Saturday, May 12, 2018

Makalah Bahasa Arab: Metode Langsung


BABI
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Munculnya metode langsung pada abad ke-19 masehi adalah akibat ketidakpuasan terhadap hasil pembelajaran bahasa arab, di samping merupakan reaksi dari kelemahan metode gramatika-tarjamah yang memiliki asumsi bahwa gramatika merupakan bagian dari falsafat dan logika, sehingga belajar bahasa apapun, termasuk belajar bahasa arab dapat memperkuat kemampuan berfikir logis, memecahkan masalah dan menguatkan hafalan. Konteks ini tentunya bertentangan dengan asumsi dengan langsung, yang memiliki tujuan bahwa proses pembelajaran bahasa jrab sania dengan pembelajaran bahasa ibu, artinya penggunaan bahasa dilakukan secara langsung dan intensif dalam berkomunikasi melalui mendengar dan berbicara. Sedangkan keterampilan membaca dan menulis dapat dikembangkan kemudian. Oleh karena itu peserta didik harus' dilakukan untuk berpikir dan praktek bahasa sasaran (Arab), dan penggunaan bahasa ibu sejauh mungkin harus dihindari sama sekali.
Lebih jauh ditegaskan bahwa pada abad ke-17 masehi, beberapa pakar reodidikan, di antaranya Comonius dan John Locke, mengadakan kritikan terhadap kelemahan metode klasik, kemudian mengaitkannya dengan metode langsung yang dianggap efektif, sebab metode klasik tersebut tegasnya lebih jauh hanya relevan diterapkan pada masanya saja. Munculnya kritikan ini bukan berarti metode klasik tidak kondisional, irtmya tidak dapat diaktualisasikan dewasa ini, namun pada kondisi tertentu . jde uimaksud dapat diimplementasikan dan direalisasikan. Relevan jengan konteks ini, maka mayoritas tenaga pendidik pondok modern khususnya menggunakan metode ini tanpa terkecuali, di antaranya adalah Pondok Modern Gontor, Pondok Modem Pabelan, Pondok Modem Daar el-Qalam dan lain sehagainya.
Dan mereka yakin bahwa metode langsung masih marketabie untuk diaktualisasikan saat ini, bahkan alumni institusi tersebut tetap eksis dan mengagumkan di bidang kemampuan bahasa asingnya.

B.    Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian hakikat bahasa ?
2.      Bagaimana desain metode langsung?
3.      Bagaimana jenis kegiatan belajar-mengajar ?
4.      Bagaimana peranan pembelajar, pengajar dan bahan ajar
5.      Bagaimana keunggulan dan kelemahan metode langsung keunggulan ?
6.      Bagaimana karakteristik?
7.      Bagaimana langkah-langkah presentasi metode langsung?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui apa pengertian hakikat bahasa
2.      Untuk mengetahui bagaimana desain metode langsung
3.      Untuk mengetahui bagaimana jenis kegiatan belajar-mengajar
4.      Untuk mengetahui bagaimana peranan pembelajar, pengajar dan bahan ajar
5.      Untuk mengetahui bagaimana keunggulan dan kelemahan metode langsung
6.      Untuk mengetahui bagaimana karakteristik
7.      Untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah langsung presentasi metode


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Hakikat Bahasa
Metode ini melihat bahasa sebagai apa yang diucapkan oleh penutur asli bahasa itu. Dengan demikian para pelajar bahasa tidak hanya mempelajari bahasa sasaran tetapi juga mempeiajari buaaya dari penutur asli.

B.     Hakikat Belajar Bahasa
Asumsi metode langsung tentang pembelajaran bahasa ialah bahwa proses belajar bahasa asing atau kedua sama dengan belajar bahasa ibu atau bahasa pertama, yaitu dengan penggunaan bahasa secara langsung dan intensif dalam komunikasi. Seperti se orang anak yang mempelajari bahasa ibunya, seorang pelajar juga mempeiajari bahasa asing dengan cara menyimak dan berbicara terlebih dahulu, sedang membaca dan menulis dapat dipelajari kemudian.[1]
Metode ini juga meyakini asumsi-asumsi berikut:
1.      Makna bahasa akan lebih jelas bila disajikan dengan menghadirkan benda fisik, seperti gambar, isyarat-isyarat dan pantomim.
2.      Koreksi sendiri (self-correction) yang dilakukan oleh siswa lebih efektif dibandingkan dengan koreksi guru.
3.      Kosa kata akan lebih gampang dipelajari jika digunakan dalam kalimat- kalimat dibanding dengan hanya dengan hafalan.
4.      Mengajarkan bahasa lain berarti mengambil sebuah peran sebagai seorang mitra bagi para siswa dalam kegiatan komunikasi.


C.    Desain Metode Langsung
Tujuan Para guru yang menggunakan Metode Langsung bertujuan agar para siswa bisa mempelajari bagaimana caranya berkomunikasi dalam bahasa sasaran. Untuk bisa melakukan hal tersebut dengan sukses, penting bagi para siswa untuk belajar berpikir dalam bahasa sasaran.
Model silabus yang digunakan dalam metoda langsung didasarkan pada situasi-situasi (sebagai contoh. satu unit akan berisi dari ungkapan-ungkapan yang digunakan di bank, dan unit yang lain berisi ungkapan-ungkapan ketika berbelanja) atau topik-topik (seperti geografi, uang, atau cuaca). Tata bahasa diajar secara induktif; yaitu para siswa diperkenalkan dengan contoh-contoh terlebih dahulu lalu mereka berusaha memahami kaidah-kaidah atau generalisasi kaidah yang berada di balik contoh-contoh tersebut. Aturan tatabahasa yang tegas (eksplisit) tidak boleh diberi. Para siswa mempraktekkan kosa kata dengan menggunakan kata-kata haru tersebut dalam kalimat-kalimat lengkap.[2]

D.    Jenis Kegiatan Belajar-Mengajar
Meskipun perhatian terhadap keempat ketrampilan berbahasa (membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan) terjadi sejak awai, tetapi komunikasi lisan dianggap sebagai dasar. Dengan demikian, latihan membaca dan menulis didasarkan pada latihan lisan yang telah dipraktektakkan terlebih duhulu oleh siswa. Pelafalan yang benar juga mendapatkan perhatian sejak awal pelajaran. Kemampuan berbahasa yang lebih diutamakan adalah kemampuan berbicara, 'ukan kemampuan menulis. Para siswa berbicara sebagian besar dalam bahasa sasaran dan mereka berkomunikasi seolah-olah mereka dalam situasi-situasi \ang riil.


E.     Peranan Pembelajar, Pengajar Dan Bahan Ajar
Meskipun guru mengarahkan aktivitas di kelas, peran siswa lebih aktif dibandingkan peran mereka dalam Metode Tata Bahasa-Terjamah. Guru dan para siswa lebih seperti mitra dalam pembelajaran. Di samping berfungsi sebagai seorang mitra, guru juga adalah seorang fasilitator; ia menunjukkan s e pada para siswa apa kesalahan yang mereka lakukan dan bagaimana cara mereka mengoreksi kesalahan tersebut.
Inisiasi interaksi pembelajaran berasal dari kedua belah pihak, dari guru kepada para siswa dan sebaliknya dari siswa kepada guru, meskipun inisiasi dari siswa sering berada dalam pengarahan guru. Para siswa juga berbicara antara yang satu dengan yang iain. Evaluasi daiam Metode Langsung dilakukan lebih banyak secara informal, para siswa diminta untuk menggunakan bahasa, bukan untuk menunjukkan pengetahuan mereka sekitar bahasa. Mereka diminta untuk melakukannya baik dengan ketrampilan lisan maupun tulisan.
Diantara prosedur pengajaran bahasa dengan Metode Langsung adalah yang diajukan oleh Titone. Teknik- teknik tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Jangan meneijemahkan, tetapi demonstrasikan
2.      Jangan menjelaskan, tetapi perankan
3.      Jangan berceramah, tetapi ajukan pertanyaan-pertanyaan
4.      Jangan meniru kekeliruan, tetapi perbaiki
5.      Jangan memakai kata-kata tunggai, tetapi gunakan kalimat
6.      Jangan berbicara terlalu banyak, tetapi upayakan siswa yang berbicara banyak Jangan mengekor pada buku, tetapi gunakan rencana pembelajaran sendiri

F.     Keunggulan dan Kelemahan Metode Langsung
Keunggulan Metode Langsung Keunggulan[3]
1.      Pelajar terampil menyimak dan berbicara karena para pelajar mendapat banyak latihan dalam bercakap-cakap khususnya mengenai topik-topik yang sudah dilatih dalam kelas.
2.      Pelajar menguasai pelafalan dengan baik seperti atau mendekati penutur asli.
3.      Pelajar mengetahui banyak kosa kata dan pemakaiannya daiam kalimat.
Kelemahan Metode Langsung Keunggulan
1.      Kemampuan pelajar dalam membaca untuk pemahaman lemah. karena materi dan latihan yang disediakan lebih menekankan pada ketrampilan berbahasa lisan.
2.      Metode ini menuntut para guru yang ideai dari segi keterampilan berbahasa (mempunyai kelancaran berbicara seperi atau mendekati penutur asli) dan kelincahan dalam penyajian pelajaran.
3.      Metode ini mempunyai prinsip-prinisp yang lebih tepat untuk digunakan dalam kelas kecil yang jumlah pelajarnya tidak banyak (kurang dari 20 orang siswa), dan tidak bisa dilaksanakan dalam kelas besar.

G.    Karakteristik
Ada beberapa karakteristik metode langsung terkait dengan proses pembelajaran bahasa arab, karakteristik dimaksud adalah sebagai berikut: [4]
1.      Memberi prioritas yang tinggi terhadap keterampilan berbicara sebagai ganti keterampilan membaca, menulis dan terjemah.
2.      Basis pembelajarannya terfokus kepada teknik demonstratif; menirukan dan menghafal langsung, dimana para peserta didik merepetisi kata, kalimat, dan percakapan melalui asosiasi, konteks serta defenisi yang diajarkan secara induktif, yaitu berangkat dari contoh-contoh kemudian diambil kesimpulan.
3.      Menghindari penggunaan bahasa ibu. Keempat, kemampuan komunikasi lisan dilatih secara cepat melalui tanya-jawab yang terencana dalam pola interaksi variatif. Kelima, Interaksi antar tenaga pendidik dan peserta didik terjalin komunikatif, dimana tenaga pendidik berperan sebagai stimulisator memberikan contoh-contoh, sedangkan peserta didik hanya merespon dalam bentuk menirukan, menjawab pertanyaan dan mendemonstarsikannya.

H.    Langkah-Langkah Presentasi Metode Langsung
Ada beberapa langkah presentasi proses pembelajaran bahasa arab melalui metode langsung ini, yaitu: [5]
1.      Pertama, tenaga pendidik memberikan perhatian besar dalam konteks penyajian materi secara lisan, khususnya pada bulan-bulan pertama.
2.      Kedua, iatihan berikutnya tenaga pendidik menampilkan teks dan mendiskusikannya secara lisan, sebelum memerintahkan peserta didik untuk dibaca. Hal ini diklasifikasikan melalui proses klasikal, kelompok dan individual.
3.      Ketiga, aktivitas berikutnya, memberikan kebebesan tenaga pendidik untuk menampilkan pertanyaan terkait dengan materi yang didiskusikan tadi dengan menggunakan bahasa arab, di samping itu bahasa ibu seaapat mungkin dihindari dalam proses pembelajaran.
4.      Keempat, gramatika dipresentasikan secara fungsional dalam kondisi lisan melalui pendekatan induktif.
5.      Kelima, Penyajian karangan bebas secara lisan dari teks bacaan yang telah disajikan dan didiskusikan sebelumnya.
6.      Keenam, Penggunaan sistem tarjamah hanya sebatas minimal- bagi peserta didik level intermediate dan advanced serta sangat dihindari pada level elementar.
7.      Ketujuh, Menampilkan materi yang memungkinkan peserta didik memahami budaya Arab
Berdasarkan term di atas, dapat ditarik sebuah sinopsis bahwa metode langsung sangat memprioritaskan keterampilan berbicara, tentunya tanpa mengabaikan tiga keterampilan lainnya (keterampilan mendengar, membaca, dan menulis). Selain itu, metedo langsung membutuhkan tenaga pendidik yang handai dan relatif lancar berbicara bahasa arab (native speaker), sehingga terpenuhinya kedua komponen dimaksud akan berimplikasi kepada tercapainya tujuan pembelajaran bahasa arab secara maksimal, yang memang sudah diprogramkan secara rapih. Dengan demikian, maka sangat minim sekali munculnya sebuah kegagalan, jika program itu terencana secara akurat.
Menganalisis proses pembelajaran bahasa arab melalui metode langsung, maka ada beberapa hal yang sangat urgen untuk dipaparkan berikut terkait dengan proses pembelajaran bahasa Arab.
1.      Metode ini sangat tepat untuk diaktualisasikan terhadap peserta didik yang memiliki kemampuan menengah, tidak begitu tepat bagi siswa yang brilian.
2.      Metode ini sangat membutuhkan tenaga pendidik yang relatif lancer (fashih) berbahasa arab, bahkan jika memungkinkan menghadirkan native speaker.
3.      Metode ini menciptakan peserta didik untuk membeo dan iancar berbahasa arab, kendati peserta didik seringkah menggunakan struktur bahasa ibu.
4.      Metode ini sangat menarik untuk dipresentasikan pada peserta didik pemula belajar bahasa (level elementary) dengan master drills yang memiliki kemampuan bahasa arab maksimal.[6]


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab II dapat pemakalah simpulkan bahwa Asumsi metode langsung tentang pembelajaran bahasa ialah bahwa proses belajar bahasa asing atau kedua sama dengan belajar bahasa ibu atau bahasa pertama, yaitu dengan penggunaan bahasa secara langsung dan intensif dalam komunikasi. Seperti se orang anak yang mempelajari bahasa ibunya, seorang pelajar juga mempeiajari bahasa asing dengan cara menyimak dan berbicara terlebih dahulu, sedang membaca dan menulis dapat dipelajari kemudian.
Tujuan Para guru yang menggunakan Metode Langsung bertujuan agar para siswa bisa mempelajari bagaimana caranya berkomunikasi dalam bahasa sasaran. Untuk bisa melakukan hal tersebut dengan sukses, penting bagi para siswa untuk belajar berpikir dalam bahasa sasaran.

B.     Saran
Dengan ucapan syukur alhamdulillah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga apa yang kami uraikan dapat bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran  yang konstruktif sangat kami harapkan untuk perbaikan.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada pembaca khususnya dosen pengampu dan semua pihak yang membantu menyelesaikan makalah ini.


[1] Fakhrozi, Aziz dan Erta Mahyudin. Pembelajaran Bahasa Arab.( Jakarta pusat: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama. 2012) h. 62
[2] Fakhrozi, Aziz dan Erta Mahyudin. Pembelajaran Bahasa Arab.( Jakarta pusat: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama. 2012) h. 63
[3] Acep Hermawan. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011) h. 82
[4] Zulhannan. Teknik bahasa Arab Interaktif. (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2014) h. 37
[5] Zulhannan. Teknik bahasa Arab Interaktif.  … h. 38
[6] Zulhannan. Teknik bahasa Arab Interaktif.  … h. 39

No comments:

Post a Comment