Thursday, April 19, 2018

MAKALAH Manusia, Kecerdasan, Kesuksesan, dan Kebahagiaan


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Ketika seseorang dengan kemampuan EQ (Emotional Quetient) dan IQ (intelegence Quetient) nya berhasil mendaki kesuksesan, acapkali ia disergap oleh perasaan ’kosong’, dan hampa dalam celah bathinnya. Setelah prestasi puncak telah dipijak, ketika semua pemuasan kebendaan telah diraih, setelah uang hasil jerih usaha berada dalam genggaman, ia tak lagi tahu  kemana harus melangkah: untuk tujuan apa semua prestasi itu diraihnya; hingga tidak tahu dan mengerti untuk apa ia hidup dan dimana ia berpijak.
Seseorang yang mempunyai kebermaknaan (SQ) yang tinggi mampu menyandarkan jiwa sepenuhnya berdasarkan makna yang diperoleh sehingga ketenangan hati akan muncul.Jika hati telah tenang (EQ) akan memberikan sinyal untuk menurunkan kerja simpatis menjadi parasimpatis. Jika seseorang sudah tenang karena aliran darah sudah teratur, maka seseorang akan dapat berfikir secara optimal (IQ] sehingga lebih tepat mengambil keputusan. Manajemen diri untuk mengolah hati tidak cukup dengan IQ dan EQ saja, tetapi SQ juga sangat berperan dalam diri manusia sebagai pembimbing kecerdasan lain. Orang sukses tidak hanya cukup dengan kecerdasan intelektual tetapi juga perlu kecerdasan emosional agar merasa gembira, dapat bekerja dengan orang lain, punya motivasi kerja, dan bertanggung jawab. Selain itu kecerdasan spiritual juga diperlukan agar merasa bertakwa, berbakti, dan mengabdi secara tulus, luhur, dan tanpa pamrih.
Kecerdasan spiritual membantu seseorang untuk menemukan makna hidup dan kebahagiaan. Inilah kenapa kecerdasan spiritual dinilai sebagai kecerdasan yang paling penting dalam kehidupan seseorang. Karena, menemukan makna dari kehidupan dan kebahagiaan adalah tujuan dari setiap orang dalam hidupnya. Untuk apa mempunyai kecerdasan intelektual yang tinggi bila hidupnya tidak berbahagia? Untuk apa dapat meraih kesuksesan, baik itu dalam karier, kekayaan, maupun dalam kehidupan sosial, bila tidak bisa merasakan sebuah kebahagiaan? Itulah kenapa kecerdasan spiritual dikatakan sebagai kecerdasan yang paling penting dan tinggi.
Jika memang kecerdasan spiritual dinilai sebagai kecerdasan yang paling penting dan tinggi karena terkait dengan kemampuan seseorang dalam meraih kebahagiaan, pertanyaan yang segera muncul adalah apakah kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional menjadi tidak penting lagi dalam kehidupan manusia?
Kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang sangat penting untuk dikembangkan dalam diri manusia. Ketiganya merupakan karunia Tuhan yang tidak boleh diabaikan agar manusia dapat menjalani dan menikmati kehidupannya dengan baik.
Akan tetapi, hal yang tidak diinginkan adalah mengembangkan kecerdasan yang satu, namun mengabaikan kecerdasan yang lainnya.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan kecerdasan?
2.      Bagaimana konsep kesuksesan?
3.      Bagaimana makna kebahagiaan?

C.    Tujuan
1.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah spiritual question
2.      Untuk memahami mengenai konsep manusia, kecerdasan, kesuksesan dan kebahagiaan


BAB II
PEMBAHASAN

Manusia adalah makhluk yang memiliki karunia kesempurnaan fisik, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Dengan kecerdasannya, ia mampu mengelola hati dan pikirannya. Bahkan mampu memahami bagaimana proses berpikir itu sendiri. Banyak orang kurang menyadari hal ini, tidak mengetahui, pura-pura tidak tahu, atau bahkan tidak mau tahu bahwa  mereka memiliki kemampuan mengelola hati dan pikirannya. Sehingga mereka tidak pernah sadar, bahwa mereka telah menjadi budak atau hamba dari hati dan pikiran mereka sendiri. Bukannya memimpin hati dan pikirannya, malahan seumur hidupnya dikendalikan oleh hati dan pikirannya sendiri.

A.    Pengertian Kecerdasan
Kecerdasan adalah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan, seperti kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan belajar. Kecerdasan erat kaitannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu. [1]
Kecerdasan adalah perihal cerdas, kesempurnaan akal budi manusia. Kata kecerdasan ini diambil dari akar kata cerdas. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia cerdas berarti sempurna perkembangan akal budi seseorang manusia untuk berfikir, mengerti, tajam pikiran dan sempurna pertumbuhan tubuhnya.
Howard Gardner mendefinisikan kecerdasan adalah :
1.      Kemampuan untuk memecahkan suatu masalah
2.      Kemampuan untuk menciptakan masalah baru untuk dipecahkan
3.      Kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau menawarkan suatu pelayanan yang berharga dalam suatu kebudayaan masyarakat.
Kecerdasan atau intelegensi dapat dipandang sebagai kemampuan memahami dunia, berpikir rasional, dan menggunakan sumber-sumber secara efektif pada saat dihadapkan dengan tantangan. Ada juga yang berpendapat bahwa pengertian kecerdasan adalah kemampuan general manusia untuk melakukan tindakan-tindakan yang mempunyai tujuan dan berpikir dengan cara rasional. Selain itu, kecerdasan dapat juga diartikan sebagai kemampuan pribadi untuk memahami, melakukan inovasi, dan memberikan solusi terhadap dalam berbagai situasi.
Gregory: Kecerdasan adalah kemampuan atau keterampilan untuk memecahkan masalah atau menciptakan produk yang bernilai dalam satu atau lebih bangunan budaya tertentu.
B, P. Chaplin: Kecerdasan adalah kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara tepat dan efektif. Anita E. Woolfolk: Kecerdasan adalah kemampuan untuk belajar, keseluruhan pengetahuan yang diperoleh, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi baru atau lingkungan pada umumnya.

B.     Konsep Kesuksesan
Kesuksesan selalu dicapai dengan sebuah proses setelah melewati berbagai  hambatan. jadi jangan takut gagal, karena kegagalan juga sebuah proses pembelajaran. Tentu kemampuan manusia juga akan semakin meningkat. Sebenarnya kata gagal hanyalah milik orang yang berhenti mencoba, berhenti berinovasi, berhenti berbuat.[2]
Di samping keberanian modal pertama untuk mencapai sukses, ada hal lain yang sangat penting juga untuk diketahui yaitu selalu berfikir positif, selalu optimis akan berhasi. Berfikir positif dan optimis dapat dicapai dengan selalu berinteraksi dengan orang-orang yang bermental positif dan optimis dalam melakukan banyak hal, serta dengan komunitas yang sama visinya. Karena hal tersebut dapat mengalirkan energi positif.
Banyak orang yang merasa telah berjuang, berusaha dengan sangat keras, namun saja dia belum merasa pernah mencapai kesuksesan seperti yang diharapkannya. Semakin hari hidupnya semakin sulit dan terhimpit dalam keterpurukan ekonomi yang sangat mengenaskan. Beban kehidupan seakan semakin menggunung dipundaknya yang telah semakin rapuh dimakan usia. Hingga akhirnya dia sangat lelah, letih dalam berjuang menyusuri hidup dalam kehidupannya, semua motivasi dalam dirinya semakin terasa menghilang. Pada saat itulah, dia membutuhkan dukungan dari keluarga, sahabat serta teman-temannya.[3]
Hati nurani adalah pusat makna tertinggi kehidupan manusia atau the ultimate meaning, yang paling berpengaruh dalam diri kita. Sedangkan otak adalah hamba yang sangat patuh, mengikuti setiap perintah hati nurani kita dalam kehidupan. Keberhasilan dan kebahagiaan yang menjadi impian indah banyak manusia, sesungguhnya sangat dipengaruhi oleh impian hati nurani kita, bukan ditentukan oleh kecerdasan otak kita saja. Hati yang memiliki impian indah menjadi pemenang dalam kehidupan, akan berkreasi dan menciptakan berbagai hal yang positif di dunia ini dan memerintahkan otak melakukan hal yang positif pula.

C.    Makna Kebahagiaan
Semua manusia mendambakan kebahagiaan dalam kehidupan. Kalau bisa kebahagiaan dirasakan baik di waktu siang maupun malam, dalam rumah maupun di kantor. Namun tidak semua perjalanan manusia mencari kebahagiaan menemukan jalan dan cara – cara yang benar untuk meraihnya. Dalam islam, pusat segala kebahagiaan adalah saat seseorang bertemu dengan Sang Khaliq. Tentu bukan dengan makna bahwa kita harus mati terlebih dahulu. Memang, ujung dari perjalanan kehidupan akan seperti itu. Tapi bukankah kebahagiaan itu kita dambakan juga di dunia? Lalu bagaimana caranya? Berapa banyak jalan yang harus ditempuh dan dibutuhkan untuk menuju kepada Allah? Sebanyak yang dituntun di dalam dua pedoman dasar hidup kita yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadits. Jalan – jalan itu tersimpul di dalam sebuah istilah yang cukup populer, singkat tetapi mencakup segala-galanya yaitu takwa.[4]
Kata takwa bermakna menjauh, menghindar. Yang dihindari atau dijauhi sudah tentu bukan Allah, melainkan segala jalan yang dapat mengantar kepada kemurkaan Allah. Jika sudah ada kesadaran untuk menjauhkan diri dari yang dilarang dan dimurkai, yang ada hanya satu pilihan yaitu mengerjakan segala yang diperintah. Oleh karena itu, jumhur (mayoritas) ulama mendefinisikan takwa yakni upaya maksimal melaksanakan perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya. Ini adalah prestasi moral yang paling tinggi. Oleh karena itu, Allah memberikan apresiasi yang sangat tinggi kepada mereka yang secara konsisten dan konsekuen menjalankannya.[5] Allah Menjelaskan,
$pkšr'¯»tƒ â¨$¨Z9$# $¯RÎ) /ä3»oYø)n=yz `ÏiB 9x.sŒ 4Ós\Ré&ur öNä3»oYù=yèy_ur $\/qãèä© Ÿ@ͬ!$t7s%ur (#þqèùu$yètGÏ9 4 ¨bÎ) ö/ä3tBtò2r& yYÏã «!$# öNä39s)ø?r& 4 ¨bÎ) ©!$# îLìÎ=tã ׎Î7yz ÇÊÌÈ  
“Sesungguhnya orang – orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang bertakwa di antara kamu.” (Q.S.Al-Hujurat: 13)



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab II dapat pemakalah simpulkan bahwa Kecerdasan adalah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan, seperti kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan belajar. Kecerdasan erat kaitannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu.
Kesuksesan selalu dicapai dengan sebuah proses setelah melewati berbagai  hambatan. jadi jangan takut gagal, karena kegagalan juga sebuah proses pembelajaran. Tentu kemampuan manusia juga akan semakin meningkat. Sebenarnya kata gagal hanyalah milik orang yang berhenti mencoba, berhenti berinovasi, berhenti berbuat.
Selain yakin dengan pertolongan Allah, setiap orang juga harus yakin dengan kemampuan dirinya sendiri bisa berprestasi dan mencapai kesuksesan yang hakiki. Semangat, percaya diri dan keoptimisan serta motivasi yang kuat merupakan faktor penting dalam kehidupan seseorang untuk mencapai kesuksesan.
Hanya dengan semangat yang tinggi, seseorang takkan pernah berhenti untuk berusaha. Hanya dengan percaya diri, seseorang telah memiliki keyakinan diri yang  baik. Hanya dengan keoptimisan dan berpikir positif seseorang takkan pernah merasa takut untuk mencoba, berkarya dan berusaha tuk berprestasi serta mencapai kesuksesan yang gemilang.

B.     Saran
Pemakalah menyarankan kepada para pembaca agar menambah liteatur lainnya yang berkenaan dengan spiritual question.


DAFTAR PUSTAKA

\Yuanita, Sari. Tips Menumbuhkan Motivasi dan Percaya Diri Untuk Meraih Kesuksesan. (Yogyakarta: Briliant Books. 2011)

Sanusi, Anwar. Jalan Kebahagiaan. (Jakarta: Gema Insani. 2006)

Haddad, Abdullah. Thariqah Menuju Kebahagiaan. (Bandung: Mizan 1998)

Abubakar Baraja. Perkembangan Psikologi. (Jakarta Timur:Studia press, 2008)


[1] Abubakar Baraja. Perkembangan Psikologi. (Jakarta Timur:Studia press, 2008) h. 16
[2] Yuanita, Sari. Tips Menumbuhkan Motivasi dan Percaya Diri Untuk Meraih Kesuksesan. (Yogyakarta: Briliant Books. 2011) h. 72
[3] Yuanita, Sari. Tips Menumbuhkan Motivasi dan Percaya Diri Untuk Meraih  h. 73
[4] Sanusi, Anwar. Jalan Kebahagiaan. (Jakarta: Gema Insani. 2006) h. 31
[5] Haddad, Abdullah. Thariqah Menuju Kebahagiaan. (Bandung: Mizan 1998) h. 55

No comments:

Post a Comment