Wednesday, May 2, 2018

Makalah Alam Mulki, Malakut, Jabarut dan Lahut dalam Perspektif Sufi


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Alquran mengisyaratkan unsur kejadian manusia ada tiga, yaitu unsur badan atau jasad, unsur nyawa (nafs), da unsur roh (ruh). Dalam Alquran, nyawa dan ruh berbeda. Nyawa dimiliki tumbuh-tumbuhan dan binatang, tetapi unsur roh tidak dimiliki keduanya, bahkan oleh seluruh makhluk Tuhan lainnya. Unsur roh inilah yang membuat para malaikat dan seluruh makhluk lainnya sujud kepada manusia (Adam).[1]
Roh yang merupakan unsur yang ketiga manusia ini menjadi potensi amat dasyat baginya untuk mengakses alam puncak sekalipun. Unsur ketiga inilah yang disebut sebagai ciptaaan khusus (khalqon akhar)di dalam Al quran.
ôs)s9ur $oYø)n=yz z`»|¡SM}$# `ÏB 7's#»n=ß `ÏiB &ûüÏÛ ÇÊËÈ   §NèO çm»oYù=yèy_ ZpxÿôÜçR Îû 9#ts% &ûüÅ3¨B ÇÊÌÈ   ¢OèO $uZø)n=yz spxÿôÜZ9$# Zps)n=tæ $uZø)n=ysù sps)n=yèø9$# ZptóôÒãB $uZø)n=ysù sptóôÒßJø9$# $VJ»sàÏã $tRöq|¡s3sù zO»sàÏèø9$# $VJøtm: ¢OèO çm»tRù't±Sr& $¸)ù=yz tyz#uä 4 x8u$t7tFsù ª!$# ß`|¡ômr& tûüÉ)Î=»sƒø:$# ÇÊÍÈ  
“sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu sari pati (berasal) dari tanah. Kemudian, kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian, air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang-belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian, kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah, pencipta Yang paling baik”.(QS al-mukmin [23]:12-14).
Kata ansya’nahu khalqan akhar dalam ayat di atas, menurut para mufasir, maksudnya adalah unsur rohani setelah unsur jasad dan nyawa (nafs). Hal ini sesuai dengan riwayat ibnu Abbas yang menafsirka kata ansya’nahu dengan ja’ala ansya’al ruh fih, atau penciptaan roh kedalam diri adam. Unsur ketiga ini kemudian disebut unsur ruhani, atau lahut atau malakut, yang menjadikan manusia berbeda dengan makhluk biologis lainnya.
Unsur ketiga ini merupakan proses terakhir dan sekailgus penyempurnaan subtansi manusia sebagaimana di tegaskan di dalam beberapa ayat, seperti dalam surah al-Hijr: 28-29. Setelah pencitaan unsur ketiga ini selesai, para makhluk lain termasuk para malaikat dan jin bersujud kepada Adam dan alam raya pun di tundukkan (taskhir) untuknya. Unsur ketiga ini pulalah yang mendukung kapasitas manusia sebagai khalifah Tuhan di bumi (QS al-An’am [6]: 165) disamping sebagai hamba (QA al Zariat [51]:56).
Meskipun memiliki unsur ketiga, manusia akan tetap menjadi satu-satunya makhluk eksistensialis karena hanya makhluk ini yang bisa turun naik derajatnya di sisi Tuhan. Sekalipun manusia ciptaan terbaik (ahsan taqwim/QS at-tin [95]:4), ia tidak mustahil akan turun kederajat paling rendah (asfala sa-filin)/Qs At-Tin [95]:5), bahkan bisa lebih rendah dari pada binatang ( Qs –al A’raf [7]:179).
Eksistensi kesempurnaan manusia dapat di capai manakala ia mampu menyinergikan secara seimbang potensi berbagai kecerdasan yang di milikinya. Seperti orang sering menyebutnya dengan kecerdasan unsur jasad (IQ), kecerdasan nafsni EQ), dan kecerdasan ruhani (SQ). Tidak semua aspek manusia itu dapat dipahami secara ilmiyah dan terukur oleh kekuatan panca indra manusia. Karena memang unsur manusia memiliki unsur berlapis-lapis.
Dari lapis mineral tubuh kasar sampai kepada roh (unsur Lahut/malakut) yang di install Allah SWT sebagaimana di tegaskan lagi di dalam Alquran, “kemudian apabila telah aku sempurnakan kejadiannya dan aku tiupkan roh-Ku kepadanya, tunduklah kamu dengan bersujud kepadanya. Lalu para malaikat itu bersujud semuanya”.(QS Shad[38]:72-73).
Para penghuni alam malakut terdiri atas para jin dan malaikat, termasuk iblis. Alam ini tidak bisa di akses dengan panca indra atau kekuatan-kekuatan fisik manusia. Alam ini hanya bisa di akses manusia jika mereka mampu menggunakan potensi lahut dan malakut yang dimilikinya. Hubungan interaktif antara para penghuni alam dimungkinkan, mengingat berbagai alam itu sama-sama ciptaan Allah SWT.
Manusia sebagai makhluk utama memiliki kemampuan untuk itu karena kedahsyatan unsur ketiga tadi. Jika kita merujuk kepada pendapat Syekh Abdul qodir Jailani yang membagi Roh itu dalam empat tingkatan, semakin mudah kita memahami kemungkinan itu. Menurut Syekh Abdul Qodir Jailani dalam kitabnya sirr al – asrar, roh itu memiliki empat tingkatan.
Tingkatan itu adalah roh jasadi yang berinteraksi dengan alam mulk; roh ruhani yang berinteraksi dengan alam malakut; roh sulthoni yang beriteraksi dengan alam jabarut; dan roh al quds yang berinteraksi alam lahut. Namun perlu diingatkan di sini kit asebagai hamba tidak boleh terkecoh oleh bayangan keindahan alam-alam di atas manusia.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalaha pada makalah ini adalah :  
1.      Apa yang dimaksud dengan alam mulki?
2.      Apa yang dimaksud dengan alam malakut?
3.      Apa yang dimaksud dengan alam jabarut?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui yang dimaksud dengan alam mulki
2.      Untuk mengetahui yang dimaksud dengan alam malakut
3.      Untuk mengetahui yang dimaksud dengan alam jabarut
  
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Alam Nasut
Alam nasut ialah : Alam yang terlihat oleh mata ahir (Alam jasmani) yang isinya : Manusia, hewan asalnya dari unsur air, kejadiannya dari Nafsu Sawiah (bening), keluarnya dari mata,  wataknya bisa mlihat, Ilmunya tingkat syareat, akalnya hasab (mencari).[2]
Dan orang yang ilmu pengetahuannya masih di Alam Nasut, biasanya orang tersebut,hatinya masih lalai atau masih tidur, ilmu pengtahuannya masih di dapat dari orang lain (orang awam) bukan bersumber dari dirinya sendiri, ibaratnya bak air, ada air kalau diisi saja tetapi kalu tidak diisi, ia akan kosong dan kering,dan orang tersebut mudah sekali dihasut, hidupnya hanya mengikuti umum saja tidak mempunyai pegangan sendiri.
Alam nasut artinya alam dunia yakni alam yang dihuni manusia yang juga disebut alam al-mulk ( alam kekuasaan ) , alam nasut merupakan alam kasat mata atau alam syahadah. والحاصل : إنّ السالك إذا أخذ فى سيره إلى مولاه ، وجدّ فى سيره ، وتأدّب مع الرقيق فى مسراه قطع العوالم حتّى يتشرف بالوصول إلى تلك المعالم :  (Dan hasilnya) bahwasanya seorang salik itu apabila mengambil pada perjalanan kepada Tuhannya dan bersungguh-sungguh ia pada perjalanannya dan beradab beserta Syaikhnya pada zahir bathinnya, diputuskan segala ‘awaalim hingga hampir dengan sampai kepada maksudnya daripada segala ‘awaalim itu. فأوّل عالم  يُقَطِّعهُ عالم الملك وهو ما يدرك بالبصر من الأجسام وغيرها وهو عالم النفس ، Maka pertama yang diputuskan ‘Alam Mulk dan yaitu yang didapat akan dia dengan mata kepala, daripada segala ajsam dan lainnya, maka dinamakan dia ‘alam an-Nafs. ثمّ عالم  الملكوت وهو ما يدرك بالبصيرة وهو عالم القلب Kemudian maka ‘alam malakut dan yaitu barang yang dapat akan dia dengan mata hati dan dinamakan dia ‘alam al-Qalb. ثمّ عالم  الجبروت وهو عالم الروح Kemudian maka ‘alam jabaruut dan yaitu dinamakan ‘alam arwah. ثمّ عالم  اللاهوت وهو عالم السر وعنده يذهب الإسم والرسم ، ولايشهد هناك إلا الأحد وهذا غاية الفناء ، ومنه يرجع العارف إلى البقاء ويصير مرشدا ومقتدى ، Kemudian maka alam lahuut dan dinamakan ‘alam as-Sir dan padanya hilang nama dan segala musamma dan tiada dilihat disana melainkan Tuhan Yang Waahidul Ahad. Dan inilah sehingga-hingga fana` dan daripadanya kembali orang yang ‘arif itu kepada baqa`nya, dan jadi ia mursyid, yakni yang menunjukkan muridin dan tempat ikutan,  seperti kata syair: ولتخلع النعلين خلع محقق – وخلا عن الكونين في مسراه ولتفن حتى عن فنائك إنه – عين البقاء فعند ذاك تراه Dan tanggalkan olehmu dua kaus kamu yakni ilmu dan ‘amal itu sebagai tanggal yang sebenar-benarnya, Dan sucikan di dalam hatimu daripada dua kaun [yakni] dunia dan akhirat Dan fana`kan olehmu hingga daripada fana`mu, bahwasanya ialah dinamakan maqam baqa` Maka pada ketika itu melihat engkau akan Dia

B.     Alam Jabarut
Alam jabarut ialah alam kekuasaan Allah Swt. Alam jabarut juga merupakan realitas yang disebut singgasana ( Al-Arsy ) hal ini merupakan bagian supra formal atau manifestasi kemalaikatan, yang diliputi dan terdiri dari ciptaan formal sedang ia sendiri diliputi oleh being dan being dibalik being.[3]
Alam Jabarut ialah : Yaitu Alam yang tidak terlihat oleh mata lahir (Alam Rohani) isinya : Jin, Syetan, Merkayangan dan Bangsa Siluman, asalnya dari unsur api, kejadiannya dari Nafsu Amarah (panas), keluarnya dari telinga, wataknya bisa mendengar, ilmunya tingkat thorikot, akalnya a'to (yang melakukan)
Orang ilmu pengetahuannya sudah masuk Alam Jabarut, pada umumnya orang tersebut di katakan jadab, karena dia sudah melihat dua Alam (Alam nyata dan alam tidak nyata), sehingga kelakuannya orang tersebut itu agak aneh, tidak umum dengan orang ain. Dan biasanya orang tersebut hatinya hidup. Dia bisa melihat dan mendengar susuatu yang sifatnya ghoib walaopun masih tahapan (tipuan) artinya apa yang dia lihat atau di dengar tidak semua benar, kadang bisa menjatuhkan dan menyesatkan. Sehingga orang yang masuk Alam Jabarut harus hati-hati dan waspda, jangan sampai terpedaya, dan menjadi sibuk lupa dngan tujuan hidup, ia mempunyai ilmu pengetahuannya dari orang lain juga dari dirinya sendiri (petunjuk dari Allah).

C.    Alam Malakut
Alam malakut ialah Alam Qolbi (hati) isinya para malaikat, asalnya dari unsur angin, kejadiannya dari Nafsu Mutmainah (tenang), keluarnya dari hidung, wataknya bisa mencium, ilmunya tingkt hakekat, Akalnya Huda (menjedi wayang) artinya orang itu sudah betul-betul pasrah (tawakal) bagaimana yang mengatur saja, dan ia merasakan kehadiran Allah, dan orang yang ilmu pengetahuannya sudan mencapai Alam Malakut, maka ia akan bisa melihat suatu Alam yang mana makhluknya serba putih yang sedang berdiri, ruku, sujud,dan duduk. Dan orang yang mencapai tingkat ini hatinya di penuhi oleh Nur (Cahaya) sehingga di kehidupannya tenang dan tentram.[4]
Alam malakut ialah alam kegaiban merupakan alam malaikat dan alam jin yang sebagian menjelma dari intelek, oleh karena itu jin berpotensi mencapai pengetahuan Allah Swt. Wahyu yang disampaikan kea lam manusia ( alam nasut ) juga disampaikan ke alam malakut.[5]

D.    Alam Lahut (Latain / Ahadiah)
Lahut berasal dari kata al-llah atau ketuhanan, lahut adalah being dan pribadi tuhan Alam lahut terkadang disebut pula alam `izzah (alam keagungan) sebagai bagian dari nama-nama aifat allah Swt. Ia merupakan Al-Kholiq ( pencipta ) dalam kaitanya dengan dunia dan akhirat dan sebagai Tuhan pribadi atau sebagai Pribadi, yang mendengarkan permohonan , yang mematikan , yang menghidupkan, yang member penghidupan, yang mencipta, yang menerima tobat dsb.[6]
Adapun Alam Lahut itu adalah mertabat Latain artinya tidak ada pernyataan, maka dinamakan Alam Lahut itu adalah Asma 'Zat, artinya Isma' Zat Allah Taala Zat yang belum bernama Allah, hanya dengan bernama Zat Ahadiah.
Di dalam mertabat Alam Lahut, Asma 'Zat yang Maha Suci itu adalah tujuh Asma'nya yaitu: -
1.      HU artinya Zat Tuhan yang Esa semata-mata
2.      GHAIBUL GHUYUB artinya, tidak ada berpihak dan tidak bertempat, tidak Ia diatas, di bawah, di kiri, di kanan, di depan dan di belakang.
3.      AHADIAH artinya dari pihak yang tidak sampai ke pengenalan para-para Nabi, apa lagi yang lain dari Nabi-nabi, yang mengetahui hanya dia.
4.      GHAIBUL HAWIAH artinya, dari pihak Ia tidak berzat, berisma 'dan berakal seperti manusia.
5.      UJUDUL MUTLAK artinya tidak semua yang Hakiki hanya DIA
6.      ABADAN ABADA artinya tidak ada yang mengetahui wujudnya sesuatu semuanya
7.      LATAIN artinya tidak dapat dipikirkan oleh akal, Makrifat orang-orang yang Arifin Billah. Alam Lahut pada mertabat Latain, DIAlah Zatul, MUTLAK yang tidak bercerai dan tidak berkumpul, semata-mata DIA, belum lagi bernama ALLAH, karena belum ada NUR MUHAMMAD SAW. Berkenaan dengan ILMU Tajali Alam Lahut tidak ada Ilmu pada Nur Muhammad, hanya DIA yang bertajali semata.
8.      Martabat ITHLAQ artinya gaib yang sepenuhnya
9.      Zatul BUHTI artinya zat semata-mata
10.  GAHIBUL MUTLAK artinya gahib yang sepenuhnya
11.  'ZIHIN' artinya tatkala sunyi ia dari sesuatu
12.  ALAM sirr artinya rahasia Allah

E.     Alam Ghoibi
Alam ghoibi ialah Alam Qolbin salim (hati yang selamet) isinya : Arwah-arwah para Nabi, para Sahabat, para Wali, dan orang-orang sholeh. Asalnya dari unsur bumi kejadiannya dari nafsu Luamah (lemas), keluarnya dari mulut, wataknya bisa berbicara, Ilmunya tingkat ma'rifat, akalnya falsafah (menjadi dalang) artinya orang tersebut mencapai pangkat Insan Kamil, manusia yang sempuna (sejati ing manusia) di hatinya hanya ada Allah.[7]

D.    Alam Mulki, Malakutdan Jabarutdalam Perspektif Sufi
Para ulama tasawuf yang kasyaf mengabarkan bahwa secara garis besar alam terdiri dari
1.      alam nasut (alam mulk / alam jasad)
2.      alam malakut (alam mitsal)
3.      alam jabarut (alam ruh)
4.      alam lasut
Alam lasut adalah alam derajat/tingkatan/maqom nya di atas Alam Jabarut. Alam Jabarut, adalah alam yang “paling dekat” dengan aspek-aspek Ketuhanan, penghuni alam Jabarut adalah ‘sesuatu yang bukan Allah dalam aspek Ahadiyyah’, melainkan derivasi (turunan) dari aspek Ahadiyyah yang tertinggi selain apa pun yang ada. Misal penghuni alam ini adalah Nafakh Ruh (Tiupan Ruh Allah) yang mampu manghidupkan jasad, Ruh Al-Quds.
Alam Malakut adalah suatu alam yang tingkat kedekatan dengan aspek Allahnya lebih rendah dari Alam Jabarut, namun masih lebih tinggi dari Alam Mulk. Baik Alam Jabarut maupun Alam Malakut, keduanya adalah realitas/wujud yang tidak dapat ditangkap oleh indera jasadiah kita. Indera jasad biasanya hanya bisa menangkap sesuatu yang terukur secara jasad, sedang Alam Jabarut dan Alam Malakut memiliki ukuran melampui ukuran jasad. Misal penghuni Alam Malakut adalah malaikat, An-nafs(jiwa).[8]
Alam Mulk, adalah alam yang tingkat kedekatannya dengan aspek Allah adalah yang paling rendah. Dalam wujudnya terbagi menjadi 2, yang tertangkap oleh indera jasad dan yang gaib (dalam arti tidak tertangkap/terukur) bagi indera jasad. Jadi karena keterbatasan indera jasad kita, ada wujud yang sebetulnya bukan penghuni alam-alam yang lebih tinggi dari alam Mulk, tetapi juga tidak tertangkap kemampuan indera jasad.
Yang terukur oleh indera jasad contohnya tubuh/jasad manusia, jasad hewan, jasad tumbuhan. Penghuni alam Mulk yang tidak terukur oleh indera jasad contohnya adalah jin dengan segala kehidupannya. Jin dengan segala kehidupannya bisa dimengerti oleh indera-indera malakuti (indera-indera an-nafs/jiwa)
Manusia hidup di dua alam sekaligus, tubuh (jasad) kita hidup di alam fisik, terikat dalam ruang dan waktu. Para ulama menyebut alam fisik ini sebagai alam nasut, alam yang bisa kita lihat dan kita raba, Kita dapat menggunakan pancaindera kita untuk mencerapnya. Sementara itu, ruh kita hidup di alam ghaib (metafisik), tidak terikat dalam ruang dan waktu. Para ulama menyebut alam ini alam malakut. Bukan hanya manusia, segala sesuatu mempunyai malakutnya.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
 Tasawuf adalah suatu  bidang ilmu keislaman untuk memasuki atau menghiasi diri dengan akhlak yang luhur dan keluar dari akhlak yang rendah. Tasawuf juga dapat diartikan sebagai kebebasan, kemuliaan, meninggalkan perasaan terbebani alam setiap melaksanakan perbuatan syara’, dermawan, dan murah hati. Secara garis besar tasawuf terbagi menjadi tasawuf sunni dan tasawuf falsafi. Tasawuf falsafi ialah tasawuf yang ajaran-ajarannya disusun secara kompleks dan mendalam dengan bahasa-bahasa simbolik filosofis. Sementara, tasawuf sunni adalah tasawuf yang didasarkan pada Al-Qur’an dan sunnah. Tasawuf sunni dibagi dalam dua tipe, yaitu tasawuf akhlaqi, dan tasawuf amali.
Alam lasut adalah alam derajat/tingkatan/maqom nya di atas Alam Jabarut. Alam Jabarut, adalah alam yang “paling dekat” dengan aspek-aspek Ketuhanan, penghuni alam Jabarut adalah ‘sesuatu yang bukan Allah dalam aspek Ahadiyyah’, melainkan derivasi (turunan) dari aspek Ahadiyyah yang tertinggi selain apa pun yang ada. Misal penghuni alam ini adalah Nafakh Ruh (Tiupan Ruh Allah) yang mampu manghidupkan jasad, Ruh Al-Quds.
Alam Malakut adalah suatu alam yang tingkat kedekatan dengan aspek Allahnya lebih rendah dari Alam Jabarut, namun masih lebih tinggi dari Alam Mulk. Baik Alam Jabarut maupun Alam Malakut, keduanya adalah realitas/wujud yang tidak dapat ditangkap oleh indera jasadiah kita. Indera jasad biasanya hanya bisa menangkap sesuatu yang terukur secara jasad, sedang Alam Jabarut dan Alam Malakut memiliki ukuran melampui ukuran jasad. Misal penghuni Alam Malakut adalah malaikat, An-nafs(jiwa).
Alam Mulk, adalah alam yang tingkat kedekatannya dengan aspek Allah adalah yang paling rendah. Dalam wujudnya terbagi menjadi 2, yang tertangkap oleh indera jasad dan yang gaib (dalam arti tidak tertangkap/terukur) bagi indera jasad. Jadi karena keterbatasan indera jasad kita, ada wujud yang sebetulnya bukan penghuni alam-alam yang lebih tinggi dari alam Mulk, tetapi juga tidak tertangkap kemampuan indera jasad.

B.     Saran
Demikianlah pembahasan makalah mengenai alam mulki, malakut, jabarut dan lahut. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semoga dapat bermanfaat bagi kita sekalian. Kritik dan saran sangat pemakalah harapkan demi untuk perbaikan makalah kami selanjutnya.   


DAFTAR PUSTAKA

M. Amin Syukur, Tasawuf Kontekstual, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012)

Sokhi Huda, Tasawuf Kultural, (Yogyakarta: LKiS, 2008)

Nasaruddin Umar, Alam Malakut, (sumber: http://sufiroad.blogspot.co.id diunggah pada 03/02/2013 dan diakses pada 16/01/2018 pukul 09.00 Wib

Majelis Sayyidul Arwah, Alam Sufi, (sumber: http://majelissayyid.blogspot.co.id diunggah pada 10/03/2013 pukul 13.00Wib, dan diakses pada 14/01/2018pukul 09.00 Wib


[1] Nasaruddin Umar, Alam Malakut, (sumber: http://sufiroad.blogspot.co.id diunggah pada 03/02/2013 dan diakses pada 16/01/2018 pukul 09.00 Wib
[2] M. Amin Syukur, Tasawuf Kontekstual, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hlm. 53
[3] Majelis Sayyidul Arwah, Alam Sufi, (sumber: http://majelissayyid.blogspot.co.id diunggah pada 10/03/2013 pukul 13.00Wib, dan diakses pada 14/01/2018pukul 09.00 Wib
[4] Sokhi Huda, Tasawuf Kultural, (Yogyakarta: LKiS, 2008), h. 28
[5] Majelis Sayyidul Arwah, Alam Sufi, (sumber: http://majelissayyid.blogspot.co.id diunggah pada 10/03/2013 pukul 13.00Wib, dan diakses pada 14/01/2018pukul 09.00 Wib
[6] Majelis Sayyidul Arwah, Alam Sufi, (sumber: http://majelissayyid.blogspot.co.id diunggah pada 10/03/2013 pukul 13.00Wib, dan diakses pada 14/01/2018pukul 09.00 Wib
[7] Sokhi Huda, Tasawuf Kultural,  … h. 31
[8] Majelis Sayyidul Arwah, Alam Sufi, (sumber: http://majelissayyid.blogspot.co.id diunggah pada 10/03/2013 pukul 13.00Wib, dan diakses pada 14/01/2018pukul 09.00 Wib

No comments:

Post a Comment