BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Ketika seseorang
dengan kemampuan EQ (Emotional Quetient) dan IQ (intelegence Quetient) nya
berhasil mendaki kesuksesan, acapkali ia disergap oleh perasaan ’kosong’, dan
hampa dalam celah bathinnya. Setelah prestasi puncak telah dipijak, ketika
semua pemuasan kebendaan telah diraih, setelah uang hasil jerih usaha berada
dalam genggaman, ia tak lagi tahu kemana
harus melangkah: untuk tujuan apa semua prestasi itu diraihnya; hingga tidak
tahu dan mengerti untuk apa ia hidup dan dimana ia berpijak.
Seseorang yang
mempunyai kebermaknaan (SQ) yang tinggi mampu menyandarkan jiwa sepenuhnya
berdasarkan makna yang diperoleh sehingga ketenangan hati akan muncul.Jika hati
telah tenang (EQ) akan memberikan sinyal untuk menurunkan kerja simpatis
menjadi parasimpatis. Jika seseorang sudah tenang karena aliran darah sudah
teratur, maka seseorang akan dapat berfikir secara optimal (IQ] sehingga lebih
tepat mengambil keputusan. Manajemen diri untuk mengolah hati tidak cukup
dengan IQ dan EQ saja, tetapi SQ juga sangat berperan dalam diri manusia
sebagai pembimbing kecerdasan lain. Orang sukses tidak hanya cukup dengan
kecerdasan intelektual tetapi juga perlu kecerdasan emosional agar merasa
gembira, dapat bekerja dengan orang lain, punya motivasi kerja, dan bertanggung
jawab. Selain itu kecerdasan spiritual juga diperlukan agar merasa bertakwa,
berbakti, dan mengabdi secara tulus, luhur, dan tanpa pamrih.
Kecerdasan spiritual
membantu seseorang untuk menemukan makna hidup dan kebahagiaan. Inilah kenapa
kecerdasan spiritual dinilai sebagai kecerdasan yang paling penting dalam
kehidupan seseorang. Karena, menemukan makna dari kehidupan dan kebahagiaan
adalah tujuan dari setiap orang dalam hidupnya. Untuk apa mempunyai kecerdasan
intelektual yang tinggi bila hidupnya tidak berbahagia? Untuk apa dapat meraih
kesuksesan, baik itu dalam karier, kekayaan, maupun dalam kehidupan sosial,
bila tidak bisa merasakan sebuah kebahagiaan? Itulah kenapa kecerdasan
spiritual dikatakan sebagai kecerdasan yang paling penting dan tinggi.
Jika memang
kecerdasan spiritual dinilai sebagai kecerdasan yang paling penting dan tinggi
karena terkait dengan kemampuan seseorang dalam meraih kebahagiaan, pertanyaan
yang segera muncul adalah apakah kecerdasan intelektual dan kecerdasan
emosional menjadi tidak penting lagi dalam kehidupan manusia?
Kecerdasan
intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual adalah kecerdasan
yang sangat penting untuk dikembangkan dalam diri manusia. Ketiganya merupakan
karunia Tuhan yang tidak boleh diabaikan agar manusia dapat menjalani dan
menikmati kehidupannya dengan baik.
Akan tetapi, hal yang
tidak diinginkan adalah mengembangkan kecerdasan yang satu, namun mengabaikan
kecerdasan yang lainnya.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa yang
dimaksud dengan kecerdasan?
2.
Bagaimana
konsep kesuksesan?
3.
Bagaimana
makna kebahagiaan?
C.
Tujuan
1.
Untuk
memenuhi tugas mata kuliah spiritual question
2.
Untuk
memahami mengenai konsep manusia, kecerdasan, kesuksesan dan kebahagiaan
BAB II
PEMBAHASAN
Manusia adalah makhluk yang memiliki karunia kesempurnaan fisik,
kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Dengan kecerdasannya, ia mampu
mengelola hati dan pikirannya. Bahkan mampu memahami bagaimana proses berpikir
itu sendiri. Banyak orang kurang menyadari hal ini, tidak mengetahui, pura-pura
tidak tahu, atau bahkan tidak mau tahu bahwa
mereka memiliki kemampuan mengelola hati dan pikirannya. Sehingga mereka
tidak pernah sadar, bahwa mereka telah menjadi budak atau hamba dari hati dan pikiran
mereka sendiri. Bukannya memimpin hati dan pikirannya, malahan seumur hidupnya
dikendalikan oleh hati dan pikirannya sendiri.
A.
Pengertian
Kecerdasan
Kecerdasan adalah istilah umum yang digunakan untuk
menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan, seperti kemampuan
menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan,
menggunakan bahasa, dan belajar. Kecerdasan erat kaitannya dengan kemampuan
kognitif yang dimiliki oleh individu. [1]
Kecerdasan adalah perihal cerdas, kesempurnaan akal budi
manusia. Kata kecerdasan ini diambil dari akar kata cerdas. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia cerdas berarti sempurna perkembangan akal budi seseorang
manusia untuk berfikir, mengerti, tajam pikiran dan sempurna pertumbuhan
tubuhnya.
Howard Gardner mendefinisikan kecerdasan adalah :
1.
Kemampuan
untuk memecahkan suatu masalah
2.
Kemampuan
untuk menciptakan masalah baru untuk dipecahkan
3.
Kemampuan
untuk menciptakan sesuatu atau menawarkan suatu pelayanan yang berharga dalam
suatu kebudayaan masyarakat.
Kecerdasan atau intelegensi dapat dipandang sebagai
kemampuan memahami dunia, berpikir rasional, dan menggunakan sumber-sumber
secara efektif pada saat dihadapkan dengan tantangan. Ada juga yang berpendapat
bahwa pengertian kecerdasan adalah kemampuan general manusia untuk melakukan
tindakan-tindakan yang mempunyai tujuan dan berpikir dengan cara rasional.
Selain itu, kecerdasan dapat juga diartikan sebagai kemampuan pribadi untuk
memahami, melakukan inovasi, dan memberikan solusi terhadap dalam berbagai
situasi.
Gregory: Kecerdasan adalah kemampuan atau keterampilan
untuk memecahkan masalah atau menciptakan produk yang bernilai dalam satu atau
lebih bangunan budaya tertentu.
B, P. Chaplin: Kecerdasan adalah kemampuan menghadapi
dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara tepat dan efektif. Anita E.
Woolfolk: Kecerdasan adalah kemampuan untuk belajar, keseluruhan pengetahuan
yang diperoleh, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi baru atau
lingkungan pada umumnya.
B.
Konsep
Kesuksesan
Kesuksesan selalu
dicapai dengan sebuah proses setelah melewati berbagai hambatan. jadi jangan takut gagal, karena
kegagalan juga sebuah proses pembelajaran. Tentu kemampuan manusia juga akan
semakin meningkat. Sebenarnya kata gagal hanyalah milik orang yang berhenti
mencoba, berhenti berinovasi, berhenti berbuat.[2]
Di samping keberanian modal pertama untuk mencapai
sukses, ada hal lain yang sangat penting juga untuk diketahui yaitu selalu
berfikir positif, selalu optimis akan berhasi. Berfikir positif dan optimis
dapat dicapai dengan selalu berinteraksi dengan orang-orang yang bermental positif
dan optimis dalam melakukan banyak hal, serta dengan komunitas yang sama
visinya. Karena hal tersebut dapat mengalirkan energi positif.
Banyak orang yang merasa telah berjuang, berusaha dengan
sangat keras, namun saja dia belum merasa pernah mencapai kesuksesan seperti
yang diharapkannya. Semakin hari hidupnya semakin sulit dan terhimpit dalam
keterpurukan ekonomi yang sangat mengenaskan. Beban kehidupan seakan semakin
menggunung dipundaknya yang telah semakin rapuh dimakan usia. Hingga akhirnya
dia sangat lelah, letih dalam berjuang menyusuri hidup dalam kehidupannya,
semua motivasi dalam dirinya semakin terasa menghilang. Pada saat itulah, dia
membutuhkan dukungan dari keluarga, sahabat serta teman-temannya.[3]
Hati nurani adalah pusat makna tertinggi kehidupan
manusia atau the ultimate meaning, yang paling berpengaruh dalam diri kita.
Sedangkan otak adalah hamba yang sangat patuh, mengikuti setiap perintah hati
nurani kita dalam kehidupan. Keberhasilan dan kebahagiaan yang menjadi impian
indah banyak manusia, sesungguhnya sangat dipengaruhi oleh impian hati nurani
kita, bukan ditentukan oleh kecerdasan otak kita saja. Hati yang memiliki
impian indah menjadi pemenang dalam kehidupan, akan berkreasi dan menciptakan
berbagai hal yang positif di dunia ini dan memerintahkan otak melakukan hal
yang positif pula.
C.
Makna
Kebahagiaan
Semua manusia
mendambakan kebahagiaan dalam kehidupan. Kalau bisa kebahagiaan dirasakan baik
di waktu siang maupun malam, dalam rumah maupun di kantor. Namun tidak semua
perjalanan manusia mencari kebahagiaan menemukan jalan dan cara – cara yang
benar untuk meraihnya. Dalam islam, pusat segala kebahagiaan adalah saat
seseorang bertemu dengan Sang Khaliq. Tentu bukan dengan makna bahwa kita harus
mati terlebih dahulu. Memang, ujung dari perjalanan kehidupan akan seperti itu.
Tapi bukankah kebahagiaan itu kita dambakan juga di dunia? Lalu bagaimana
caranya? Berapa banyak jalan yang harus ditempuh dan dibutuhkan untuk menuju
kepada Allah? Sebanyak yang dituntun di dalam dua pedoman dasar hidup kita
yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadits. Jalan – jalan itu tersimpul di dalam sebuah
istilah yang cukup populer, singkat tetapi mencakup segala-galanya yaitu takwa.[4]
Kata takwa bermakna
menjauh, menghindar. Yang dihindari atau dijauhi sudah tentu bukan Allah,
melainkan segala jalan yang dapat mengantar kepada kemurkaan Allah. Jika sudah
ada kesadaran untuk menjauhkan diri dari yang dilarang dan dimurkai, yang ada
hanya satu pilihan yaitu mengerjakan segala yang diperintah. Oleh karena itu,
jumhur (mayoritas) ulama mendefinisikan takwa yakni upaya maksimal melaksanakan
perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya. Ini adalah prestasi moral yang
paling tinggi. Oleh karena itu, Allah memberikan apresiasi yang sangat tinggi
kepada mereka yang secara konsisten dan konsekuen menjalankannya.[5] Allah Menjelaskan,
$pkr'¯»t â¨$¨Z9$#
$¯RÎ) /ä3»oYø)n=yz
`ÏiB
9x.s 4Ós\Ré&ur öNä3»oYù=yèy_ur
$\/qãèä© @ͬ!$t7s%ur
(#þqèùu$yètGÏ9 4 ¨bÎ) ö/ä3tBtò2r& yYÏã «!$# öNä39s)ø?r& 4 ¨bÎ) ©!$# îLìÎ=tã ×Î7yz ÇÊÌÈ
“Sesungguhnya orang – orang yang paling mulia
di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang bertakwa di antara kamu.”
(Q.S.Al-Hujurat: 13)
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab II dapat pemakalah
simpulkan bahwa Kecerdasan adalah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan
sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan, seperti kemampuan menalar,
merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan,
menggunakan bahasa, dan belajar. Kecerdasan erat kaitannya dengan kemampuan
kognitif yang dimiliki oleh individu.
Kesuksesan selalu dicapai
dengan sebuah proses setelah melewati berbagai
hambatan. jadi jangan takut gagal, karena kegagalan juga sebuah proses
pembelajaran. Tentu kemampuan manusia juga akan semakin meningkat. Sebenarnya
kata gagal hanyalah milik orang yang berhenti mencoba, berhenti berinovasi,
berhenti berbuat.
Selain yakin dengan pertolongan Allah, setiap orang juga
harus yakin dengan kemampuan dirinya sendiri bisa berprestasi dan mencapai
kesuksesan yang hakiki. Semangat, percaya diri dan keoptimisan serta motivasi
yang kuat merupakan faktor penting dalam kehidupan seseorang untuk mencapai
kesuksesan.
Hanya dengan semangat
yang tinggi, seseorang takkan pernah berhenti untuk berusaha. Hanya dengan
percaya diri, seseorang telah memiliki keyakinan diri yang baik. Hanya dengan keoptimisan dan berpikir
positif seseorang takkan pernah merasa takut untuk mencoba, berkarya dan
berusaha tuk berprestasi serta mencapai kesuksesan yang gemilang.
B.
Saran
Pemakalah menyarankan
kepada para pembaca agar menambah liteatur lainnya yang berkenaan dengan
spiritual question.
DAFTAR PUSTAKA
\Yuanita, Sari. Tips Menumbuhkan Motivasi
dan Percaya Diri Untuk Meraih Kesuksesan. (Yogyakarta: Briliant Books.
2011)
Sanusi, Anwar. Jalan Kebahagiaan.
(Jakarta: Gema Insani. 2006)
Haddad, Abdullah. Thariqah Menuju
Kebahagiaan. (Bandung: Mizan 1998)
Abubakar Baraja. Perkembangan Psikologi.
(Jakarta Timur:Studia press, 2008)
[1] Abubakar Baraja. Perkembangan Psikologi. (Jakarta
Timur:Studia press, 2008) h. 16
[2] Yuanita, Sari. Tips Menumbuhkan Motivasi dan Percaya Diri Untuk
Meraih Kesuksesan. (Yogyakarta: Briliant Books. 2011) h. 72
[3] Yuanita, Sari. Tips Menumbuhkan Motivasi dan Percaya Diri Untuk
Meraih … h. 73
[4] Sanusi, Anwar. Jalan Kebahagiaan. (Jakarta: Gema Insani.
2006) h. 31
[5] Haddad, Abdullah. Thariqah Menuju Kebahagiaan. (Bandung:
Mizan 1998) h. 55
No comments:
Post a Comment