Saturday, May 5, 2018

Makalah Pendekatan Pembelajaran Akidah Akhlak


BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Akidah akhlak adalah salah satu mata pelajaran yang memiliki peran penting dalam membantu perkembangan agama dan moral peserta didik di MI. Hal ini disebabkan, akidah akhlak berisi muatan materi yang mengandung nilai ketauhidan dan nilai akhlak. Sehingga seorang guru akidah akhlak dituntut mampu mengkondisikan kegiatan belajar mengajar yang bertujuan membantu peserta didik memahami dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung di materi ajar.
Salah satu langkah awal yang bisa dilaksanakan guru akidah akhlak untuk mencapai tujuan di atas adalah menerapkan pendekatan yang tepat untuk setiap materi ajar yang disampaikan kepada peserta didik. Hal ini karena, pendekatan merupakan penentuan strategi dan metode yang akan digunakan oleh guru. Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis menjelaskan beberapa macam pendekatan yang bisa diterapkan ketika menyampaikan materi ajar dalam mata pelajaran akidah akhlak.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah
1.      Apa pengertian pendekatan dalam pembelajaran akidah akhlak?
2.      Apa saja pendekatan dalam pembelajaran Akidah Akhlak?
3.      Bagaimana  pendekatan yang sesuai dengan materi pembelajaran akidah akhlak?

C.     Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini agar para mahasiswa PGMI mengetahui konsep pendekatan dan macam-macam pendekatan yang sesuai dengan materi ajar akidah akhlak di MI.
BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Pendekatan dalam Pembelajaran Akidah
Pendekatan (approach) dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran atau merupakan gambaran pola umum perbuatan guru dan peserta didik di dalam perwujudan kegiatan pembelajaran.
Jadi pendekatan dalam pembelajaran akidah akhlak adalah sudut pandang tentang proses pembelajaran mengenai perbuatan guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar akidah akhlak.[1]

B.     Macam-macam Pendekatan Pembelajaran Akidah Akhlak
Pendekatan dalam pembelajaran akidah terbagi atas dua, yaitu: (1) Pendekatan tematik untuk kelas 1 sampai 3; dan (2) pendekatan mata pelajaran untuk kelas 4 sampai 6.
1.      Pendekatan Tematik
Pendekatan pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman kepada siswa.
Sementara itu,  ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran tematik, yaitu sebagai berikut:
a)      Waktu belajar di kelas tidak dibatasi oleh jam mata pelajaran.
b)      Dalam satu tema dan kegiatan, anak belajar beberapa mata pelajaran yang saling terkait.
c)      Dalam satu kegiatan ke kegiatan lainnya mengalir begitu saja sesuai dengan tema yang dibahas.
d)      Pendekatan pembelajaran kepada anak lebih pada hal-hal yang menyenangkan.
Cara belajar yang dilakukan di dalam pendekatan pembelajaran tematik adalah sebagai berikut:
a)      konkret dan konstektual;
b)      integratif;
c)      Hierarkis.
Pendekatan tematik ini dipilih di kelas rendah karena peserta didik karena pemikiran anak pada usia ini belum mampu memilah-milah keilmuan.
2.      Pendekatan Mata Pelajaran
Pendekatan mata pelajaran mengarah pada pembelajaran lepas antarmata pelajaran. Artinya, mata pelajaran satu dengan yang lainnya terpisah dan tidak terikat oleh tema.
Pada pendekatan ini, siswa diharapkan mampu menguasai konsep dengan melakukan secara lansung (kontekstual). Selain itu siswa mampu menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang utuh. Hal ini untuk memotivasi siswa dalam belajar dan mampu memaksimalkan memori jangka panjang. inilah yang bermakna di dalam proses pembelajaran.
Kebermaknaan pembelajaran banyak ditentukan oleh pengalaman belajar anak. Melalui pembelajaran konstektual, materi pembelajaran akan lebih berarti/ tambah berarti jika siswa mempelajari materi pelajaran yang disajikan melalui konteks kehidupan mereka, dan menemukan arti dalam proses pembelajarannya, sehingga pembelajaran akan lebih diminati dan menyenangkan.[2]
Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa pendekatan tematik dan pendekatan mata pelajaran menuntut adanya keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Sehingga materi yang diajarkan akan lebih bermakna.
Sementara itu, cakupan materi pada setiap aspek dikembangkan dalam suasana pembelajaran yang terpadu melalui pendekatan, sebagai berikut:
a)      Keimanan, yang mendorong peserta didik untuk mengembangkan pemahaman dan keyakinan tentang adanya Allah SWT sebagai sumber kehidupan.
b)      Pengamalan, mengkondisikan peserta didik untuk mempratekkan dan merasakan hasil-hasil pengamalan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari.
c)      Pembiasaan, melaksanakan pembelajaran dengan membiasakan sikap dan perilaku yang baik yang sesuai dengan ajaran islam yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadist serta dicontohkan oleh para ulama.
d)      Rasional, usaha meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran Akidah dan Akhlak dengan pendekatan yang memfungsikan rasio peserta didik, sehingga isi dan nilai-nilai yang ditanamkan mudah dipahami dengan penalaran.
e)      Emosional, upaya menggugah perasaan (emosi) peserta didik dalam menghayati akidah dan akhlak mulia sehingga lebih terkesan dalam jiwa peserta didik.
f)        Fungsional, menyajikan materi akidah dan akhlak yang memberikan manfaat nyata bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari dalam arti luas.
g)      keteladanan, yaitu pendidikan yang menempatkan dan memerankan guru serta komponen Madrasah lainnya sebagai teladan, sebagai cerminan dari individu yang memiliki keimanan teguh dan berakhlak mulia.[3]





C.     Materi Ajar Akidah Akhlak di MI dan Pendekatan Yang Sesuai
Adapun materi akidah akhlak yang disesuaikan dengan pendekatannya adalah sebagai berikut :[4]
Materi
Pendekatan
Alasan
1.      Mengenal rukun iman, syahadat tauhid dan syahadat rasul.
Al-Asma’ al-Husna (al-Ahad dan al-Khaliq)
Keimanan
Karena rukun iman merupakan materi yang berkaitan dengan sesuatu yang abstrak. Sehingga guru harus benar-benar menanamkan pemahaman kepada siswa. Selain itu materi Al-Asma’ al-Husna juga bisa melalui pendekatan keimanan. Melalui pendekatan tersebut guru bisa memberikan pemahaman kepada siswa.
2.      Membiasakan akhlak terpuji
(Hidup bersih, kasih sayang, dan rukun)
(Adab mandi dan berpakaian)
Rasional
Materi ini disajikan dengan pendekatan rasional. Artinya memfugsikan rasio peserta didik untuk meneliti manfaat dari hidup bersih, kasih, sayang dan rukun serta adab mandi dan berpakaian.
3.      Menghindari akhlak tercela
(Hidup kotor, bohong/dusta, dan berbicara kotor)
Rasional
Dengan melihat manfaat menghindari akhlak tercela yang disajikan dengan memfungsikan rasio siswa, maka siswa akan lebih termotivasi menghindari akhlak tercela.
4.      Memahami kalimat thayyibah (basmallah)
Al-Asma’al-Husna (ar-Rahmaan, ar-Rahiim, dan as-Sami’)
Pembiasaan
Melalui pendekatan pembiasaan siswa akan lebih mudah mengamalkan kalimat Basmallah. Siswa dibiasakan mengucapkan Basmallah ketika hendak mengerjakan sesuatu yang baik.
5.      Membiasakan akhlak terpuji
(Adab belajar, bermain, makan dan minum)
Fungsional
Dengan memperlihatkan manfaat nyata kepada peserta didik mengenai akhlak terpuji maka siswa akan termotivasi untuk melakukan akhlak terpuji tersebut.
6.      Menghindari akhlak tercela
(Menghindari berbicara jorok/kotor dan bohong)
Fungsional
Dengan memperlihatkan manfaat nyata kepada peserta didik mengenai menghindari akhlak tercela maka siswa akan termotivasi untuk menghindari akhlak tercela tersebut.
7.      Memahami kalimatthayyibah (hamdallah)
Al-Asma’ al-Husna (ar- Razaaq, al-Mughniy, al-Hamiid, dan asy-Syakuur)
Pembiasaan
Melalui pendekatan pembiasaan siswa akan lebih mudah mengamalkan kalimat Hamdallah. Siswa dibiasakan mengucapkan Hamdallah ketika mendapatkan nikmat.
8.      Membiasakan akhlak terpuji
(Syukur nikmat, hidup sederhana, dan rendah hati)
(Berakhlak baik ketika berpakaian, makan-minum dan bersin)
Emosional
Mengugah emosi siswa bisa dilaksanakan dengan kisah yang inspiratif guru bisa memotivasi siswa untuk melakukan akhlak terpuji.
9.      Menghindari akhlak tercela
(Menghindari sifat sombong
Emosioal
Mengugah emosi siswa bisa dilaksanakan dengan kisah yang inspiratif guru bisa memotivasi siswa untuk menghindari akhlak tercela.
10.      Memahami kalimat thayyibah (tasbih)
al-Asma’ al-Husna (al-Qudduus, ash-Shamad, al-Muhaimin, dan al-Badii’)
Pembiasaan
Melalui pendekatan pembiasaan siswa akan lebih mudah mengamalkan kalimat tasbih. Siswa dibiasakan mengucapkan tasbih ketika melihat sesuatu yang indah.




BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat kita simpulkan bahwa Akidah akhlak adalah salah satu mata pelajaran yang memiliki peran penting dalam membantu perkembangan agama dan moral peserta didik di MI. Hal ini disebabkan, akidah akhlak berisi muatan materi yang mengandung nilai ketauhidan dan nilai akhlak. Sehingga seorang guru akidah akhlak dituntut mampu mengkondisikan kegiatan belajar mengajar yang bertujuan membantu peserta didik memahami dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung di materi ajar.
Dalam mengajarkan materi akidah akhlak di MI (mengenal rukun iman, memahami kalimat thayyibah, membiasakan akhlak terpuji dan menghindari akhlak tercela) harus menggunakan pendekatan yang tepat. Beberapa pendekatan tersebut antara lain,sebagai berikut:
1.      Pendekatan tematik;
2.      Pendekatan mata pelajaran;
3.      Pendekatan keimanan
4.      Pendekatan pengamalan
5.      Pendekatan pembiasaan
6.      Pendekatan rasional
7.      Pendekatan fungsional
8.      Pendekatan emosional
9.      Pendekatan keteladanan

B.     Saran
Sebagai seorang calon guru MI, para pembaca diharapkan bisa terus meningkatkan pengetahuan mengenai pendekatan dalam pembelajaran akidah akhlak.

DAFTAR PUSTAKA

Junaidi, dkk., Strategi Pembelajaran, (Surabaya: lapis-PGMI, 2008)

Ahmad Zayadi dan Abdul Majid, Tadzkirah Pembelajaran Agama Islam (PAI) berdasarkan pendekatan konstektual, ( Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005)

Najib Sulhan, dkk., Panduan Mengajar Akidah Akhlak Madrasah Ibtidaiyah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2012)


[1] Junaidi, dkk., Strategi Pembelajaran, (Surabaya: lapis-PGMI, 2008), hlm. 3
[2] Ahmad Zayadi dan Abdul Majid, Tadzkirah Pembelajaran Agama Islam (PAI) berdasarkan pendekatan konstektual, ( Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005), hlm. 13.
[3] Ahmad Zayadi dan Abdul Majid, Tadzkirah Pembelajaran Agama Islam (PAI) berdasarkan pendekatan konstektual … hlm. 15
[4] Najib Sulhan, dkk., Panduan Mengajar Akidah Akhlak Madrasah Ibtidaiyah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2012), hlm 5

No comments:

Post a Comment