BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Seiring
dengan perkembangan zaman, baik di bidang tekhnologi maupun ilmu pengetahuan
sekarang ini, tidak hanya memperudah kita dalam kehidupan. Namun dibalik
kemudahan-kemudahan dalam kehidupan ini, tetap saja ada efek negative dari itu
semua. Salah satunya dibidang psikologi, banyak kasus-kasus psikologi yang
muncul yang dialami masyarakat sekarang.
Untuk
menanggulangi permasalahan yang muncul maka ilmu pengetahuan yang mengempuni
dalam pemecahan permasalahan psikologi iut tentunya ilmu-ilmu ynag berhubungan
dengan psikologi manusia. Makanya sekarang lagi marak ahli-ahli yang
professional dibidang psikologi. Salah satunya profesi BK yang tidak hanya
menjadi BK pendidikan tetapi juga BK-BK yang lainnya.
Untuk
itu, agar menjadi ahli dibidang BK maka harus mempelajari terlebih dahulu
tentang profesi BK terlebih dahulu. Maka di dalam makalah ini akan di
bahas mengenai pengertian profesi, ciri-ciri serta perbedaan antar profesi.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan profesi?
2.
Apa yang dimaksud dengan kesehatan mental
3.
Apa saja perbedaan profesi antara psiklog,
psikiater dan konselor?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui yang dimaksud dengan profesi
2.
Untuk memahami pengertian kesehatan mental
3.
Untuk memahami perbedaan profesi antara psiklog,
psikiater dan konselor
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Profesi
Profesi
adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu
pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode
etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi
tersebut. Secara estimologi, istilah profesi berasal dari bahasa Inggris yaitu
profession atau bahasa latin profecus yang artinya mengakui, adanya pengakuan,
menyatakan mampu, atau ahli dalam melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan secara
terminologi, profesi berarti suatu pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan
tinggi bagi pelakunya yang ditekankan pada pekerjaan mental; yaitu adanya
persyaratan pengetahuan teoritis sebagai instrumen untuk melakukan perbuatan
praktis, bukan pekerjaan manual.[1]
Istilah
“profesi” memang selalu menyangkut pekerjaan, tetapi tidak semua pekerjaan
dapat disebut profesi. Untuk mecegah kesimpang-siuran tentang arti profesi dan
hal-hal yang bersangkut paut dengan itu, berikut ini dikemukakan beberapa
istilah dan ciri-ciri profesi. “Profesi” adalah suatu jabatan atau pekerjaan
yang menuntut keahlian dari para petugasnya. Artinya, pekerjaan yang disebut
profesi, tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan
secara khusus terlebih dahulu untuk melakukan pekerjaan itu.[2]
Jadi
suatu profesi harus memiliki tiga pilar pokok, yaitu pengetahuan, keahlian, dan
persiapan akademik. Kata Profesi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan
sebagai bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan,
kejuruan, dsb) tertentu. Di dalam profesi dituntut adanya keahlian dan etika
khusus serta standar layanan. Pengertian ini mengandung implikasi bahwa profesi
hanya dapat dilakukan oleh orang-orang secara khusus di persiapkan untuk itu.
Dengan kata lain profesi bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena
tidak memperoleh pekerjaan lain. Profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam
melaksanakan tugasnya memerlukan/menuntut keahlian (expertise), menggunakan
teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi. Keahlian diperoleh dari
lembaga pendidikan yang khusus diperuntukkan untuk itu dengan kurikulum yang
dapat dipertanggungjawabkan.
Profesi
mempunyai dua pengertian yaitu janji/ikrar dan pekerjaan. Bila artinya dibuat
dalam pengertian yang lebih luas menjadi kegiatan “apa saja” dan “siapa saja”
untuk memperoleh nafkah yang dilakukan dengan suatu keahlian tertentu.
Sedangkan dalam arti sempit profesi berarti kegiatan yang dijalankan
berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut daripadanya pelaksanaan
norma-norma sosial dengan baik.
Profesi
merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan yang
memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang rumit
dari manusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang benar akan ketrampilan dan
keahlian tinggi, hanya dapat dicapai dengan dimilikinya penguasaan pengetahuan
dengan ruang lingkup yang luas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah
dan lingkungan hidupnya serta adanya disiplin etika yang dikembangkan dan
diterapkan oleh kelompok anggota yang menyandang profesi tersebut.[3]
Profesi
merupakan bagian dari pekerjaan, namun tidak setiap pekerjaan adalah profesi.
Seorang petugas staf administrasi bisa berasal dari berbagai latar ilmu, namun
tidak demikian halnya dengan Akuntan, Pengacara, Dokter yang membutuhkan
pendidikan khusus. Profesi merupakan suatu pekerjaan yang mengandalkan
keterampilan dan keahlian khusus yang tidak didapatkan pada pekerjaan-pekerjaan
sebelumnya. Secara tradisional ada 4 profesi yang sudah dikenal yaitu
kedokteran, hukum, pendidikan, dan kependetaan.
Ada
beberapa istilah yang berkaitan dengan profesi, antara lain :
1.
Profesi adalah jabatan yang menuntut keahlian
seseorang walau profesi tersebut tidak bersifat komersial.
2.
Profesional mengacu pada dua hal yaitu, pertama
orang yang menyandang suatu profesi. Kedua, penanpilan seorang dalam melakukan
pekerjaan sesuai profesinya.
3.
Profesionalisme adalah suatu tingkah laku,
suatu tujuan atau suatu rangkaian kwalitas yang menandai atau melukiskan
coraknya suatu “profesi”. Profesionalisme mengandung pula pengertian
menjalankan suatu profesi untuk keuntungan atau sebagai sumber penghidupan.
4.
Profesionalitas merupakan kemampuan sikap
seorang anggota profesi untuk bertindak secara professional.
5.
Profesionalisasi meruju kepada suatu proses
pengembangan keprofesionalan para anggota suatu profesi.
B. Kesehatan
Mental
Istilah “kesehatan mental” diambil dari
konsep mental hygiene. Kata “mental” diambil dari bahasa Yunani, pengertiannya
sama dengan psyche dalam bahas latin yang artinya psikis, jiwa atau kejiwaan.
Kesehatan mental merupakan bagian dari psikologi agama, terus berkembang dengan
pesat. jadi dapat diambil kesimpulan bahwa mental hygiene berarti mental yang
sehat atau kesehatan mental. Sedangkan yang dimaksud Kesehatan mental adalah
terhindarnya seseorang dari keluhan dan gangguan mental baik berupa neurosis maupun
psikosis (penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial). [4]
Mental yang sehat tidak akan mudah
terganggu oleh Stressor (Penyebab terjadinya stres) orang yang memiliki mental
sehat berarti mampu menahan diri dari tekanan-tekanan yang datang dari dirinya
sendiri dan lingkungannya. Ciri-ciri orang yang memiliki kesehatan mental
adalah Memiliki kemampuan diri untuk bertahan dari tekanan-tekanan yang datang
dari lingkungannya. Sedangkan menurut Clausen Karentanan (Susceptibility)
Keberadaan seseorang terhadap stressor berbeda-beda karena faktor genetic,
proses belajar dan budaya yang ada dilingkungannya, juga intensitas stressor
yang diterima oleh seseorang dengan orang lain juga berbeda.
Konseling
kesehatan mental adalah profesi yang khusus, karena kurikulumnya mencakup
psikodiagnosis, psikopatologi, dan rencana perawatan. Afiliasi kolaboratifnya
Di
dalam konseling kesehatan mental adalah profesi tingkat pascasarjana yang
khususnya berorientasi ke praktik. Program ini berbagi batasan dengan konseling
professional dari sudut pandang konseptual dan filosofi, yang lebih bersifat
pendidikan-perkembangan-preventif, daripada pengobatan klinis.[5]
Pengertian konseling
kesehatan mental tidak bisa dilepaskan daripada pengertian kesehatan mental itu
sendiri. Salah satu definisi kesehatan mental.
Kinerja
fungsi mental yang sukses, yang menghasilkan aktivitas produktif, hubungan
dengan orang lain yang memuaskan, dan kemampuan beradaptasi dengan perubahan
dan menangani kesulitan; dari sejak masa kanak-kanak sampai kehidupan
berikutnya, kesehatan mental adalah modal untuk berpikir dan keahlian
komunikasi, pembelajaran, pertumbuhan emosi, fleksibilitas, dan percaya diri.
Dari
defisinisi di atas dapat dipahami
bahwa konseling kesehatan adalah proses
bantuan psikologis yang diberikan oleh konselor kepada konseli baik secara
individu maupun kelompok untuk mengenali dan memecahkan masalah kesehatan baik
secara fisik maupun psikis agar konseli bisa beradaptasi dengan lingkungannya
dan bisa menata hidupnya lebih baik.
C. Perbandingan
Profesi di dalam Ruang Lingkup Kesehatan Mental
Sebelum
kita melihat perbedaannya sebelumnya psikolog, psikiater dan konselor mempunyai
kesamaan yaitu ketiganya dapat memberikan konsultasi atau bimbingan untuk
masalah tertentu.
1. Psikiater
Psikiater
adalah dokter yang sudah mengambil spesialis kedokteran jiwa. Gelar mereka
biasanya ditulis dr. Nama, SpKJ. (Spesialis Kedokteran Jiwa). Setelah lulus
sarjana kedokteran (dokter Umum) seseorang yang hendak menjadi psikiater harus
mengambil keahlian bidang psikiatri sekitar lima tahun. Baru layak menyandang
gelar spesialisasi Psikiater.[6]
Psikiater bertugas memberikan konsultasi seputar kesehatan jiwa. Sebab mereka
dilengkapi dengan berbagaii kemampuan baik konseling dan psikoterapi. Mereka
belajar keahlian ini (dihitung dari S1) selama sepuluh tahun, bahkan bisa
lebih. Disamping itu psikiater berhak memberikan (resep) obat kepada pasien
atau klien. Psikolog dan konselor sama sekali tidak berhak mengeluarkan resep.
Psikiater
adalah dokter medis yang mempunyai spesialisasi dalam bidang penyembuhan
kelainan-kelainan mental. Seorang Psikiatersekurang-kurangnya telah
menyelesaikan pendidikan Sarjana Kedokteran dan Program Profesi (dokter) serta
mengambil spesialisasi Psikiatri.
Psikiatri
adalah bidang spesialisasi dalam ilmu kedokteran yang mengkhususkan diri dalam
penelitian, diagnosa, proses pencegahan dan penyembuhan kelainan mental dan
perilaku yang tidak normal beserta sejumlah masalah yang berhubungan dengan
penyesuaian diri(personal adjustment).
a. Masalah yang
dibicarakan: berkenaan dengan ganggua psikhis. Mulai dari ganggua ringan
seperti stress, gangguan yang berat seperti psikoneurosa, atau yang sangat
berat seperti psikosa.
b. Klien: Klien
yang dibantu adalah orang-orang yang mendapat gangguan psikhis yang sifatnya
klinis
c. Bantuan: Bantuan
yang diberikan melalui psikotrapi
d. Tujuan
Psikoterapi: Mengubah dan membentuk kembali struktur kejiwaan klien agar mampu
lebih menyesuaikan diri trhadap lingkungan; tujuannya bersifat jangka panjang
e. Peran Psikiater:
Dominan dalam memberikan petunjuk dan nasehat; Perlakuan kepada klien untuk
mencapai kesembuhan; Kesembuhan banyak ditentukan oleh peran psikiater dalam
mengobati klien
f.
Peran Klien: Klien cenderung pasif mengikuti
petunjuk, nasihat, atau perlakuan dari psikiater
g. Proses Bantuan:
Bersifat Rekonstruktif (membangun kembali aspek kepribadian), konfrontatif,
berorientasi ketidaksadaran, kuratif (memberikan obat-ob atan tertentu untuk
klien), dan berlangsung dalam jangka waktu yang panjang.
2. Psikoterapi
Psikoterapi
merupakan suatu bentuk perlakuan atau tritmen terhadap masalah yang sifatnya
emosional. Dengan tujuan menghilangkan simptom untuk mengantarai pola perilaku
yang terganggu serta meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi yang
positif.
Psikoterapi
lebih terfokus pada treatment terhadap masalah sifatnya emosional dan juga
lebih dapat diandalkan pada klien yang mengalami penyimpangan dan juga lebih
berusaha untuk menghilangkan simptom-simptom yang di anggap mengganggu dan lebih
mengusahakan agar klien dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
kepribadian ke arah yang positif.
3. Psikolog
Psikolog
adalah gelar profesi yang diberikan kepada seseorang yang sudah lulus sarjana
Psikologi. Biasanya setelah lulus S1 Psikologi perlu waktu satu setengah tahun
hingga dua tahun menyelesaikan gelar profesi Psikolog. Gelar mereka adalah
Nama, M.Psi, Psikolog. Namun setelah tahun setelah tahun 1992, lulusan S1 yang
studi selama 4-5 tahun ( Sarjana Psikologi) melanjutkan ke S2 Program profesi
dan baru disebut dengan Psikolog. Lamanya sekitar 2 tahun. Seorang psikolog ada
yang bekerja atau praktek sebagai psikologi klinis di rumah sakit. Selain itu
ada psikolog dengan spesialisasi psikologi industri dan organisasi. Psikolog
industri dan organisasi biasanya bekerja di bagian Human Resources and
Development (HRD). Psikolog biasanya menggunakan pendekatan sosial dari
permasalahan kejiwaan. Mereka mempelajari aspek sosial dari individu tersebut,
seperti keluarga, norma masyarakat dan agama. [7]
Dalam
menentukan diagnosa dan penyebab, mereka akan melakukan wawancara dengan klien
dan keluarganya. Psikolog menggunakan pendekatan konseling intervensi, terapi
tertentu hingga alat tes. Untuk membantu diagnosa, psikolog terkadang
menggunakan bantuan tes-tes psikologi. Fungsinya untuk membantu psikolog dalam
menentukan diagnosa. Untuk menyembuhkan atau menghilangkan permasalahan
kejiwaan, psikolog menggunakan terapi konseling dan intervensi. Jenis tes itu
antara lain tes IQ, minat, bakat, karir, tes kepribadian, dll.
Psikolog adalah seorang ahli yang
telah menyelesaikan program belajar dalam ilmu psikologi. Seorang psikolog
sekurang-kurangnya telah menempuh pendidikan Sarjana dan Program Profesi pada
Fakultas Psikologi.
a. Masalah yang
dibicarakan
(1) Masalah psikologis
yang berkenaan dengan kehidupan sehari-hari, mulai dari yang ringan seperti
‘stress’ sampai gangguan yang berat seperti ‘psikoneurosis’
(2) Masalah afektif
yang mendalam
b. Klien
(1) Klien yang
dibantu berkenaan dengan orang orang yang mendapat gangguan psikhis
c. Bentuk bantuan
(1) Bantuan
diberikan melalui advicement (pemberian petunjuk atau nasihat), konseling dan
psikoterapi
d. Tujuan
psikoterapi
(1) Mengubah
struktur kejiwaan klien agar ia mampu untuk lebih menyesuaikan diri terhadap
lingkungannya[8]
e. Peran Psikolog
(1) Memberikan
arahan pada klien untuk mencapai tujuan yang diharapkan
(2) Psikolog
memanfaatkan pengetahuannya yang lebih banyak dari klien untuk memberikan
informasi atau mencarikan jalan keluar mengenai hal-hal atau masalah yang belum
diketahui oleh klien
f.
Peran Klien
(1) Klien cenderung
pasif, hanya mengikuti petunjuk dari psikolog
g. Proses Terapi
(1) Bersifat
rekonstruktif, konfrontatif, baerorientasi ketidaksadaran, dan jangka panjang
4. Konselor
Konselor
menyelesaikan studi di jurusan bimbingan Konseling. Sudah ada program sertifikasi
BK dengan lembaga bernama ABKIN, Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia.
Umumnya mereka bekerja sebagai konselor di sekolah, TK hingga SMU. Banyak
sekolah yang baik menyediakan guru BK bagi siswanya. Konselor memangil nama
orang yang mendatanginya konseli dan konselor biasanya di tempatkan di sekolah
atau yayasan konseling.
Psikolog atau psikiater biasanya lebih
bersifat umum, Kerja Sama dan Rujukan
Baik psikiater maupun psikolog memiliki hubungan yang erat. Karena masalah
kejiwaan manusia tidak disebabkan oleh satu faktor saja tapi multi faktor yang
saling mempengaruhi. Itu sebabnya berkolaborasi agar permasalahan klien bisa
diselesaikan secara menyeluruh.[9]
Konselor
aalah seseorang yang memiliki keahlian dalam melakukan konseling dan telah
menyelesaikan pendidikan secara akademis serta memiliki pengalaman
latihan-latihan keterampilan secara profesional. Seorang konselor
sekurang-kurangnya Sarjana lulusan dari Jurusan Psikologi Pendidikan dan
Bimbingan.
a. Masalah yang
dibicarakan
(1) Menekankan pada
pembinaan dan pengembangan pribadi agar memperoleh perkembangan yang optimal
(2) Masalah yang
berhubungan dengan pemahaman diri, norma, nilai atau perasaan subyektif
sifatnya yang didalam diri klien itu sendiri menyebabkan timbulnya konflik
b. Klien
(1) Klien yang dibantu
umumnya berkenaan dengan orang orang yang tergolong normal
c. Bentuk bantuan
(1) Bantuan kepada
klien dilakukan melalui bimbingan dan konseling
d. Tujuan
Konseling
(1) Terstruktur dan
terarah kepada tujuan-tujuan yang lebih terbatas (spesifik) dan konkrit
(2) Mengutuhkan
kembali pribadi klien yang “tergoncang” untuk kemudian mencoba menghadapi
kenyataan dan menyesuaikan diri terhadap kendala yang ada serta akhirnya
mencari jalan keluar dari masalah.
e. Peran Konselor
(1) Konselor tidak
berperan sebagai penguasa situasi, membantu individu untuk menilai dirinya
sendiri dengan prinsip tidak mengikat
(2) Konselor
mendudukan dirinya pada posisi yang sejajar dan mencoba bersama klien
memecahkan permasalahannya
f.
Peran Klien
(1) Mengikuti
setiap kegiatan bimbingan dan / atau tahapan konseling secara aktif
(2) Cenderung klien
yang lebih aktif dengan terapi yang berpusat pada klien (client centered)
g. Proses Bantuan
(1) Bersifat
edukatif, suportif, berorientasi kesadaran, dan dalam jangka waktu yang relatif
pendek.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan
terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi
profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk
bidang profesi tersebut.
Secara
estimologi, istilah profesi berasal dari bahasa Inggris yaitu profession atau
bahasa latin profecus yang artinya mengakui, adanya pengakuan, menyatakan
mampu, atau ahli dalam melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan secara terminologi,
profesi berarti suatu pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi
pelakunya yang ditekankan pada pekerjaan mental; yaitu adanya persyaratan
pengetahuan teoritis sebagai instrumen untuk melakukan perbuatan praktis, bukan
pekerjaan manual.
B. Saran
Dengan
makalah ini pemakalah menyarankan kepada rekan sekalian untuk lebih memahami
profesi BK sebelum nantinya kita terjun ke lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja,
(Bandung : Remaja Rosdakarya. 1994)
Sofyan S. Willis, Konseling Individual,
()Bandung : Jurusan PPB FIP IKIP Bandung)
Syamsu Yusuf &
Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan & Konseling, Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2010
Dadang S. dan Sunaryo K., Pengantar
Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung
: Publikasi Jurusan BP FIP IKIP Bandung. 1980)
Kartini Kartono dan Dali Gulo, Kamus
Psikologi, (Bandung : Pionir Jaya, 1987h. 547
Theresia Lely Okvitasari. Konseling
Kesehatan Mental. (Online) sumber: http://lelyokvitasari.blogspot.co.id/
diunggah pada Kamis, April 12,
2012,
dan diakses pada 31 Desember 2016 pukul 17.00 Wib.
[2] Dadang S. dan Sunaryo K., Pengantar Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung : Publikasi
Jurusan BP FIP IKIP Bandung. 1980) h. 3
[4] Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, (cv haji samaagung ,
Jakarta, 1994) h. 135
[5] Theresia Lely Okvitasari. Konseling Kesehatan Mental. (Online) sumber: http://lelyokvitasari.blogspot.co.id/
diunggah pada Kamis, April 12, 2012, dan diakses pada 31 Desember 2016
pukul 17.00 Wib.
[8] Syamsu Yusuf & Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan &
Konseling, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2010) H. 73
No comments:
Post a Comment