BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Seperti
diketahui ilmu manajemen berkembang terus hingga saat ini. Ilmu manajemen
memberikan pemahaman kepada kita tentang pendekatan ataupun tata cara penting
dalam rneneliti, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah yang berkaitan
dengan manajer.
IImu
manajemen merupakan salah satu disiplin ilmu sosial. Pada tahun 1886 Frederick
W. Taylor melakukan suatu percobaan time and motion study dengan teorinya ban
berjalan. Dari sini lahirlah konsep teori efisiensi dan efektivitas.
Kemudian
Taylor menulis buku berjudul The Principle of Scientific Management (1911) yang
merupakan awal dari lahirnya manajemen sebagai ilmu.
Di
samping itu ilmu manajemen sebagai ilmu penegtahuan mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut :
1. Adanya kelompok manusia, yaitu kelompok yang
terdiri atas dua orang atau lebih.
2. Adanya kerjasama dari kelompok terse but.
3. Adanya kegiatan/proses/usaha
4. Adanya tujuan
Selanjutnya ilmu manajemen merupakan
kumpulan disiplin ilmu sosial yang mempelajari dan melihat manajemen sebagai
fenomena dari masyarakat modem. Dimana fenomena masyarakat modem itu merupakan
gejala sosial yang membawa perubahan terhadap organisasi.
Pada kenyataannya manajemen sulit dedifenisikan
karena tidak ada defenisi manajemen yang diterima secara universal. Mary Parker
Follet mendefenisikan manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan
melalui orang lain. Defenisi ini rnengandung arti bahwa para manajer untuk
mencapai tujuan organisasi melalui pengaturan orang lain untuk melaksanakan
berbagai tugas yang mungkin dilakukan. Manajemen memang bisa berarti seperti
itu, tetapi bisa juga mempunyai pengertian lebih dari pada itu. Sehingga dalam
kenyataannya tidak ada defenisi yang digunakan secara konsisten oleh semua
orang. Stoner mengemukakan suatu defenisi yang lebih kompleks yaitu sebagai
berikut :
“Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan, usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan
sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar rnencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan”.
Dari
defenisi di atas terlihat bahwa Stoner telah rnenggunakan kata “proses”, bukan
“seni”. Mengartikan manajernen sebagai “seni” mengandung arti bahwa hal itu
adalah kemampuan atau ketrampilan pribadi. Sedangkan suatu “proses” adalah cara
sistematis untuk rnelakukan pekerjaan. Manajemen didefenisikan sebagai proses
karena semua manajer tanpa harus rnemperhatikan kecakapan atau ketrampilan
khusus, harus melaksanakan kegiatan-kegiatan yang saling berkaitan dalam
pencapaian tujuan yang diinginkan.
Adapun
pembahasan dalam makalah ini adalah :
sejarah perkembangan manajemen, evolusi teori manajemen, teori manajemen
klasik, pendekatan hubungan manusia, pendekatan manajemen modern.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1.
Bagaimana
sejarah perkembangan manajemenn?
2.
Bagaimana
evolusi teori manajemen?
3.
Bagaimana
teori manajemen klasik?
4.
Bagaimana
pendekatan hubungan manusia?
5.
Bagaimana
pendekatan manajemen modern?.
C.
Tujuan
Pembahasan
Adapun tujuan pembahasan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan
manajemenn
2. Untuk mengetahui evolusi teori manajemen
3. Untuk mengetahui teori manajemen klasik
4. Untuk mengetahui pendekatan hubungan manusia
5. Untuk mengetahui pendekatan manajemen modern
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah
Perkembangan Manajemen
Ilmu
manajemen telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan
adanya piramida di Mesir. Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000
orang selama 20 tahun. Pembangunan piramida ini tak mungkin terlaksana tanpa
adanya seseorang yang merencanakan, mengorganisasikan dan menggerakan para
pekerja, dan mengontrol pembangunannya.[1]
Praktik-praktik
manajemen lainnya dapat disaksikan selama tahun 1400-an di kota Venesia,
Italia, yang ketika itu menjadi pusat perekonomian dan perdagangan di sana.
Penduduk Venesia mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan melakukan
banyak kegiatan yang lazim terjadi di organisasi modern saat ini. Sebagai
contoh : di gudang senjata Venesia, kapal perang diluncurkan sepanjang kanal
dan pada tiap-tiap perhentian, bahan baku dan tali layar ditambahkan ke kapal
tersebut. Hal ini mirip dengan model lini perakitan (assembly line) yang
dikembangkan oleh Hanry Ford untuk merakit mobil-mobilnya. Selain lini
perakitan tersebut, orang Venesia memiliki sistem penyimpanan dan pergudangan
untuk memantau isinya, manajemen sumber daya manusia untuk mengelola angkatan kerja,
dan sistem akuntansi untuk melacak pendapatan dan biaya.[2]
Sebelum
abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam ilmu manajemen. Peristiwa
pertama terjadi pada tahun 1776 ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin
ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan
keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja
(division of labor) yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang
spesifik dan berulang. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat
meningkatkan produktivitas dengan meningkatnya keterampilan dan kecekatan
tiap-tiap pekerja, menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan
menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja.
Peristiwa
penting kedua yang mempengaruhi perkembangan ilmu manajemen adalah revolusi
industri di Inggris. Revolusi Industri menandai dimulainya penggunaan mesin,
menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya kegiatan produksi
dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut pabrik. Perpindahan ini
mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan teori yang dapat membantu
mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan bahan baku,
memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari, dan lain-lain,
sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.
Di awal
abad ke-20 seorang industriawan Perancis bernama Henry Fayol mengajukan gagasan
lima fungsi utama manajemen: merancang, mengorganisasi, memerintah,
mengoordinasi, dan mengendalikan. Gagasan Fayol itu kemudian mulai digunakan
sebagai kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pada pertengahan tahun 1950 dan
terus berlangsung hingga sekarang.[3]
Ahli
sosilogi Jerman Max Weber, menggambarkan suatu tipe ideal organisasi yang
disebut sebagai birokrasi bentuk organisasi yang dicirikan oleh pembagian
kerja, hierarki yang didefinisikan dengan jelas, peraturan dan ketetapan yang
rinci, dan sejumlah hubungan yang impersonal. Weber menyadari bahwa bentuk
“birokrasi yang ideal” itu tidak ada dalam realita. Dia menggambarkan tipe
organisasi tersebut dengan maksud menjadikannya sebagai landasan untuk berteori
tentang bagaimana pekerjaan dapat dilakukan dalam kelompok besar. Teorinya
tersebut menjadi contoh desain struktural bagi banyak organisasi besar sekarang
ini.
Perkembangan
selanjutnya terjadi pada tahun 1940-an ketika Patrick Blackett melahirlkan ilmu
riset operasi yang merupakan kombinasi dari teori statistika dengan teori
mikroekonomi. Dikenal dengan “Sains Manajemen”. Beliau mencoba pendekatan sains
untuk menyelesaikan masalah dalam manajemen khususnya di bidang logistik dan
operasi. Pada tahun 1946 Peter F. Drucker sering disebut sebagai Bapak Ilmu
Manajemen menerbitkan salah satu buku paling awal tentang manajemen terapan:
“Konsep Korporasi” (Concept of the Corporation). Buku ini muncul atas ide
Alfred Sloan (chairman dari General Motors) yang menugaskan penelitian tentang
organisasi.
B.
Evolusi
Teori Manajemen
Perkembangan
teori manajemen pada saat ini telah berkembang dengan pesat. Tapi sampai detik
ini pula Belum ada suatu teori yang bersifat umum ataupun berupa
kumpulan-kumpulan hukum bagi manajemen yang dapat diterapkan dalam berbagai
situasi dan kondisi. Para manajemen banyak mengalami dan menjumpai
pandangan-pandangan berbeda tentang manajemen, yang berbeda adalah dalam
penerapannya. Dimana setiap pandangan hanya dapat diterapkan dalam berbagai
masalah yang berbeda pula, sedangkan untuk masalah-masalah yang sama belum
tentu dapat diterapkan. Ada tiga teori pemikiran manajemen yaitu :[4]
1. Teori Manajemen Klasik
Ada dua tokoh yang mengawali munculnya manajemen, yaitu :
a)
Robert
Owen ( 1971 – 1858 )
b)
Charles
Babbage ( 1792 – 1871 )
Charles Babbage adalah seorang Profesor
Matemátika dari Inggris yang menaruh perhatian dan minat pada bidang manajemen.
Perhatiannya diarahkan dalam hal pembagian kerja (Devision of Labour), yang
mempunyai beberapa keunggulan, yaitu :
1)
Waktu yang
diperlukan untuk belajar dari pengalaman-pengalaman yang baru.
2)
Banyaknya
waktu yang terbuang bila seseorang berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan
lain, dan orang tersebut harus menyesuaikan kembali pada pekerjaan barunya
sehingga akan menghambat kemajuan dan keterampilan pekerja, untuk itu
diperlukan spesialisasi dalam pekerjaannya.
3)
Kecakapan
dan keahlian seseorang bertambah karena seorang pekerja bekerja terus menerus
dalam tugasnya.
4)
Adanya
perhatian pada pekerjaannya sehingga dapat meresapi alat-alatnya karena
perhatiannya pada itu-itu saja.
2. Teori Manajemen Ilmiah.
Tokoh-tokoh dari teori manajemen ilmiah antara lain :
a)
Frederick
Winslow Taylor
Dari
hasil penelitian dan analisanya Taylor mengemukakan empat prinsip Scientific
Management, yaitu :
1)
Menghilangkan
sistem coba-coba dan menerapkan metode-metode ilmu pengetahuan disetiap
unsur-unsur kegiatan.
2)
Memilih
pekerjaan terbaik untuk setiap tugas tertentu selanjutnya memberikan latihan
dan pendidikan kepada pekerja.
3)
Setiap
petugas harus menerapkan hasil-hasil ilmu pengetahuan didalam menjalankan
tugasnya.
4)
Harus
dijalin kerja sama yang baik antara pimpinan dan pekerja.
b)
Frank
Bunker Gilbreth dan Lilian Gilbreth ( 1868 – 1924 dan 1878 – 1917 ).
1)
Hendry
Laurance Gantt ( 1861 – 1919 )
Hendry
merupakan asisten dari Taylor, dia berdiri sendiri sebagai seorang konsultan.
Adapun gagasan yang dicetuskannya adalah :
a)
Kerjasama
yang saling menguntungkan antara manager dan tenaga kerja untuk mencapai tujuan
bersama.
b)
Mengadakan
seleksi ilmiah terhadap tenaga kerja.
c)
Pembayar
upah pegawai dengan menggunakan sistem bonus.
d)
Penggunaan
instruksi kerja yang terperinci.
C.
Teori
Manajemen Aliran Klasik
Awal
sekali ilmu manajemen timbul akibat terjadinya revolusi industri di Inggris
pada abad 18. Para pemikir tersebut rnemberikan pematian temadap
masalah-masalah manajemen yang timbul baik itu di kalangan usahawan, industri
maupun masyarakat. Para pemikir itu yang terkenaI antara lain, Robert Owen,
Henry Fayol, Frederick W Taylor dan lainnya.
1.
Robert
Owen (1771 -1858)
Robert Owen adalah orang yang menentang praktek-praktek
memperkerjakan anak-anak usia 5 atau 6 tahun dan standar kerja 13 jam per hari.
Tersentuh dengan kondisi kerja yang amat menyedihkan itu, beliau mengajukan
adanya perbaikan temadap kondisi kerja ini.[5]
Pada tahun-tahun awal revolusi industri, ketika para
pekerja dianggap instrumen yang tidak berdaya, Owen melihat rneningkatkan
kondisi kerja di pabrik, rnenaikkan usia minimum kerja bagi anak-anak,
mengurangi jam kerja karyawan, menyediakan makanan bagi karyawan pabrik,
mendirikan toko-toko untuk menjual keperluan hidup karyawan dengan harga yang
layak, dan berusaha memperbaiki lingkungan hidup tempat karyawan tinggal,
dengan membangun rumah-rumah dan membuat jalan, sehingga lingkungan hidup dan
pabrik rnenjadi menarik. Sebab itu, beliau disebut “Bapak Personal Manajemen
Modem”. Selain itu, Owen lebih banyak memperhatikan pekerja, karena menurutnya, investasi yang penting bagi
manajer adalah sumber daya manusia. Selain mengenai perbaikan kondisi kerja,
beliau juga membuat prosedur untuk meningkatkan produktivitas, seperti prosedur
penilaian kerja dan bersaing juga secara terbuka.
2. Charles Babbage (1792 -1871)
Charles Babbage adalah seorang guru besar matematika
yang tertarik pada usaha penilaian efisiensi pada operasional suatu pabrik,
dengan menerapkan prinsip-prinsip ilmiah agar terwujud peningkatan
produktivitas dan penurunan biaya. Beliau pertarna kali mengusulkan adanya
pembagian kerja berdasarkan spesialisasi pekerjaan yang sesuai dengan
keterampilan tertentu, sehingga pekerjaan dibuat rutin dan lebih mudah dapat
dikendalikan dengan alat kalkulator. Babbage
merupakan penemu kalkulator mekanis pada tahun 1822, yang disebut
“rnesin penambah dan pengurang (Difference Machine)”, Prinsip-prinsip dasamya
digunakan pada mesin-mesin hitung hampir seabad kemudian. Pada tahun 1833
beliau menyusun sebuah Mesin analitis (Analysical Machine), yaitu sebuah
komputer otomatis dan merupakan dasar komputer modern, sehingga beliau sering
dinamakan Bapak Komputer”.
Tulisannya dituangkan dalam bukunya yang beljudul “On
the Economy Of Machinery and Manufactures” (1832). Beliau juga tertarik pada
prinsip efisiensi dalam pembagian tugas dan perkembangan prinsip-prinsip
ilmiah, untuk menentukan seorang manajer harus memakai fasilitas, bahan, dan
tenaga kerja supaya rnendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. Disamping itu
Babbage sangat memperhatikan faktor manusia, dia menyarankan sebaiknya ada
semacam sistem pembagian keuntungan antara pekerja dan pemilik pabrik, sehingga
para pekerja memperoleh bagian keuntungan pabrik, apabila mereka ikut
menyumbang dalam peningkatan produktivitas. Beliau menyarankan para pekerja
selayaknya menerirna pembayaran tetap atas dasar sifat pekerjaan mereka,
ditambahkan dengan pembagian keuntungan, dan bonus untuk setiap saran yang
mereka berikan dalam peningkatkan produktivitas.[6]
3. Frederick W. Taylor (1856 -1915)
Frederick W. Taylor dikenal dengan manajemen ilmiahnya
dalam upaya meningkatkan produktivitas. Gerakannya yang terkenal adalah gerakan
efisiensi kerja. Taylor membuat prinsip-prinsip yang menjadi intinya manajemen
ilmiah yang terkenal dengan rencana pengupahan yang menghasilkan turunnya biaya
dan meningkatkan produktivitas, mutu, pendapatan pekerjaan dan semangat kerja
karyawan. Adapun filsafat Taylor memiliki 4 prinsip yang ditetapkan yaitu :
a)
Pengembangan
manajemen ilmiah secara benar.
b)
Pekerjaan
diseleksi secara ilmiah dengan rnenempatkan pekerjaan yang cocok untuk satu
pekerjaan.
c)
Adanya
pendidikan dan pengambangan ilmiah dari para pekerja.
d)
Kerjasama
yang baik antara manajernen dengan pekerja.
Dalam menerapkan ke-empat prinsip ini,
beliau menganjurkan perlunya revolusi mental di kalangan manajer dan pekerja.
Adapun prinsip-prinsip dasar menurut Taylor mendekati ilmiah adalah:[7]
1.
Adanya
ilmu pengetahuan yang menggantikan cara kerja yang asal-asalan.
2.
Adanya
hubungan waktu dan gerak kelompok.
3.
Adanya
kerja sarna sesama pekerja, dan bukan bekerja secara individual.
4.
Bekerja
untuk hasil yang maksimal.
Mengembangkan seluruh karyawan hingga taraf
yang setinggi-tingginya, untuk tingkat kesejahteraan maksimum para kaayawan itu
sendiri dan perusahaan. Buku-buku Taylor yang terkenal adalah “Shop management
(1930)”, Principles Of Scientific Management (1911)”, dan “Testimory Before
Special House Comittee (1912)”. Dan pada tahun 1947, ketiga buku tersebut
digabungkan dalam 1 (satu) buku dengan judul “Scientific Management.
4. HenryL Gant (1861 -1919)
Sumbangan Henay L. Grant yang terkenal adalah sistem
bonus harian dan bonus ekstra untuk para mandor. Beliau juga memperkenalkan
sistem “Charting” yang terkenal dengan “Gant Chart”.
Ia menekankan pentingnya mengembangkan minat hubungan
timbal balik antara manajernen dan para karyawan, yaitu kerja sarna yang
harmonis. Henry beranggapan bahwa unsur manusia sangat penting sehingga
menggarisbawahi pentingnya mengajarkan, mengembangkan pengertian tentang sistem
pada pihak karyawan dan manajemen, serta perlunya penghargaan dalam segala
masalah manajemen.
Metodenya yang terkenal adalah rnetode grafis dalam
menggambarkan rencana-rencana dan memungkinkan adanya pengendalian manajerial
yang lebih baik. Dengan rnenekankan pentingnya waktu maupun biaya dalam
merencanakan dan rnengendalikan pekerjaan. Hal ini yang menghasilkan
terciptanya “Gantt Chart” yang terkenal tersebut.
5. Henry Fayol (1841 -1925)
Henry Fayol mengarang buku “General and Industrial
management”. Pada tahun 1916, dengan sebutan teori manajemen klasik yang sangat
memperhatikan produktivitas pabrik dan pekerja, disamping memperhatikan
manajemen bagi satu organisasi yang kompleks, sehingga beliau menampilkan satu
metode ajaran manajemen yang lebih utuh dalam bentuk cetak biru. Fayol
berkeyakinan keberhasilan para manajer tidak hanya ditentukan oleh mutu
pribadinya, tetapi karena adanya penggunaan metode manajemen yang tepat.
Sumbangan terbesar dari Fayol berupa pandangannya
tentang manajemen yang bukanlah semata kecerdasan pribadi, tetapi lebih
merupakan satu keterampilan yang dapat diajarkan dari dipahami prinsip-prinsip
pokok dan teori umumnya yang telah dirumuskan. Fayol membagi kegiatan dan
operasi perusahaan ke dalam 6 macam kegiatan :
Teknis (produksi) yaitu berusaha menghasilkan dan
membuat barang-barang produksi. Dagang (Beli, Jual, Pertukaran) dengan tara
mengadakan pembelian bahan mentah dan menjual hasil produksi.
Keuangan (pencarian dan penggunaan optimum atas modal)
berusaha mendapatkan dan menggunakan modal. Keamanan (perlindungan harga milik
dan manusia) berupa melindungi pekerja dan barang-barang kekayaan perusahaan.
Akuntansi dengan adanya pencatatan dan pembukuan biaya, utang,
keuntungan dan neraca, serta berbagai data statistik. Manajerial yang terdiri
dari 5 fungsi: 1) Perencanaan (planning) berupa penentuan langkah-langkah yang
memungkinkan organisasi mencapai
tujuan-tujuannya. 2)
Pengorganisasian dan (organizing), dalam arti mobilisasi bahan materiil
dan sumber daya manusia guna melaksanakan rencana. 3) Memerintah (Commanding)
dengan memberi arahan kepada karyawan agar dapat menunaikan tugas pekerjaan
mereka. 4) Pengkoordinasian (Coordinating) dengan memastikan sumber-sumber daya
dan kegiatan organisasi berlangsung secara harmonis dalam mencapai tujuannya.
5) Pengendalian (Controlling) dengan memantau rencana untuk membuktikan apakah
rencana itu sudah dilaskanakan sebagaimana mestinya.
D.
Pendekatan
Hubungan Mannusiawi
Pada
tahap aliran perilaku atau hubungan manusiawi organisasi melihat pada
hakikatnya adalah sumber daya manusia. Aliran ini mernandang aliran klasik
kurang lengkap karena terlihat kurang mampu rnewujudkan efisiensi produksi yang
sempurna dengan keharmonisan di tempat kerja. Manusia dalam sebuah organisasi
tidak selalu dapat dengan mudah diramalkan prilakunya karena sering juga tidak
rasional. Oleh sebab itu para manajer perlu dibantu dalam menghadapi rnanusia,
melalui antar lain ilmu sosiologi dan psikologi. Ada tiga orang pelopor aliran
perilaku yaitu :[8]
1. Hugo Munsterberg (1863 -1916)
Yaitu Bapak Psikologi Industri.Sumbangannya yang
terpenting adalah berupa pernanfaatan psikologi dalam mewujudkan tujuan-tujuan
produktivitas sarna seperti dengan teori-teori manajemen lainnya. Bukunya
"Psychology and Indutrial Efficiency", ia memberikan 3 cara untuk
peningkatkan produktivitas:
a)
Menempatkan
seorang pekerja terbaik yang paling sesuai denganbidang pekerjaan ya ngakan
dikerjakannya.
b)
Menciptakan
tata kerja yang terbaik yang memenuhi syarat-syarat psikologis untuk
memaksimalkan produktivitas.
c)
Menggunakan
pengaruh psikologis agar memperoleh dampak yang paling tepat dalammend orong
karyawan.
2. Elton Mayo (1880 -1949)
Gerakan memperkenalkan hubungannya yang diartikan
sebagai satu gerakan yang memiliki hubungan timbal batik manajer dan bawahan
sehingga mereka secara serasi mewujudkan kerjasama yang memuaskan, dan tercipta
semangat dan efisiensi kerja yang memuaskan. Disini terlihat adanya peran
faktor-faktor sosial dan psikologis dalam member dorongan kerja kepada
karyawan.
Satu hal yang menarik dari hasil percobaan Mayo
dengankawan-kawan adalah rangsangan uang tidak menyebabkan membaiknya
produktivitas. Mereka menyatakan dalam meningkatkan produktivitas adalah satu
karena sikap yang dimiliki karyawan yang merasa rnanajer ataupun atasannya memberikan
perhatian yang cukup terhadap kesejahteraan mereka yang dikenal dengan sebutan
"Hawthorne effect", Selain itu, juga ditemukan pengaruh kehidupan
lingkungan sosial dalam kelompok yang lebih informal lebih besar pengaruhnya terhadap
produktivitas. Mayo beryakinan terhadap konsepsnya yang terkenal dengan
"Social man” yaitu seharusnyalah dimotivasi oleh kebutuhan- kebutuhan
sosial dalam hubungan yang lebih efektif daripada pengawasan ataupun
pengendalian manajemen. Konsep "socialmanl”dapat menggantikan konsep
"rational man” yaitu seseorang bekerja didorong semata-mata oleh kebutuhan
ekonomis pribadi yang terkenal dengan julukan "rational economic man” yang
oleh Robert Owen diperkenalkan dengan istilah "vital machine”.
Dalam pendidikan dan pelatihan bagi para manajer dirasa
semakin pentingnya "people management skillsl” daripada
"engineering atau technicall skills”, Sehingga konsep dinamika kelompok
dalam praktek manajemen lebih penting daripada manajemen atas dasar kemampuan
perseorangan (individu),Walaupun demikian ada beberapa kelemahan temuan Mayo
yang dinyatakan oleh orang-orang yang beranggapan kepuasan karyawan bersifat
kompleks, karena selain ditentukan oleh lingkungan sosial, juga oleh
faktor-faktor lainnya yaitu tingkat gaji, jenis pekerjaan, struktur dan kultur
organisasi, hubungan karyawan manajemen dan lain-lain. Gerakan hubungan manusia
terus berkembang dengan munculnya pemikiranpemikiran lain yang juga tergolong
dalam aliran perilaku yang labih maju.
Penggunaan ilmu-ilmu sosial seperti Sosiologi,
Psikologi, dan Antropologi terus dipergunakan dengan penelitian yang lebih
sempurna, dan parapenelitinya lebih dikenal dengan sebutan "behavioral
scientists" dari pada “human relations theorists". Di antara mereka
yang terkenal adalah Argyris, Maslow and Mc Gregor yang lebih mengutamakan
konsep "selfactualizing man" daripada hanya sekedar "social
man" dalam member dorongan kepada karyawan. Teori Mayo ini pun kemudian
lebih ditingkatkan dengan pendapat bahwa rnanusia tidak hanya didorong oleh
berbagai kebutuhan yang dikenal dengan konsep "complex-man".Karena
tidak ada dua orang yang persis sarna, oleh sebab itu seorang manajer yang
efektif akan berusaha mempelajari kebutuhan-kebutuhan setiap individu
yangterkait dalam organisasinya agar dapat mempengaruhi individu tersebut.
3. William Ouchi (1981)
William Ouchi, dalam bukunya "theory Z -How America
Business Can Meet The Japanese Challen ge (1981)", memperkenalkan teori Z
pada tahun 1981 untuk menggambarkan adaptasi Amerikaatas perilaku Organisasi
Jepang.Teori beliau didasarkan pada perbandingan manajemen dalam organisasi.
Jepang disebut tipe perusahaan Jepang dengan manajemen dalam perusahaan Amerika
-disebut perusahaan tipe Amerika. Berikut adalah perbedaan organisasi tipe
Amerika dan tipe Jepang. Sumbangan para ilmuan yang beraliran hubungan
manusiawi ini terlihat dalam peningkatan pemahaman terhadap motivasi
perseorangan, perlaku kelompok,
Ataupun hubungan antara pribadi dalam kerja dan
pentingnya kerja bagi manusia. Para manajer diharapkan semakin peka dan
terampil dalam menangani dan berhubungan dengan bawahannya. Bahkan muncul berbagai jenis konsep yang lebih mengaji
pada masalah-masalah kepemimpinan, penyelesaian perselisihan, memperoleh dan
memanfaatkan kekuasaan, perubahan organisasi dan konsep komunikasi. Walaupun
demikian aliran ini tidak bebas dari kritikan, karena di samping terlalu umum,
abstrak dan kompleks, sukar sekali bagi manajer untuk menerangkan tentang
perilaku manusia yang begitu kompleks dan sukar memilih nasehat ilmuwan yang mana
yang sebaiknya harus dituruti dalam mencapai solusi di dalam perusahaan.
E.
Pendekatan
Manajemen Modern
Suatu
anggapan yang digunakan dalam pendekatan ini adalah bahwa manusia memiliki
kebutuhan yang berkeaneka ragam dan mengalami perubahan yang begitu cepat. Oleh
karena itu pendekatan manajemen modern menilai bahwa tidak ada satu cara atau
pendekatan yang dapat digunakan pada seluruh situasi. Walaupun demikian,
pendekatan ini tetap mengakui gagasan-gagasan yang dikemukakan dalam teori
manajemen klasik dan sumber daya manusia. Manajemen modern pada dasarnya
dibangun atas dua konsep utama, yaitu:
1. Teori Perilaku
Pandangan-pandangan umum dalam teori perilaku ini
ditandai oleh tiga tingkatan kelompok perilaku, yaitu: [9]
a.
Perilaku
individu per individu,
b.
Perilaku
antar kelompok-kelompok social
c.
Perilaku
antar kelompok social
Adapun pokok-pokok pikiran yang dikemukakan
oleh para penganut teori perilaku tersebut dapat dirangkum sebagai berikut:
a)
Organisasi
sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan
manajer individual untuk pengawasan harus dengan situasi.
b)
Pendekatan
motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan organisasi
sangat dibutuhkan.
c)
Manajemen
harus sistematik, dan pendekatan yang digunakan harus tujuan pertimbangan
secara hati-hati.
d)
Manajemen
teknik dapat dipandang sebagai suatu proses teknik secara ketat (peranan
prosedur dan prinsip).
Selain empat pokok pikiran diatas,
berdasarkan hasil riset perilaku dapat dikemukan sebagai berikut:
1)
Manajer
masa kini harus diberikan latihan dalam pemahaman prinsip-prinsip dan
konsep-konsep manajemen.
2)
Organisasi
harus menjalankan iklim yang mendatangkan kesempatan bagi karyawan untuk
memuaskan seluruh kebutuhan mereka.
3)
Unsur
manusia adalah faktor kunci penentu sukses atau kegagalan pencapaian tujuan
organisasi.
4)
Komitmen
dapat dikembangkan melalui partisipasi dan keterlibatan para karyawan.
5)
Pola-pola
pengawasan dan manajemen positif yang menyeluruhkan mengenai karyawan dan
reaksi mereka terhadap pekerjaan.
6)
Pekerjaan
setiap karyawan harus disusun sedemikian rupa sehingga memungkin mereka
mencapai kepuasan diri dari pekerjaan tersebut.
2. Teori Kuantitatif (management science)
Teori kuantitatif memfokuskan perhitungan manajemen
didasarkan atas perhitungan-perhitungan yang dapat dipertanggung jawabkan
keilmihannya. Dalam setiap pemecahan masalah harus terlebih dahulu diketahui
masalahnya dengan melakukan kegiatan-kegiatan riset ilmiah, riset operasional,
teknik-teknik ilmiah seperti kegiatan penganggaran modal, manajemen aliran kas,
pengembangan stategi produksi, perencanaan program, pengembangan sumber daya
manusia dan sebagainya.
Pendekatan-pendekatan semacam ini dikenal sebagai
pendekatan manajemen science atau ilmu manajemen yang biasanya dengan prosedur
dan langkah-langkah sebagai berikut:
a)
Merumuskan
masalah
b)
Menyusun
model matematik
c)
Mendapatkan
penyelesaian dari model
d)
Manganalisis
model dan hasil yang diperoleh dari model
e)
Menetapkan
pengawasan atas hasil-hasil
f)
Mengadakan
implementasi kegiatan
Pemecahan masalah manajemen dan pengambilan
keputusan manajemen yang didasarkan atas pendekatan kuantitatif ini harus
memberikan dasar kepada manajer menyangkut dasar-dasar kepada manajer
menyangkut dasar-dasar pendekatan yang rasional.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan pada bab II dapat pemakalah simpulkan bahwa IImu manajemen merupakan salah satu
disiplin ilmu sosial. Pada tahun 1886 Frederick W. Taylor melakukan suatu
percobaan time and motion study dengan teorinya ban berjalan. Dari sini
lahirlah konsep teori efisiensi dan efektivitas. Kemudian Taylor menulis buku
berjudul The Principle of Scientific Management (1911) yang merupakan awal dari
lahirnya manajemen sebagai ilmu.
Perkembangan
teori manajemen pada saat ini telah berkembang dengan pesat. Tapi sampai detik
ini pula Belum ada suatu teori yang bersifat umum ataupun berupa
kumpulan-kumpulan hukum bagi manajemen yang dapat diterapkan dalam berbagai
situasi dan kondisi. Para manajemen banyak mengalami dan menjumpai
pandangan-pandangan berbeda tentang manajemen, yang berbeda adalah dalam
penerapannya. Dimana setiap pandangan hanya dapat diterapkan dalam berbagai
masalah yang berbeda pula, sedangkan untuk masalah-masalah yang sama belum
tentu dapat diterapkan.
B.
Saran
Demikianlah
pembahasan makalah mengenai perkembangan teori manajemen, semoga
dapat bermanfaat bagi rekan sekalian. Kritik dan saran sangat pemakalah
harapkan demi untuk perbaikan makalah kami selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Stephen P.
Robbins, & Mary Coulter. Manajemen, (Jakarta: Erlangga, 2010)
Husaini Usman, Manajemen.
( Jakarta Timur: PT Bumi Aksara, 2011), Cet III
Usman, Husaini. Manajemen:
Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan.
(Jakarta: Bumi Aksara. 2011)
Ernie Tisnawati
Sule, Pengantrar Manajemen, (Jakarta: Prenada Media Group, 2015)
[1] Stephen P. Robbins, & Mary Coulter. Manajemen, (Jakarta:
Erlangga, 2010), h. 33
[2] Husaini Usman, Manajemen. ( Jakarta Timur: PT Bumi Aksara,
2011), Cet III, hlm. v.
[3] Stephen P. Robbins, & Mary Coulter. Manajemen, (Jakarta:
Erlangga, 2010), h. 34
[4] Usman, Husaini. Manajemen: Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan.
(Jakarta: Bumi Aksara. 2011), Hal.35
[5] Ernie Tisnawati Sule, Pengantrar Manajemen, (Jakarta:
Prenada Media Group, 2015), h. 29
[6] Usman, Husaini. Manajemen: Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan.
(Jakarta: Bumi Aksara. 2011), Hal.37
[7] Usman, Husaini. Manajemen: Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan.
(Jakarta: Bumi Aksara. 2011), Hal.38
[8] Ernie Tisnawati Sule, Pengantrar Manajemen, (Jakarta:
Prenada Media Group, 2015), h. 31
[9] Ernie Tisnawati Sule, Pengantrar Manajemen, (Jakarta:
Prenada Media Group, 2015), h. 38
No comments:
Post a Comment