BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Organisasi merupakan sebuah kesatuan yang utuh dan kompleks. Didalamnya
terdapat berbagai elemen yang saling berkaitan. Antara elemen memerlukan
interaksi agar organisasi sebagai sistem dapat mencapai tujuannya. Humas adalah
salah satu aspek dari elemen organisasi untuk ikut serta membantu mengelola
interaksi organisasi dengan komponen-komponennya.
Public Relations merupakan pemikiran yang dipraktekkan secara
konsepsional oleh Bapak Public Relations yaitu Ivy Lee ( Penemu Public
Relations Modern) dan mengembangkannya menjadi objek studi ilmiah oleh para
cendikiawan.
Deklarasi asas para karyawan, keterbukaan sebuah organisasi dan
terjalinnya komunikasi dua arah menjadi lahirnya fungsi dari Public Relations.
Public Relations timbul karena adanya ketergantungan antar individu,
individu dan kelompok, maupun antar kelompok dengan masyarakat. Kualitas
informasi dan keintensifan komunikasi yang terjadi membuat hubungan dalam
sebuah Publik menjadi sesuatu yang sangat penting demi kelangsungan individu,
kelompok maupun masyarakat. Hubungan
yang sehat terjadi bilamana terdapat kepercayaan dari publik-publik atas
keterbukaan dan kejujuran sebuah kelompok, organisasi maupun masyarakat.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas,, maka rumusan masalah dalam makalh ini aadalh
1. Bagaimana
pengertian dan Fungsi Public Relation?
2. Bagaimanakah
Tujuan dan konsep dasar Public Relation?
3. Bagaimana kedudukan
public relation?
4. Apa yang
dimaksud dengan digital public relation?
C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan pembahasan
makalah ini adalah :
1. Untuk
mengetahui pengertian dan Fungsi Public Relation
2. Untuk
mengetahui Tujuan dan konsep dasar Public Relation
3. Untuk
mengetahui kedudukan public relation
4. Untuk
mengetahui yang dimaksud dengan digital public relation
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hubungan masyarakat ( Public Relations )
Seiring dengan pesatnya pembangunan dalam berbagai bidang dan memasuki
era globalisasi, maka makin terasa pula kebutuhan peran seorang Public
Relations dalam menunjang efektifitas sebuah organisasi. Misalnya dalam bidang
industri, perusahaan, pendidikan, pemerintahan, kerohanian, sosial, ekonomi,
politik, perburuhan dan lain sebagainya.
Public Relations menyangkut kepentingan setiap organisasi, baik itu
organisasi yang bersifat komersial maupun yang non komersial. Apa yang biasa di
sebut sebagai Public Relations terdiri dari semua bentuk komunikasi yang
terselenggara antara organisasi yang bersangkutan dengan publik ataupun siapa
saja yang menjalin kontak dengannya.[1]
Public Relations (PR) menurut Frank Jefkins adalah suatu bentuk komunikasi yang terencana,
baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua
khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada
saling pengertian. PR menggunakan metode manajemen berdasarkan tujuan
(management by objectives). Dalam mengejar suatu tujuan, semua hasil atau
tingkat kemajuan yang telah dicapai harus bisa diukur secara jelas, mengingat
PR merupakan kegiatan yang nyata. Kenyataan ini dengan jelas menyangkal
anggapan keliru yang mengatakan bahwa PR merupakan kegiatan yang abstrak.
Sedangkan British Institute Public Relations mendefinisikan PR adalah
keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam
rangka menciptakan dan memelihara niat baik (good will) dan saling pengertian
antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya.
Selanjutnya IPR mendefinisikan praktek Public Relations sebagai disiplin
dan serangkaian usaha untuk menjaga reputasi dengan tujuan memperoleh
pengertian atau pemahaman dan dukungan, serta mempengaruhi opini dan prilaku.
B. Tujuan
Hubungan Masyarakat ( Public Relations
)
Mengenai tujuan Public Relations dan berkaitan dengan definisi-definisi
yang telah diuraikan, sudah menunjukan tujuan dari Public Relations itu
sendiri. Menurut Grisworld tujuan PR adalah untuk meningkatkan kegairahan kerja
para bawahan atau para karyawan dan bagaimana membangun hubungan yang harmonis
antara pimpinan dan bawahan yang menekankan pada internal publik. Tujuan
sentral PR yang akan dicapai adalah tujuan organisasi, sebab PR dibentuk atau
digiatkan guna menunjang manajemen yang berupaya mencapai tujuan organisasi.[2]
Untuk mencapai tujuannya seorang Public Relations harus mengembangkan
goodwill dan memperoleh opini publik favorable
atau menciptakan kerja sama berdasarkan hubungan yang harmonis dengan
berbagai publik. Kegiatan Public Relations harus dikerahkan ke dalam (internal
Public Relations) maupun keluar perusahaan (eksternal Public Relations).
C. Kedudukan
Dan Strategi Public Relations
1. Kedudukan Public
Relations dalam Organisasi
Bahwa kedudukan humas/PR adalah
menilai sikap masyarkat (public) agar tercipta keserasian antara masyarkat dan
kebijaksanaan organisasi/instansi. Karena mulai dari aktivitas, program Humas,
tujuan (goal) dan hingga sasaran (target) yang hendak dicapai oleh
organisasi/instansi tersebut tidak terlpas dari dukungan, serta kepercayaan
citra positif dari pihak publiknya. Dalam menjalankan fungsinya seorang
PR/Humas, sebagai pejabat humas dituntut untuk memiliki empat kemampuan, yaitu:
a) Memiliki
kemampuan mengamati dan menganalisis suatu persoalan berdasarkan fkata di
lapangan, perencanaan kerja komunikasi dan mampu mengevaluasi suatu problematic
yang dihadapinya.
b) Kemampuan untuk
menarik perhatian, melalui berbagai kegiatan publikasi yang kreatif, inovatif,
dinamis dan menarik bagi publiknya sebagai target sasarannya.
c) Kemampuan untuk
mempengaruhi pendapat umum, merekayasa pandangan atau opini public
(crystallizing public opinion) yang searah dengan kebijakan organisasi instansi
yang diwakilinya itu dalam posisi yang saling mnguntungkan.
d) Kemampuan
PR/Humas menjalin suasana saling percaya toleransi, saling menghargai, good
will dan lain sebagainya dengan berbagai pihak, baik public internal maupun
eksternal.
Dan peran ideal yang harus dimiliki
oleh praktisi Humas (public relations practitioner) dalam suatu
organisasi/instansi, antara lain:
a) Menjelaskan
tujuan-tujuan (clarifying goals) organisasi kepada pihak publiknya. Tugas
tersebut akan terpenuhi dengan baik, apabila PR/Humas bersangkutan lebih
memahami atau meyakini pesan/informasi yang akan disampaikan itu.
b) Bertindak
sebagai radar, tetapi juga harus mampu memperlancar pelaksanaan public
policynya. Jangan sampai pesan atau informasi tersebut membingungkan atau
menghasilkan sesuatu yang kadang-kadang tidak jelas arahnya, sehingga
pesan-pesan akan menjadi sulit untuk diterima oleh public.[3]
c) Pihak PR/Humas
harus memiliki kemampuan untuk melihat ke depan atau memprediksi sesuatu secara
tepat yang didasarkan kepada pengetahuan akan data atau sumber informasi actual
dan factual, yang menyangkut kepentingan organisasi maupun publiknya.
2. Peran Public
Relations dalam Organisasi
Proses peranan Public Relations
(tahapan fact finding, planning, communicating, dan evaluation) sepenuhnya
mengacu pada pendekatan manajerial. kemudian manajemen Public Relations dapat
dirumuskan sebagai suatu proses dari kelompok orang-orang yang secara
koordinatif, memimpin kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan
bersama.
Strategi sebuah organisasi (yang
membedakan lingkup arah dan tujuan jangka panjang) ditentukan setelah melakukan
analisis dan pengambilan keputusan. Pada umumnya orang, baik dalam lingkungan
atau diluar lingkungan organisasi, akan memberikan kontribusi pada proses
tersebut. Setelah mengembangkan sebuah strategi selanjutnya mengkomunikasikannya sehingga dapat
diimplementasikan dan mendapat dukungan. Public Relations memiliki peran
penting dalam proses tersebut, baik dalam membantu membangun strategi itu
sendiri atau dalam mengkomunikasikannya.
Public relations berkaitan dengan
pemikiran-pemikiran pada tingkat manajemen. Dalam hal ini berkaitan dengan
bagaimana sebuah organisasi menyusun kebijakan sehingga memperlihatkan sebuah
kinerja yang bertanggung jawab. Ini berkaitan dengan kenyataan bahwa penampilan
yang bertanggung jawab merupakan dasar penerimaan publik terhadap sebuah organisasi.
Kinerja yang bertanggung jawab biasanya dicirikan dengan antara lain,
perusahaan bertindak sesuai dengan kepentingan publik, perusahaan harus benar
secara hukum, dan perusahaan harus berpedoman pada moralitas. Jika salah satu
dari unsur ini dilanggar oleh perusahaan, maka reputasi perusahaan berada dalam
taruhannya.[4]
Masalah public relations muncul
manakala perusahaan melanggar salah satu unsur tersebut. Ini berarti public
relationship sebuah organisasi menjadi tanggung jawab para pengelola organisasi
tersebut. Sehingga tidak salah bila ada yang mengatakan bahwa perusahaan juga
menjalankan kegiatan public relations. Public relationship sebuah perusahaan
tidak semata-mata menjadi tanggung jawab bidang Public Relations. Ia harus
menjadi tanggung jawab para pemimpin puncak dalam sebuah perusahaan ataupun
organisasi.
Konsekuensi konsep ini adalah
praktisi public relations menjadi penasehat bagi manajemen sehingga
menghasilkan kebijakan yang masuk akal dan bisa diterima oleh publik, karena
kebijakan dan tindakan organisasi sesuai dengan kepentingan publik. Public
relations juga menjadi bagian penting dari pembuat keputusan pada tingkat
korporat, yang ikut membantu perubahan organisasi. Dalam hal ini public
relations harus menjadi bagian dari manajemen puncak dalam sebuah perusahaan
atau organisasi.
Dalam konsep public relations
sebagai fungsi komunikasi, penting difahami bahwa kegiatan utama public
relations adalah melakukan komunikasi. Maka dikatakan bahwa public relations
sebagai fungsi staff khusus yang melayani para pemimpin organisasi, khususnya
dalam membantu organisasi berkomunikasi dengan publik-publiknya. Sebenarnya,
setiap manajer dalam organisasi terlibat dan bertanggung jawab dalam komunikasi
organisasi. Ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa sebenarnya
berorganisasi adalah berkomunikasi. Namun demikian, public relations punya
tanggung jawab tambahan dan spesifik.
Peran Public Relations tersebut
diharapkan menjadi “mata” dan “telinga” serta “tangan kanan” bagi top manajemen
dari organisasi, ruang lingkup tugasnya meliputi:
a) membina
hubungan kedalam (Publik Internal), yaitu publik yang menjadi bagian dari
perusahaan/organisasi itu sendiri. Efektifitas hubungan publik internal
memerlukan suatu kombinasi antara :
1) Sistem manajemen
yang sifatnya terbuka ( open management ).
2) Kesadaran pihak
manajemen terhadap nilai dan pentingnya memelihara komunikasi timbal balik
dengan para karyawan.
3) Kemampuan
Public Relations yang memiliki keterampilan manajerial ( manager skill ) serta
berpengalaman.
b) Membina
hubungan keluar (Publik Eksternal), yaitu publik umum atau masyarakat
mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran yang positif publik terhadap lembaga
yang diwakilinya.
Jadi peranan humas atau Public
Relations tersebut dua arah seperti dijelaskan diatas yaitu beorientasi kedalam
(inward looking).
D. Digital
Public Relation
Digital PR tidak jauh berlainan dengan PR Konvensional. Semua
membutuhkan kreasi untuk buat pesan menyebar. Ketidaksamaan paling mendasar
yaitu ranah yang dipakai. PR konvensional memakai media relations untuk
menebarluaskan content, sesaat Digital PR memakai internet untuk menebarluaskan
content.[5]
Semuanya jalan keluar yang di tawarkan digital public relations memiliki
maksud akhir mengintegrasi, mengamplifikasi serta mengaugmentasikan media
tradisionil yang telah ada. Saat kita bicara tentang Corporate Communications,
jadi kita juga akan bicara tentang Corporate Image, media digital mampu
menaikkan pengalaman itu dengan lebih luas, lebih cepat, semakin banyak, lebih
gampang serta lebih interaktif. Digital PR mampu menyuguhkan
pengalaman-pengalaman yang baru yang terlebih dulu tidak bisa dihidangkan oleh
media tradisionil.
Satu diantara jalan keluar digital public relations yaitu mengoptimalkan
kehadiran viral communication serta social networking seperti YouTube,
Friendster, Facebook dan Situs (blog). Keyword didalam mengoptimalkan digital
PR yaitu inovasi. Pemakaian digital PR di Indonesia saat ini jauh dari
maksimum, bahkan juga alakadarnya. Pemakaian media digital masih tetap membawa
paradigma serta semangat media tradisionil. Tidak heran bila banyak yang
berasumsi kalau digital PR jadi intrusif. Walau sebenarnya tidak mesti sesuai
sama itu.
Lalu, apa yang perlu dikerjakan untuk jadi seseorang Digital PR? Step
pertama yang perlu dikerjakan untuk jadi seseorang Digital PR yaitu jadi
familiar dengan yang namanya sosial media, baik youtube, situs (blog), twitter,
fb, serta yang lain. Disana PRiders juga akan menjumpai audience yang telah
siap terima pesan yang juga akan di sampaikan. Dengan pesan serta audience yang
pas, VOILA! viral-pun berlangsung, serta pesan yang PRiders berikan juga akan
membuat jaringan pesan yang sambung-menyambung dari satu audience ke audience
yang lain.
Lalu apa yang buat pesan jadi efisien? Langkah awal yang dikerjakan
yaitu buat pesan sesuai sama audience. Buat # (hashtag) spesifik yang menarik
audience untuk berperan serta dalam penebaran pesan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah disampaikan diatas kita telah mengetahui
betapa pentingnya kedudukan Public Relations bagi organisasi dan bagi reputasi
organisasi. Perubahan politik, sosial dan teknologi dalam masyarakat luas,
ditambah dengan munculnya ekonomi global, telah semakin mengukuhkan perlunya
program – program Public Relations diterapkan melalui strategi yang teratur
pada setiap tingkatan usaha. Hal yang juga tidak boleh dilupakan adalah setiap
karyawan atau anggota organisasi merupakan perwakilan dari sebuah perusahaan
atau organisasi, dan segala prilakunya akan mencerminkan citra keseluruhan
perusahaan atau organisasi.
Untuk memberikan rasa nyaman dalam organisasi. Setiap perusahaan atau
organisasi harus memiliki visi dan aspirasi. Dengan menciptakan, menerapkan,
memonitor, dan mengukur strategi Public Relationsnya yang profesional, sehingga
nantinya setiap organisasi dapat merasa nyaman atas dirinya sendiri, dan para
karyawan atau anggota organisasi juga merasa nyaman terhadap pimpinannya.
B. Saran
Demikianlah pembahasan makalah mengenai digital public relation, semoga dapat
bermanfaat bagi kita sekalian. Kritik dan saran sangat pemakalah mengharapkan demi
utnuk perbaikan makalah kami selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anggoro, M. Linggar, Teori
dan Profesi Kehumasan Serta Aplikasinya di Indonesia, (Jakarta: PT Bukmi Aksara. 2000)
Frank Jefkins, Public
Relations, (Airlangga, Jakarta, 1995)
Kustadi Suhandang, Public
Relation dan Media Komunikasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 20003)
[1] Anggoro, M. Linggar, Teori
dan Profesi Kehumasan Serta Aplikasinya di Indonesia, (Jakarta: PT Bukmi Aksara. 2000), h. 12
[2] Frank Jefkins, Public
Relations, (Airlangga, Jakarta, 1995), h. 9
[3] Frank Jefkins, Public
Relations, (Airlangga, Jakarta, 1995), h. 11
[4] Kustadi Suhandang, Public
Relation dan Media Komunikasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 20003),
h. 19
[5] Pride Ia, Digital
Public Relation, (Sumber: https://designerdigital777.dudaone.com diiunggah
pada 17 September 2017, pukul 21,00 Wib, dan diakses pada 28/05/2018 pukul
22.00 Wib
No comments:
Post a Comment