BABI
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Munculnya
metode langsung pada abad ke-19 masehi adalah akibat ketidakpuasan terhadap
hasil pembelajaran bahasa arab, di samping merupakan reaksi dari kelemahan
metode gramatika-tarjamah yang memiliki asumsi bahwa gramatika merupakan bagian
dari falsafat dan logika, sehingga belajar bahasa apapun, termasuk belajar
bahasa arab dapat memperkuat kemampuan berfikir logis, memecahkan masalah dan menguatkan
hafalan. Konteks ini tentunya bertentangan dengan asumsi dengan langsung, yang
memiliki tujuan bahwa proses pembelajaran bahasa jrab sania dengan pembelajaran
bahasa ibu, artinya penggunaan bahasa dilakukan secara langsung dan intensif
dalam berkomunikasi melalui mendengar dan berbicara. Sedangkan keterampilan
membaca dan menulis dapat dikembangkan kemudian. Oleh karena itu peserta didik
harus' dilakukan untuk berpikir dan praktek bahasa sasaran (Arab), dan penggunaan
bahasa ibu sejauh mungkin harus dihindari sama sekali.
Lebih jauh
ditegaskan bahwa pada abad ke-17 masehi, beberapa pakar reodidikan, di
antaranya Comonius dan John Locke, mengadakan kritikan terhadap kelemahan
metode klasik, kemudian mengaitkannya dengan metode langsung yang dianggap
efektif, sebab metode klasik tersebut tegasnya lebih jauh hanya relevan diterapkan
pada masanya saja. Munculnya kritikan ini bukan berarti metode klasik tidak
kondisional, irtmya tidak dapat diaktualisasikan dewasa ini, namun pada kondisi
tertentu . jde uimaksud dapat diimplementasikan dan direalisasikan. Relevan
jengan konteks ini, maka mayoritas tenaga pendidik pondok modern khususnya menggunakan
metode ini tanpa terkecuali, di antaranya adalah Pondok Modern Gontor, Pondok
Modem Pabelan, Pondok Modem Daar el-Qalam dan lain sehagainya.
Dan mereka
yakin bahwa metode langsung masih marketabie untuk diaktualisasikan saat ini,
bahkan alumni institusi tersebut tetap eksis dan mengagumkan di bidang
kemampuan bahasa asingnya.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian
hakikat bahasa ?
2.
Bagaimana desain
metode langsung?
3.
Bagaimana jenis
kegiatan belajar-mengajar ?
4.
Bagaimana peranan
pembelajar, pengajar dan bahan ajar
5.
Bagaimana keunggulan
dan kelemahan metode langsung keunggulan ?
6.
Bagaimana karakteristik?
7.
Bagaimana langkah-langkah
presentasi metode langsung?
C.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui apa pengertian hakikat bahasa
2.
Untuk
mengetahui bagaimana desain metode langsung
3.
Untuk
mengetahui bagaimana jenis kegiatan belajar-mengajar
4.
Untuk
mengetahui bagaimana peranan pembelajar, pengajar dan bahan ajar
5.
Untuk
mengetahui bagaimana keunggulan dan kelemahan metode langsung
6.
Untuk
mengetahui bagaimana karakteristik
7.
Untuk
mengetahui bagaimana langkah-langkah langsung presentasi metode
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Bahasa
Metode ini
melihat bahasa sebagai apa yang diucapkan oleh penutur asli bahasa itu. Dengan
demikian para pelajar bahasa tidak hanya mempelajari bahasa sasaran tetapi juga
mempeiajari buaaya dari penutur asli.
B. Hakikat Belajar Bahasa
Asumsi metode
langsung tentang pembelajaran bahasa ialah bahwa proses belajar bahasa asing
atau kedua sama dengan belajar bahasa ibu atau bahasa pertama, yaitu dengan
penggunaan bahasa secara langsung dan intensif dalam komunikasi. Seperti se
orang anak yang mempelajari bahasa ibunya, seorang pelajar juga mempeiajari
bahasa asing dengan cara menyimak dan berbicara terlebih dahulu, sedang membaca
dan menulis dapat dipelajari kemudian.[1]
Metode ini juga
meyakini asumsi-asumsi berikut:
1.
Makna bahasa
akan lebih jelas bila disajikan dengan menghadirkan benda fisik, seperti
gambar, isyarat-isyarat dan pantomim.
2.
Koreksi sendiri
(self-correction) yang dilakukan oleh siswa lebih efektif dibandingkan
dengan koreksi guru.
3.
Kosa kata akan
lebih gampang dipelajari jika digunakan dalam kalimat- kalimat dibanding dengan
hanya dengan hafalan.
4.
Mengajarkan
bahasa lain berarti mengambil sebuah peran sebagai seorang mitra bagi para
siswa dalam kegiatan komunikasi.
C.
Desain Metode
Langsung
Tujuan Para
guru yang menggunakan Metode Langsung bertujuan agar para siswa bisa
mempelajari bagaimana caranya berkomunikasi dalam bahasa sasaran. Untuk bisa
melakukan hal tersebut dengan sukses, penting bagi para siswa untuk belajar
berpikir dalam bahasa sasaran.
Model silabus
yang digunakan dalam metoda langsung didasarkan pada situasi-situasi (sebagai
contoh. satu unit akan berisi dari ungkapan-ungkapan yang digunakan di bank,
dan unit yang lain berisi ungkapan-ungkapan ketika berbelanja) atau topik-topik
(seperti geografi, uang, atau cuaca). Tata bahasa diajar secara induktif; yaitu
para siswa diperkenalkan dengan contoh-contoh terlebih dahulu lalu mereka
berusaha memahami kaidah-kaidah atau generalisasi kaidah yang berada di balik
contoh-contoh tersebut. Aturan tatabahasa yang tegas (eksplisit) tidak
boleh diberi. Para siswa mempraktekkan kosa kata dengan menggunakan kata-kata
haru tersebut dalam kalimat-kalimat lengkap.[2]
D. Jenis Kegiatan Belajar-Mengajar
Meskipun
perhatian terhadap keempat ketrampilan berbahasa (membaca, menulis, berbicara,
dan mendengarkan) terjadi sejak awai, tetapi komunikasi lisan dianggap sebagai
dasar. Dengan demikian, latihan membaca dan menulis didasarkan pada latihan
lisan yang telah dipraktektakkan terlebih duhulu oleh siswa. Pelafalan yang
benar juga mendapatkan perhatian sejak awal pelajaran. Kemampuan berbahasa yang
lebih diutamakan adalah kemampuan berbicara, 'ukan kemampuan menulis. Para
siswa berbicara sebagian besar dalam bahasa sasaran dan mereka berkomunikasi
seolah-olah mereka dalam situasi-situasi \ang riil.
E.
Peranan
Pembelajar, Pengajar Dan Bahan Ajar
Meskipun guru
mengarahkan aktivitas di kelas, peran siswa lebih aktif dibandingkan peran
mereka dalam Metode Tata Bahasa-Terjamah. Guru dan para siswa lebih seperti
mitra dalam pembelajaran. Di samping berfungsi sebagai seorang mitra, guru juga
adalah seorang fasilitator; ia menunjukkan s e pada para siswa apa kesalahan
yang mereka lakukan dan bagaimana cara mereka mengoreksi kesalahan tersebut.
Inisiasi
interaksi pembelajaran berasal dari kedua belah pihak, dari guru kepada para
siswa dan sebaliknya dari siswa kepada guru, meskipun inisiasi dari siswa
sering berada dalam pengarahan guru. Para siswa juga berbicara antara yang satu
dengan yang iain. Evaluasi daiam Metode Langsung dilakukan lebih banyak secara
informal, para siswa diminta untuk menggunakan bahasa, bukan untuk menunjukkan
pengetahuan mereka sekitar bahasa. Mereka diminta untuk melakukannya baik
dengan ketrampilan lisan maupun tulisan.
Diantara
prosedur pengajaran bahasa dengan Metode Langsung adalah yang diajukan oleh
Titone. Teknik- teknik tersebut adalah sebagai berikut:
1. Jangan meneijemahkan, tetapi demonstrasikan
2. Jangan menjelaskan, tetapi perankan
3. Jangan berceramah, tetapi ajukan pertanyaan-pertanyaan
4. Jangan meniru kekeliruan, tetapi perbaiki
5. Jangan memakai kata-kata tunggai, tetapi gunakan kalimat
6. Jangan berbicara terlalu banyak, tetapi upayakan siswa yang
berbicara banyak Jangan mengekor pada buku, tetapi gunakan rencana pembelajaran
sendiri
F.
Keunggulan dan
Kelemahan Metode Langsung
Keunggulan Metode Langsung
Keunggulan[3]
1.
Pelajar
terampil menyimak dan berbicara karena para pelajar mendapat banyak latihan
dalam bercakap-cakap khususnya mengenai topik-topik yang sudah dilatih dalam
kelas.
2.
Pelajar
menguasai pelafalan dengan baik seperti atau mendekati penutur asli.
3.
Pelajar
mengetahui banyak kosa kata dan pemakaiannya daiam kalimat.
Kelemahan
Metode Langsung Keunggulan
1. Kemampuan pelajar dalam membaca untuk pemahaman lemah. karena
materi dan latihan yang disediakan lebih menekankan pada ketrampilan berbahasa
lisan.
2. Metode ini menuntut para guru yang ideai dari segi keterampilan
berbahasa (mempunyai kelancaran berbicara seperi atau mendekati penutur asli)
dan kelincahan dalam penyajian pelajaran.
3. Metode ini mempunyai prinsip-prinisp yang lebih tepat untuk
digunakan dalam kelas kecil yang jumlah pelajarnya tidak banyak (kurang dari 20
orang siswa), dan tidak bisa dilaksanakan dalam kelas besar.
G.
Karakteristik
Ada beberapa
karakteristik metode langsung terkait dengan proses pembelajaran bahasa arab,
karakteristik dimaksud adalah sebagai berikut: [4]
1.
Memberi
prioritas yang tinggi terhadap keterampilan berbicara sebagai ganti keterampilan
membaca, menulis dan terjemah.
2.
Basis
pembelajarannya terfokus kepada teknik demonstratif; menirukan dan menghafal
langsung, dimana para peserta didik merepetisi kata, kalimat, dan percakapan
melalui asosiasi, konteks serta defenisi yang diajarkan secara induktif, yaitu
berangkat dari contoh-contoh kemudian diambil kesimpulan.
3.
Menghindari
penggunaan bahasa ibu. Keempat, kemampuan komunikasi lisan dilatih secara cepat
melalui tanya-jawab yang terencana dalam pola interaksi variatif. Kelima,
Interaksi antar tenaga pendidik dan peserta didik terjalin komunikatif, dimana
tenaga pendidik berperan sebagai stimulisator memberikan contoh-contoh,
sedangkan peserta didik hanya merespon dalam bentuk menirukan, menjawab
pertanyaan dan mendemonstarsikannya.
H.
Langkah-Langkah
Presentasi Metode Langsung
Ada beberapa langkah
presentasi proses pembelajaran bahasa arab melalui metode langsung ini, yaitu: [5]
1.
Pertama, tenaga
pendidik memberikan perhatian besar dalam konteks penyajian materi secara
lisan, khususnya pada bulan-bulan pertama.
2.
Kedua, iatihan
berikutnya tenaga pendidik menampilkan teks dan mendiskusikannya secara lisan,
sebelum memerintahkan peserta didik untuk dibaca. Hal ini diklasifikasikan
melalui proses klasikal, kelompok dan individual.
3.
Ketiga,
aktivitas berikutnya, memberikan kebebesan tenaga pendidik untuk menampilkan
pertanyaan terkait dengan materi yang didiskusikan tadi dengan menggunakan
bahasa arab, di samping itu bahasa ibu seaapat mungkin dihindari dalam proses
pembelajaran.
4.
Keempat,
gramatika dipresentasikan secara fungsional dalam kondisi lisan melalui
pendekatan induktif.
5.
Kelima,
Penyajian karangan bebas secara lisan dari teks bacaan yang telah disajikan dan
didiskusikan sebelumnya.
6.
Keenam,
Penggunaan sistem tarjamah hanya sebatas minimal- bagi peserta didik level
intermediate dan advanced serta sangat dihindari pada level elementar.
7.
Ketujuh,
Menampilkan materi yang memungkinkan peserta didik memahami budaya Arab
Berdasarkan term di atas, dapat ditarik sebuah sinopsis bahwa metode
langsung sangat memprioritaskan keterampilan berbicara, tentunya tanpa mengabaikan
tiga keterampilan lainnya (keterampilan mendengar, membaca, dan menulis).
Selain itu, metedo langsung membutuhkan tenaga pendidik yang handai dan relatif
lancar berbicara bahasa arab (native speaker), sehingga terpenuhinya
kedua komponen dimaksud akan berimplikasi kepada tercapainya tujuan
pembelajaran bahasa arab secara maksimal, yang memang sudah diprogramkan secara
rapih. Dengan demikian, maka sangat minim sekali munculnya sebuah kegagalan,
jika program itu terencana secara akurat.
Menganalisis proses pembelajaran bahasa arab melalui metode langsung, maka ada beberapa hal yang
sangat urgen untuk dipaparkan berikut terkait dengan proses pembelajaran bahasa
Arab.
1. Metode ini sangat tepat untuk diaktualisasikan
terhadap peserta didik yang memiliki kemampuan menengah, tidak begitu tepat
bagi siswa yang brilian.
2. Metode ini sangat membutuhkan tenaga pendidik yang relatif lancer (fashih)
berbahasa arab, bahkan jika memungkinkan menghadirkan native speaker.
3. Metode ini menciptakan peserta didik untuk membeo dan iancar
berbahasa arab, kendati peserta didik seringkah menggunakan struktur bahasa
ibu.
4. Metode ini sangat menarik untuk dipresentasikan pada peserta didik
pemula belajar bahasa (level elementary) dengan master drills yang
memiliki kemampuan bahasa arab maksimal.[6]
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan pada bab II dapat pemakalah simpulkan bahwa Asumsi metode langsung
tentang pembelajaran bahasa ialah bahwa proses belajar bahasa asing atau kedua
sama dengan belajar bahasa ibu atau bahasa pertama, yaitu dengan penggunaan
bahasa secara langsung dan intensif dalam komunikasi. Seperti se orang anak
yang mempelajari bahasa ibunya, seorang pelajar juga mempeiajari bahasa asing
dengan cara menyimak dan berbicara terlebih dahulu, sedang membaca dan menulis
dapat dipelajari kemudian.
Tujuan Para
guru yang menggunakan Metode Langsung bertujuan agar para siswa bisa
mempelajari bagaimana caranya berkomunikasi dalam bahasa sasaran. Untuk bisa
melakukan hal tersebut dengan sukses, penting bagi para siswa untuk belajar
berpikir dalam bahasa sasaran.
B.
Saran
Dengan ucapan
syukur alhamdulillah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga apa yang kami
uraikan dapat bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan untuk
perbaikan.
Ucapan
terimakasih kami sampaikan kepada pembaca khususnya dosen pengampu dan semua pihak
yang membantu menyelesaikan makalah ini.
[1] Fakhrozi, Aziz dan Erta Mahyudin. Pembelajaran Bahasa Arab.(
Jakarta pusat: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama. 2012) h.
62
[2] Fakhrozi, Aziz dan Erta Mahyudin. Pembelajaran Bahasa Arab.(
Jakarta pusat: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama. 2012) h.
63
[3] Acep Hermawan. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2011) h. 82
[4] Zulhannan. Teknik bahasa Arab Interaktif. (Jakarta: PT. Raja
Grafindo, 2014) h. 37
[5] Zulhannan. Teknik bahasa Arab Interaktif. … h. 38
[6] Zulhannan. Teknik bahasa Arab Interaktif. … h. 39
No comments:
Post a Comment