Thursday, April 19, 2018

MAKALAH KEBERBAKATAN


BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Manusia adalah mahluk individu dan sekaligus mahluk sosial. Manusia sepanjang perkembangannya akan terus mengalami proses “belajar menjadi individu“. Individu pada masa belajar itu akan sangat terikat dengan lingkungannya, suatu ikatan yang sifatnya esensial bagi eksistensi psikologisnya. Pada permulaannya mahluk hidup sangat tergantung pada sesama individu dan dalam perjalanan hidup selanjutnya akan mengarah menjadi semakin sosial aktif. Gardner dengan teori multiple intelligences-nya mengatakan bahwa tahap perkembangan tidak tumbuh sama cepatnya dalam berbagai domain yang terkait dengan kemampuan mentalnya. Otak manusia lebih kompleks dari computer. Otak manusia menjalani proses yang berbeda (Kalat, 2009). Manusia bukanlah mesin belajar, melainkan mahluk individu yang belajar karena yang disebut proses belajar manusia terjadi dalam daerah yang khusus di bagian otak. Otak manusia mempunyai kemampuan jamak, antara lain kemampuan untuk dapat mengontrol gerak tangan dan jari, bahasa, merencanakan masa depan, serta dapat menjalankan berbagai pekerjaan yang sifatnya sangat spesifik.
Manusia juga adalah mahluk tunggal yang memiliki talenta dan bakat yang unik di antara mahluk lainnya. Manusia memiliki suatu kemampuan organisme yang disebut dengan kemampuan intelegensi yang bersumber dari otaknya. Struktur otak tersebut akan sangat dipengaruhi oleh interaksi manusia dengan lingkungannya.Cara pengolahan kemampuan inteligensi manusia dengan mengkaji, bertanya secara terus menerus (probing), dan melakukan inquiry akan menjadikan manusia selektif dan produktif dalam menghasilkan karya-karyanya. Manusia memiliki kemampuan dalam melakukan analisis dan sintesis yang pada akhirnya dapat mewujudkan hal-hal yang baru. Proses inilah yang menjadi ciri dari adanya kretivitas keberbakatan. Kombinasi antara berbagai proses intelektual manusia (analisis, sintesis dan imajinasi) membuat kemampuan manusia lebih meningkat serta menjadikan kreativitas keberbakatan manusia dapat lebih berkembang lagi.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan keberbakatan?
2.      Apa yang dimaksud dengan kreativitas?
3.      Apa hubungan kreativitas dengan keberbakatan?
4.      Bagaimana Budaya Multikultural Dan Pendidikan Kreativitas Keberbakatan

C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian keberbakatan
2.      Untuk memahami pengertian kreativitas
3.      Untuk memahami hubungan kreativitas dengan keberbakatan
4.      Untuk memahami Budaya Multikultural Dan Pendidikan Kreativitas Keberbakatan

5.       
BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Keberbakatan
Bakat adalah kemampuan yang merupakan sesuatu yang melekat (inherent) dalam diri seseorang, merupakan bawaan sejak lahir dan terkait dengan struktur otak.  Definisi Columbus Group, bakat adalah 'asynchronous development', yakni kemampuan kognitif di atas rata-rata, mempunyai intensitas kuat yang dipadu dengan pengalaman dan kesadaran diri yang secara kualitatif berbeda dengan orang normal. Renzulli, bakat merupakan gabungan dari tiga unsur esensial yang sama pentingnya dalam menentukan keberbakatan seseorang, yakni kecerdasan, kreativitas, dan tanggungjawab.
Bakat adalah kondisi seseorang yang dengan suatu pendidikan dan latihan memungkinkan mencapai kecakapan, pengetahuaan dan keterampilan khusus. keberbakatan adalah kemampuan intelektual atau kecerdasan diantaranya meliputi kemampuan intelektual musik, matematika, fisika, kimia, elektronika, informasi tehnologi, bahasa, olahraga dan berbagai tingkat kecerdasan di berbagai bidang lainnya yang kemampuannya jauh di atas rata-rata anak seusianya. Menurut Galton 2002, kebeberbakatan merupakan kemampuan alami yang luar biasa, diperoleh dari kombinasi sifat-sifat yang meliputi kapasitas intelektual, kemauan yang kuat, dan unjuk kerja.[1]
Keberbakatan merupakan interaksi antara kemampuan umum dan/atau spesifik, tingkat tanggung jawab terhadap tugas yang tinggi dan tingkat kreativitas yang tinggi.  Menurut Clark, keberbakatan adalah ciri-ciri universal yang khusus dan luar biasa, yang dibawa sejak lahir dan merupakan hasil interaksi dari pengaruh lingkungan. Keberbakatan ikut ditentukan oleh kebutuhan dan kecenderungan kebudayaan dimana seseorang yang berbakat itu hidup.
Dilihat dari sudut pandang berdimensi ganda, keberbakatan adalah kemampuan unjuk kerja yang tinggi di dalam aspek intelektual, kreativitas, seni, kepemimpinan, atau bidang akademik tertentu. Dalam konsep luas dan terpadu, keberbakatan merupakan kecakapan intelektual superior, yang secara potensial dan fungsional mampu mencapai keunggulan akademiak di dalam kelompok populasinya dan atau berbakat tinggi dalam bidang tertentu, seperti matematika, IPA, seni, musik, kepemimpinan sosial dan perilaku kreatif tertentu dalam interaksidengan lingkungan dimana kecakapan dan unjuk kerjanya itu ditampilkan secara konsisten.
Anak berbakat didefinisikan oleh USOE (United States Office of Education) sebagai anak-anak yang dapat membuktikan kemampuan berprestasinya yang tinggi dalam bidang-bidang seperti intelektual, kreatif, artistik, kapasitas kepemimpinan atau akademik spesifik, dan mereka yang membutuhkan pelayanan atau aktivitas yang tidak sama dengan yang disediakan di sekolah sehubungan dengan penemuan kemampuan-kemampuannya. Karakteristik anak berbakat adalah :[2]
1.      Memiliki tingkat inisiatif, imajinasi dan kreatifitas yang juga demikian tinggi.
2.      Namun sebaliknya dibalik kelebihan itu seringkali disertai penyimpangan beberapa perilaku seperti gangguan sosialisasi, emosi tinggi dan labil, agresifitas tinggi, gangguan konsentrasi, impulsifitas tinggi, gangguan tidur, hiperaktif dan beberapa gangguan perilaku lainnya.
3.      Rasa tidak puas yang beralasan, yang bagi anak-anak lain puas/menerima begitu saja akan hal-hal ilmiah.
4.      Kemauan untuk bekerja sendirian dalam jangka waktu yang lama.
5.      Kemampuan melihat adanya hubungan di antara bermacam-macam unsur dalam satu situasi tertentu.
6.      Kemampuan yang tinggi di bidang matematika, membaca, mengungkapkan ide-ide scienci, menggenerelisasikan hal-ihwal, berpikir kuantitatif.
7.      Renzulli menarik kesimpulan bahwa yang menentukan keberbakatan seseorang pada hakikatnya adalah tiga kelompok ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Kemampuan di atas rata-rata
b.      Kreativitas tinggi
c.       Pengikatan diri atau tanggung jawab terhadap tugas (task commitment)
Di Indonesia pendidikan  keberbakatan menempati posisi penting dan mendapatkan legitimasi hukum. Banyak kebijakan pemerintah yang berbentuk UU, Perpu, PP dan lain sebaginya yang pada intinya mengatur tentang pendidikan khusus bagi masyarakat. Imbas dari hal itu dapat dilihat dari beberapa formulasi-formulasi yang melahirkan gagasan tentang pendidikan bagi anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus, diantaranya anak-anak berbakat yang dalam perkembangannya, hal itu terwujud dalam bentuk-bentuk pendidikan alternative semisal homeschooling, sekolah khusus dan lain-lain.

B.     Pengertian Kreativitas
Kreatif adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang belum pernah ada sebelumnya dengan menekankan kemampuan yaitu yang berkaitan dengan kemampuan untuk mengkombinasikan, memecahkan atau menjawab masalah, dan cerminan kemampuan operasional anak kreatif.
Kreativitas adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru, dalam bentuk suatu gagasan atau suatu objek dalam suatu bentuk atau susunan yang baru. Proses kreatif adalah munculnya dalam tindakan suatu produk baru yang tumbuh dari keunikan individu, dan dari pengalaman yang menekankan pada produk yang baru, interaksi individu dengan lingkungannya atau kebudayaannya. Kreativitas adalah suatu proses upaya manusia atau bangsa untuk membangun dirinya dalam berbagai aspek kehidupannya dengan tujuan menikmati kualitas kehidupan yang semakin baik.[3]
Kreativitas adalah suatu proses yang tercermin dalam kelancaran, kelenturan (fleksibilitas) dan originalitas dalam berfikir. Clark berdasarkan hasil berbagai penelitian tentang spesialisasi belahan otak,mengemukakan : “Kretivitas merupakan ekspresi tertinggi keterbakatan dan sifatnya terintegrasikan, yaitu sintesa dari semua fungsi dasar manusia yaitu : berfikir, merasa, menginderakan dan intuisi (basic function of thingking, feelings, sensing and intuiting).

C.     Hubungan Antara Kreativitas Dan Keberbakatan
Konsepsi “ Three-Ring Conception” dari Renzulli dan kawan – kawan ( 1981), yang menyatakan bahwa tiga ciri pokok yang merupakan kriteria ( persyaratan) keberbakatan ialah keterkaitan antara :
1.      Kemampuan umum di atas rata – rata,
2.      Kreativitas di atas rata – rata, dan
3.      Pengikatan diri terhadap tugas ( task commitment cukup tinggi)
Kemampuan diatas rata – rata
Salah satu kesalahan dalam identifikasi anak berbakat ialah anggapan bahwa hanya kecerdasan dan kecakapan sebagaimana diukur dengan tes prestasi belajar yang menentukan keberbakatan dan produktivitas kreatif seseorang. Bahkan Terman ( 1959) yang dalam penelitiannya terhadap anak berbakat hanya menggunakan kriteria inteligen, dalam tulisan – tulisannya kemudian mengakui bahwa inteligensi tinggi tidak sinonim dengan keberbakatan. Wallach ( 1976 ) pun menunjukkan bahwa mencapai skor tertinggi pada tes akademis belum tentu mencerminkan potensi untuk kinerja kreatif produktif.[4]
Dalam istilah “ kemampuan umum” tercakup barbagai bidang kemampuan yang biasanya diukur oleh tes inteligensi, prestasi, bakat, kemampuan, mental primer, dan berpikir kreatif. Sebagai contoh adalah penalaran, verbal numerical, kemampuan spasial, kelancaran dalam memberikan ide, dan orisinalitas. Kemampuan umum ini merupakan salah atu kelompok keberbakatan di samping kreativitas dan “task – commitment”.
Kreativitas diatas rata –rata
Kelompok ( cluster) kedua yang dimiliki anak / orang berbakat ialah kreativitas sebagai kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan memberikan gagasan – gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk  melihat hubungan – hubungan baru antara unsur – unsur yang sudah ada sebelumnya.
Pengikatan diri terhadap tugas
Kelompok karakteristik yang ketiga yang ditemukan pada individu yang kreatif produktif ialah pengikatan diri terhadap tugas sebagai bentuk motivasi yang internal yang mendorong seseorang untuk tekun dan ulet mengerjakan tugasnya, meskipun mengalami macam – macam rintangan atau hambatan, menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya, karena ia telah mengikatkan diri terhadap tugas tersebut atas kehendaknya sendiri.
Galton meskipun menganut pandangan dasar genetis untuk keberbakatan dan “ genius “, namun dia percaya bahwa motivasi intrinsic dan kapasitas untuk bekerja keras merupakan kondisi yang perlu untuk mencapai prestasi unggul.[5]
Manfaat dari definisi Renzulli ialah melihat keterkaitan antara tiga kelompok ciri sebagai persyaratan keberbakatan: kemampuan umum, kreativitas, dan motivasi ( pengikatan diri terhadap tugas).
Jadi, menurut definisi Renzulli, seseorang yang memiliki kreativitas pasti berbakat, tetapi seseorang yang berbakat belum tentu memiliki kreativitas.



D.    Budaya Multikultural Dan Pendidikan Kreativitas Keberbakatan
Indonesia adalah masyarakat multikultural yang berarti masyarakat yang memiliki beraneka ragam kultur, yang menunjuk pada satu bahasa, keaslian (origin) dan letak geografis yang memiliki sebuah sense og belongingness sebagai satu kelompok masyarakat khusus. Kesadaran akan adanya orang lain yang berasal dari kultur lain sudah harus ditanamkan sejak dini dalam kehidupan anak. Lembaga pendidikan guru juga harus sudah membekali calon guru untuk memperlakukan orang lain dengan menghormati dan memahami dengan cara memperlakukannya seperti sesama kita.[6]
Menurut ahli psikologi yang bernama Spranger perkembangan psikologi banyak ditentukan oleh perkembangan menghargai nilai budaya. Hal ini sejak dini sudah terjadi dan mempengaruhi pertumbuhan anak. Budaya tersebut ditransfer pada generasi berikutnya dan generasi tersebut harus belajar mereproduksi nilai budaya baru. Teori psikologi yang disampaikan oleh Spranger adalah teori nilai yang menganggap bahwa nilai budaya secara berabad-abad dibentuk oleh para individu. Secara timbale-balik nilai yang menjadi nilai budaya bangsa tersebut diwujudkan dalam kehidupan sebagai titik-titik ide yang membentuk pribadi budaya manusia.





BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Kreativitas, di samping bermakna untuk pengembangan diri maupun pembangunan masyarakat, juga merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, yaitu kebutuhan akan perwujudan diri sebagai salah satu kebutuhan paling tinggi manusia.
Kreativitas dalam perkembangannya sangat terkait dengan empat aspek, yaitu aspek pribadi, pendorong, proses, dan produk. Ditinjau dari aspek pribadi, kreativitas muncul dari interaksi pribadi yang unik dengan lingkungannya. Ditinjau dari proses, menurut Torrance ( 1988), kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan ( masalah ) ini, menilai dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya menyampaikan hasil – hasilnya. Proses kreatif meliputi beberapa tahap, yaitu persiapan, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi. Definisi mengenai produk kreativitas menekankan bahwa apa yang dihasilkan dari proses kreativitas, ialah sesuatu yang baru, orisinalitas, dan bermakna. Ditinjau dari aspek pendorong kreativitas dalam perwujudannya memerlukan dorongan internal maupun eksternal dari lingkungannya.
Kreativitas dan keberbakatan merupakan dua hal yang sangat penting dan berpengaruh terhadap kesuksesan seseorang. Seseorang yang mempunyai kreativitas, pasti orang tersebut memiliki bakat. Tetapi orang yang berbakat belum tentu memiliki kreativitas.

B.     Saran
Demikianlah pembahasan mengenai kreatifitas dan keberbakatan, semoga dapat bermanfaat bagi kita sekalian. kritik dan saran sangat pemakalah harapkan demi untuk perbaikan makalah kami selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Munandar, Utami. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. (Jakarta : PT Rineka Cipta. 2009)

Andi Hakim Nasution, dkk. Anak-Anak Berbakat Pembinaan dan Pendidikannya. (Jakarta: CV. Rajawali. 1982)

Sunartombs. Pengertian Kreativitas. (Online) sumber: http://sunartombs.wordpress.com diunggah pada 08/09/2009 pukul 08.00 Wib,  dan di akses pada 02/10/2016 pukul 15.00 Wib.

Semiawan. C, Kreativitas Keberbakatan : Mengapa, Apa dan Bagaimana, (Jakarta, PT. Indeks, 2009)


[1] Munandar, Utami. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. (Jakarta : PT Rineka Cipta. 2009) h. 52
[2] Munandar, Utami. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat.  … h. 54
[3] Andi Hakim Nasution, dkk. Anak-Anak Berbakat Pembinaan dan Pendidikannya. (Jakarta: CV. Rajawali. 1982) h. 135
[4] Sunartombs. Pengertian Kreativitas. (Online) sumber: http://sunartombs.wordpress.com diunggah pada 08/09/2009 pukul 08.00 Wib,  dan di akses pada 02/10/2016 pukul 15.00 Wib.
[5] Sunartombs. Pengertian Kreativitas. (Online) sumber: http://sunartombs.wordpress.com diunggah pada 08/09/2009 pukul 08.00 Wib,  dan di akses pada 02/10/2016 pukul 15.00 Wib.
[6] Semiawan. C, Kreativitas Keberbakatan : Mengapa, Apa dan Bagaimana, (Jakarta, PT. Indeks, 2009) h. 172

No comments:

Post a Comment