BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sebagai
suatu sistem, program layanan bimbingan dan konseling tentunya meliputi
beberapa hal di antaranya yaitu perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi. Dalam
hal ini ketiga hal tersebut senantiasa saling berkaitan dan berkesinambungan.
Penilaian
merupakan langkah penting dalam manajemen program bimbingan. Tanpa penilaian,
kita tidak mungkin dapat mengetahui dan mengidentifikasi keberhasilan
pelaksanaan program bimbingan yang telah direncanakan. Penilaian program
bimbingan merupakan usaha untuk menilai sejauh mana pelaksanaan program itu
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain bahwa keberhasilan
program dalam pencapaian tujuan merupakan suatu kondisi yang hendak dilihat
lewat kegiatan penilaian.
Sebagaimana
yang kita ketahui bahwa suatu hasil senantiasa dipengaruhi oleh perencanaan,
begitu pun pelaksanaan juga memiliki peran yang sangat dominan. Selain itu,
kedua hal tersebut akan terlihat manakala proses evaluasi berjalan dengan baik.
Dengan demikian, evaluasi dari pelaksanaan program layanan bimbingan ini
hendaknya dipersiapkan dengan seksama.
Paparan
tersebut menunjukkan bahwa begitu pentingnya peranan evaluasi pada pelaksanaan
layanan bimbingan. Rencana program hanya dapat dibuktikan dengan evaluasi/penilaian
untuk keberhasilan rencana kegiatan.
Hal
tersebut pula yang menjadi latar belakang dari makalah ini dengan judul
“Evaluasi perencanaan program bimbingan”.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1.
Apa yang
dimaksud dengan pengertian bimbingan dan konseling?
2.
Apa saja
kriteria atau aspek dalam evaluasi BK?
3.
Bagaimana
langkah-langkah dalam evaluasi?
C.
Tujuan
Adapun tujuan pembahasan makalah ini
adalah :
1.
Untuk
mengetahui yang dimaksud dengan pengertian bimbingan dan konseling
4.
Untuk
mengetahui kriteria atau aspek dalam evaluasi BK
5.
Untuk
mengetahui langkah-langkah dalam evaluasi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
, Tujuan dan Fungsi Evaluasi
Penilaian
merupakan langkah penting dalam manajemen program bimbingan. Tanpa penilaian,
kita tidak mungkin dapat mengetahui dan mengidentifikasi keberhasilan
pelaksanaan program bimbingan yang telah direncanakan. Penilaian program
bimbingan merupakan usaha untuk menilai sejauh mana pelaksanaan program itu mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain bahwa keberhasilan program dalam
pencapaian tujuan merupakan suatu kondisi yang hendak dilihat lewat kegiatan
penilaian.[1]
Sehubungan
dengan penilaian ini, Shertzer dan Stone (1966) mengemukakan pendapatnya: “Evaluation
consist of making systematic judgements of the relative effectiveness with
which goals are attained in relation to special standards“.
Evaluasi
ini dapat pula diartikan sebagai proses pengumpulan informasi (data) untuk
mengetahui efektivitas (keterlaksanaan dan ketercapaian) kegiatan-kegiatan yang
telah dilaksanakan dalam upaya mengambil keputusan. Pengertian lain dari
evaluasi ini adalah suatu usaha mendapatkan berbagai informasi secara berkala,
berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari perkembangan
sikap dan perilaku, atau tugas-tugas perkembangan para siswa melalui program
kegiatan yang telah dilaksanakan.[2]
Penilaian
kegiatan bimbingan di sekolah adalah segala upaya, tindakan atau proses untuk
menentukan derajat kualitas kemajuan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan
program bimbingan di sekolah dengan mengacu pada kriteria atau patokan-patokan
tertentu sesuai dengan program bimbingan yang dilaksanakan.
Kriteria
atau patokan yang dipakai untuk menilai keberhasilan pelaksanaan program
layanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah mengacu pada terpenuhi atau
tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan siswa dan pihak-pihak yang terlibat baik
langsung maupun tidak langsung berperan membantu siswa memperoleh perubahan
perilaku dan pribadi ke arah yang lebih baik.
Dalam
keseluruhan kegiatan layanan bimbingan dan konseling, penilaian diperlukan
untuk memperoleh umpan balik terhadap keefektivan layanan bimbingan yang telah
dilaksanakan. Dengan informasi ini dapat diketahui sampai sejauh mana derajat
keberhasilan kegiatan layanan bimbingan. Berdasarkan informasi ini dapat
ditetapkan langkah-langkah tindak lanjut untuk memperbaiki dan mengembangkan
program selanjutnya.
Kegiatan
evaluasi bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan kegiatan dan ketercapaian
tujuan dari program yang telah ditetapkan. Adapun fungsi evaluasi program
bimbingan dan konseling di sekolah adalah:[3]
1. Memberikan umpan balik (feed back) kepada guru
pembimbing konselor) untuk memperbaiki atau mengembangkan program bimbingan dan
konseling.
2. Memberikan informasi kepada pihak pimpinan
sekolah, guru mata pelajaran, dan orang tua siswa tentang perkembangan sikap
dan perilaku, atau tingkat ketercapaian tugas-tugas perkembangan siswa, agar
secara bersinergi atau berkolaborasi meningkatkan kualitas implementasi program
BK di sekolah.
B.
Aspek-aspek
yang Dievaluasi
Ada
dua macam aspek kegiatan penilaian program kegiatan bimbingan, yaitu penilain
proses dan penilaian hasil. Penilaian proses dimaksudkan untuk mengetahui
sampai sejauh mana keefektivan layanan bimbingan dilihat dari prosesnya,
sedangkan penilaian hasil dimaksudkan untuk memperoleh informasi keefektivan
layanan bimbingan dilihat dari hasilnya. Aspek yang dinilai baik proses maupun
hasil antara lain:
1. Kesesuaian antara program dengan pelaksanaan;
2. Keterlaksanaan program;
3. Hambatan-hambatan yang dijumpai;
4. Dampak layanan bimbingan terhadap kegiatan
belajar mengajar;
5. Respon siswa, personil sekolah, orang tua, dan
masyarakat terhadap layanan bimbingan;
Perubahan kemajuan siswa dilihat dari pencapaian tujuan
layanan bimbingan, pencapaian tugas-tugas perkembangan, dan hasil belajar; dan
keberhasilan siswa setelah menamatkan sekolah baik pada studi lanjutan ataupun
pada kehidupannya di masyarakat.
Apabila dilihat dari sifat evaluasi, evaluasi bimbingan
dan konseling lebih bersifat “penilaian dalam proses” yang dapat dilakukan
dengan cara berikut ini.[4]
1.
Mengamati
partisipasi dan aktivitas siswa dalam kegiatan layanan bimbingan.
2.
Mengungkapkan
pemahaman siswa atas bahan-bahan yang disajikan atau pemahaman/pendalaman siswa
atas masalah yang dialaminya.
3.
Mengungkapkan
kegunaan layanan bagi siswa dan perolehan siswa sebagai hasil dari
partisipasi/aktivitasnya dalam kegiatan layanan bimbingan.
4.
Mengungkapkan
minat siswa tentang perlunya layanan bimbingan lebih lanjut.
5.
Mengamati
perkembangan siswa dari waktu ke waktu (butir ini terutama dilakukan dalam
kegiatan layanan bimbingan yang berkesinambungan).
6.
Mengungkapkan
kelancaran proses dan suasana penyelenggaraan kegiatan layanan.
Berbeda dengan hasil evaluasi pengajaran yang pada
umumnya berbentuk angka atau skor, maka hasil evaluasi bimbingan dan konseling
berupa deskripsi tentang aspek-aspek yang dievaluasi (seperti
partisipasi/aktivitas dan pemahaman siswa; kegunaan layanan menurut siswa;
perolehan siswa dari layanan; dan minat siswa terhadap layanan lebih lanjut;
perkembangan siswa dari waktu ke waktu; perolehan guru pembimbing; komitmen
pihak-pihak terkait; serta kelancaran dan suasana penyelenggaraan kegiatan).
Deskripsi tersebut mencerminkan sejauh mana proses penyelenggaraan
layanan/pendukung memberikan sesuatu yang berharga bagi kemajuan dan
perkembangan dan/atau memberikan bahan atau kemudahan untuk kegiatan layanan
terhadap siswa.
C.
Prosedur
Pelaksanaan dan Metode Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling
Dalam
mengadakan pelaksanaan evaluasi program bimbingan dan konseling di sekolah
dapat melalui prosedur dengan fase diantaranya:[5]
1.
Fase
persiapan.
2.
Fase
persiapan alat dan instrument evaluasi.
3.
Fase
pelaksanaan kegiatan evaluasi.
4.
Fase
menganalisis hasil evaluasi.
5.
Fase
penafsiran atau interpretasi dan pelaporan hasil evaluasi.
Dalam pelaksanaan evaluasi program bimbingan dan
konseling agar berhasil dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, seorang
evaluator harus memiliki cara atau metode yang tepat guna dalam pelaksanaanya.
Umumnya dalam penggunaan metode ini tidak berbeda jauh dengan metode penelitian
pada umumnya misalnya dengan menggunakan metode survey, observasi,
eksperimental dan studi kasus.
Di sini hanya akan dikemukakan secara singkat metode
yang dapat digunakan dalam mengumpulkan data dalam merealisasikan bimbingan dan
konseling, khususnya yang berjalan disekolah, metode itu adalah metode
observasi. Metode ini, merupakan satu cara untuk mengumpulkan data yang
diinginkan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung. Dalam hal ini
mengadakan penyelidikannya menggunakan panca indra secara aktif, terutama
penglihatan dan pendengarannya.
Oleh karena itu observasi menggunakan alat indra, maka
segala sesuatu yang dapat ditangkap panca indra dapat diobservasi, karenanya
observasi ini menyangkut masalah yang kompleks, dan konselor harus bersifat
sensitif dalam menangkap data.
D.
Langkah-langkah
Evaluasi
Dalam
melaksanakan evaluasi program ditempuh langkah-langkah berikut. [6]
1. Merumuskan masalah atau beberapa pertanyaan.
Karena tujuan evaluasi adalah untuk memperoleh data yang diperlukan untuk mengambil
keputusan, maka konselor perlu mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang terkait
dengan hal-hal yang akan dievaluasi. Pertanyaan-pertanyaan itu pada dasarnya
terkait dengan dua aspek pokok yang dievaluasi yaitu : (1) tingkat
keterlaksanaan program (aspek proses), dan (2) tingkat ketercapaian tujuan
program (aspek hasil).
2. Mengembangkan atau menyusun instrumen pengumpul
data. Untuk memperoleh data yang diperlukan, yaitu mengenai tingkat
keterlaksanaan dan ketercapaian program, maka konselor perlu menyusun instrumen
yang relevan dengan kedua aspek tersebut. Instrumen itu diantaranya inventori,
angket, pedoman wawancara, pedoman observasi, dan studi dokumentasi.
3. Mengumpulkan dan menganalisis data. Setelah
data diperoleh maka data itu dianalisis, yaitu menelaah tentang program apa
saja yang telah dan belum dilaksanakan, serta tujuan mana saja yang telah dan
belum tercapai.
4. Melakukan tindak lanjut (Follow Up).
Berdasarkan temuan yang diperoleh, maka dapat dilakukan kegiatan tindak lanjut.
Kegiatan ini dapat meliputi dua kegiatan, yaitu (1) memperbaiki hal-hal yang
dipandang lemah, kurang tepat, atau kurang relevan dengan tujuan yang ingin
dicapai, dan (2) mengembangkan program, dengan cara merubah atau menambah
beberapa hal yang dipandang dapat meningkatkan kualitas atau efektivitas
program.
Penilaian di tingkat sekolah merupakan tanggung jawab
kepala sekolah yang dibantu oleh pembimbing khusus dan personel sekolah
lainnya. Di samping itu penilaian kegiatan bimbingan dilakukan juga oleh
pejabat yang berwenang (pengawas bimbingan dan konseling) dari instansi yang
lebih tinggi (Departemen Pendidikan Nasional Kota atau kabupaten).
Sumber informasi untuk keperluan penilaian ini antara
lain siswa, kepala sekolah, para wali kelas, guru mata pelajaran, orang tua,
tokoh masyarakat, para pejabat depdikbud, organisasi profesi bimbingan, sekolah
lanjutan, dan sebagainya. Penilaian dilakukan dengan menggunakan berbagai cara
dan alat seperti wawancara, observasi, studi dokumentasi, angket, tes, analisis
hasil kerja siswa, dan sebagainya.[7]
Penilaian perlu diprogramkan secara sistematis dan
terpadu. Kegiatan penilaian baik mengenai proses maupun hasil perlu dianalisis
untuk kemudian dijadikan dasar dalam tindak lanjut untuk perbaikan dan
pengembangan program layanan bimbingan. Dengan dilakukan penilaian secara
komprehensif, jelas dan cermat maka diperoleh data atau informasi tentang
proses dan hasil seluruh kegiatan bimbingan dan konseling. Data dan informasi
ini dapat dijadikan bahan untuk pertanggungjawaban/ akuntabiltas pelaksanaan
program bimbingan dan konseling.
Pengawas melakukan pembinaan dan pengawasan dalam bentuk
mendorong konselor dan personil layanan bimbingan dan konseling untuk melakukan
evaluasi program dan keterlaksanaan program. Minimal evaluasi dilakukan pada
akhir tahun ajaran dan menjadi slaah satu dasar pengembangan program untuk
tahun ajaran berikutnya. Evaluasi proses sebaiknya dilakukan setiap bulan
melalui forum pertemuan staf (MGBK di sekolah) dan dapat dihadiri oleh unsur
pimpinan sekolah.[8]
Konselor dapat mengembangkan instrumen yang dapat
menjaring umpan balik secara triangulasi yaitu dari siswa sebagai objek dan
subjek bimbingan, dari pendidik di sekolah sebagai person yang terlibat dan
berinteraksi langsung dengan siswa, pimpinan sekolah terkait dengan
ketercapaian tujuan dan dukungan terhadap program sekolah, orang tua terkait
dengan perubahan perilaku dan perkembangan siswa. Dokumen pelaksanaan evaluasi
menjadi salah satu indikator unjuk kerja konselor.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan pada bab II dapat pemakalah simpulkan bahwa Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling merupakan suatu usaha penelitian, dengan cara mengumpulkan data
secara sistematis, menarik kesimpulan dari data yang diperoleh secara objektif,
mengadakan penafsiran dan merencanakan langkah-langkah perbaikan, pengembangan
dan pengarahanstaf sehingga pelaksanaan bimbingan dan konseling dapat berjalan
secara objektif.
Penilaian
merupakan langkah penting dalam manajemen program bimbingan. Tanpa penilaian,
kita tidak mungkin dapat mengetahui dan mengidentifikasi keberhasilan
pelaksanaan program bimbingan yang telah direncanakan. Penilaian program
bimbingan merupakan usaha untuk menilai sejauh mana pelaksanaan program itu
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain bahwa keberhasilan
program dalam pencapaian tujuan merupakan suatu kondisi yang hendak dilihat
lewat kegiatan penilaian.
B.
Saran
Demikian
pembahasan makalah mengenai evaluasi program bimbingan dan konseling, semoga
dapat menambah wawasan bagi kita sekalian. Kritik dan saran sangat pemakalah
harapkan demi untuk perbaikan makalah kami selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Aip
Badrujaman, Teori Dan Aplikasi
Evaluasi Program Bimbingan Konseling, (Jakarta barat: PT. Indeks, 2010)
Akhmad Muhaimin
Azzef, Bimbingan dan Konseling Di Sekolah, (Sleman, Jogjakarta, 2013)
Dewa Ketut
Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah
(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002)
Ermis Suryana, Bimbingan
dan Konseling di Sekolah, (Grafika Telindo press: Palembang, 2010)
[1]Aip Badrujaman, Teori Dan
Aplikasi Evaluasi Program Bimbingan Konseling, (Jakarta barat: PT. Indeks, 2010), hlm. 61
[2]Akhmad Muhaimin Azzef, Bimbingan dan Konseling Di Sekolah, (Sleman,
Jogjakarta, 2013)Hlm. 9
[3] Akhmad Muhaimin Azzef, Bimbingan dan Konseling Di Sekolah, (Sleman,
Jogjakarta, 2013) Hlm.12
[4] Akhmad Muhaimin Azzet, Bimbingan dan Konseling Di Sekolah,(Jogjakarta:Ar:Ruzz
Media, 2013), Hlm 10.
[5] Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling di Sekolah (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002) hal 185
[6] Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling di Sekolah …hal 186
[7] Ermis Suryana, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Grafika
Telindo press: Palembang, 2010) hal 231
[8] Ermis
Suryana, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, … hal 235
No comments:
Post a Comment