BAB.
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kehidupan manusia tidak terlepas dari hasil
kebudayaan. Terbukti dari semua aspek kehidupan, manusia selalu menghasilkan
sesuatu untuk menunjang kehidupan nya. Masa modern ini, manusia kian giat
membuat terobosan baru dibanyak bidang. Di antranya kendaraan, mesin pengolah
makanan, dan lain sebagainya. Tentunya teknologi semacam itu tidak hadir secara
tiba-tiba, pastilah mengalami proses yang panjang dan waktu yang lama.
Manusia yang sekarang mempunyai teknologi serba
canggih dahulu juga pernah mengalami masa terbelakang. Mulai dari tempat
tinggal yang belum menetap, tidak memiliki keterampilan mengolah tanah, sampai
masih lemah dalam hal intelektual. Namun masa ini berakhir saat adanya
kemunculan peradaban-peradaban maju yang memiliki pemikiran yang maju pula. Di
antaranya adalah peradaban Mesopotamia.
Dalam makalah ini, saya sebagai pemakalah akan
memaparkan informasi tentang peradaban Mesopotamia. Dimulai dari letak
geografis, penduduk, dan hasil peradaban penduduknya. Di sajikan secara rinci
namun mudah dipahami karena menggunakan bahasa yang simple.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan
masalah dalam makalah ini adalah
1. Bagaimana letak geografis Mesopotamia?
2. Bagaimana keadaan penduduk Mesopotamia?
3. Bagaimana hasil peradaban Mesopotamia?
C.
Tujuan
Pembahasan
Adapun tujuan pembahasan makalah ini adalah :
1. Mengetahui letak geografis Mesopotamia
2. Mengetahui keadaan penduduk Mesopotamia
3. Mengetahui hasil peradaban Mesopotamia
BAB.
II
PEMBAHASAN
A.
Letak
Geografis Mesopotamia
Mesopotamia adalah suatu daerah
yang terletak di antara dua sungai, yaitu sungai Eufrat dan Tigris
(Mezo=tengah, potamus=sungai). Sebagaimana di Mesir, tanah sepanjang sungai itu
adalah subur, di luar itu terdapat tanah-tanah gunung yang gersang dan tandus,
misalnya gurun Hamad, gurun Nufud yang termasuk Saudi Arabia. Sedangkan di
wilayah Timur sungai itu ada pegunungan Elbrus dan Kurdistan.[1]
Tahun 3500 SM – 600 SM di wilayah Irak khusunya
lembah sungai Trigis berdiri beberapa kerajaan besar yang membangun peradaban
dunia paling awal, seperti Sumeria, Akkad, Assyiria dan Babilonia. Tahun 539 SM
wilayah ini (Mesopotamia) dikuasai kerajaan Persia setelah mengalahkan
Babilonia Baru. Tahun 331 SM Iskandar Agung (Iskandar Dzulkarnain/Alexander The
Great) mengusir ban gsa Persia
yang kemudian pemerintahan Yunani berkuasa di wilayah ini (Orang Yunani
menyebutnya Mesopotamia).
Tahun 115 SM wilayah itu menjadi bagian dari
kekaisaran Roma selama 500 tahun. Kemudian sebagian daerahnya dikuasai Persia
daerah lain tetap dikuasai roma hingga datangnya Islam. Daerah Mesopotamia ini,
sekarang lebih dikenal dengan Republik Irak. Dikawasaan Mesopotamia ini,
terdapat berbagai macam bangsa (suku). [2]
Mesopotamia berasal dari bahasa Yunani dari kata
“Mesos (Tengah)” dan Patmos (Sungai), yang artinya “daerah diantara
sungai-sungai”. Sungai yang dimaksud adalah sungai Trigis dan sungai Eufrat.
Kawasaan di lembah sungai Eufrat dan Tigris di bagi secara alami menjadi dua
kawasaan yaitu Mesopotamia atas dan Mesopotamia bawah (Babilonia).
Pada zaman dahulu Mesopotamia atas memiliki dua
pusat peradaban utama, satu berada diwilayah Eufrat atas dan pusat yang lama
terletak dimuara Zab (sungai Tigris atas). Mesopotamia bawah yang merupakan
situs bangsa Sumeria dan Akkadia, secara alami juga terbagi menjadi bagian
utara dan selatan. Bagian utara terpusat disekitar Babillon, sedang bagian
selatan terpusat di kota-kota Sumeria seperti Lama, Esidu, dan Ur. Bangsa ini
hidup pada 4000 SM dan dapat bertahan dengan melakukan irigasi. Dilihat dari kondisi
Geografi disebelah Utara Mesopotamia dibatasi oleh bukit-bukit, gunung-gunung
batu, dan area pertanian. Sedangkan disebelah Selatan Mesopotamia dihiasi
dengan rawa yang luas dan tanah tandus.[3]
Dalam peta dunia Daerah di antara Euphrat dan
Tigris sekarang adalah wilayah kekuasaan Republik Iraq (Aljumhuriya Aliraqiya),
wilayah Iraq termasuk dalam benua Asia, lebih tepatnya Asia Barat (Timur
Tengah). Sungai Euprath sendiri mempunyai hulu di Republik Islam Iran,
sedangkan sungai Tigris berhulu di Turki. Kedua sungai ini sama-sama bermuara
di Teluk Persia dengan muara yang sama. [atlas Indonesia dan Dunia].
B.
Keadaan
Penduduk Mesopotamia
Sebelum membahas lebih dalam, kita harus
menyamakan persepsi bahwa Mesopotamia bukanlah nama dari sebuah bangsa,
melainkan adalah nama sebuah daerah (sama hal nya seperti Nusantara). Wilayah
Mesopotamia tidak hanya di diami oleh 1 suku bangsa, hal ini sangat masuk akal
mengingat wilayah Mesopotamia adalah wilayah yang subur, maka dari itu tidaklah
heran jika daerah ini dijadikan perebutan beberapa bangsa yang ada di sekitar
lembah ke-2 sungai ini.
Daerah sekitar Mesopotamia didiami oleh
bangsa-bangsa yang termasuk rumpun semit. Mereka hidup dengan keadaan
semi-nomadik. Mereka beternak dan kafilah-kafilahnya bergerak kemana-mana
mengangkut dagangan.
Para petani dunia menetap di bentangan tanah
subur dari Teluk Persia hingga timur Laut Tengah. Tanaman besar berbiji telah
dibudidayakan di Yerikho sejak 8000 SM. Desa berumah bata bermunculan di
Anatolia dan Mesopotamia Tengah pada milenum ke-7 SM, sedangkan sejak 6000 SM.
Pada tahun 5500 SM, irigasi dibangun untuk mengairi lahan kering dan meningkatkan
hasil pertanian. Pembudidayaan, proses pemilihan dan pembiakan sifat
menguntungkan dari tanaman liar muncul secara terpisah dalam waktu yang berbeda
di wilayah sub tropis. Di Asia Barat terdapat terdapat tanaman gandum dan
barli, sedangkan ternaknya Domba dan Kambing, untuk diambil susu, kulit, dan
bulunya. Setelah pertenian dan peternakan sanggup menghidupi komunitas sekitar
lembah 2 sungai ini, mulailah bermunculan bangunan permanen yang dibuat dari
batu bata tanah liat yang dikeringkan di bawah sinar matahari.[4]
Tulisan mungkin adalah penemuan terbesar
peradaban kota, berkembang dari transaksi perdagangan. Tulisan pertama dari
Mesopotamia yang ditulis pada millennium ke-4, adalah tanda terima dengan
symbol dan angka yang ditulis diatas tanah liat dan diarsipkan di perpustakaan
lempengan tanah liat. Tidak hanya penulisan bisnis perdagangan, namun juga masalah
hukum, mitos, serta hal-hal keagamaan.
Pada masa itu lembah sungai Kuning, Nil, Tigris,
Eufrat, dan Indus yang subur, dapat mendukung populasi yang sangat besar, dan
disinilah kebudayaan besar perkotaan dunia kuno muncul, tak terkecuali Mesopotamia.
Dataran banjir subur di Mesopotamia merupakan pusat revolusi perkotaan. Uruk,
salah satu negara-kota pertama, berkembang pada 3500 SM.
Berikut adalah beberapa bangsa yang mendiami
daerah Mesopotamia:
1. Sumeria
Sumeria berasal dari daerah sekitar Susa. Orang
Sumeria ini lebih banyak berdiam di kota-kota. Ibukotanya bernama Ur. Kota ini
merupakan pusat perekonomian, dengan jaringan dagang yang luas, yang membentang
hingga Dilmun (Baqrain) dan kota-kota di tepi sungai Indus. Kapal yang
mengangkut emas, tembaga, kayu, gading, dan batuan berharga memasuki Persia
melalui kanal-kanal yang menghubungkan kota dengan sungai eufrat. Arsip
pencatatan transaksi juga telah terorganisir dalam tulisan-tulisan di lempengan
tanah liat.
Kekayaan yang dihasilkan perdagangan ini
terlihat pada bangunan-bangunan besar yang menghiasi kota itu, terutama
ziggurat untuk dwa kota, Ur-Nammu, dan kubur mewah di ‘Makam Kerajaan’.[9]
Bangunan kota orang Sumeria menyerupai kota yang ada di India, bangunan kota
terbuat dari batu-bata tanah liat. Orang Sumeria juga telah mengenal abjad yang
di namakan huruf paku, angka, dan penanggalan.
Penghidupan bangsa Sumeria adalah beternak, berniaga, bertani, dan
perlogaman. Mereka mempercayai adanya dewa, seperti dewa langit, bumi, udara,
lautan, dan sebagainya.[5]
2.
Akkadia
Orang Akkadia ini termasuk rumpun semit dari
padang pasir. Awalnya mereka selalu kalah perang dengan orang Sumeria, tetapi
saat Akkadia dipimpin oleh Sargon, mereka berhasil mengalahkan Sumeria dan
mendiami wilayah Mesopotamia (2340-2180 SM). Walaupun mereka mengalahkan bangsa
Sumeria, namun Akkadia tetap menggunakan budaya dan kebiasaan Sumeria, serta
berbaur dengan mereka. Tidak jauh berbeda dengan Sumeria, bangsa Akkadia juga
mempercayai dewa-dewa dan memiliki cerita tentang Adopa Etana dan Gilgamesh.
Perdagangan aktif antara Mesopotamia, Plato
Iran, dan lembah sungai Indus diketahui dari penemuan barang dagangan,
perhiasan, batu akik, bejana, batu mineral lembut, serta meterai lembah sungai
Indus yang ditemukan diseluruh daerah Mesopotamia. Dilmun adalah pelabuhan
transit penting di daerah teluk, dan pos perdagangan dari Oman, yang berdagang
dengan pelabuhan utama Mesopotamia di ur dan Lagash, serta lembah Indus,
penemuan cap meterai Teluk mencerminkan
penyebaran kontak dagang di Teluk.
3.
Babilonia
Ada lagi bangsa padang pasir yang lain dari
rumpun semit yang mendiami wilayah Mesopotamia. Mereka menguasai Mesopotamia
setelah mengalahkan bangsa Akkadiaa dan Sumeria. Bangsa ini lebih dikenal
sebagai babilonia lama, untuk membedakan dengan Babilonia baru yang muncul
setelahnya. Raja terbesar Babilonia adalah Hamurabbi. Pada masanya, sungai
Eufrat dan Tigris tetap ramai sebagai jalur perdagangan. Selain itu, ia juga
mengatur pajak dan pelarangan main hakim sendiri, maka dari itu keamanan sangat
terjaga.
Seperti bangsa-bangsa sebelumnya, bangsa
Babilonia juga mempercayai dewa-dewa, dengan Marduk sebagai dewa utama. Mereka
mempunyai kebiasaan meramal berdasarkan letak bintang dan hati domba. Serta
peran pendeta disana sangatlah penting bagi pendidikan. Orang Babilonia juga
gemar membangun bangunan, antara lain menara. Namun sesudah Hamurabbi
meninggal, Babilonia mengalami kemunduran dan akhirnya bangsa Hatit datang dan
menyerang, lalu mendiami beberapa wilayah Mesopotamia.
4.
Assiria
Mesopotamia utara didominasi beberapa negara
kota, seperti Ashur dan Mari, yang berpusat pada istana dan kompleks kuil. Pada
sekitar 3000 SM bangsa Ashur atau Assiria ini hanyalah kecil saja, mereka
terpaksa membayar upeti kepada penguasa Babilon dan Hitit. Tetapi kira-kira
1300 SM orang-orang Assiria ini menjadi kuat dan merdeka. Mereka berhasil
meluaskan daerah dan menyerang Damsyik, Tarsus, Lonia, Babilon, Mesir, dan
Palestina.
Kerajaan Assiria merupakan kerajaan terbesar
dijamannya. Orang-orang Assiria terkenal suka berperang, karena itu mereka
mempunyai banyak musuh, di antaranya Yahudi, Syiria, dan Phunisia.
Bangsa Assiria juga mempelajari Astrologi yaitu
kemahiran meramal nasib dan kejadian-kejadian serta letak bintang-bintang.
Mereka menghitung setahun terdiri dari 365,25 hari. Mereka memiliki perhitungan
dengan satuan hitung 6 angka. Sedangkan abjad, mereka mengambil dari bangsa
sumeria yaitu huruf paku. Perpustakaan pada masa kekaisaran Assiria terdiri
dari ubin-ubin tanah liat dengan huruf paku. Dalam bidang Arsitektur, bangsa
Assiria memiliki bangunan-bangunan yang indah dengan relief, namun tidak tahan
lama dibandingkan bangunan bangsa Mesir.
Bangsa yang mengandalkan pada kekuatan saja
tentu tak dapat bertahan lama, pada tahun 612 SM kota niniveh diserbu oleh
bangsa Kaldes, Media, dan Babilon. Pada 612 SM, setelah dikepung selama 3
bulan, Nineveh dan kota-kota lainnya dihancurkan, dan sebuah peradaban agung
telah hancur.[6]
5.
Babilonia Baru
Setelah kejatuhan Assiria, Raja pertama
babilonia baru Nabopolassar (625-605 SM) mengembangkan kerajaan menjadi
kekaisaran, mengirim pasukan yang dipimpin puteranya, Nebukadnezzar memerangi
bangsa Mesir. Mereka mengalahkan Mesir dan merebut Suriah. Nebukadnezzar
menggantikan ayahnya pada 605 SM dan memerintah selama lebih dari 40 tahun. Ia
memperluas kota babilon dengan sebuah jalan baru, jalan suci, dan mengembangkan
kembali kuil bagi dewa babilon (Marduk). Dan mendirikan istana atas dirinya
dengan membuat taman gantung yang terkenal. Dan renovasi menara Babel, ziggurat
mengagumkan berlantai Sembilan untuk menggapai surga.
Sesudah itu babilonia bangkit kembali. Raja
Nebukadnezar 612-536 SM membuat kerajaan Babilon baru menjadi besar.
Nebukadnezar menyerang Yuda dan banyak pula menawan orang Yahudi.
Di tanah babilon baru ini ilmu perbintangan juga
giat dipelajari bahkan ada 5 planet yang diberi nama menurut dewa-dewa mereka.
Mereka juga banyak meninggalkan batu-batu pipih dari tanah liat penuh tulisan.
Dalam kerajaan babilonia ini perdagangan juga maju.
Sesudah Nebukadnezar meninggal kerajaan itu menjadi mundur dan menjadi
bulan-bulanan bangsa Media dan Parsi.
C.
Keadaan Sosial-Budaya,
Politik, Dan Kepercayaan Peradaban Mesopotamia
1.
Kepercayaan
(Agama)
Bangsa Sumeria
adalah bangsa yang merintis peradaban Mesopotamia. Maka, kepercayaan yang
dianut bangsa ini pun menjadi sebuah dasar dari kepercayaan-kepercayaan bangsa
yang menguasai Mesopotamia lainnya. Bangsa ini menganut kepercayaan politeisme
atau mempercayai adanya banyak dewa. Dewa-dewa tersebut, diantaranya, Uruk
(Dewa Langit), Nippur (Dewa Bumi), dan Eridu (Dewa Air). Salah satu kepercayaan
agama Sumeria adalah bahwa kehidupan dibumi adalah kehidupan hakiki, tidak ada
kebahagiaan dan kesenangan setelah dibumi.
Sementara
kehidupan kedua mirip dengan kematian sekalipun bukan kematian yang sebenarnya,
kehidupan tersebut adalah tempat kembali setiap manusia, tidak ada perbedaan
antara yang baik dengan yang jahat siapapun tidak dapat mengelak hal itu,
kecuali Dewa. Kepercayaan bangsa Sumeria ini terus berkembang dan dianut oleh
masyarakat yang tinggal di daerah Mesopotamia. Tetapi ketika bangsa Persia
menguasai daerah Mesopotamia, berkembanglah ajaran agama Persia. Kitab Suci
Awesta ini merupakan firman-dewa dengan perantara nabi diturunkan kepada bangsa
Persia. Maha besar Allah dalam segala penciptaannya
2.
Pemerintahan
(Politik)
Wilayah
Mesopotamia tediri dari berbagai Negara Kota. Kepala Negara kota adalah seorang
Raja yang merangkap sebagai kepala agama. Raja mengatur perekonomian dan
memimpin pasukannya ke Medan perang sehingga peran seorang raja sangat besar
artinya bagi kehidupan dan kelangsungan pemerintahan.
Sejak
peradaban Mesopotamia berkembang, banyak terjadi persaingan atau perebutan
kekuasaan, yang mana tejadi konflik internal antar bangsa (rumpun). Namun ada
satu bangsa yang menjalankan/memiliki struktur yang terorganisir hingga
mempunyai hukum-hukum yang tertulis, yaitu bangsa Babilonia. Sejak awal
pemerintahannya, Hammurrabbi telah memeperkenalkan sistem hukuman dalam
kehidupan masyarakat yang peraturannya didasarkan pada nilai-nilai tradisional.
Hukum tersebut lebih dikenal sebagai hukum Hammurrabbi yang ditulis pada
prasasti batu yang tingginya kurang lebih 2,5 meter dan ditempatkan
ditengah-tengah ibu kota Babilonia.
Hukum
Hammurabi menggambarkan tentang struktur ideal masyarakat Babilonia Lama.
Diatas adalah raja, yang merupakan penguasa segala sesuatu dikerajaannya.
Kemudian dibawahnya terdapat tiga kelas sosial, awilum (bangsawan), mushkenum
(rakyat biasa), dan wardum (budak). Kesemuanya memiliki tingkatan hukum yang
berbeda menurut tingkat masyarakat yang ada. [7]
3.
Masyarakat
(Sosial-Budaya)
Daerah daerah
di sekitar daerah Mesoptamia didiami oleh bangsa –bangsa yang termasuk rumpun
bangsa sempit. Kehidupannya bersifat seminomadik. Mereka Hidup dari beternak
dan berdagang, namun setelh mendapat tanah – tanah yang subur, mereka mulai
hidup dari hasil pertanian. Para pedagang dapat melakukan aktifitas
perdagangannya melalui sungai Eufrat dan Tigris. Kira kira tahun 3000 SM,
daerah Mesopotamia didiami oleh bangsa Sumeria. Orang – Orang Mesopotamia Lebih
banyak bertempat tinggal pada kota kota besar dan juga pada ibu kotanya yang
bernama Uruk (Ur).
D.
Hasil
Peradaban Mesopotamia
1.
Ekonomi
a.
Peternakan:
Babi dan Aurochs (sapi liar)
b.
Pertanian:
Barli
c.
Perlogaman:
Emas, Tembaga, Batuan Berharga,
d.
Lain-lain:
Kayu gelondong, gading, dll
2.
Religius
Agama negara
pertama dianut di Sumeria pada melenium 3 SM, mitologi tertulis tertua dibuat
dimesir pada milenium 2 SM, dan pada milenuim
1 SM serangkaian praktik diserap ke dalam agama terorganisir, dukun,
imam. Mitos menjadi doktrin, persembahan menjadi upacara, dan pemujaan leluhur.[8]
3.
Arsitektur
a.
Tempat
tinggal: bahan batu bata dari tanah liat yang di jemur.
b.
Taman gantung
c.
Kuil atau
menera tinggi untuk mengatur sistem pertanian dan peternakan.
4.
Sosial -
Politik
a.
Masyarakat
kota bersifat Hierarkis, dengan pembagian kerja yang rumit, pembagian ini
diatur secara ekonomi dan spiritual oleh elit terpelajar, dan dalam beberapa
kasus dipimpin raja yang dianggap dewa.
b.
Hammurabi
adalah raja Mesopotamia yang paling terkenal. Sejak awal pemerintahannya,
Hammurrabbi telah memperkenalkan sistem hukuman dalam kehidupan masyarakat yang
peraturannya didasarkan pada kebutuhan bermasyarakat. Hukum tersebut terkenal
dengan sebutan hukum Hammurrabbi. Ditulis pada prasasti batu yang tingginya +
2,5 m dan ditempatkan ditengah-tengah ibu kota Babilonia.
5.
Seni
a.
Patung
Terakota: dari dewi berperut besar dari Catai Huyuk ini adalah bukti keberadaan
kultus kesuburan.
b.
Head of a
ruler, Patung Kepala Seorang Penguasa (“Sargon”)
c.
Stele of
Naram-Sin (Stele= lempengan batu untuk menuliskan/menggambarkan suatu
peringatan).
d.
Potret (Gudea
dari Lagash)
6.
Iptek
a.
Abjad tulisan
paku.
b.
Peta/denah
tertua di dunia yang pernah ditemukan.
c.
Astronomi:
mempelajari langit dengan sistematis. Mereka dapat nenperkirakan gerhana bulan,
jalur planet, dan matahari juga berhasil dipetakan secara cukup akurat. Hal ini
menjadi acuan ilmuan barat untuk mengembangkan ilmu astronomi
d.
Membangun
kanal-kanal tempat bersandarnya kapal dagang dari daerah lain yang masuk ke
sungai eufrat.
e.
Pendokumentasian
barang dagangan yang keluar masuk Mesopotamia dengan mencatat di lempengan
tanah liat menggunakan huruf paku.
f.
Cap materai
yang digunakan untuk keabsahan jual-beli
BAB.
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Mesopotamia adalah suatu daerah yang terletak di
antara dua sungai, yaitu sungai Eufrat dan Tigris (Mezo=tengah,
potamus=sungai). Wilayah Mesopotamia pernah di diami oleh beberapa bangsa yaitu
Sumeria, Akkadia, Babilonia, Assiria, Babilonia baru dengan corak kebudayaan
yang tidak jauh berbeda. Bangsa-bangsa ini menghasilkan peradaban di bidang
ekonomi, sosial-politik, budaya, iptek, seni, arsitektur, politik, dan agama.
Mesopotamia adalah daerah perlembahan yang
diapit oleh dua buah sungai yaitu sungai Tigris dan sungai Euphrat. Daerah ini
pada mulanya adalah daerah rawa-rwa yang ditumbuhi tumbuh-tumbuhan yang rimbun
yang berfungsi sebagia penahan banjir yang ditimbulkan oleh luapan kedua sungai
tersebut.
Sejarahwan menduga bahwa bangsa Sumeria adalah
pembangunan peradaban Mesopotamia pertama. Meskipun asal-usulnya tidak
diketahui secara pasti yang jelas mereka telah menetap di Mesopotamia sejak
sekitar tahun 5000 SM.
Kondisi alam Mesopotamia berpengaruhg sekali
terhadap karateristik peradaban yang dibangun oleh bangsa-bangsa yang pernah
tinggal di sana tidak terkecuali bangsa Sumeria.
B.
Saran
Demikianlah pembahasan makalah mengenai
peradaban mesopotamia, semoga dapat bermanfaat bagi rekan pembaca sekalian. Kritik
dan saran sangat pemakalah harapkan demi untuk perbaikan makalah kami
selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Sutrisno Kutojo, Sejarah Dunia 1 (Jakarta:
Widjaya Jakrta, 1976)
Editior: Andrew Heritage, Atlas Sejarah Dunia
(Erlangga, 2009)
Iryadi, Achmad. Pengantar Sejarah Asia Barat Daya.
(Bandung : UPI press.2008)
[1] Sutrisno Kutojo, Sejarah
Dunia 1 (Jakarta: Widjaya Jakrta, 1976), hlm. 23
[2] Editior: Andrew Heritage, Atlas
Sejarah Dunia (Erlangga, 2009), hlm. 19
[3] Sutrisno Kutojo, Sejarah
Dunia 1 (Jakarta: Widjaya Jakrta, 1976), hlm. 25
[4] Iryadi, Achmad. Pengantar
Sejarah Asia Barat Daya. (Bandung : UPI press.2008) h. 86
[5] Iryadi, Achmad. Pengantar
Sejarah Asia Barat Daya. (Bandung : UPI press.2008) h. 87
[6] Iryadi, Achmad. Pengantar
Sejarah Asia Barat Daya. (Bandung : UPI press.2008) h. 88
[7] Editior: Andrew Heritage, Atlas
Sejarah Dunia (Erlangga, 2009), hlm. 27
[8] Iryadi, Achmad. Pengantar
Sejarah Asia Barat Daya. (Bandung : UPI press.2008) h. 90
No comments:
Post a Comment