA
Ramaiah. Savitri. Kecemasan Bagaimana
Mengatasi Penyebabnya. (Jakarta,Pustaka. 2003)
Fitri Fauziah & Julianty Widuri. Psikologi
Abnormal Klinis Dewasa.
(Universitas. Indonesia (UI-Press): Jakarta. Gunarsa, 2007)
Kholil Lur Rochman. Kesehatan Mental. (Purwokerto: Fajar Media. Pres,2010)
Gunarsa, Singgih D. Psikologi Anak:
Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.
(Jakarta: PT BPK Gunung Mulia. 2007
Musfir Az-Zahrani. Konseling Terapi.
(Jakarta: Gema Insani. Mustamir Pedak. 2005)
Suryabrata Sumadi, Psikologi Pendidikan,
(Jakarta : Rajawali, 1984)
Kartono, Kartini. Peran Keluarga Memandu
Anak. (Jakarta: CV. Rajawali. 2006)
Julianty Widuri. Psikologi Abnormal
Klinis Dewasa. (Universitas.
Indonesia (UI-Press): Jakarta. Gunarsa, 2007)
[1] Ramaiah. Savitri. Kecemasan Bagaimana Mengatasi Penyebabnya.
(Jakarta,Pustaka. 2003), h. 10
[2] Fitri Fauziah & Julianty Widuri. Psikologi Abnormal Klinis
Dewasa. (Universitas. Indonesia
(UI-Press): Jakarta. Gunarsa, 2007),h. 73
[3] Kholil Lur Rochman. Kesehatan Mental. (Purwokerto: Fajar Media. Pres,2010), h. 104
[4] Gunarsa, Singgih D. Psikologi Anak: Psikologi Perkembangan Anak
dan Remaja. (Jakarta: PT BPK Gunung
Mulia. 2007), h. 27
[5] Ramaiah. Savitri. Kecemasan Bagaimana Mengatasi Penyebabnya.
(Jakarta,Pustaka. 2003), h. 11
[6] Kholil Lur Rochman. Kesehatan Mental. (Purwokerto: Fajar Media. Pres,2010), h. 107
[7] Musfir Az-Zahrani. Konseling Terapi. (Jakarta: Gema Insani.
Mustamir Pedak. 2005),h. 215
[8] Suryabrata Sumadi, Psikologi Pendidikan, (Jakarta :
Rajawali, 1984),h. 112
[9] Kartono, Kartini. Peran Keluarga Memandu Anak. (Jakarta: CV. Rajawali. 2006), h.45
[10] Kartono, Kartini. Peran Keluarga Memandu Anak. … h.47
[11] Julianty Widuri. Psikologi Abnormal Klinis Dewasa. (Universitas. Indonesia (UI-Press): Jakarta.
Gunarsa, 2007), h. 70
[12] Julianty Widuri. Psikologi Abnormal Klinis Dewasa. (Universitas. Indonesia (UI-Press): Jakarta.
Gunarsa, 2007), h. 71
[13] Ramaiah. Savitri. Kecemasan Bagaimana Mengatasi Penyebabnya.
(Jakarta,Pustaka. 2003), h. 09
No comments:
Post a Comment