BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Karakteristuk
guru yang profesional yaitu mencakup tentang kepribadian, dan lain-lain. Guru
profesional adalah guru yang mampu menerapkan hubungan yang berbentuk
multidimensional. Guru yang demikian adalah guru yang secara internal memenuhi
kriteria admistratif, akademis, dan kribadian. Adapun persyaratan seorang guru
profesional, khusunya dalam perspektif pendidikan islam. Diantara persyaratan
tersebut adalah : (a). Sehat jasmani dan Rohani, (b). Bertaqwa, (c). Berilmu
pengetahuan, (d). Berlaku adil,(e). Berwibawa, (f). Ikhlas, (g). Mempunyai
tujuan yang rabbani, mampu merencanakan dan melaksanakan evaluasi pandidikan
dan menguasai bidang yang ditekuninya. Dan Jabatan
seorang guru merupakan jabatan yang
profesional yang harus memenuhi standar kualifikasi tertentu. Guru sebagai
suatu profesi kependidikan menuntut kompetensi profesional terhadap para guru,
yang menimbulkan persyaratan sertifikasi
dan pengalaman yang luas yang di peroleh dari institusi pendidikan guru dan
program pendidikan guru yang bermutu, relevan dengan kebutuhan lapangan dan
berlangsung secara berkesinambungan (bersamaan).
B.
Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah
ini adalah :
1.
Apa yang dimaksud karakteristik guru ?
2.
Apa yang dimaksut guru profesional ?
3.
Apa saja macam-macam karakteristik guru ?
4.
Sebutkan ciri-ciri propesional keguruan ?
5.
Apa saja kriteria profesional ?
6.
Apa tujuan pengembangan profesional guru ?
7.
Sebutkan aspek-aspek profesional guru ?
C.
Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan pembahasan makalah ini adalah :
1.
Mengetahui
karakteristik guru.
2.
Mengetahui guru professional.
3.
Mengetahui macam-macam karakteristik guru.
4.
Mengetahui ciri-ciri propesional keguruan.
5.
Mengetahui kriteria professional.
6.
Mengetahui tujuan pengembangan profesional
guru.
7.
Mengetahui aspek-aspek profesional guru.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Karakteristik
Guru
Sebelum
membahas tentang karakteristik guru, terlebih dahulu kita ketahui apa itu
pengertian guru. Secara etimologis, guru sering di sebut pendidik. Dalam bahasa
arab, ada beberapa kata yang menunjukkan profesi ini seperti : muddaris,
mu’alim, murabbi dan mu’adib, yang memiliki makna yang sama, namun
masing-masing mempunyai karakteristik yang berbeda. Di samping kata-kata
tesebut, juga sering di gunakan kata ustadz atau syaik. Sedangkan secara
termonologis, guru sering di artikan sebagi orang yang bertanggung jawab
terhadap perkembangan siswa dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi
(fitrah) siswa baik potensi kognitif,
potensi afektif, maupun potensi psikomotorik.
Secara
umum dan makna yang luas guru adalah orang yang mengajari orang lain atau
kelompok orang, baik di lembaga pendidikan formal maupun lembaga pendidikan
nonformal. Guru sebagai pendidik profesional mempunyai citra yang baik di
masyarakat apabila dapat menunjukkan
bahwa ia layak menjadi panutan atau tauladan bagi masyarakat yang ada di
sekelilingnya. Masyarakat akan melihat karakter atau sikap dan perbuatan guru
itu sehari-hari, apakah memang patut ai teladani atau tidak. Seorang guru harus
memiliki karakter atau sikap itu dapat di contoh atau di teladani oleh
masyarakat secara umum, dan khusus oleh peserta didiknya
Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa karakteristik guru adalah segala tindakan atau
sikap dan perbuatan guru baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.
Contohnya, bagaimana guru meningkatkan pelayanan, meningkatkan pengetahuan,
memberi arahan, bimbingan dan motivasi kepada peserta didiknya, bagaimana cara
guru berpakaian dan berbicara serta cara bergaul baik dengan peserta didik,
teman sejawat, serta anggota masyarakat lainya.
B.
Guru profesional
Guru
profesional adalah guru yang mampu menerapkan hubungan yang berbentuk
multidimensional. Guru yang demikian adalah guru yang secara internal memenuhi
kriteria admistratif, akademis, dan kribadian. Adapun persyaratan seorang guru
profesional, khusunya dalam perspektif pendidikan islam. Diantara persyaratan
tersebut adalah :
1.
Sehat jasmani dan Rohani.
2.
Bertaqwa.
3.
Berilmu pengetahuan.
4.
Berlaku adil.
5.
Berwibawa.
6.
Ikhlas.
7.
Mempunyai tujuan yang mampu merencanakan dan melaksanakan evaluasi pandidikan
dan menguasai bidang yang ditekuninya.
Ketujuh
syarat ini penting bagi guru profesional, secara garis besar dapat dikelompokan
ke dalam tiga katagori, yaitu persyaratan administatif, akademis, dan
kepribadian. Persyaratan administratif, yaitu persyaratan yang harus dimiliki
oleh seorang guru yang ingin menjadi profesional dalam kaitannya dengan
persyaratan legal formal.[3]
Dalam
konteks keindonesiaan, persyaratan administratif merupakan salah satu
persyaratan yang sangat penting. Persyaratan akademis, yaitu persyaratan yang
harus dimiliki seorang guru yang ingin menjadi profesional dalam kaitannya
dengan kapabilitas dan kualitas intlektual. Pesyaratan akademis juga merupakan
persyaratan yang sangat penting bagi seorang guru profesional. Persyaratan ini
sangat menentukan keberhasilan proses pendidikan yang dilaksanakannya.
Kesuksesan
pendidikan bukan hanya menjadi beban dan tanggung jawab sang murid sebagai
pencari ilmu, akan tetapi justru gurulah yang memegang peran dominan. Karena
jika sang guru secara akademis sudah tidak memadai, maka dengan sendirinya
keterampilan untuk mengajar, kemampuan penguasaan materi pengajaran,
sebagaimana pengevaluasian keberhasilan murid tidak dimiliki secara akurat dan
benar. Hal ini jelas sangat merugikaan proses pendidikan yang bukan hanya
berakibat fatal bagi seorang murid, melainkan bagi seluruh murid atau bahkan
seluruh pendidikan.
Pesyaratan
kepribadian, yaitu persyaratan yang harus dimiliki seorang guru yang ingin
menjadi profesional dalam kaitannya dengan sikap dan prilaku dalam kehidupan
sehari-hari. Sebagaimana diungkap di bagian awal bahwa guru adalah seseorang
yang harus gugu dan harus ditiru, khusunya oleh murid. Sebagai seseorang yang
gugu dan ditiru dengan sendirinya mensyaratkan secara internal seorang guru
harus memiliki kpribadian dan prilaku yang baik. Sebagai guru yang profesional
tidak ada alasan lain kecuali berakhlak yang mulia baik dalam kaitannya dengan
orang lain dan lingkuangan. Secara rohani seorang guru profesional harus
terpenuhi kebutuhan minimalnya seperti keamanan, ketentraman, kebebasa
berfikir, dan kebebasan mengekspresikan keyakinan ideologi atau agamanya. [4]
Secara
jasmani seorang guru profesional harus terpenuhi kebutuhan fisiologisnya
meskipun dengans tandar minimal seperti jaminan sandang, pangan, papan dan
kesehatan. Kebutuhan jasmani ini sangat berbeda dengan kebutuhan rohani. Secara
sosial, seorang guru profesional harus terpenuhi kebutuhan sosialnya meskipun
dengan standar paling minimal kebutuhan sosial bagi seorang guru misalnya
mengikuti tren dan mode yang sedang muncul baik dalam masalaah keilmuan,
pakaian, maupun sarana mobilitas. Keilmuan seorang gutu tidak mungkin bersifat
statis tanpa adanya pengembangan atau paling tidak mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan yang sedang berlangsung. Semua ini hanya dapat dipenuhi dengan
memenuhi kebutuhan untuk mengakses ilmu pengetahuan yang baru melalui media
elektronik, media cetak, atau bahkan lewat berbagai pertemuan ilmiah.[5]
C.
Macam-Macam Karakteristik Guru Profesional
Adapun
macam-macam karakteristik guru profesional adalah sebagai berikut :[6]
1.
Taat pada peraturan perundang-undangan
Pada kode etik guru indonesia butir sembilan di sebutkan bahwa “guru
melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan”.
Kebijaksanaan pendidikan di negara kita di pegang oleh pemerintah. Dalam rangka
pembangunan pendidikan di indonesia, pemerintah melalui depertemen pendidikan
nasional mengeluarkan peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan yang
merupakan kebijaksanaan yang akan di
laksanakan oleh aparatnya.
Salah satu unsur aparatur negara adalah guru. Karena itu, guru mutlak
perlu mengetahui kebijaksaan-kebijaksaan pemerintah khususnya dalam bidang
pendidikan. Sehingga dapat melaksanakan kebikajakan-kebijakan tersebut.
2.
Memelihara dan Meningkatkan Organisasi
Profesi
Guru bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi guru
sebagai sarana perjuangan dan pengabdian. Persatuan Guru Republik Indonesia
(PGRI) merupakan salah organisasi profesi guru. PGRI sebagai profesi memerlukan
pembinaan agar lebih berdaya guna dan berhasil guna sebagai wadah usaha untuk
membawakan misi dan memantapkan profesi guru. Keberhasilan usaha tersebut
sunnah bergantung pada kesadaran para anggotanya, rasa tanggung jawab dan
kewajiban para anggotanya.
Pada kode etik guru butir enam dikatakan bahwa guru secara pribadi dan
bersama-sama mengembangkan, meningkatkan mutu dan martabat profesinya. Dasar
ini sangat tegas mewajibkan kepada seluruh anggota profesi guru untuk selalu
meningkatkan mutu dan martabat profesi gutu itu sendiri.
3. Memelihara Hubungan Dengan Teman Sejawat.
Pada butir tujuh kode etik guru disebutkan
bahwa guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan
kesetiankawanan sosial ini berarti bahwa guru hendaknya menciptakan dan
memelihara hubungan sesama guru dalam lingkungan kerjanya, juga guru hendaknya
menciptakan dan memelihara semangat kekeluargaan serta kesetiakawanan sosial di
dalam lingkungan di luar kerjanya.
Hubungan sesama anggota profesi dapat dilihat
dari dua segi yakni hubungan formal dan hubungan kekeluargaan. Hubungan formal
adalah hubungan yang diperlu dilakukan dalam rangka melakukan tugas kedinasan.
Sedangkan hubungan kekeluargaan adalah hubungan bersaudara yang perlu dilakukan
baik dalam lingkungan kerja maupun dalam hubungan keseluruhan dalam rangka
menunjang tercapainya keberhasilan anggota profesi misalnya sebagai pendidik bangsa.
4. Membimbing Peserta Didik
Pada kode etik guru dengan jelas dituliskan
bahwa guru berbakti membimbing peserta didik untuk manusia indonesia seutuhnya
yang jiwa pancasila. Adapun karakteristik yang sangat disenangi para peserta
didik adalah :
a. Demokrasi guru memberikan kebebasan kepada
siswa, memberikan kesempatan untuk berperan serta dalam berbagai kegiatan, dan
tidak bersifat otoriter.
b. Kooperatif saling bekerjasama, toleransi,
dan dilandasi sifat kekeluargaan yang tinggi.
c.
Baik hati yaitu suka memberi dan berkorban untuk peserta didiknya.
d.
Sabar yaitu guru yang mampu menahan diri.
e.
Adil yaitu tidak membeda-bedakan peserta didik dalam segala hal.
f.
Konsisten yaitu selalu bertindak sesuai dengan ucapannya.
g. Terbuka bersedia menerima keritikan, saran
dan mengakui kekurangannya.
h.
Suka menolong.
i.
Ramah.
j.
Suka humor.
k.
Memiliki bermacam minat.
l.
Mengusai bahan pelajaran.
m.
Peduli dan perhatian kepada siswa.
5. Menciptakan Suasana Yang Baik Ditempat Kerja.
Suasana yang baik ditempat kerja akan
meningkatkan produktivitas. Hal ini disadari dengan sebaik-baiknya oleh setiap
guru, dan guru berkewajiban menciptakan suasana yang baik dalam lingkuangan
untuk menciptakan suasana yang kondusif.
6. Taat Terhadap Pemimpin
Dari organisasi guru, ada strata kepemimpinan
mulai dari kepengurusan cabang daerah sampai kepusat. Begitu pula dengan dinas
pendidikan. Dengan demikian seorang guru harus taat kepada pemimpinnya dengan
menjalankan kebijakan-kebijakan dengan mendengarkan arahan-arahan yang
disampaikan oleh penentu kebijakan.
7. Cinta Terhadap
Pekerjaan
Orang yang telah memiliki profesi keguruan
akan behasil bila mencintai pekerjaannya. Artinya dia berbuat apapun agar
karirnya berhasil dengan baik. Termasuk tugasnuya melayani dengan baik kepada
siapa yang membutuhkan bantuannya.
Seorang
pekerja profesional, khususnya guru dapat dibedakan dari seorang teknisi,
karena di samping mengusai sejumlah teknik serta prosedur kerja tertentu,
seorang pekerja profesional juga ditandai adanya Informed responsiveness
terhadap implikasi kemasyarakatan dari objek kerjanya. Hal ini berarti bahwa
seorang pekerja profesional atau guru harus memiliki persepsi filosofis dan
ketanggapan yang bijaksana yang lebih mantap dalam menyikapi dan melaksanakan
pekerjaannya. Dalam suatu pekerjaan yang bersifat profesional dipergunakan
teknik serta prosedur yang bertumpu pada landasan intlektual, yang secara
sengaja harus dipelajari dan secara langsung dapat dipergunakan bagi
kemaslahatan orang lain. Pekerja profesional pada hakikatbya adalah seorang
yang melakukan pelayanan atau pengabdian yang dilandasi dengan kemampuan
prifesional serta fasafah hidup yang mantap. Pekerjaan profesional juga bisa
dikatakan pekerjaan yang dipersiapkan melalui proses pendidikan dan pelatihan.
D.
Ciri – Ciri Profesional Keguruan
Ada pun ciri-ciri karakteristik guru professional menurut para ahli
sebagai berikut:[7]
1.
Menurut Robert W. Richey cirri-ciri
karakteristik guru profesional sebagai berikut :
a)
Para guru akan bekerja hanya semata-mata
memberikan pelayanan kemanusian dari pada usaha untuk kepentingan pribadi.
b)
Para guru secara hukum dituntut untuk
memenuhi berbagai persyaratan untuk mendapatkan lisensi mengajar serta
persyaratan menjadi anggota organisasi guru.
c)
Para guru dituntut memiliki pemahaman serta
keterampilan yang tinggi dalam hal pengajar, metode, anak didik, dan landasan
kependidikan.
d)
Para guru dalam organisasi profesional,
mimiliki publikasi profesional yang dapat ketinggalan, bahkan selalu mengikuti
peekembangan yang terjadi.
e)
Para guru, diusahakan untuk selalu mengikuti
kursus-kursus, workshop, seminar, konvensi serta terlibat secara luas dalam
berbagai kegiatan in service.
f)
Para guru diakui sepenuhnya sebagai suatu
karier hidup.
g)
Para guru memiliki nilai dan etika yang
berfungsi secara nasional maupun secara lokal.
h)
Guru mempunyai komitmen pada siswa dan proses
belajarnya. Ini berarti bahwa komitmen tertinggi guru adalah kepada kepentingan
siswanya.
i)
Guru menguasai secara mendalam bahan/mata
pelajaran yang diajarkannya serta cara mengajarkannya kepada siswa. Bagi guru,
hal ini merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
j)
Guru bertangung jawab memantau hasil belajar
siswa melalui berbagai teknik evaluasi, mulai cara pengamatan dalam prilaku
siswa sampai tes hasil belajar.
k)
Guru mampu berfikir secara sistematis tentang
apa yang dilakukannya, dan belajar dari pengalamannya. Artinya, harus selalu
ada waktu untuk guru guna mengadakan refleksi dan koreksi terhadap apa yang
telah dilakukannya.
l)
Guru seyogianya merupakan bagian dari
masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya, misalnya kalau di
Indonesia,PGRI dan organisasi profesi lainnya.
Dari ciri-ciri tersebut mengindikasikan bahwa
menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan yang gampang, seperti yang dibayangkan
oleh sebagian orang, dengan bermodal penguasaan materi dan menyampaikan kepada
siswa sudah cukup. Anggapan tersebut belumlah dapat dikategorikan sebagai guru
yang memiliki pekerjaan profesional. Sebab, guru yang profesional harus
memiliki berbagai keterampilan, kemampuan khusus, mencintai pekerjaannya, dan
menjaga kode etik guru.
Menjadi guru era global pasti tidaklah mudah.
Ada berbagai persyaratan yang harus dipenuhi agar ia dapat berkembang menjadi
guru yang profesional. Secara akademik, agar guru menjadi seorang profesional,
harus memiliki ciri atau karakteristik.
2. Ciri-ciri
karakteristik menurut Houle (Suyanto) adalah:
a) Harus memiliki landasan pengetahuan yang
kuat.
b) Harus berdasarkan kompetensi individual.
c) Memiliki sistem seleksi dan sertifikasi.
d) Ada kerja sama dan kompetensi yang sehat
antar sejawat.
e) Adaya kesadaran perofesional yang tinggi.
f) Memiliki prinsip-prinsip etik (kode etik).
g) Memiliki sistem sanksi profesi.
h) Adanya militansi individual.
i) Memiliki organisasi profesi.
E.
Kriteria Profesional
Guru adalah jibatan professional yang memerlukan berbagai keahlian
khusus. Sebagai suatu profesi, maka harus memenuhi criteria professional
sebagai berikut :[8]
1. Fisik
a) Sehat
jasmani dan rohani.
b) Tidak
mempunyai cacat tubuh yang bias menimbulkan ejekan/cemoohan atau rasa kasihan
dari anak didik.
2. Mental
atau kepribadian
a) Berkepribadian/berjiwa
pancasila.
b) Mempu
menghayati GBHN.
c) Mencintai
bangsa dan sesame manusia dan rasa kasih sayang kepada anak didik.
d) Berbudu
pekerti yang luhur.
e) Berjiwa
kreatif yaitu dapat memanfaatkan rasa pendidikan yang ada secara maksimal.
f)
Mampu menyuburkan sikap demokrasi dan penuh
tenggang rasa.
g) Mampu
mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab yang besar akan tugasnya.
h) Mampu
mengembangkan kecerdasan yang tinggi.
i)
Bersifat terbuka, peka, dan inovatif.
j)
Menunjukan rasa cinta kepada profesinya.
k) Ketaatannya
akan disiplin.
l)
Memiliki sense of humor.
3.
Keilmiahan/pengetahuan
a)
Memahami ilmu yang dapat melandasi
pembentukan pribadi.
b)
Memahami ilmu pendidikan dan keguruan dan
mampu menerapkan dalam tugasnya sebagai pendidik.
c)
Memahami, menguasai, serta mencintai ilmu
pengetahuan yang akan diajarkan.
d)
Memiliki pengetahuan yang cukup tentang
bidang-bidang yang lain.
e)
Senang membaca buku-buku ilmiah.
f)
Mampu memecahkan persoalan secara sistematis,
terutama yang berhubungan dengan bidang studi
g)
Memahami prinsip-prinsip kegiatan belajar
mengajat.
4.
Keterampilan
a)
Mampu berperan sebagai organisator proses
belajar mengajar.
b)
Mampu menyusun bahan pelajaran atas dasar
pendekatan struktur, interdisipliner, fungsional, behavior, dan teknologi.
c)
Mampu menyusun garis besar program pengajaran
(GPPP).
d)
Mampu memecahkan dan melaksanakan
teknik-teknik mengajar yang baik dalam mencapai tujuan pendidikan.
e)
Mampu merencanakan dan melaksanakan evaluasi pendidikan.
f)
Memahami dam mampu melaksankan kegiatan dan
pendidikan luar sekolah.[9]
Untuk melihat apakah seorang guru dikatakan
profesional atau tidak, dapat dilihat dari dua perspektif. Pertama, dilihat
dari tingkat pendidikan minimal dari latar belakang pendidikan untuk jenjang
sekolah tempat menjadi guru. Kedua, penguasaan guru terhadap materi bahan ajar,
mengelola proses pembelajaran, mengelola siswa, melakukan tugas-tugas
bimbingan, dan lain-lain. Demikian pula halnya seorang guru profesional, oleh
karena dia menguasai betul tentang seluk-beluk pendidikan dan pengajaran serta
ilmu-ilmu lainnya. Tambahan lagi dia telah mendapatkan pendidikan khusus
menjadi guru dan memiliki keahlian khusus yang diperlukan untuk jenis pekerjann
ini, sudah dapat dipastikan bahwa hasil usahanya akan lebih baik.
F.
Tujuan Pengembangan Profesional Guru
Pengembangan profesional guru bertujuan untuk memenuhi tiga kebutuhan
yaitu:[10]
1. Kebutuhan sosial yang meningkatkan
kemampuan sistem pendidikan yang efisien dan manusiawi, serta melakukan
adaptasi untuk penyusunan kebutuhan-kebutuhan sosial.
2. Kebutuhan untuk menemukan cara-cara untuk
membantu staf pendidikan guna mengembangkan pribadinya secara luas.
3. Kebutuhan untuk mengembangkan dan
mendorong keinginan guru untuk menikmati dan mendorong kehidupan pribadinya,
seperti halnya membantu siswa dalam mengembangkan keinginan dan keyakinan untuk
memenuhi tuntutan pribadi yang sesuai dengan potensi dasarnya.
Selain apa yang telah dipaparkan di atas, guru
profesional akan senantiasa melakukan hal-hal berikut ini:
a.
Punya tujuan jelas untuk pelajaran
Seorang guru yang baik menetapkan tujuan yang jelas untuk setiap
pelajaran dan bekerja untuk memenuhi tujuan tertentu dalam setiap kelas.
b.
Punya keterampilan manajemen kelas yang baik
Seorang guru yang baik memiliki keterampilan manajeman kelas yang baik
dan dapat memastikan prilaku siswa yang baik, saat siswa belajar dan kerja sama
secara efektif, membiasakan menanamkan rasa hormat kepada seluruh komponen di
dalam kelas.
c.
Selalu punya energi untuk siswanya
Seorang guru yang baik menaruh perhatian pada siswa di setiap percakapan
atau diskusi dengan mereka. Guru yang baik juga punya kemampuan mendengar
dengan saksama.
d.
Punya keterampilan mendisiplinkan yang
efektif
Seorang guru yang baik memiliki keterampilan disiplin yang efektif
sehingga dapat mempromosikan perubahan prilaku positif di dalam kelas.
e.
Dapat berkomunikasi dengan baik dengan orang
tua
Seorang guru yang baik menjaga komunikasi terbuka dengan orang tua dan
membuat mereka selalu update informasi tentang apa yang sedang terjadi di dalam
kelas dalam hal kurikulum, disiplin, dan isu lainnya. Mereka membuat diri
mereka selalu bersedia memenuhi panggilan telepon, rapat, email, dan twitter.
f.
Punya harapan yag tinggi pada siswanya
Seorang guru yang baik memiliki harapan yang tinggi dari siswa dan
mendorong semua siswa di kelasnya untuk selalu bekerja dan mengerahkan potensi
terbaik mereka.
g.
Pengetahuan tentang kurikulum
Seorang guru yang baik memiliki pengetahuan mendalam tentang kurikulum
sekolah dan standar-standar lainnya. Mereka dengan sekuat tenaga memastikan
pengajaran mereka memenuhi standar-standar itu.
h.
Pengetahuan tentang subjek yang diajarkan
Hal ini mungkin sudah jelas, tetapi kadang-kadang diabaikan. Seorang
guru yang baik memiliki pengetahuan yang luar biasa dan antusiasmeuntuk subjek
yang mereka ajarkan. Mereka siap untuk menjawab pertanyaan dan menyimpan bahan
menarik bagi para siswa, bahkan bekerja sama dengan bidang studi lain demi
pembelajaran yang kolaboratif.
i.
Selalu memberikan yang terbaik untuk
anak-anak dan proses pembelajaran seorang guru yang baik bergairah mengajar dan
bekerja dengan anak-anak. Mereka gembira dapat memengaruhi siswa dalam
kehidupan mereka dan memahami dampak atau pengaruh yang mereka miliki dalam
kehidupan siswanya, sekarang, dan nanti ketika siswanya sudah beranjak dewasa.
j.
Punya hubungan yang berkualitas dengan siswa
Seorang guru yang baik mengembangkan hubungan yang kuat dan saling
hormat-menghormati dengan siswa dan membangun hubungan yang dapat dipercaya
G.
Aspek-Aspek Guru Profesional
Ada
beberapa aspek-aspek guru profesional, berikut ini uraiannya:[11]
1.
Komitmen Tinggi
Seorang profesional harus mempunyai komitmen
yang kuat pada pekerjaan yang sedang dilakukannya. Demikian halnya dengan guru,
komitmen pada pekerjaan, termasuk bagaimana usaha mengantarkan siswa pada
kesuksesan memutuhkan komitmen yang muncul dari dalam hati.
2.
Tanggung jawab
Seorang guru profesional harus bertanggung
jawab penuh terhadap pekerjaan yang dilakukannya sendiri. Tanggung jawab
berarti menanggung seluruh pekerjaan dan akibat dari pekerjaannya sendiri,
tidak melibatkan orang lain.
3.
Befikir sistematis
Seorang guru profesional harus mampu berfikir
sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya.
Pepatah bahwa pengalaman adalah guru terbaik memang benar, apalagi untuk
profesi guru. Keahlian guru dalam mengelola kelas dan memahami siswa
membutuhkan pengalaman serta waktu yang dapat membuat guru bertambah
pengalaman.
4.
Penguasan materi
Seorang profesional harus menguasai secara
mendalam bahan atau materi pekerjaan yang dilakukannya. Penguasaan materi dapat
dilaksanakan dengan berbagai kegiatan, seperti mengambil studi lanjut, membaca
dan menulis artikel ilmiah, serta selalu meng-update ilmu pengetahuan.
5.
Menjadi bagian dari masyarakat profesional
Seorang profesional harus aktif bersama
profesional lain yang tergabung dalam wadah organisasi atau asosiasi. Guru
memiliki wadah organisasi mulai dari tingkat di sekolah sampai tingkat
nasional/internasional.
6.
Aotonomy (mandiri untuk melaksanakan
tugasnya)
Seorang guru profesional mandiri dalam
melaksanan tugas utamanya, yaitu merencanakan, melaksanakan, dan melakukan
penilaian terhadap proses dan hasil belajar. Guru seharusnya tidak tergantung
pada orang lain, tetapi dapat berkolaborasi dan berkoordinasi dengan teman
sejawat.
7.
Teacher research
Saat ini mulai diperkenakan teaching by
research. Guru profesional untuk selalu
melaksanakan kegiatan penelitian, minimal penelitian tindakan kelas di kelas
yang diampunya. Dari penelitian, guru akan memiliki keterampilan dalam
menemukan masalah, menganalisis, dan melakukan perbaikan atau penyelesaian
masalah tersebut.[12]
8.
Publication
Selain meneliti, guru profesional juga
dituntut untuk menulis karya ilmiah, baik yang dipublikasikan maupun tidak
dipublikasikan. Namun demikian, karya yang dipublikasikan dalam jurnal maupun
buku ikut memengaruhi citra guru sebagai seorang yang profesional.
9.
Profesional organization
Guru profesional adalah guru yang aktif dalam
organisasi profesi. Dalam wadah organisasi, biasanya akan dibahas berbagai
macam perkembangan dunia guru dan pendidikan. Hal ini tentunya dapat menambah
perbendaharaan ilmu guru. Selain itu, ketika guru memiliki permasalahan, guru
memiliki wadah untuk menyampaikan permasalahan dan mendiskusikannya, dan
harapannya adalah terselesaikan masalh tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara umum dan makna yang luas guru adalah orang yang mengajari orang
lain atau kelompok orang, baik di lembaga pendidikan formal maupun lembaga
pendidikan nonformal. Guru sebagai pendidik profesional mempunyai citra yang
baik di masyarakat apabila dapat
menunjukkan bahwa ia layak menjadi panutan atau tauladan bagi masyarakat yang
ada di sekelilingnya. Masyarakat akan melihat karakter atau sikap dan perbuatan
guru itu sehari-hari, apakah memang patut ai teladani atau tidak. Seorang guru
harus memiliki karakter atau sikap itu dapat di contoh atau di teladani oleh
masyarakat secara umum, dan khusus oleh peserta didiknya.
Seorang
pekerja profesional, khususnya guru dapat dibedakan dari seorang teknisi,
karena di samping mengusai sejumlah teknik serta prosedur kerja tertentu,
seorang pekerja profesional juga ditandai adanya Informed responsiveness
terhadap implikasi kemasyarakatan dari objek kerjanya. Hal ini berarti bahwa
seorang pekerja profesional atau guru harus memiliki persepsi filosofis dan
ketanggapan yang bijaksana yang lebih mantap dalam menyikapi dan melaksanakan
pekerjaannya.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini tentunya masih banyak terdapat kesalahan dan
kekhilafan, untuk itu kami sangat mengharapkan masukan dari para pembaca kritik
dan saran yang sifatnya membangun, sehingga dapat menjadi acuan kami kedepan
dalam membuat makalah.
DAFTAR PUSTAKA
Firdaus, Makalah Profesi Keguruan, (Sumber: http://afirdaus 790. blogspot. com diunggah pada
12/10//2012 pukul, dan diakses pada 14 Maret 2018 pukul 19.00 Wib
Jamil Suprihatiningrum, Guru
Profesional.(Jogjakarta: Ar Ruzz 2014)
Hamka Abdul Aziz. Karakter Guru
Profesional, .(Jakarta: Al Mawardi, 2012).
[3] Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional.(Jogjakarta:
Ar Ruzz 2014). h. 73
[4] Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional.(Jogjakarta:
Ar Ruzz 2014). h. 74
[5] Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional.(Jogjakarta:
Ar Ruzz 2014). h. 75
[6] Hamka Abdul Aziz. Karakter Guru
Profesional, .(Jakarta: Al Mawardi, 2012). h. 113
[7] Hamka Abdul Aziz. Karakter Guru
Profesional, .(Jakarta: Al Mawardi, 2012). h. 115
[8] Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional.(Jogjakarta:
Ar Ruzz 2014). h. 78
[10] Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional.(Jogjakarta:
Ar Ruzz 2014). H. 80
[11] Hamka Abdul Aziz. Karakter Guru
Profesional, .(Jakarta: Al Mawardi, 2012). h. 115
No comments:
Post a Comment