Friday, April 27, 2018

Makalah Landasan Dalam Pendidikan


BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematik selalu bertolak dari sejumlah landasan serta mengindahkan sejumlah landasan dan asas-asas tertentu.Landasan dan asas tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap pengembangan manusia dan masyarakat suatu bangsa tertentu.
Beberapa diantara landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofi, sosiologis, dan kultural, yang sangat memegang peranan penting dalam menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong pendidikan itu menjemput masa depan. Kajian berbagai landasan landasan pendidikan itu akan membentuk wawasan yang tepat tentang pendidikan. Dengan wawasan dan pendidikan yang tepat, serta dengan menerapkan asas-asas pendidikan yang tepat pula, akan dapat  memberi peluang yang lebih besar dalam merancang dan menyelenggarakan program pendidikan yang tepat wawasan.
Makalah ini akan memusatkan paparan dalam berbagai landasan dan asas pendidikan, serta beberapa hal yang berkaitan dengan penerapannya. Landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofis, sosiologis, cultural, psikologis, dan iptek. Sedangkan asas-asas pendidikan yang akan dikaji adalah Asas tut wuri handayani, asas belajar sepanjang hidup, dan asas kemandirian dalam belajar.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat diambil adalah:
1.      Apakah yang dimaksud Landasan Pendidikan?
2.      Apa sajakah landasan pendidikan?

C.     Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dibuat tujuan masalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui pengertian dari Landasan Pendidikan
2.      Untuk mengetahui macam-macam landasan pendidikan






BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Landasan Pendidikan
Secara leksikal, landasan berarti tumpuan, dasar  atau alas, karena itu landasan merupakan tempat bertumpu atau titik tolak atau dasar pijakan. Titik tolak  atau dasar pijakan ini dapat bersifat material (contoh: landasan pesawat terbang); dapat pula bersifat konseptual (contoh: landasan pendidikan). Landasan yang bersifat koseptual identik dengan asumsi,  adapun asumsi dapat dibedakan menjadi tiga macam asumsi, yaitu aksioma, postulat dan premis tersembunyi.[1]
Pendidikan antara lain dapat dipahami dari dua sudut pandang, pertama dari sudut praktek sehingga kita mengenal istilah praktek pendidikan, dan kedua dari sudut studi sehingga kita kenal istilah studi pendidikan.
Praktek pendidikan adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang atau lembaga dalam membantu individu atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan pedidikan.Kegiatan bantuan dalam praktek pendidikan dapat berupa pengelolaan pendidikan (makro maupun mikro), dan dapat berupa kegiatan pendidikan (bimbingan, pengajaran dan atau latihan).Studi pendidikanadalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang dalam rangka memahami pendidikan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa landasan pendidikan adalah asumsi-asumsi yang menjadi dasar pijakan atau titik tolak  dalam rangka praktek pendidikan dan atau  studi pendidikan.

B.     Macam-macam Landasan pendidikan
1.      Landasan Filosofis
Landasan Filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna atau hakikat pendidikan, yang berusaha menelaah masalah-masalah pokok seperti: Apakah pendidikan itu, mengapa pendidikan itu diperlukan, apa yang seharusnya menjadi tujuannya, dan sebagainya.[2]
Landasan filosofis adalah landasan yang berdasarkan atau bersifat filsafat (falsafat, falsafah). Kata filsafat (philosophy) bersumber dari bahasaYunani, philein berarti mencintai, dan sophos atau sophis berarti hikmah, arif, atau bijaksana. Filsafat menelaah sesuatu secara radikal, menyeluruh dan konseptual yang menghasilkan konsepsi-kosnsepsi mengenai kehidupan dan dunia. Konsepsi-konsepsi silosofis tentang kehidupan manusia dan dunianya pada umumnya  bersumber dari dua faktor, yaitu:
1.      Religi dan etika yang bertumpu pada keyakinan
2.      Ilmu pengetahuan yang mengandalkan penalaran. Filsafat berada dianatara keduanya: Kawasannya seluas religi, namun lebih dekat dengan ilmu pengetahuan karena filsafat timbul dari keraguan dan karena mengandalkan akal manusia.
3.      Tinjauan filosofis tentang sesuatu, termasuk pendidikan, berarti berpikir bebas serta merentang pikiran sampai sejauh-jauhnya tentang sesuatu itu. Penggunaan istilah filsafat dapat dalam dua pendekatan, yakni:
Filsafat sebagai kelanjutan dari berpikir ilmiah, yang dapat dilakukan oleh setiap orang serta sangat bermanfaat dalam memberi makna kepada ilmu pengetahuannya itu.
Filsafat sebagai kajian khusus yang formal, yang mencakup logika, epistemology (tentang benar dan salah), etika (tentang baik dan buruk), estetika (tentang indah dan jelek), metafisika (tentang hakikat yang “ada”, termasuk akal itu sendiri), serta social dan politik (filsafat pemerintahan).
Kajian-kajian yang dilakukan oleh berbagai cabang filsafat (logika, epistemology, etika, dan estetika, metafisika dan lain-lain) akan besar pengaruhnya terhadap pendidikan, karena prinsip-prinsip dan kebenaran-kebenaran hasil kajian tersebut pada umumnya diterapkan dalam bidang pendidikan. Peranan filsafat dalam bidang pendidikan tersebut berkaitan dengan hasil kajian antara lain tentang:
Keberadaan dan kedudukan manusia sebagai mahluk didunia ini, seperti yang disimpulkan sebagai zoon politicon, homo sapiens, animal educandum, dan sebagainya.
1.      Masyarakat dan kebudayaannya.
Keterbatasan manusia sebagai mahluk hidup yang banyak menghadapi tantangan; dan Perlunya landasan pemikiran dalam pekerjaan pendidikan, utamanya filsafat pendidikan.
Hasil-hasil kajian filsafat tersebut, utamnya tentang konsepsi manusia dan dunianya, sangat besar pengaruhnya terhadap pendidikan. Beberapa aliran filsafat yaitu sebagai berikut:
1.      Naturalisme
2.      Idealisme
3.      Pragmatisme
Naturalisme merupakan aliran filsafat yang menganggap segala kenyataan yang bisa ditangkap oleh panca indera sebagai kebenaran yang sebenarnya. Aliran ini biasa pula diberi nama yang berbeda sesuai dengan variasi penekanan konsepsinya tentang manusia dan dunianya.
Berbeda dengan aliran diatas, Idealisme menegaskan bahwa hakikat kenyataan adalah ide sebagai gagasan kejiwaan. Apa yang dianggap kebenaran realitas hanyalah bayangan atau refleksi dari ide sebagai kebenaran bersifat spiritual atau mental. Ide sebagai gagasan kejiwaan itulah sebagai kebenaran atau nilai sejati yang absolute dan abadi.
Pragmatisme merupakan aliran filsafat yang mengemukakan bahwa segala sesuatu harus dinilai dari segi nilai kegunaan praktis; dengan kata lain, paham ini menyatakan yang berfaedah itu harus benar, atau ukuran kebenaran didasarkan pda kemanfaatan dari sesuatu itu harus benar. Atau ukuran kebenaran didasarkan kepada kemanfaatan dari sesuatu itu kepada manusia.
2.      Landasan Sosiologis
Manusia  yang hidup berkelompok, sesuatu yang terjadi dengan yang lain sama halnya hewan,tetapi pengelompokan pada manusia lebih rumit dari pada hewan.pada wayan Ardhan hidup berkelompok pada hewan memiliki ciri:
a.       Pembagian pada anggotanya
b.      Ketergantungan pada anggota
c.       Ada kerjasama  anggota
d.      Komunikasi antar anggota
Dan adanya diskrimunasi antara individu satu denan yang lain dalam kelompok
a.       Pengertian tentang landasan sosiologi
Dimana suatu proses interaksi antar dua individu,bahakan dua generasi dan memungkinkan generasi muda untuk mengembangkan diri.sehingga melahirkan cabang cabang sosiologi antara lain sosiologi pendidikan dan ruang lingkup yang di pelajari antara lain:
1)      Hubungan pendidikan dengan aspek masyarakat lain,yang mempelajari: [3]
a)      Fungsi pendidikan dalam kebudayaan
b)      Hubungan sisitem pendidikan dan proses kontrol sosiala dengan sstem kekuasaan lain
c)      Fungsi pendidikan dalam memelihara dan mendorong proses sosial dan perubahan kebudayaan
d)      Hubungan antar kelas sosial
e)      Fungsional pendidikan formal yang mencakup hubungan dengan ras,kebudayaam dan kelompok kelompok dalam masyarakat
2)      Hubungan kemanusiaan di sekolah yang meliputi:
Sifat  kebudayaan dalam sekolah yang khusus dan berbeda dengan kebudayaan di luar sekolah. Pola interaksi dan struktur masyarakat sekolah
3)      Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya,yang mempelajari:
3.      Landasan Kultural
Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbale balik, sehingga kebudayaan dapat dilestarikan/dikembang dengan jalan mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baik secara informal maupan formal.\
Kebudayaan sebagai gagasan dan karya manusia beserta hasil budi dan karya itu akan selalu terkait dengan pendidikan, dan dalam belajar arti luas dapat berwujud:
a.       Ideal seperti ide, gagasan, nilai dan sebagainya.
b.      Kegiatan yang berpola dari manusia dalam masyarakat, dan
c.       Fisik yakni benda hasil karya manusia
Seperti yang di kemukakakan sisdiknas, yaitu pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa indonesia, dimana kehidupan  masyarakat indonesia yang majemuk dan akan  kaya kebudayaannya dan keberadaan semua itu semakin kukuh. Oleh karena itu, kebudayaan nasional haruslah dipandang dalam latar perkembangan yang dinamis, seiring dengan semakin kukuhnya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sesuai dengan asas Bhinneka Tunggal Ika.
4.      Landasan Psikologis
Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia, sehingga landasan psikologis merupakan salah satu landasan yang penting dalam bidang pendidikan. Pada umumnya landasan psikologis dari pendidikan tersebut terutama tertuju pada pemahaman manusia, khususnya tentang proses perkembangan dan proses belajar.[4]
Pemahaman peserta didik utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan, merupakan faktor keberhasilan untuk pendididkan. Dalam maksud itu, Psikologi menyediakan sejumlah informasi/kebutuhan tentang kehidupan pribadi manusia pada umumnya serta gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek pribadi.
Seperti di kemukakakn teori A.maslow kategori kebutuhan menjadi enam kategori meliputi:
a.       Kebutuhan fisiologis: kebutuhan memmpertahankan hidup (makan, tidur, istrahat dan sebagainya)
b.      Kebutuhan rasa aman: kebutuhan terus nenerus merasa aman dan bebasdari ketakutan
c.       Kebutuhan akan cinta dan pengakuan:kebutuhan rasa kasih sayang dalam kelompok
d.      Kebutuhan akan alkuturasi diri:kebutuhan akan potensi potensi yang di miliki
e.       Kebutuhan untuk mengetahui dan di pahami:kebutuhan akan berkaitan dengan penguasaan iptek
Perkembangan manusia berlangsung sejak konsepsi (pertemuan ovum dan sperma) sampai saat kematian, sebagai perubahan maju (progresif) ataupun kadang-kadang kemunduran (regresif).
Salah satu aspek dari pengembangan manusia seutuhnya adalah yang berkaitan dengan perkembangan kepribadian, utamanya agar dapat diwujudkan kepribadian yang mantap dan mandiri. Meskipun terdapat variasi pendapat, namun dapat dikemukakan beberapa prinsip umum kepribadian. Disebut sebagai prinsip prinsip umum karena: [5]
a)      Prinsip tersebut yang dikemukakan dengan variasi tertentu dalam berbagai teori kepribadian.
b)      Prinsip itu akan tampak bervariasi pada kepribadian manusia tertentu (sebab: kepribadian itu unik)
Terdapat dua hal kepribadian yang penting di tinjau dari konteks perkembangan kepribadian, yakni:
a)      Terintegrasinya seluruh komponen ke dalam struktur yang teroganisir secara sistematik.
b)      Terjadi tingkah laku yang konsisiten dalam menghadapi lingkungan.
5.      Landasan Ilmiah dan Teknologis
Seperti yang kita ketahui, iptek menjadi bagian utama dalam isi pengajaran; dengan kata lain, pendidikan sangat berperan penting dalam pewarisan dan pengembangan iptek.
Terdapat beberapa istilah yang perlu dikaji agar jelas makna dan kedudukan masing-masing yakni pengetahuan, ilmu pengetahuan, teknologi. Pengetahuan (knowledge) adalah segala sesuatu yang diperoleh melalui berbagai cara pengindraan terhadap fakta, penalaran (rasio), intuisi, dan wahyu.
Iptek merupakan salah satu hasil dari usaha manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, yang telah dimulai pada permulaan kehidupan manusia. Bukti historis menunjukkan bahwa usaha mula bidang keilmuan yang tercatat adalah oleh bangsa Mesir purba, dimana banjir tahunan sungai Nil menyebabkan berkembangnya system almanac, geometri dan kegiatan survey.


BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Pendidikan selalu berkaitan dengan manusia, dan hasilnya tidak segera tampak. Diperlukan satu generasi untuk melihat suatu akhir dari pendidikan itu. Oleh karena itu apabila terjadi suatu kekeliruan yang berakibat kegagalan, pada umumnya sudah terlambat untuk memperbaikinya. Kenyataan ini menuntut agar pendidikan itu dirancang dan dilaksanakan secermat mungkin dengan memperhatikan sejumlah landasan dan asas pendidikan.
Secara leksikal, landasan berarti tumpuan, dasar  atau alas, karena itu landasan merupakan tempat bertumpu atau titik tolak atau dasar pijakan. Titik tolak  atau dasar pijakan ini dapat bersifat material (contoh: landasan pesawat terbang); dapat pula bersifat konseptual (contoh: landasan pendidikan). Landasan yang bersifat koseptual identik dengan asumsi,  adapun asumsi dapat dibedakan menjadi tiga macam asumsi, yaitu aksioma, postulat dan premis tersembunyi.

B.     Saran
Demikianlah pembahasan makalah mengenai landasan pendidikan, semoga dapat bermanfaat bagi rekan sekalian. Kritik dan saran sangat pemakalah harapkan demi untuk perbaikan makalah kami selanjutnya. 



DAFTAR PUSTAKA

Parsono, dkk., 1990. Landasan Kependidikan. Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud.

Raka Joni, T. Dkk., 1985. Wawasan Kependidikan Guru. Jakarta: P2LPTK Ditjen
Dikti. Depdikbud.

Tirtaraharja, Umar, La Sulo. Pengantar Pendidikan. (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005)   



[1] Tirtaraharja, Umar, La Sulo. Pengantar Pendidikan. (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005)    h. 7
[2] Tirtaraharja, Umar, La Sulo. Pengantar Pendidikan. …. h. 9
[3] Raka Joni, T. Dkk., Wawasan Kependidikan Guru. (Jakarta: P2LPTK Ditjen Dikti. Depdikbud. 1985)
[4] Raka Joni, T. Dkk., Wawasan Kependidikan Guru. (Jakarta: P2LPTK Ditjen Dikti. Depdikbud. 1985)
[5] Parsono, dkk., Landasan Kependidikan. (Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud. 1990) h. 13

No comments:

Post a Comment