Thursday, May 9, 2019

Makalah Aliran-aliran Sastra


BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar belakang
Aliran-aliran dalam kesusastraan memiliki kesamaan dengan aliran dalam kesenian yang lain, misalnya dalam seni lukis, seni drama, bahkan dalam dunia filsafat dan kehidupan sosial. Aliran dalam kesusastraan berhubungan erat dengan pandangan hidup dan kejiwaan pengarang dan penyair, serta biasanya terekspresikan dalam karya-karya mereka. Artinya, kita memasukkan seorang sastrawan atau sastrawati ke dalam aliran tertentu,  hendaknya berdasarkan buah cipta mereka.
Dengan demikian, seorang pengarang bisa dimasukkan ke dalam beberapa aliran, karena corak karyanya yang bermacam-macam. Sementara itu, sebuah novel, cerpen, puisi  atau teks drama bisa dijadikan beberapa contoh yang menunjukkan bahwa seorang pengarang menganut beberapa aliran. Di Indonesia sebenarnya adanya aliran yang secara sadar diperjuangkan untuk menentang paham atau aliran sebelumnya belum banyak terjadi. Hal ini salah satu di antaranya disebabkan oleh usia sejarah sastra Indonesia yang belum begitu lama.
Berikut ini akan kita pelajari beberapa aliran dalam sastra. Hendaknya dipahami bahwa aliran-aliran yang disebutkan di sini tidak menjamin bahwa sastrawannya secara sadar ingin memperjuangkan gagasan-gagasan aliran, dengan konsep atau pengertian aliran. Dapat kita indentifikasi karya sastra tertentu termasuk ke dalam kategori aliran sastra tertentu. Hendaknya kita sadari bahwa masalah aliran ini bukan merupakan monopoli bidang sastra. Aliran-aliran itu dapat berlaku dalam bidang seni lainnya, terutama pada seni lukis. Demikianlah jika kita berbicara tentang aliran realisme, maka aliran itu tidak hanya khusus berlaku pada sastra, tetapi juga berlaku pada seni lukis. Penjelasan berikut ini tidak berdasarkan pada urutan sejarah kelahirannya.
 

B.     Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1.      Apa pengertian aliran sastra?
2.      Apa saja jenis-jenis aliran sastra?
3.      Apa saja ciri dari masing-masing aliran sastra?
4.      Apa saja contoh dari masing-masing aliran sastra?

C.     Tujuan
Adapun tujuan pembahasan makalah ini adalah :
1.      Untuk mengetahui pengertian aliran sastra
2.      Untuk mengetahui jenis-jenis aliran sastra
3.      Untuk mengetahui ciri dari masing-masing aliran sastra
4.      Untuk mengetahui contoh dari masing-masing aliran sastra




BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Aliran Sastra
Aliran sastra berasal dari kata Stroming ( bahasa Belanda ) yang mulai muncul di Indonesia pada zaman pujangga baru. Kata itu bermakna keyakinan yang dianut golongan-golongan pengarang yang sepaham, ditimbulkan karena menentang paham-paham lama.[1]
Aliran sastra pada dasarnya berupaya menggambarkan prinsip (pandangan hidup, politik, dll) yang dianut sastrawan dalam menghasilkan karya sastra. Dengan kata lain, aliran sangat erat hubungannya dengan sikap atau jiwa pengarang dan objek yang dikemukakan dalam karangannya.
A. Teeuw (1984) dan Luxemburg (1986) mengemukakan bahwa belum ada seorang pun yang memberikan jawaban yang ketat untuk pertanyaan tentang definisi sastra. Hal senada diungkapkan pula oleh B. Rahmanto (2000), Suminto A. Sayuti (2002), dan seorang sastrawan Malaysia, Ali Ahmad, dalam sebuah tulisan berjudul “Mencari Definisi Kesusastraan” (dalam Hamzah Hamdani 1988:19-26).
Lebih jauh Luxemburg (1986:3-4) mengemukakan bahwa usul untuk mendefinisikan sastra banyak sekali jumlahnya tetapi usul-usul yang memuaskan tidak banyak. Ia mengemukakan alasan-alasannya sebagai berikut: (1) Sering orang ingin mendefinisikan terlalu banyak sekaligus. Sering dilupakan bahwa ada suatu perbedaan antara sebuah definisi deskriptif mengenai sastra—yang memberi jawaban terhadap pertanyaan: sastra itu apa?—dan sebuah definisi evaluatif yang ingin menilai apakah suatu karya sastra termasuk karya sastra yang baik atau tidak; (2) Sering orang mencari sebuah definisi “ontologis” mengenai sastra, yaitu sebuah definisi yang mengungkapkan hakikat sebuah karya sastra sambil melupakan bahwa sastra hendaknya didefinisikan di dalam situasi para pemakai dan pembaca sastra; (3) Yang berkaitan dengan itu, sering anggapan mengenai sastra terlalu ditentukan oleh contoh sastra Barat, khususnya sejak zaman Renaissance, tanpa menghiraukan bentuk-bentuk sastra yang khas seperti terdapat dalam lingkungan kebudayaan di luar Eropa, di dalam zaman-zaman tertentu atau di dalam lingkungan sosial tertentu. Misalnya, konsep tentang sastra yang diterapkan bagi zaman klasik Eropa dan bagi lingkungan kebudayaan di luar Eropa sekaligus juga mau diterapkan bagi lingkungan kebudayaan Eropa-Amerika modern; (4) Pernah diberikan definisi-definisi yang kurang lebih memuaskan berkaitan dengan sejumlah jenis sastra, tetapi yang kurang relevan diterapkan pada sastra pada umumnya. Demikian misalnya disajikan sebuah definisi yang cocok bagi puisi, sedangkan yang dicari ialah sebuah definisi yang tepat bagi sastra pada umumnya.

B.     Jenis-jenis aliran sastra
1.      Romantisme
Romantisme adalah aliran sastra yang mengutamakan perasaan. Sastra romantisme ditandai dengan ciri-ciri : keinginan untuk kembali ke tengah alam, kembali kepada sifat-sifat yang asli, alam yang belum tersentuh dan terjamah tangan-tangan manusia. Istilah ini juga mencakup ciri-ciri adanya : keterpencilan, kesedihan, kemurungan, dan kegelisahan yang hebat. Kecuali itu romantik juga cenderung untuk kembali kepada zaman yang sudah menjadi sejarah, masa lampau yang terkadang melahirkan manusia-manusia besar.
Pengungkapan yang romantis sering dikaitkan dengan percintaan yang asyik dunia muda-mudi yang masih hijau dan belum banyak pengalaman. Tokoh-tokoh dalam fiksi romantik sering digambarkan dengan sangat dikuasai oleh perasaannya dalam merumuskan segala persoalan. Dikisahkan juga tokoh-tokoh yang tak tahan menghadapi hidup yang keras dan kejam. Mereka itu kemudian ada yang lari ke gunung atau tempat terpencil lainnya yang dirasakannya jauh dari kekerasan hidup.
Contoh karya sastra pada Aliran Romantik :
a)      SITI NURBAYA karya MARAH RUSLI.
b)      PERTEMUAN JODOH karya ABDUL MUIS.


2.      Realisme
Aliran ini mengutamakan realitas kehidupan. Apa yang diungkapkan para pengarang realis adalah hal-hal yang nyata, yang pernah terjadi, bukan imajinatif belaka. Biografi, otobiografi, album kisah nyata, roman sejarah, bisa kita masukkan ke sini. Sastra realis juga berbeda dengan berita surat kabar atau laporan kejadian, karena ia tidak semata-mata realistik. Sebagai karya sastra, ia pun dihidupkan oleh pijar imajinasi dan plastis bahasa yang memikat.
Contoh karya sastra Aliran realisme ini adalah :
a)      Novel PADA SEBUAH KAPAL karya N. H. DINI.
b)      KOTA HARMONI karya IDRUS.
3.      Naturalisme
Aliran yang mementingkan pengungkapan secara terus-terang, tanpa mempedulikan baik buruk dan akibat negatif. Pengarang naturalis dengan tenangnya menulis tentang skandal para penguasa atau siapapun, dengan bahasa yang bebas dan tajam. Pornografi, karya mereka jatuh menjadi picisan, bukan tabu bagi mereka. Biasanya, hal ini benar-benar mereka sadari, bahkan mereka pun sempat membanggakan naturalisme ini sebagai gaya mereka.
Contoh karya sastra pada Aliran Naturalisme ini adalah :
a)      BELENGGU karya ARMYN PANE.
b)      SURABAYA karya IDRUS





BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Aliran sastra merupakan pandangan atau haluan yang mempengaruhi jiwa pengarang dalam membuat suatu karya sastra. Aliran sastra pada dasarnya berupaya menggambarkan prinsip (pandangan hidup, politik, dll) yang dianut sastrawan dalam menghasilkan karya sastra. Dengan kata lain, aliran sangat erat hubungannya dengan sikap atau jiwa pengarang dan objek yang dikemukakan dalam karangannya.
Dalam aliran sastra terdapat beberapa macam diantaranya : Romantisme, Ekspresionisme,  Simbolisme, Idealisme, Surrealisme, Mistisme, Realisme, Naturalisme,

B.     Saran
Berdasarkan makalah yang telah disusun, penulis menyampaikan saran sebagai berikut :
1.      Sebaiknya dalam mempelajari suatu sastra juga harus memperdalam mengenai aliran-aliran yang terkandung di sastra tersebut.
2.      Dalam mempelajari aliran sastra sebaiknya juga mengidentifikasi karya sastranya sehingga lebih jelas mengenali aliran tersebut.
3.      Dalam mengidentifikasi karya sastra sebaiknya melakukan pendekatan dengan ciri-ciri aliran sastra.



DAFTAR PUSTAKA

Luxemburg, Jan Van, Mieke Bel, dan Willem G. Westrteijn. Tentang Sastra. (Jakarta:Intermasa. 1989)

Sardjono Pradotokusumo, Partini. Pengkajian Sastra.  (Jakarta : Gramedia, 2005)

Wiyanto, Asul. 2005. Kesusastraan Sekolah. Jakarta : Grasindo.

Ulfah, Suroto. 2000. Teori dan Bimbingan Apresiasi Sastra Indonesia. Jakarta : Erlangga.

Layun Rampan, Korrie. 1999. Aliran-Jenis Cerita Pendek. Jakarta : Balai Pustaka.



[1] Luxemburg, Jan Van, Mieke Bel, dan Willem G. Westrteijn. Tentang Sastra. (Jakarta:Intermasa. 1989), h. 11

No comments:

Post a Comment