BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Akidah akhlak adalah
salah satu mata pelajaran yang memiliki peran penting dalam membantu
perkembangan agama dan moral peserta didik di MI. Hal ini disebabkan, akidah
akhlak berisi muatan materi yang mengandung nilai ketauhidan dan nilai akhlak.
Sehingga seorang guru akidah akhlak dituntut mampu mengkondisikan kegiatan
belajar mengajar yang bertujuan membantu peserta didik memahami dan mengamalkan
nilai-nilai yang terkandung di materi ajar.
Salah satu langkah
awal yang bisa dilaksanakan guru akidah akhlak untuk mencapai tujuan di atas
adalah menerapkan pendekatan yang tepat untuk setiap materi ajar yang
disampaikan kepada peserta didik. Hal ini karena, pendekatan merupakan
penentuan strategi dan metode yang akan digunakan oleh guru. Oleh karena itu,
dalam makalah ini penulis menjelaskan beberapa macam pendekatan yang bisa
diterapkan ketika menyampaikan materi ajar dalam mata pelajaran akidah akhlak.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah
1.
Apa pengertian
pendekatan dalam pembelajaran akidah akhlak?
2.
Apa saja pendekatan
dalam pembelajaran Akidah Akhlak?
3.
Bagaimana pendekatan yang sesuai dengan materi
pembelajaran akidah akhlak?
C.
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah
ini agar para mahasiswa PGMI mengetahui konsep pendekatan dan macam-macam
pendekatan yang sesuai dengan materi ajar akidah akhlak di MI.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pendekatan dalam Pembelajaran Akidah
Pendekatan (approach)
dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap proses
pembelajaran atau merupakan gambaran pola umum perbuatan guru dan peserta didik
di dalam perwujudan kegiatan pembelajaran.
Jadi pendekatan dalam
pembelajaran akidah akhlak adalah sudut pandang tentang proses pembelajaran
mengenai perbuatan guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar akidah
akhlak.[1]
B.
Macam-macam Pendekatan Pembelajaran Akidah Akhlak
Pendekatan dalam
pembelajaran akidah terbagi atas dua, yaitu: (1) Pendekatan tematik untuk kelas
1 sampai 3; dan (2) pendekatan mata pelajaran untuk kelas 4 sampai 6.
1.
Pendekatan Tematik
Pendekatan pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat
memberikan pengalaman kepada siswa.
Sementara itu, ada beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran tematik, yaitu sebagai
berikut:
a)
Waktu belajar di
kelas tidak dibatasi oleh jam mata pelajaran.
b)
Dalam satu tema dan
kegiatan, anak belajar beberapa mata pelajaran yang saling terkait.
c)
Dalam satu kegiatan
ke kegiatan lainnya mengalir begitu saja sesuai dengan tema yang dibahas.
d)
Pendekatan
pembelajaran kepada anak lebih pada hal-hal yang menyenangkan.
Cara belajar yang dilakukan di dalam pendekatan pembelajaran tematik
adalah sebagai berikut:
a)
konkret dan
konstektual;
b)
integratif;
c)
Hierarkis.
Pendekatan tematik ini dipilih di kelas rendah karena peserta didik
karena pemikiran anak pada usia ini belum mampu memilah-milah keilmuan.
2.
Pendekatan Mata
Pelajaran
Pendekatan mata pelajaran mengarah pada pembelajaran lepas antarmata
pelajaran. Artinya, mata pelajaran satu dengan yang lainnya terpisah dan tidak
terikat oleh tema.
Pada pendekatan ini, siswa diharapkan mampu menguasai konsep dengan
melakukan secara lansung (kontekstual). Selain itu siswa mampu menghubungkan
konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang utuh. Hal ini untuk memotivasi
siswa dalam belajar dan mampu memaksimalkan memori jangka panjang. inilah yang
bermakna di dalam proses pembelajaran.
Kebermaknaan pembelajaran banyak ditentukan oleh pengalaman belajar
anak. Melalui pembelajaran konstektual, materi pembelajaran akan lebih berarti/
tambah berarti jika siswa mempelajari materi pelajaran yang disajikan melalui
konteks kehidupan mereka, dan menemukan arti dalam proses pembelajarannya,
sehingga pembelajaran akan lebih diminati dan menyenangkan.[2]
Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa pendekatan tematik
dan pendekatan mata pelajaran menuntut adanya keterlibatan siswa dalam
pembelajaran. Sehingga materi yang diajarkan akan lebih bermakna.
Sementara itu, cakupan materi pada setiap aspek dikembangkan dalam
suasana pembelajaran yang terpadu melalui pendekatan, sebagai berikut:
a)
Keimanan, yang
mendorong peserta didik untuk mengembangkan pemahaman dan keyakinan tentang
adanya Allah SWT sebagai sumber kehidupan.
b)
Pengamalan,
mengkondisikan peserta didik untuk mempratekkan dan merasakan hasil-hasil
pengamalan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari.
c)
Pembiasaan,
melaksanakan pembelajaran dengan membiasakan sikap dan perilaku yang baik yang
sesuai dengan ajaran islam yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadist serta
dicontohkan oleh para ulama.
d)
Rasional, usaha
meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran Akidah dan Akhlak dengan
pendekatan yang memfungsikan rasio peserta didik, sehingga isi dan nilai-nilai
yang ditanamkan mudah dipahami dengan penalaran.
e)
Emosional, upaya
menggugah perasaan (emosi) peserta didik dalam menghayati akidah dan akhlak
mulia sehingga lebih terkesan dalam jiwa peserta didik.
f)
Fungsional, menyajikan
materi akidah dan akhlak yang memberikan manfaat nyata bagi peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari dalam arti luas.
g)
keteladanan, yaitu
pendidikan yang menempatkan dan memerankan guru serta komponen Madrasah lainnya
sebagai teladan, sebagai cerminan dari individu yang memiliki keimanan teguh
dan berakhlak mulia.[3]
C.
Materi Ajar Akidah Akhlak di MI dan Pendekatan Yang Sesuai
Adapun materi akidah
akhlak yang disesuaikan dengan pendekatannya adalah sebagai berikut :[4]
Materi
|
Pendekatan
|
Alasan
|
1. Mengenal
rukun iman, syahadat tauhid dan syahadat rasul.
Al-Asma’ al-Husna (al-Ahad dan al-Khaliq)
|
Keimanan
|
Karena rukun iman merupakan materi yang berkaitan dengan sesuatu yang
abstrak. Sehingga guru harus benar-benar menanamkan pemahaman kepada siswa.
Selain itu materi Al-Asma’ al-Husna juga bisa melalui pendekatan keimanan.
Melalui pendekatan tersebut guru bisa memberikan pemahaman kepada siswa.
|
2. Membiasakan
akhlak terpuji
(Hidup bersih, kasih sayang, dan rukun)
(Adab mandi dan berpakaian)
|
Rasional
|
Materi ini disajikan dengan pendekatan rasional. Artinya memfugsikan
rasio peserta didik untuk meneliti manfaat dari hidup bersih, kasih, sayang
dan rukun serta adab mandi dan berpakaian.
|
3. Menghindari
akhlak tercela
(Hidup kotor, bohong/dusta, dan berbicara kotor)
|
Rasional
|
Dengan melihat manfaat menghindari akhlak tercela yang disajikan
dengan memfungsikan rasio siswa, maka siswa akan lebih termotivasi
menghindari akhlak tercela.
|
4. Memahami
kalimat thayyibah (basmallah)
Al-Asma’al-Husna (ar-Rahmaan, ar-Rahiim, dan as-Sami’)
|
Pembiasaan
|
Melalui pendekatan pembiasaan siswa akan lebih mudah mengamalkan
kalimat Basmallah. Siswa dibiasakan mengucapkan Basmallah ketika hendak
mengerjakan sesuatu yang baik.
|
5. Membiasakan
akhlak terpuji
(Adab belajar, bermain, makan dan minum)
|
Fungsional
|
Dengan memperlihatkan manfaat nyata kepada peserta didik mengenai
akhlak terpuji maka siswa akan termotivasi untuk melakukan akhlak terpuji
tersebut.
|
6. Menghindari
akhlak tercela
(Menghindari berbicara jorok/kotor dan bohong)
|
Fungsional
|
Dengan memperlihatkan manfaat nyata kepada peserta didik mengenai
menghindari akhlak tercela maka siswa akan termotivasi untuk menghindari
akhlak tercela tersebut.
|
7. Memahami
kalimatthayyibah (hamdallah)
Al-Asma’ al-Husna (ar- Razaaq, al-Mughniy, al-Hamiid, dan asy-Syakuur)
|
Pembiasaan
|
Melalui pendekatan pembiasaan siswa akan lebih mudah mengamalkan
kalimat Hamdallah. Siswa dibiasakan mengucapkan Hamdallah ketika mendapatkan
nikmat.
|
8. Membiasakan
akhlak terpuji
(Syukur nikmat, hidup sederhana, dan rendah hati)
(Berakhlak baik ketika berpakaian, makan-minum dan bersin)
|
Emosional
|
Mengugah emosi siswa bisa dilaksanakan dengan kisah yang inspiratif
guru bisa memotivasi siswa untuk melakukan akhlak terpuji.
|
9. Menghindari
akhlak tercela
(Menghindari sifat sombong
|
Emosioal
|
Mengugah emosi siswa bisa dilaksanakan dengan kisah yang inspiratif
guru bisa memotivasi siswa untuk menghindari akhlak tercela.
|
10. Memahami
kalimat thayyibah (tasbih)
al-Asma’ al-Husna (al-Qudduus, ash-Shamad, al-Muhaimin, dan al-Badii’)
|
Pembiasaan
|
Melalui pendekatan pembiasaan siswa akan lebih mudah mengamalkan
kalimat tasbih. Siswa dibiasakan mengucapkan tasbih ketika melihat sesuatu
yang indah.
|
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat kita simpulkan bahwa Akidah akhlak adalah salah satu mata pelajaran yang memiliki peran
penting dalam membantu perkembangan agama dan moral peserta didik di MI. Hal
ini disebabkan, akidah akhlak berisi muatan materi yang mengandung nilai
ketauhidan dan nilai akhlak. Sehingga seorang guru akidah akhlak dituntut mampu
mengkondisikan kegiatan belajar mengajar yang bertujuan membantu peserta didik
memahami dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung di materi ajar.
Dalam mengajarkan materi akidah akhlak di MI (mengenal rukun iman,
memahami kalimat thayyibah, membiasakan akhlak terpuji dan menghindari akhlak
tercela) harus menggunakan pendekatan yang tepat. Beberapa pendekatan tersebut
antara lain,sebagai berikut:
1.
Pendekatan tematik;
2.
Pendekatan mata pelajaran;
3.
Pendekatan keimanan
4.
Pendekatan pengamalan
5.
Pendekatan pembiasaan
6.
Pendekatan rasional
7.
Pendekatan fungsional
8.
Pendekatan emosional
9.
Pendekatan keteladanan
B.
Saran
Sebagai seorang calon guru MI, para pembaca diharapkan bisa terus
meningkatkan pengetahuan mengenai pendekatan dalam pembelajaran akidah akhlak.
DAFTAR PUSTAKA
Junaidi,
dkk., Strategi Pembelajaran, (Surabaya: lapis-PGMI, 2008)
Ahmad
Zayadi dan Abdul Majid, Tadzkirah Pembelajaran Agama Islam (PAI) berdasarkan
pendekatan konstektual, ( Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005)
Najib
Sulhan, dkk., Panduan Mengajar Akidah Akhlak Madrasah Ibtidaiyah,
(Jakarta: Zikrul Hakim, 2012)
[2] Ahmad Zayadi dan Abdul Majid, Tadzkirah
Pembelajaran Agama Islam (PAI) berdasarkan pendekatan konstektual, (
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005), hlm. 13.
[3] Ahmad Zayadi dan Abdul Majid, Tadzkirah Pembelajaran Agama Islam
(PAI) berdasarkan pendekatan konstektual … hlm. 15
[4] Najib Sulhan, dkk., Panduan Mengajar Akidah Akhlak Madrasah
Ibtidaiyah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2012), hlm 5
No comments:
Post a Comment