Monday, May 14, 2018

Makalah Karakter Guru Profesional


BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar belakang
Karakteristuk guru yang profesional yaitu mencakup tentang kepribadian, dan lain-lain. Guru profesional adalah guru yang mampu menerapkan hubungan yang berbentuk multidimensional. Guru yang demikian adalah guru yang secara internal memenuhi kriteria admistratif, akademis, dan kribadian. Adapun persyaratan seorang guru profesional, khusunya dalam perspektif pendidikan islam. Diantara persyaratan tersebut adalah : (a). Sehat jasmani dan Rohani, (b). Bertaqwa, (c). Berilmu pengetahuan, (d). Berlaku adil,(e). Berwibawa, (f). Ikhlas, (g). Mempunyai tujuan yang rabbani, mampu merencanakan dan melaksanakan evaluasi pandidikan dan menguasai bidang yang ditekuninya. Dan Jabatan seorang  guru merupakan jabatan yang profesional yang harus memenuhi standar kualifikasi tertentu. Guru sebagai suatu profesi kependidikan menuntut kompetensi profesional terhadap para guru, yang  menimbulkan persyaratan sertifikasi dan pengalaman yang luas yang di peroleh dari institusi pendidikan guru dan program pendidikan guru yang bermutu, relevan dengan kebutuhan lapangan dan berlangsung secara berkesinambungan (bersamaan).

B.     Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1.      Apa yang dimaksud karakteristik guru ?
2.      Apa yang dimaksut guru profesional ?
3.      Apa saja macam-macam karakteristik guru ?
4.      Sebutkan ciri-ciri propesional keguruan ?
5.      Apa saja kriteria profesional ?
6.      Apa tujuan pengembangan profesional guru ?
7.      Sebutkan aspek-aspek profesional guru ?
C.     Tujuan Penulisan
Adapun tujuan pembahasan makalah ini adalah :
1.      Mengetahui  karakteristik guru.
2.      Mengetahui guru professional.
3.      Mengetahui macam-macam karakteristik guru.
4.      Mengetahui ciri-ciri propesional keguruan.
5.      Mengetahui kriteria professional.
6.      Mengetahui tujuan pengembangan profesional guru.
7.      Mengetahui aspek-aspek profesional guru.






















BAB II
PEMBAHASAN

A.     Karakteristik  Guru
Sebelum membahas tentang karakteristik guru, terlebih dahulu kita ketahui apa itu pengertian guru. Secara etimologis, guru sering di sebut pendidik. Dalam bahasa arab, ada beberapa kata yang menunjukkan profesi ini seperti : muddaris, mu’alim, murabbi dan mu’adib, yang memiliki makna yang sama, namun masing-masing mempunyai karakteristik yang berbeda. Di samping kata-kata tesebut, juga sering di gunakan kata ustadz atau syaik. Sedangkan secara termonologis, guru sering di artikan sebagi orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan siswa dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi (fitrah) siswa  baik potensi kognitif, potensi afektif, maupun potensi psikomotorik.
Secara umum dan makna yang luas guru adalah orang yang mengajari orang lain atau kelompok orang, baik di lembaga pendidikan formal maupun lembaga pendidikan nonformal. Guru sebagai pendidik profesional mempunyai citra yang baik di masyarakat apabila  dapat menunjukkan bahwa ia layak menjadi panutan atau tauladan bagi masyarakat yang ada di sekelilingnya. Masyarakat akan melihat karakter atau sikap dan perbuatan guru itu sehari-hari, apakah memang patut ai teladani atau tidak. Seorang guru harus memiliki karakter atau sikap itu dapat di contoh atau di teladani oleh masyarakat secara umum, dan khusus oleh peserta didiknya
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa karakteristik guru adalah segala tindakan atau sikap dan perbuatan guru baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Contohnya, bagaimana guru meningkatkan pelayanan, meningkatkan pengetahuan, memberi arahan, bimbingan dan motivasi kepada peserta didiknya, bagaimana cara guru berpakaian dan berbicara serta cara bergaul baik dengan peserta didik, teman sejawat, serta anggota masyarakat lainya.

B.     Guru profesional
Guru profesional adalah guru yang mampu menerapkan hubungan yang berbentuk multidimensional. Guru yang demikian adalah guru yang secara internal memenuhi kriteria admistratif, akademis, dan kribadian. Adapun persyaratan seorang guru profesional, khusunya dalam perspektif pendidikan islam. Diantara persyaratan tersebut adalah :
1. Sehat jasmani dan Rohani.
2. Bertaqwa.
3. Berilmu pengetahuan.
4. Berlaku adil.
5. Berwibawa.
6. Ikhlas.
7. Mempunyai tujuan yang mampu merencanakan dan melaksanakan evaluasi pandidikan dan menguasai bidang yang ditekuninya.
Ketujuh syarat ini penting bagi guru profesional, secara garis besar dapat dikelompokan ke dalam tiga katagori, yaitu persyaratan administatif, akademis, dan kepribadian. Persyaratan administratif, yaitu persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang guru yang ingin menjadi profesional dalam kaitannya dengan persyaratan legal formal.[3]
Dalam konteks keindonesiaan, persyaratan administratif merupakan salah satu persyaratan yang sangat penting. Persyaratan akademis, yaitu persyaratan yang harus dimiliki seorang guru yang ingin menjadi profesional dalam kaitannya dengan kapabilitas dan kualitas intlektual. Pesyaratan akademis juga merupakan persyaratan yang sangat penting bagi seorang guru profesional. Persyaratan ini sangat menentukan keberhasilan proses pendidikan yang dilaksanakannya.
Kesuksesan pendidikan bukan hanya menjadi beban dan tanggung jawab sang murid sebagai pencari ilmu, akan tetapi justru gurulah yang memegang peran dominan. Karena jika sang guru secara akademis sudah tidak memadai, maka dengan sendirinya keterampilan untuk mengajar, kemampuan penguasaan materi pengajaran, sebagaimana pengevaluasian keberhasilan murid tidak dimiliki secara akurat dan benar. Hal ini jelas sangat merugikaan proses pendidikan yang bukan hanya berakibat fatal bagi seorang murid, melainkan bagi seluruh murid atau bahkan seluruh pendidikan.
Pesyaratan kepribadian, yaitu persyaratan yang harus dimiliki seorang guru yang ingin menjadi profesional dalam kaitannya dengan sikap dan prilaku dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana diungkap di bagian awal bahwa guru adalah seseorang yang harus gugu dan harus ditiru, khusunya oleh murid. Sebagai seseorang yang gugu dan ditiru dengan sendirinya mensyaratkan secara internal seorang guru harus memiliki kpribadian dan prilaku yang baik. Sebagai guru yang profesional tidak ada alasan lain kecuali berakhlak yang mulia baik dalam kaitannya dengan orang lain dan lingkuangan. Secara rohani seorang guru profesional harus terpenuhi kebutuhan minimalnya seperti keamanan, ketentraman, kebebasa berfikir, dan kebebasan mengekspresikan keyakinan ideologi atau agamanya. [4]
Secara jasmani seorang guru profesional harus terpenuhi kebutuhan fisiologisnya meskipun dengans tandar minimal seperti jaminan sandang, pangan, papan dan kesehatan. Kebutuhan jasmani ini sangat berbeda dengan kebutuhan rohani. Secara sosial, seorang guru profesional harus terpenuhi kebutuhan sosialnya meskipun dengan standar paling minimal kebutuhan sosial bagi seorang guru misalnya mengikuti tren dan mode yang sedang muncul baik dalam masalaah keilmuan, pakaian, maupun sarana mobilitas. Keilmuan seorang gutu tidak mungkin bersifat statis tanpa adanya pengembangan atau paling tidak mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang sedang berlangsung. Semua ini hanya dapat dipenuhi dengan memenuhi kebutuhan untuk mengakses ilmu pengetahuan yang baru melalui media elektronik, media cetak, atau bahkan lewat berbagai pertemuan ilmiah.[5]

C.     Macam-Macam Karakteristik Guru Profesional
Adapun macam-macam karakteristik guru profesional adalah sebagai berikut :[6]
1.      Taat pada peraturan perundang-undangan
Pada kode etik guru indonesia butir sembilan di sebutkan bahwa “guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan”. Kebijaksanaan pendidikan di negara kita di pegang oleh pemerintah. Dalam rangka pembangunan pendidikan di indonesia, pemerintah melalui depertemen pendidikan nasional mengeluarkan peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan yang merupakan kebijaksanaan  yang akan di laksanakan oleh aparatnya.
Salah satu unsur aparatur negara adalah guru. Karena itu, guru mutlak perlu mengetahui kebijaksaan-kebijaksaan pemerintah khususnya dalam bidang pendidikan. Sehingga dapat melaksanakan kebikajakan-kebijakan tersebut.
2.      Memelihara dan Meningkatkan Organisasi Profesi
Guru bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi guru sebagai sarana perjuangan dan pengabdian. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) merupakan salah organisasi profesi guru. PGRI sebagai profesi memerlukan pembinaan agar lebih berdaya guna dan berhasil guna sebagai wadah usaha untuk membawakan misi dan memantapkan profesi guru. Keberhasilan usaha tersebut sunnah bergantung pada kesadaran para anggotanya, rasa tanggung jawab dan kewajiban para anggotanya.
Pada kode etik guru butir enam dikatakan bahwa guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan, meningkatkan mutu dan martabat profesinya. Dasar ini sangat tegas mewajibkan kepada seluruh anggota profesi guru untuk selalu meningkatkan mutu dan martabat profesi gutu itu sendiri.
3.  Memelihara Hubungan Dengan Teman Sejawat.
Pada butir tujuh kode etik guru disebutkan bahwa guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiankawanan sosial ini berarti bahwa guru hendaknya menciptakan dan memelihara hubungan sesama guru dalam lingkungan kerjanya, juga guru hendaknya menciptakan dan memelihara semangat kekeluargaan serta kesetiakawanan sosial di dalam lingkungan di luar kerjanya.
Hubungan sesama anggota profesi dapat dilihat dari dua segi yakni hubungan formal dan hubungan kekeluargaan. Hubungan formal adalah hubungan yang diperlu dilakukan dalam rangka melakukan tugas kedinasan. Sedangkan hubungan kekeluargaan adalah hubungan bersaudara yang perlu dilakukan baik dalam lingkungan kerja maupun dalam hubungan keseluruhan dalam rangka menunjang tercapainya keberhasilan anggota profesi misalnya sebagai pendidik bangsa.
4.  Membimbing Peserta Didik
Pada kode etik guru dengan jelas dituliskan bahwa guru berbakti membimbing peserta didik untuk manusia indonesia seutuhnya yang jiwa pancasila. Adapun karakteristik yang sangat disenangi para peserta didik adalah :
a. Demokrasi guru memberikan kebebasan kepada siswa, memberikan kesempatan untuk berperan serta dalam berbagai kegiatan, dan tidak bersifat otoriter.
b. Kooperatif saling bekerjasama, toleransi, dan dilandasi sifat kekeluargaan yang tinggi.
c.    Baik hati yaitu suka memberi dan berkorban untuk peserta didiknya.
d.   Sabar yaitu guru yang mampu menahan diri.
e.    Adil yaitu tidak membeda-bedakan peserta didik dalam segala hal.
f.     Konsisten yaitu selalu bertindak sesuai dengan ucapannya.
g. Terbuka bersedia menerima keritikan, saran dan mengakui kekurangannya.
h.    Suka menolong.
i.      Ramah.
j.      Suka humor.
k.    Memiliki bermacam minat.
l.      Mengusai bahan pelajaran.
m.    Peduli dan perhatian kepada siswa.
5.  Menciptakan Suasana Yang Baik Ditempat Kerja.
Suasana yang baik ditempat kerja akan meningkatkan produktivitas. Hal ini disadari dengan sebaik-baiknya oleh setiap guru, dan guru berkewajiban menciptakan suasana yang baik dalam lingkuangan untuk menciptakan suasana yang kondusif.
6.  Taat Terhadap Pemimpin
Dari organisasi guru, ada strata kepemimpinan mulai dari kepengurusan cabang daerah sampai kepusat. Begitu pula dengan dinas pendidikan. Dengan demikian seorang guru harus taat kepada pemimpinnya dengan menjalankan kebijakan-kebijakan dengan mendengarkan arahan-arahan yang disampaikan oleh penentu kebijakan.
7. Cinta Terhadap Pekerjaan
Orang yang telah memiliki profesi keguruan akan behasil bila mencintai pekerjaannya. Artinya dia berbuat apapun agar karirnya berhasil dengan baik. Termasuk tugasnuya melayani dengan baik kepada siapa yang membutuhkan bantuannya.
Seorang pekerja profesional, khususnya guru dapat dibedakan dari seorang teknisi, karena di samping mengusai sejumlah teknik serta prosedur kerja tertentu, seorang pekerja profesional juga ditandai adanya Informed responsiveness terhadap implikasi kemasyarakatan dari objek kerjanya. Hal ini berarti bahwa seorang pekerja profesional atau guru harus memiliki persepsi filosofis dan ketanggapan yang bijaksana yang lebih mantap dalam menyikapi dan melaksanakan pekerjaannya. Dalam suatu pekerjaan yang bersifat profesional dipergunakan teknik serta prosedur yang bertumpu pada landasan intlektual, yang secara sengaja harus dipelajari dan secara langsung dapat dipergunakan bagi kemaslahatan orang lain. Pekerja profesional pada hakikatbya adalah seorang yang melakukan pelayanan atau pengabdian yang dilandasi dengan kemampuan prifesional serta fasafah hidup yang mantap. Pekerjaan profesional juga bisa dikatakan pekerjaan yang dipersiapkan melalui proses pendidikan dan pelatihan.

D.    Ciri – Ciri Profesional Keguruan
Ada pun ciri-ciri karakteristik guru professional menurut para ahli sebagai berikut:[7]
1.      Menurut Robert W. Richey cirri-ciri karakteristik guru profesional sebagai berikut :
a)      Para guru akan bekerja hanya semata-mata memberikan pelayanan kemanusian dari pada usaha untuk kepentingan pribadi.
b)      Para guru secara hukum dituntut untuk memenuhi berbagai persyaratan untuk mendapatkan lisensi mengajar serta persyaratan menjadi anggota organisasi guru.
c)      Para guru dituntut memiliki pemahaman serta keterampilan yang tinggi dalam hal pengajar, metode, anak didik, dan landasan kependidikan.
d)      Para guru dalam organisasi profesional, mimiliki publikasi profesional yang dapat ketinggalan, bahkan selalu mengikuti peekembangan yang terjadi.
e)      Para guru, diusahakan untuk selalu mengikuti kursus-kursus, workshop, seminar, konvensi serta terlibat secara luas dalam berbagai kegiatan in service.
f)        Para guru diakui sepenuhnya sebagai suatu karier hidup.
g)      Para guru memiliki nilai dan etika yang berfungsi secara nasional maupun secara lokal.
h)      Guru mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya. Ini berarti bahwa komitmen tertinggi guru adalah kepada kepentingan siswanya.
i)        Guru menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran yang diajarkannya serta cara mengajarkannya kepada siswa. Bagi guru, hal ini merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
j)        Guru bertangung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai teknik evaluasi, mulai cara pengamatan dalam prilaku siswa sampai tes hasil belajar.
k)      Guru mampu berfikir secara sistematis tentang apa yang dilakukannya, dan belajar dari pengalamannya. Artinya, harus selalu ada waktu untuk guru guna mengadakan refleksi dan koreksi terhadap apa yang telah dilakukannya.
l)        Guru seyogianya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya, misalnya kalau di Indonesia,PGRI dan organisasi profesi lainnya.
Dari ciri-ciri tersebut mengindikasikan bahwa menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan yang gampang, seperti yang dibayangkan oleh sebagian orang, dengan bermodal penguasaan materi dan menyampaikan kepada siswa sudah cukup. Anggapan tersebut belumlah dapat dikategorikan sebagai guru yang memiliki pekerjaan profesional. Sebab, guru yang profesional harus memiliki berbagai keterampilan, kemampuan khusus, mencintai pekerjaannya, dan menjaga kode etik guru.
Menjadi guru era global pasti tidaklah mudah. Ada berbagai persyaratan yang harus dipenuhi agar ia dapat berkembang menjadi guru yang profesional. Secara akademik, agar guru menjadi seorang profesional, harus memiliki ciri atau karakteristik.
2. Ciri-ciri karakteristik menurut Houle (Suyanto) adalah:
a) Harus memiliki landasan pengetahuan yang kuat.
b) Harus berdasarkan kompetensi individual.
c) Memiliki sistem seleksi dan sertifikasi.
d) Ada kerja sama dan kompetensi yang sehat antar sejawat.
e) Adaya kesadaran perofesional yang tinggi.
f) Memiliki prinsip-prinsip etik (kode etik).
g) Memiliki sistem sanksi profesi.
h) Adanya militansi individual.
i) Memiliki organisasi profesi.

E.     Kriteria Profesional
Guru adalah jibatan professional yang memerlukan berbagai keahlian khusus. Sebagai suatu profesi, maka harus memenuhi criteria professional sebagai berikut :[8]
1.      Fisik
a)      Sehat jasmani dan rohani.
b)      Tidak mempunyai cacat tubuh yang bias menimbulkan ejekan/cemoohan atau rasa kasihan dari anak didik.
2.      Mental atau kepribadian
a)      Berkepribadian/berjiwa pancasila.
b)      Mempu menghayati GBHN.
c)      Mencintai bangsa dan sesame manusia dan rasa kasih sayang kepada anak didik.
d)      Berbudu pekerti yang luhur.
e)      Berjiwa kreatif yaitu dapat memanfaatkan rasa pendidikan yang ada secara maksimal.
f)        Mampu menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa.
g)      Mampu mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab yang besar akan tugasnya.
h)      Mampu mengembangkan kecerdasan yang tinggi.
i)        Bersifat terbuka, peka, dan inovatif.
j)        Menunjukan rasa cinta kepada profesinya.
k)      Ketaatannya akan disiplin.
l)        Memiliki sense of humor.
3.      Keilmiahan/pengetahuan
a)      Memahami ilmu yang dapat melandasi pembentukan pribadi.
b)      Memahami ilmu pendidikan dan keguruan dan mampu menerapkan dalam tugasnya sebagai pendidik.
c)      Memahami, menguasai, serta mencintai ilmu pengetahuan yang akan diajarkan.
d)      Memiliki pengetahuan yang cukup tentang bidang-bidang yang lain.
e)      Senang membaca buku-buku ilmiah.
f)        Mampu memecahkan persoalan secara sistematis, terutama yang berhubungan dengan bidang studi
g)      Memahami prinsip-prinsip kegiatan belajar mengajat.
4.      Keterampilan
a)      Mampu berperan sebagai organisator proses belajar mengajar.
b)      Mampu menyusun bahan pelajaran atas dasar pendekatan struktur, interdisipliner, fungsional, behavior, dan teknologi.
c)      Mampu menyusun garis besar program pengajaran (GPPP).
d)      Mampu memecahkan dan melaksanakan teknik-teknik mengajar yang baik dalam mencapai tujuan pendidikan.
e)      Mampu merencanakan dan melaksanakan evaluasi pendidikan.
f)        Memahami dam mampu melaksankan kegiatan dan pendidikan luar sekolah.[9]
Untuk melihat apakah seorang guru dikatakan profesional atau tidak, dapat dilihat dari dua perspektif. Pertama, dilihat dari tingkat pendidikan minimal dari latar belakang pendidikan untuk jenjang sekolah tempat menjadi guru. Kedua, penguasaan guru terhadap materi bahan ajar, mengelola proses pembelajaran, mengelola siswa, melakukan tugas-tugas bimbingan, dan lain-lain. Demikian pula halnya seorang guru profesional, oleh karena dia menguasai betul tentang seluk-beluk pendidikan dan pengajaran serta ilmu-ilmu lainnya. Tambahan lagi dia telah mendapatkan pendidikan khusus menjadi guru dan memiliki keahlian khusus yang diperlukan untuk jenis pekerjann ini, sudah dapat dipastikan bahwa hasil usahanya akan lebih baik.

F.      Tujuan Pengembangan Profesional Guru
Pengembangan profesional guru bertujuan untuk memenuhi tiga kebutuhan yaitu:[10]
1. Kebutuhan sosial yang meningkatkan kemampuan sistem pendidikan yang efisien dan manusiawi, serta melakukan adaptasi untuk penyusunan kebutuhan-kebutuhan sosial.
2. Kebutuhan untuk menemukan cara-cara untuk membantu staf pendidikan guna mengembangkan pribadinya secara luas.
3. Kebutuhan untuk mengembangkan dan mendorong keinginan guru untuk menikmati dan mendorong kehidupan pribadinya, seperti halnya membantu siswa dalam mengembangkan keinginan dan keyakinan untuk memenuhi tuntutan pribadi yang sesuai dengan potensi dasarnya.
Selain apa yang telah dipaparkan di atas, guru profesional akan senantiasa melakukan hal-hal berikut ini:
a.       Punya tujuan jelas untuk pelajaran
Seorang guru yang baik menetapkan tujuan yang jelas untuk setiap pelajaran dan bekerja untuk memenuhi tujuan tertentu dalam setiap kelas.
b.      Punya keterampilan manajemen kelas yang baik
Seorang guru yang baik memiliki keterampilan manajeman kelas yang baik dan dapat memastikan prilaku siswa yang baik, saat siswa belajar dan kerja sama secara efektif, membiasakan menanamkan rasa hormat kepada seluruh komponen di dalam kelas.
c.       Selalu punya energi untuk siswanya
Seorang guru yang baik menaruh perhatian pada siswa di setiap percakapan atau diskusi dengan mereka. Guru yang baik juga punya kemampuan mendengar dengan saksama.
d.      Punya keterampilan mendisiplinkan yang efektif
Seorang guru yang baik memiliki keterampilan disiplin yang efektif sehingga dapat mempromosikan perubahan prilaku positif di dalam kelas.
e.       Dapat berkomunikasi dengan baik dengan orang tua
Seorang guru yang baik menjaga komunikasi terbuka dengan orang tua dan membuat mereka selalu update informasi tentang apa yang sedang terjadi di dalam kelas dalam hal kurikulum, disiplin, dan isu lainnya. Mereka membuat diri mereka selalu bersedia memenuhi panggilan telepon, rapat, email, dan twitter.
f.        Punya harapan yag tinggi pada siswanya
Seorang guru yang baik memiliki harapan yang tinggi dari siswa dan mendorong semua siswa di kelasnya untuk selalu bekerja dan mengerahkan potensi terbaik mereka.
g.       Pengetahuan tentang kurikulum
Seorang guru yang baik memiliki pengetahuan mendalam tentang kurikulum sekolah dan standar-standar lainnya. Mereka dengan sekuat tenaga memastikan pengajaran mereka memenuhi standar-standar itu.
h.       Pengetahuan tentang subjek yang diajarkan
Hal ini mungkin sudah jelas, tetapi kadang-kadang diabaikan. Seorang guru yang baik memiliki pengetahuan yang luar biasa dan antusiasmeuntuk subjek yang mereka ajarkan. Mereka siap untuk menjawab pertanyaan dan menyimpan bahan menarik bagi para siswa, bahkan bekerja sama dengan bidang studi lain demi pembelajaran yang kolaboratif.
i.         Selalu memberikan yang terbaik untuk anak-anak dan proses pembelajaran seorang guru yang baik bergairah mengajar dan bekerja dengan anak-anak. Mereka gembira dapat memengaruhi siswa dalam kehidupan mereka dan memahami dampak atau pengaruh yang mereka miliki dalam kehidupan siswanya, sekarang, dan nanti ketika siswanya sudah beranjak dewasa.


j.        Punya hubungan yang berkualitas dengan siswa
Seorang guru yang baik mengembangkan hubungan yang kuat dan saling hormat-menghormati dengan siswa dan membangun hubungan yang dapat dipercaya

G.    Aspek-Aspek Guru Profesional
Ada beberapa aspek-aspek guru profesional, berikut ini uraiannya:[11]
1.      Komitmen Tinggi
Seorang profesional harus mempunyai komitmen yang kuat pada pekerjaan yang sedang dilakukannya. Demikian halnya dengan guru, komitmen pada pekerjaan, termasuk bagaimana usaha mengantarkan siswa pada kesuksesan memutuhkan komitmen yang muncul dari dalam hati.
2.      Tanggung jawab
Seorang guru profesional harus bertanggung jawab penuh terhadap pekerjaan yang dilakukannya sendiri. Tanggung jawab berarti menanggung seluruh pekerjaan dan akibat dari pekerjaannya sendiri, tidak melibatkan orang lain.
3.      Befikir sistematis
Seorang guru profesional harus mampu berfikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya. Pepatah bahwa pengalaman adalah guru terbaik memang benar, apalagi untuk profesi guru. Keahlian guru dalam mengelola kelas dan memahami siswa membutuhkan pengalaman serta waktu yang dapat membuat guru bertambah pengalaman.
4.      Penguasan materi
Seorang profesional harus menguasai secara mendalam bahan atau materi pekerjaan yang dilakukannya. Penguasaan materi dapat dilaksanakan dengan berbagai kegiatan, seperti mengambil studi lanjut, membaca dan menulis artikel ilmiah, serta selalu meng-update ilmu pengetahuan.
5.      Menjadi bagian dari masyarakat profesional
Seorang profesional harus aktif bersama profesional lain yang tergabung dalam wadah organisasi atau asosiasi. Guru memiliki wadah organisasi mulai dari tingkat di sekolah sampai tingkat nasional/internasional.
6.      Aotonomy (mandiri untuk melaksanakan tugasnya)
Seorang guru profesional mandiri dalam melaksanan tugas utamanya, yaitu merencanakan, melaksanakan, dan melakukan penilaian terhadap proses dan hasil belajar. Guru seharusnya tidak tergantung pada orang lain, tetapi dapat berkolaborasi dan berkoordinasi dengan teman sejawat.
7.      Teacher research
Saat ini mulai diperkenakan teaching by research. Guru profesional  untuk selalu melaksanakan kegiatan penelitian, minimal penelitian tindakan kelas di kelas yang diampunya. Dari penelitian, guru akan memiliki keterampilan dalam menemukan masalah, menganalisis, dan melakukan perbaikan atau penyelesaian masalah tersebut.[12]
8.      Publication
Selain meneliti, guru profesional juga dituntut untuk menulis karya ilmiah, baik yang dipublikasikan maupun tidak dipublikasikan. Namun demikian, karya yang dipublikasikan dalam jurnal maupun buku ikut memengaruhi citra guru sebagai seorang yang profesional.
9.      Profesional organization
Guru profesional adalah guru yang aktif dalam organisasi profesi. Dalam wadah organisasi, biasanya akan dibahas berbagai macam perkembangan dunia guru dan pendidikan. Hal ini tentunya dapat menambah perbendaharaan ilmu guru. Selain itu, ketika guru memiliki permasalahan, guru memiliki wadah untuk menyampaikan permasalahan dan mendiskusikannya, dan harapannya adalah terselesaikan masalh tersebut.
BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Secara umum dan makna yang luas guru adalah orang yang mengajari orang lain atau kelompok orang, baik di lembaga pendidikan formal maupun lembaga pendidikan nonformal. Guru sebagai pendidik profesional mempunyai citra yang baik di masyarakat apabila  dapat menunjukkan bahwa ia layak menjadi panutan atau tauladan bagi masyarakat yang ada di sekelilingnya. Masyarakat akan melihat karakter atau sikap dan perbuatan guru itu sehari-hari, apakah memang patut ai teladani atau tidak. Seorang guru harus memiliki karakter atau sikap itu dapat di contoh atau di teladani oleh masyarakat secara umum, dan khusus oleh peserta didiknya.
Seorang pekerja profesional, khususnya guru dapat dibedakan dari seorang teknisi, karena di samping mengusai sejumlah teknik serta prosedur kerja tertentu, seorang pekerja profesional juga ditandai adanya Informed responsiveness terhadap implikasi kemasyarakatan dari objek kerjanya. Hal ini berarti bahwa seorang pekerja profesional atau guru harus memiliki persepsi filosofis dan ketanggapan yang bijaksana yang lebih mantap dalam menyikapi dan melaksanakan pekerjaannya.

B.     Saran
Dalam pembuatan makalah ini tentunya masih banyak terdapat kesalahan dan kekhilafan, untuk itu kami sangat mengharapkan masukan dari para pembaca kritik dan saran yang sifatnya membangun, sehingga dapat menjadi acuan kami kedepan dalam membuat makalah.





DAFTAR PUSTAKA

Firdaus, Makalah Profesi Keguruan, (Sumber: http://afirdaus 790. blogspot. com diunggah pada 12/10//2012 pukul, dan diakses pada 14 Maret 2018 pukul 19.00 Wib

Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional.(Jogjakarta: Ar Ruzz 2014)

Hamka Abdul Aziz. Karakter Guru Profesional, .(Jakarta: Al Mawardi, 2012).




[3] Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional.(Jogjakarta: Ar Ruzz 2014). h.  73
[4] Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional.(Jogjakarta: Ar Ruzz 2014). h.  74
[5] Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional.(Jogjakarta: Ar Ruzz 2014). h.  75
[6] Hamka Abdul Aziz. Karakter Guru Profesional, .(Jakarta: Al Mawardi, 2012). h.  113
[7] Hamka Abdul Aziz. Karakter Guru Profesional, .(Jakarta: Al Mawardi, 2012). h.  115
[8] Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional.(Jogjakarta: Ar Ruzz 2014). h.  78
[9] Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional.(Jogjakarta: Ar Ruzz 2014). h.  79
[10] Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional.(Jogjakarta: Ar Ruzz 2014). H.  80
[11] Hamka Abdul Aziz. Karakter Guru Profesional, .(Jakarta: Al Mawardi, 2012). h.  115
[12] Hamka Abdul Aziz. Karakter Guru Profesional, .(Jakarta: Al Mawardi, 2012). h.  116

No comments:

Post a Comment